Sekarang waktunya pulang sekolah, di Sekolah Menengah Atas 1 Nusa (SMANSA), anak dari Malika yang bernama Sumelika dirundungi oleh para teman-temannya di gudang sekolah. Sumelika Prameswari adalah remaja perempuan cantik dan sangat modern yang periang, ia juga cukup pintar, akan tetapi Sumelika sangat pelit dalam memberikan jawaban-jawaban ke teman-temannya, hingga beberapa orang yang sangat pemalas merundunginya. Rundungan fisik dan verbal ia terima, hal ini sudah biasa menurutnya, ia tak melawan, tetapi jika ada suatu rundungan yang sudah melewati batasannya, maka ia akan murka.
"Heh, Lik! Lo ini ya, jadi orang pelit banget! Tadi kita cuman minta jawaban matematika malah kagak dikasih! Padahal cuman 1 nomor doang, dasar lo!" bentak Fanny, remaja perempuan dengan rambut dikepang.
"Tau nih, gara-gara lo ya, kita dimarahin habis-habisan sama bu Beti!" teriak Kevin, penuh dengan luapan emosi. Kevin ialah remaja lelaki yang sangat tampan, dirinya kerap berpenampilan hits mengikuti model era sekarang, tak jarang banyak siswi perempuan yang mengejar-ngejarnya. Meski wajahnya tampan, tetapi hatinya bengis, tak berguna memang.
"Woy, inget kalo lo pelit, kuburan lo auto sempit!" Fanny, melotot kepada Sumelika.
Sumelika hanya tertunduk, tak menganggap cacian dari Fanny dan Kevin. Ia tak peduli temannya mencacinya, mereka berdua hanya membicarakan omong kosong. Mereka bagaikan seorang anak kecil, jika dilawan akan membalas, jika dibiarkan terus melakukannya sampai puas.
Tak ada gunanya jika Sumelika memberikan jawaban hasil pemikirannya kepada mereka, toh siapa mereka? Mikir? Tidak! Membantu? Tidak! Merundungi? Iya! Mereka hanyalah manusia yang datang di saat ada butuhnya saja, ia tak sudi memberikan jawabannya kepada mereka, kecuali kepada sahabat-sahabatnya. Kepada sahabatnya ia selalu memberikan jawaban, karena sahabatnya selalu membantunya dan ikut berpikir. Nah mereka? Mereka hanyalah ingin mendapatkan jawaban untuk mendapatkan nilai dari guru dari hasil pemikiran Sumelika yang terkuras, sudah itu saja. Tak tahu diri bukan?
Sumelika tak takut dengan mereka, sekarang yang ia pedulikan hanyalah kebahagiaan kedua orang tuanya, sahabatnya dan dirinya sendiri. Di saat mereka berdua sedang mencaci maki sekaligus mencela Sumelika, Sumelika malah asyik-asyikan menghapal rumus kimia di otaknya. Memang, Sumelika sangat menyukai pelajaran kimia, sekarang dia sedang persiapan untuk mengikuti olimpiade kimia yang akan dilaksanakan besok di kota Bandung.
"Woy, ngemeng lu! Kagak usah diem aja, jangan-jangan lu bisu ya! Atau lu ini kagak bisa denger?" maki Kevin, sang mulut setan.
"Hahaha, takut? Bilang, Karyawan!" Fanny, menambahkan makian dari Kevin.
"Huuu, ortunya kagak bisa didik anak kali ye, makannya jadi penakut plus pelit kaya gini anaknya, ck! Hahaha!" Kevin semakin membabi buta, amarah mulai menyelimuti pikiran dari Sumelika yang kedua orang tuanya mulai dihina di depannya secara langsung.
Sumelika mengepalkan tangannya, ia marah, sangat marah!
"Sekarang mending kita kunciin dia di sini, biar tau rasa. Nanti Ibu sama bapaknye nangis-nangis, hahaha." Fanny.
"Ayoo! Hahaha!"
"Tunggu lo berdua!"
Sekarang kesabaran Sumelika habis, kepalan tangan yang ia tahan, seketika muncul bulu yang sangat lebat, dan kuku yang tajam bagaikan pisau. Sekarang kedua tangan Sumelika menjadi tangan serigala! Sontak, Kevin dan Fanny kaget setengah mati, mereka ketakutan. Mereka berdua mencoba untuk keluar dari gudang, akan tetapi pintu gudang malah tertutup secara sendirinya dengan cukup kencang.
Brakkk!
"Lo berdua ya, kurang ngajar! Didiemin makin ngelunjak! Lo pada boleh ngehina gue! Tapi jangan orang tua gue, kalo lo berdua tetep nekat, gue bakalan buat kalian berdua nyesel sekarang juga!!"
"Auuuuu!" Entah mengapa, tiba-tiba saja dengan refleks Sumelika mengaung layaknya seekor serigala, hal itu membuat Fanny dan Kevin semakin ketakutan sekaligus bergemetar hebat.
Sumelika mencakar mereka berdua dengan cakaran maut serigala.
Srett!
Sret!
Srett!
Srett!
Sumelika mencakar tangan Fanny dan Kevin bertubi-tubi sampai-sampai tangan mereka berdarah-darah karena cakaran Sumelika. Sumelika tak menyangka ia mendapat kekuatan super yang bisa melukai orang yang menindasnya seperti ini, ini terjadi secara mendadak dan sangat tiba-tiba. Sumelika berusaha untuk tenang, tenang dan tenang. Lalu ia mulai memarahi Fanny beserta Kevin agar mereka berdua bisa jera, dan tidak akan merundungi Sumelika dan kedua orang tuanya lagi. Fanny dan Kevin terlihat menangis histeris di sana, memalukan!
"Jangan main-main lagi ya! Kalau kalian berdua main-main lagi sama gue, habis riwayat lo berdua!" Sumelika melotot. sebari merauk telapak tangan mereka berdua.
"Gue bisa ngelakuin apa aja yang lebih parah dari ini! Paham?" ancam Sumelika, hingga mereka berdua pipis di celana karena sangking ketakutannya.
"A-Ampun! Ampun." Cakap Kevin yang sangat ketakutan dengan kemurkaan Sumelika.
"Maaf ..." ucap Fanny, sebari menangis kesakitan.
Darah terus mengucur, beberapa lama kemudian mereka berdua malah pingsan dengan kondisi kedua tangan yang bersimbah darah.
Sumelika melawan para teman-temannya sampai kulit tangan mereka semua berdarah dan harus segera dilarikan ke rumah sakit. Entah bagaimana ceritanya ia bisa mempunyai kekuatan super seperti ini, hal ini sangat aneh baginya, sangat-sangat aneh! Setelah pergi dari sana, tangan Sumelika berubah menjadi tangan manusia normal kembali.
Malam pun tiba, sang purnacandra menerangi cakrawala menggantikan sang surya, tampak bintang-bintang menerangi cakrawala juga, menambahkan penerangan pula di malam hari yang sangat gelap nan sepi. Di rumah keluarga Sumelika yang berada di perumahan Majalengka Asri, Malika dan Sumedh berkumpul di ruang keluarga, menonton acara talk show yang bernuansa komedi. Di sana, Malika membicarakan rencana kepergiannya selama beberapa hari ke Desa Tengkorak untuk memeriksa kondisi kesehatan manusia serigala kepada sang suami, yaitu Sumedh. Sumedh adalah seorang guru IPA di SMPN 1 Nusa, jaraknya hanya beberapa langkah dari sekolah Malika yaitu SMAN 1 Nusa.
"Hah? Jangan deh, Sayang. Nanti kalau kamu kenapa-kenapa gimana? Kan bahaya! Apalagi kamu enggak mengira kah, kalau itu cuman modus penipuan? Soalnya setauku manusia serigala cuman ada di film-film doang, di dunia nyata enggak ada tuh." Duga Sumedh, dugaan Sumedh sama seperti dugaan Suster Anna dan Suster Amalia yang khawatir di rumah sakit tadi siang.
"Hmm, ayolah, Suamiku. Jangan berpikiran aneh-aneh. Sebelum aku memutuskan untuk pergi ke sana, aku juga udah mikirin soal ini kok supaya aku yakin. Lagian kalau aku di sana, misalkan mati atau kenapa-kenapa, aku ikhlas dan pasrah kepada Sang Kuasa, karena niatku ke sana baik, hanya untuk membantu saja." Tutur Malika, yang lagi-lagi menjelaskannya kepada orang yang tak mempercayainya.
"Kalau benar, pasti manusia serigala itu manusia yang kena penyakit dan sangat butuh pertolongan rumah sakit, lalu alasan Ibu tadi memanggil Dokter karena mereka yang tak bisa menjangkau rumah sakit."
"Kamu tau kan Desa Tengkorak? Ternyata Desa Tengkorak bertepatan dengan tempat panti asuhanku, jadi aku bisa mampir dulu ke bu Aminah dan mas Galang, hehe." Ucap Malika, lagi. Demi membujuk Sumedh untuk menyetujuinya ke Desa Tengkorak.
"Kalau gitu, yaudahdeh, Sayang. Semangat buat kamu."
"Makasih ya, Yang."
Akhirnya Sumedh mengizinkan istrinya pergi ke Desa Tengkorak. Malika sangat bahagia mempunyai suami yang sangat pengertian seperti Sumedh. Setelah mendapatkan izin, tiba-tiba saja Sumelika datang dan bercerita kepada kedua orang tuanya, kalau tadi di sekolah tangannya berubah menjadi tangan serigala untuk melawan teman-temannya. Alih-alih khawatir, Sumedh dan Malika malah terkekeh dan menganggap itu sebagai lelucon yang biasa disebut prank oleh anak jaman sekarang.
"Hahahahaha!" kekeh Sumedh sebari memegang perutnya.
"Ya ampun, Mel! Mel! Ada-ada aja kamu, kamu pikir orang tua seperti kita ini bisa diprank aja? Hadeh, enggak bisa atuh, karena tua-tua begimi, kami tetap hits, hahaha."
"Mah, Pah, Sumelika enggak ngeprank kok, beneran deh." Ujar Sumelika, yang agak sedikit kesal.
"Aduh, Mel. Mana ada ya kamu punya kekuatan super jadi serigala, paling-paling cuman ngehalu, haha." Malika, yang tak henti-hentinya tertawa.
Sumelika akhirnya kembali ke kamarnya untuk melanjutkan menghapal rumus-rumus kimia, daripada semakin kesal.
Pagi harinya, Malika bersama kedua susternya yang bernama Suster Anna, dan Suster Amalia pergi ke Desa Tengkorak dengan menggunakan mobil milik Rumah Sakit Pelita Kesehatan. Sekitar 5 jam mereka sampai di Desa Tengkorak, itu pun mereka harus berjalan kaki dulu selama 1 jam lebih dari hutan belantara, dikarenakan tidak akses masuk mobil di sana.Karena tak ada akses masuk mobil, alhasil mobil mereka dititipkan dahulu ke panti asuhan Majalengka, panti asuhan Malika dulu. Di sana, Malika bertemu dengan Bu Aminah dan Galang yang sudah tumbuh dewasa. Bu Aminah sangat tak menyangka bahwa Malika sudah menjadi orang hebat. Setelah berbincang lama, mereka bertiga menuju ke Desa Tengkorak dengan berjalan kaki.Desa Tengkorak ialah sebuah desa yang berada di tengah hutan, di sana ada teknologi tetapi sangat minim. Belum ada sekolah, ataupun sebuah puskesmas. Di sana hanya ada tiang listrik, dan rumah-rumah yang masih gubuk, di ujung desa Tengkorak terdapat sebuah rumah
Di sekolah SMAN 1 Nusa, pagi tadi Sumelika memenangkan olimpiade kimia di Bandung yang membuatnya menjadi kebanggaan sekolah. Sumelika mendapatkan gelar juara pertama olimpiade kimia tingkat SMA se-provinsi Jawa Barat, alangkah senangnya Sumelika bisa memenangkan olimpiade ini. Ia mendapatkan uang pembinaan, sertifikat, sovenir, medali penghargaan dan piala berkaki dua yang akan diserahkan ke pihak sekolahnya. Sekarang tampak Sumelika sudah sampai di sekolahnya, dan langsung dipanggil ke lapangan karena pak Kepala Sekolah akan memberikan penghargaan yang tinggi kepada Sumelika. Para siswa-siswi berkumpul di lapangan upacara, melihat Sumelika mendapatkan banyak sekali hadiah dari Pak Kepala Sekolah. Setelah perlombaan ini ia menangkan, pihak sekolah akan mengirimkan Sumelika sebagai peserta ke lomba olimpiade kimia tingkat nasional lalu setelahnya baru ke tingkat internasional. Sumelika memang sangat pintar seperti kedua orang tuanya.Saat ini, Sumelika menjadi trending t
Pagi di Desa Tengkorak. Setelah bersih-bersih, Dokter Malika membicarakan apa yang ia lihat semalam kepada Suster Anna dan Suster Amalia. Dokter Malika membicarakannya di kamar, tentunya secara diam-diam."Iya, Dok. Aku juga lihat kok! T-Tapi aku kira itu mimpi!" papar Suster Anna, kepada Dokter Malika. Suster Anna mengalami juga apa yang dialami oleh Dokter Malika."Aku lihatnya di jam 11 malam, Dok. Aku inget banget itu. Aku kan mau bangun, aku sempat lihat jam tangan udah jam 11 malam, tapi aku ngantuk berat, jadi tidur lagi kaya Dokter. Sewaktu aku mau tidur, aku sedikit melek, terus aku lihat ada perempuan pake pakaian putih lagi nangis di deket pintu kamar, Dok!" sambung Suster Anna, menuturkan kisahnya."Eh, kalau aku mah lihatnya dia lagi nempel di dinding, kaya cicak. Dan pas lihat itu, aku langsung ketindihan, dan lama-kelamaan aku malah tidur lagi. " Ucap Suster Amalia.Suster Anna dan Suster Amalia, mereka berdua sama melihatnya,
Malika masuk ke dalam gudang, sesampainya di sana, Malika shock berat karena menemukan banyak sekali bulu-bulu serigala yang berserakan di mana-mana. Ia juga melihat banyak sekali tulang belulang dan kerangka tengkorak manusia serigala yang masih menyatu. Bau di sana sangat tak sedap, pencampuran darah kering, debu dan barang-barang berkarat, membuat Malika batuk-batuk. Tampak lantai di sana dipenuhi banyak darah yang sudah mengering, kemungkinan darah itu adalah darah dari manusia serigala.Selain semua itu, di sana terdapat banyak rak yang diisi dengan ribuan buku, terdapat juga kursi, lemari, bahkan batu air mancur yang sudah rusak. Masing-masing barang ditutup kain besar berwarna putih, tentunya setiap barang yang ada di sana dipenuhi hama dan debu. Malika menyesuri gudang, tanpa sengaja Malika menemukan sebuah buku yang sangat tebal di lantai yang kotor."Buku apa ini?" heran Dokter Malika.Buku yang ia lihat sepertinya sangat menarik. Namun, sayan
Di sisi yang lain, di tengah waktu senggangnya Dokter Malika sedang membaca kitab yang ia temukan di gudang, ia baca di kamarnya. Di dalam kitab serigala tersebut ditemukan banyak rahasia keluarga yang dikutuk menjadi manusia serigala karena sebuah harta karun. Pertanyaan di kepala Malika tentang keluarga ini sekarang telah ia ketahui dalam waktu sekejap."Di sini tertulis, kitab ini adalah kitab kutukan yang diberikan ratu serigala kepada keluarga Petni yang sejarahnya akan ditulis dengan sendirinya sesuai dengan kutukan yang sedang dan telah terjadi. Buku ini ditulis dengan kekuatan ratu serigala yang tersimpan di kitab ini secara otomatis. Setiap keluarga Petni yang mati, yang akan menjadi manusia serigala dan yang sedang menjadi manusia serigala, semuanya akan tercatat di dalam kitab ini. Setelah 7 generasi mendapatkan kutukan, maka kitab ini akan lengkap, lalu kitab ini akan tersimpan ke dalam museum yang ada di kerajaan serigala." Dokter Malika, yang membaca kitab itu de
Sedari tadi sore, Dokter Malika dan kedua susternya mengurus keadaan manusia serigala yang berteriak-teriak kesakitan, ditambah suhu badannya sangat panas bagaikan orang yang sedang dibakar hidup-hidup. Suster Anna dan Suster Amalia memakaikan tabung oksigen dan memasangkan alat denyut jantung ke manusia serigala, tampak sekarang manusia serigala itu dipenuhi dengan alat-alat medis seadanya yang mereka bertiga bawa dari rumah sakit. Dari alat pendeteksi denyut jantung, terlihat bahwa jantung manusia serigala itu berdetak dengan amat kencang. Selain itu, manusia serigala tersebut merasakan sesak napas yang parah, sampai ia terengah-engah.Dokter Malika dan para susternya kebingungan, karena mereka bertiga telah melakukan segala cara untuk membuat manusia serigala kembali normal, akan tetapi mereka sudah melakukan cara, hasilnya nihil, tak ada reaksi sama sekali yang ditimbulkan oleh manusia serigala itu.Sampai malam hari, keadaan tetap sama. Namun, suasananya
Sumelika dalam ketakutan yang luar biasa, para sahabatnya di kelas, sangat heboh ketika Sumelika menceritakan bahwa ia adalah keturunan serigala. Tampak sekarang Tania, Desti dan Aisyah berkumpul di bangku Sumelika untuk membicarakan tentang manusia serigala."Hah? Pantesan lo nyerang mereka bertiga sampe masuk ke rumah sakit! Ternyata ini toh penyebabnya!" Tania yang merasa tercengang dengan apa yang dikatakan oleh Sumelika."Aduh, kok bisa sih, Mel? Padahal kan selama ini lo normal-normal aja. Apa lo disantet? Atau dapet kiriman dari dukun gitu?" tebak Desti, tak percaya."Kagak, Des. Kata Pak Kyai Ujang sih gue kagak disantet, lagian kan gue udah diruqyah tapi kagak ada reaksi." Jawab Sumelika, menyakinkan."Jadi fix lo keturunan manusia serigala, Mel?" Aisyah, memastikan."Kagak tau juga sih, Syah. Nanti setelah Mama gue datang dari desa Tengkorak baru gue sama Papa tanya ke dia. Doain ya, Guys, supaya gue bukan keturunan seri
Malam semakin larut, di jalan raya kota Majalengka yang dipenuhi kendaraan, terlihat Nenek Sumitra tergopoh-gopoh sebari membawa bakul yang berisi kitab kisah keluarga Petni di trotoar. Dari siang, Nenek Sumitra berjalan kaki dari desa Tengkorak tanpa ditemani oleh siapapun dan tanpa kendaraan sama sekali. Nenek Sumitra lelah, Nenek Sumitra juga sampai berkeringat dingin, tetapi ia rela menahan semua penderitaan ini, demi bisa bertemu kembali dengan Malika, anak dari Tarini yang sudah ia ketahui sekarang. Tampak Nenek Sumitra mencari-cari rumah sakit Pelita Kesehatan, tetapi tak kunjung ia temukan. Ia menanyakan orang di sana tentang keberadaan rumah sakit Pelita Kesehatan dan katanya jikalau rumah sakit itu sangat jauh dari keberadaannya sekarang.Tak putus harapan, ia pun terus berjalan, hingga akhirnya ia menyebrang jalanan, tetapi tak sengaja mobil berwarna putih menyerempet Nenek Sumitra, seketika Nenek Sumitra terjatuh di sana. Pemilik dari mobil itu keluar, ingin melih
Keesokan harinya, Sumelika melihat hari ini yang begitu cerah, nampaknya ia akan pulang ke masa depan hari ini juga. Setelah sholat tahajud, Sumelika membereskan barang-barangnya dan dimasukan ke dalam tas ransel. Sudah begitu banyak yang kenangan yang terukir di masa lampau, banyak pembelajaran yang ia dapatkan dari kedatangannya kemari. Sumelika belajar bahwasanya kita harus berhati-hati dalam segala perbuatan, karena siapa tahu perbuatan biadab yang sekarang kita lakukan akan menjadi sebuah kutukan yang menimpa generasi yang akan datang. Sumelika juga belajar, bahwa kita harus senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Dengan tak ada teknologi, membuatnya susah melakukan apapun tapi dengan mudahnya orang di zaman dulu bisa hidup tanpa adanya teknologi.Sumelika sangat berat pergi dari Desa Tengkorak, dia harus rela berpisah dengan bu Iis, Romi sampai Rindu. Ketiga orang itu benar-benar membantu dirinya di masa lampau sampai semua misinya berhasil, wal
Kebahagiaan merundungi Sumelika dan semua kawan-kawannya, tak sangka akhirnya misi yang selama ini mereka perjuangkan untuk menghentikan kutukan di masa lalu ternyata berhasil. Saudara-saudara Tono menyesal karena telah mengikuti apapun yang dikatakan oleh Tono, padahal sudah jelas Tono sesat dan perbuatannya sangat merugikan."Maafkan kami ya, Sumelika, Hamalia ... kami dari kecil sudah dididik oleh kak Tono sampai-sampai kami tak tahu yang mana yang benar dan mana yang salah, bahkan kami sangat gila dengan harta dan kekayaan duniawi yang fana." Johan selaku perwakilan dari saudara-saudara Tono meminta maaf ke hadapan Sumelika dan yang lainnya."Iya, tidak apa-apa, Pak. Yang penting kutukan dari ratu serigala sudah berhasil dihentikan, mulai hari ini tak ada lagi kutukan yang akan menimpa keturunan berikut-berikutnya. Dan pastinya pun semuanya normal, mudah-mudahan seperti ini terus. Oh iya, Pak, saya berpesan supaya berhati-hati dalam berperilaku karena j
Saat Tono akan melepaskan peluru dari senapan, tiba-tiba ..."Tonoooo!!!" terdengar suara teriakan seorang perempuan dengan nada yang sangat tinggi, suara perempuan itu terdegar serak sekaligus berganda-ganda, suaranya ini berbeda dari siluman yang biasa ditemui di misi petualangan Sumelika kemarin, suaranya memiliki 10 kali lipat yang membuat seseorang yang mendengarnya bergidik ketakutan.Datanglah sesosok perempuan cantik bergaun hitam yang menggunakan mahkota serigala, dia datang bersama dengan 2 manusia serigala berwarna ungu yang membawa tameng dan pedang. Dia adalah Ratu Iravati, ratunya para serigala."Kurang ngajar!"Sreet!Ratu Iravati mencakar wajah Tono sampai wajah Tono berdarah, ia membalas Tono atas perilaku tak pantas yang dilakukan oleh Tono kepada para serigala-serigala di hutan kawasan Desa Tengkorak, ditambah lagi Tono sudah mencuri harta karun milik kerajaan serigala, Ratu Iravati sangat marah dan sangat murka kepada Tono
Tono membuka pintu goa emas serigala, seketika dari dalam keluarlah cahaya yang terpancar dari emas, permata dan berlian. Cahayanya begitu terang sampai-sampai menerangi hutan Desa Tengkorak, Tono tersenyum licik, ia sebentar lagi akan mendapatkan tujuannya yang selama ini ia incar. Tono memandangi semua harta karun yang ada di sana, dalam hatinya ia ingin membawa semua harta karun itu ke gudang emasnya. "Hahaha! Akhirnya, saya bisa mendapatkan tujuan saya yang sudah saya pendam selama bertahun-tahun! Hahaha! Sekarang tak ada lagi yang mampu menghalangi jalan saya lagi, tak ada yang mampu menghalangi jalan saya untuk menjadi orang yang paling kaya raya! Hahaha!"Mendengar Tono yang mengatakan hal-hal yang tak pantas, serigala-serigala penjaga goa emas serigala berdatangan dari dalam goa itu, mereka semua menyerang Tono dan juga semua saudara-saudaranya. Tono punya segala cara untuk menghalau badai yang menerpa dirinya sewaktu-waktu, sewaktu di alam naaglok Tono
DOOORRRR!Suara tembakan terlepas dari senapan. Suaranya terdengar dan bergema di telinga, mereka semua kaget tapi mereka berusaha untuk tenang dan tidak panik. Mereka tetap bersembunyi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ternyata oh ternyata sumber suara itu berasal dari senapan besar milik Tono dan para saudara-saudaranya yang sudah tiba di goa emas serigala, mereka semua datang dengan menggunakan baju besi dan membawa banyak sekali senjata dimulai dari sniper, senapan besar, pedang, samurai, pisau dan benda-benda tajam yang lainnya. Mereka melakukan ini demi bisa mendapatkan harta karun manusia serigala yang tersimpan di goa emas serigala."Itu Kak Tono!" ucap Hamalia memberitahukan soal kedatangan Tono kepada Sumelika dan yang lainnya.Mereka semua bersiap untuk membuat Tono dan semua saudara-saudaranya terkepung.Sesuai dengan aba-aba dari Sumelika mereka semua pun pergi mengepung Tono dari segala arah sampai-sampai Tono lagi semua
Keesokan harinya, pagi baru yang sangat ceria menyambut Desa Tengkorak. Pagi itu entah mengapa Sumalika sangat senang dan bersemangat tapi di hati terdalamnya ia merasakan ketakutan seperti ada sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat. Tak hanya perasaan takut, Sumelika pun merasakan cemas dan gelisah. Ia sepertinya akan berpisah jauh dari orang-orang yang ia kenal di masa lampau, seperti dengan Rindu, Romi, bu Iis, Hamalia, Bani sampai abang-abang tukang nasi goreng yang biasanya menjadi andalannya untuk menambah nafsu makan di masa lampau.Setelah sarapan, mendadak Sumelika dikejutkan dengan kedatangan Hamalia dan Bani, mereka berdua baru saja pulang dari rumah setelah kemarin. Saat mereka sampai, mereka berdua langsung mencari-cari keberadaan Sumelika. Sumelika yang mengetahuinya langsung menemui Hamalia dan Bani."Sumelika! Gawat, Mell!" ucap Hamalia, dengan nada penuh ketakutan dan kepanikan yang luar biasa."Ada apa i
Keesokan harinya, Bu Iis, Sumelika dan kawan-kawannya yang lain menyiapkan sarapan di dapur kembali, kali ini Sumelika dan kawan-kawan dibantu oleh Bu Iis dalam menyiapkan sarapan. Bu Iis sekarang memasak nasi sego tiwul kelapa untuk menu sarapan pagi hari ini, Bu Iis sangat pandai sekali dalam membuat masakan dan sarapan, hidangannya selalu saja mengugah selera.Dalam beberapa menit, Bu Iis sudah bisa menyiapkan makanan besar untuk dijadikan santapan sarapan orang-orang banyak yang singgah di rumahnya. Semua orang di sana benar-benar menikmati masakan Bu Iis, bahkan ada yang menambah nasi dan lauk-pauknya.Di tengah sarapan pagi yang hangat, ceria dan dipenuhi dengan semangat, mendadak menjadi hening dan dingin ketika mereka semua melihat Kevin yang keluar dari kamarnya dengan raut wajah yang begitu lesu dan datar. Di wajahnya nampak tak ada lagi tanda semangat hidup, dia begitu lelah. Semua orang sangat takut kepada Kevin, takut Kevin membabi buta lagi seperti
Malam tiba, Kevin mulai sadarkan diri. Di tengah malam yang sunyi itu, Kevin bangkit dan menuju ke kamar Gayatri, mencari Gayatri yang nyatanya sudah tak ada lagi di kamar itu. Ia memanggil-manggil nama Gayatri, berharap Gayatri muncul kembali di hadapannya."Gayatri! Gayatri!" dalam keadaan masih merasa sakit karena lukanya belum 100% pulih, ia paksakan mencari Gayatri karena ia sangat mencintainya setulus hati."Gayatrii!" sudah beberapa menit ia memanggil nama Gayatri, dia tak kunjung datang, ia memutuskan untuk berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama Gayatri supaya Gayatri bisa mendengar suaranya.Suara teriakan Kevin yang begitu keras, membangunkan Sumelika dan kawan-kawannya. Sumelika, Fanny dan Aisyah terbangun, mereka bertiga begegas ke kamar Gayatri untuk memeriksa keadaan Kevin."Astaghfirullahaladzim!" alangkah kagetnya mereka bertiga ketika melihat Kevin mengacak-acak kamae Gayatri untuk mencari Gayatri.Kevin me
Sumelika dan kawan-kawannya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Ratu Peri Alice dan semua peri yang sudah memberikannya alat teleportasi waktu. Sumelika mungkin akan pulang saat itu juga ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi terakhirnya yang merupakan inti dari perjalanannya ke masa lampau."Ini terlalu cepat, apa kalian tidak mau lihat-lihat alam peri dulu untuk melepas ketegangan sejenak? Aku harap kalian bisa menerima undanganku ini," tawa Ratu Peri Alice."Maaf, Ratu. Kami harus cepat-cepat ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi kami yang terakhir mungkin kami akan datang kemari lagi setelah kami menyelesaikan misi terakhir kami untuk menghentikan kutukan manusia serigala kepada leluhur kami yang masih hidup sekarang." Sumelika menolak tawaran Ratu Peri Alice dengan sopan."Baiklah kalau begitu, semoga misi kalian semua selesai dan kalian bisa memenangkannya. Kalau ada apa-apa hubungi aku lewat Peri Chahat yang ada di Curug Bubble Ice