"OMG! Gue baru inget, kata Romi tadi katanya boneka serabut kelapa itu ada jiwanya Gayatri! Ya ampun!" Tania memegang kepalanya sendiri karena baru ingat dengan perkataan Romi beberapa saat yang lalu.
"Nah, kan!" Popon meledek Tania yang terlalu tertawa terbahak-bahak tadi.
"Kalo misalkan kita bakar nih boneka serabut kelapanya, otomatis Gayatri kebakar juga nggak sih?" tanya Aisyah.
"Gue kagak tau, tapi kayanya bakalan kebakar juga dah." Tania menerka-nerka.
"Kita coba aja, siapa tau kebakar juga." Ajak Popon.
"Tapi gimana caranya ngambil boneka itu dari Kevin? Kevin bener-bener megang boneka itu erat banget!" tutur Almira.
"Kita buat Kevin kemana gitu kek, nah habis itu kita bakar bonekanya dan sebelum itu kita harus nyediain boneka serabut kelapa yang baru supaya dia nggak curiga sama kita-kita." Saran Popon.
"Oke-oke! Ayo kita mulai!" Tania.
Kembali ke gudang rumah Tono, ketika darah Sumelika sudah menetes
Nana terbang dan keluar dari gudang melalui jendela, tubuhnya mendadak bercahaya lalu besar dengan sendirinya, besarnya sebesar rumah Tono yang megah. Saat keluar sayap Nana langsung menggebar-gebar dengan suara yang cukup bising. Setelah Nana besar, Sumelika berubah menjadi seorang ratu yang memakai gaun armor berwarna biru muda, tiara, perhiasan dan memegang samurai yang berwarna biru muda juga. Sumelika juga mendadak duduk di atas badan Nana, dia berada di langit yang dipenuhi badai salju!"Sumelika?" Arsela terkejut melihatnya."Ini dia ratu naga, Sumelika! Xixixi ..." Nana, tertawa kecil lagi.Arsela, Bani dan Hamalia hanya bisa tercengang dan kaget melihat ini semua.Di ruang tamu rumah Tono, nampak Gayatri terus mengeluarkan kobaran api dari mulutnya hampir ada 2 jam Gayatri melakukan ini tanpa berhenti. Mata Gayatri memerah karena semburan apinya sendiri yang keluar dari mulutnya secara terus-menerus. Beberapa lama kemudian, Gayatri berhenti. Dia
"Ini dia bonekanya." Aisyah menunjukan boneka serabut kelapa kepada semua teman-temannya yang berada di sana. Boneka itu cukup seram, seperti boneka santet."Ayo buruan, kita coba bakar aja." Ajak Popon."Tapi yakin kalo Gayatri yang bakalan kesakitan dan kebakar?" Aisyah, ragu-ragu."Yakin, Syah. Gayatri aja bisa selamat terus mendadak muncul di hadapan Kevin waktu dia dalam bahaya, sebelum itu Kevin olesin cairan racun kadal dulu ke bonekanya." Ucap Romi."Sebentar, gue ambil korek apinya dulu dari dapur." Tania.Di dalam rumah Tono, ritual pembuatan monster masih berlangsung. Namun, kini Gayatri mengeluarkan kekuatannya melalui kedua telapak tangannya, setelah beberapa lama melakukan ini, Gayatri terdiam sejenak. Sedikit menghela napas karena ada sesuatu yang tak enak dan menjanggal di dalam hatinya."Ada apa, Gayatri? Apa ritual pembuatan monsternya sudah selesai?" tanya Tono, tak sabar melihat wujud monster yang dibuat oleh Gayatr
"Ohh, pasti ngelakuin sesuatu yang ada kaitannya sama Gayatri ya sampe-sampe wajah kalian ketakutan kaya pencuri yang ketangkap basah!" ucapan Kevin begitu membuat mereka semua semakin gemetaran, mereka sangat takut dengan ucapan Kevin yang begitu mengerikan itu."Nggak! Nggak ada, Kevin." Aisyah menyakinkan Kevin."Terus ini apa?" dari balik tangan Kevin terdapat boneka serabut kelapa palsu yang sudah dirancang oleh Aisyah dan teman-temannya untuk mengelabui Kevin."Kalian pikir gue kagak tau apa hah, kalo si Popon diem-diem nuker boneka serabut kelapa yang asli sama yang palsu kaya gini?" bentak Kevin seraya melemparkan boneka serabur kelapa palsu ke lantai lalu ia menginjaknya sampai serabut kelapanya tak karuan kemana-mana."Dan ini! Bau ini! Bau racun kadalnya Gayatri! Boneka Gayatri yang asli ada bau racun kadalnya, woy!" teriak Kevin."Kalian kenapa bakar boneka serbut kelapa Gayatri? Kenapa, hah! Dasar pada kagak punya hati lo p
"Romi, sekarang udah mau waktunya sholat dzuhur. Sekarang kamu ke atas untuk adzan, jangan lupa adzannya harus kedengeran ke seluruh penjuru ya, gunain corongnya untuk bikin suara kamu bergema dimana-mana." Aisyah pada Romi."Tapi botolnya, Syah?""Botol biar kami yang urus, Rom. Lo adzan aja dulu, kalo kondisinya balik lagi ke semula dan stabil pastinya bakalan lebih enak hawanya. Botol biar aja kita yang urus," Tania.Romi pun mengambil air wudhu dan ke loteng membawa corong untuk mengumandangkan adzan sholat dzuhur, mudah-mudahan dengan adanya adzan kembali di Desa Tengkorak membuat mantra ikatan Gayatri itu musnah dan hancur dalam sekejap seperti jiwa Gayatri tadi.Adzan dikumandangkan terlebih dahulu sebelum Nana menghembuskan hawa panas ke Desa Tengkorak dan sekitarnya. Adzan Romi begitu merdu dan juga fasih, membuat orang-orang yang mendengarkannya merasakan syahdu dan hidmat yang luar biasa. Setelah adzan berkumandang, benar saja, bada
"Dan Gayatri Sundari ... ada di sini!" mereka semua kaget dan ketakutan melihat Gayatri dengan wujud manusia setengah kadal muncul di balik Kevin, mereka tak menyangka Gayatri si siluman kadal kembali dengan secepat ini. Popon bergidik ketakutan dan langsung memegang tangan Aisyah karena takut diserang dan diterkam langsung oleh Gayatri karena ingin membalas dendam.Kali ini penampilan Gayatri berbeda, kulit wajah dan tangannya menjadi cokelat dan bersisik kasar sama seperti kulit kadal.Kevin tertawa dan meringis ke arah Popon, Popon semakin trauma dengan apa yang sudah ia perbuat pada Gayatri dan juga Kevin, " Syah! Ini gimana? G-gue takut kalo sampe mereka berdua apa-apain g-gue!""Tenang, ada kita semua di sini, Pon!""Kalian pikir, aku bisa dikalahkan begitu saja ya? Hahaha! Kalian salah besar, mana mungkin siluman yang berumur ratusan tahun bisa dikalahkan dalam sekejap oleh kalian semua yang masih kanak-kanak berumur belasan tahun dan k
Di rumah Tono. Tono begitu kebingungan dengan monster yang dibuat Gayatri ini, sedari tadi pagi monster yang dibuat oleh Gayatri tak kunjung berubah menjadi bentuk yang sempurna, malahan terus saja membentuk bayangan monsternya yang agak-agaknya seekor singa. Gayatri mendadak muncul kembali di dekat Tono bersamaan dengan Kevin. Tono yang shock dibungkam dengan penjelasan dari Gayatri tentang semua yang telah terjadi. Tono nampak kaget mendengarnya, diam-diam tim dari kubu Sumelika satu langkah lebih maju dibandingkan tim dari kubu Tono."Kau tenang saja, Tono. Aku sudah ada di sini dan kembali berkat apa yang dilakukan oleh suamiku ini, hahahaha!""Kevin? Anak tengil seperti dia bisa membangkitkanmu kembali? Apakah itu benar?" tanya Tono, tak percaya dengan apa yang ia dengar dari Gayatri ini."Iya! Dia yang telah membangkitkanku lagi."Terjadilah kilas balik, dimana Aisyah dan kawan-kawannya sedang melakukan sholat dzuhur berjamaah di dapur b
Saat di Curug Bubble Ice, mereka melihat ada sebuah rumah kue jahe di sana. Baunya saja sudah menyengat dan membuat semua orang di sana sangat ingin memakan kue jahe. Mereka memasuki rumah kue jahe, di sana mereka dikejutkan oleh seseorang yang tak asing lagi bagi mereka semua, dia adalah Bu Iis! Bu Iis saat itu sedang membuat kue jahe yang begitu banyak."Bu Iis?" mereka yang terkejut.Bu Iis tersenyum dan langsung memeluk Sumelika."Sumelika!" betapa bahagianya Bu Iis ketika melihat Sumelika berada di hadapannya.Mereka semua heran, kenapa Bu Iis memeluk Sumelika dengan sebegitu bahagianya? Bukannya Bu Iis adalah musuh bubuyutan Sumelika yang sudah mati? Tapi kenapa dia ada sekarang?"Akhirnya kalian semua datang kemari, kemarin Ibu sudah pasrah, sepasrah-pasrahnya melepaskan semua kenangan bersama kalian. Tapi alhamdulilahnya, kalian semua datang kesini, hiks-hiks-hiks." Bu Iis menangis haru melihat kedatangan mereka semua."B
"Aisyah! Gue kan belain Sumelika sama lo juga, kenapa lo malah marah-marah ke gue? Emang gue salah apa hahh? Halahhh, kagak tau terimakasih amat sih lo, Syah! Dasaarrr!" Tania mendorong Aisyah sampai terjatuh, dia juga sempat mendorong Popon dan juga Sumelika yang mencoba menenangkannya dari kemarahan besar kepada Bu Iis.Brakkkk!"Udah, Tania! Jangan kek gini, udah!"Brakk!Desti yang menenangkan Tania, malah ikut didorong oleh Tania sampai Desti tersungkur ke lanti."Tania! Sabarrr! Tahan emosi, Tan! Tahan emosii!" Arsela."Cipratin air, Sel! Cipratin air! Kayanya Tania kemasukan! Ayoo cepetan!" suruh Irene. Seketika Arsela dan Bu Iis membawa air dari dapur, mereka berdua membacakan ayat kursi lalu mencipratkan air ke wajah Tania secara terus menerus.Crakkk!Crakk!Crakkkk!Crakk!Tania semakin marah, tapi untung saja Irene menahan kedua tangan Tania agar tak melakukan hal yang tidak-ti