Share

Part 9 - Possessed

Penulis: mzbk1411story
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sumelika dalam ketakutan yang luar biasa, para sahabatnya di kelas, sangat heboh ketika Sumelika menceritakan bahwa ia adalah keturunan serigala. Tampak sekarang Tania, Desti dan Aisyah berkumpul di bangku Sumelika untuk membicarakan tentang manusia serigala. 

"Hah? Pantesan lo nyerang mereka bertiga sampe masuk ke rumah sakit! Ternyata ini toh penyebabnya!" Tania yang merasa tercengang dengan apa yang dikatakan oleh Sumelika. 

"Aduh, kok bisa sih, Mel? Padahal kan selama ini lo normal-normal aja. Apa lo disantet? Atau dapet kiriman dari dukun gitu?" tebak Desti, tak percaya.

"Kagak, Des. Kata Pak Kyai Ujang sih gue kagak disantet, lagian kan gue udah diruqyah tapi kagak ada reaksi." Jawab Sumelika, menyakinkan. 

"Jadi fix lo keturunan manusia serigala, Mel?" Aisyah, memastikan.

"Kagak tau juga sih, Syah. Nanti setelah Mama gue datang dari desa Tengkorak baru gue sama Papa tanya ke dia. Doain ya, Guys, supaya gue bukan keturunan serigala. Gue takut banget deh sumpah, kalo dipikir-pikir banyak banget resiko yang harus gue tanggung kalo gue sampe jadi manusia serigala seutuhnya." Sumelika, yang sangat ketakutan. 

Di rumah sakit, Dokter Malika, Suster Anna dan Suster Amalia sudah pulang. Mereka sengaja tidak pulang ke rumah, karena mereka bertiga tidak mau sampai mengecewakan para pasien yang ada di rumah sakit. Di saat Dokter Malika sampai, Dokter Malika langsung disuguhkan dengan kedatangan seorang anak kecil laki-laki berusia 12 tahun yang baru saja kecelakaan motor karena telah memakai motor ugal-ugalan di jalan raya. Akibat kecelakaan itu sebagian kulit di kakinya mengalami luka parah sampai kulitnya sedikit robek, sehingga dia diharuskan untuk melakukan operasi kecil untuk menjahitnya. Karena Dokter Malika sudah sampai di sana, pihak rumah sakit memberikan tanggung jawab ini kepada Dokter Malika. Seketika dengan sigap Dokter Malika langsung bersiap untuk melakukan operasi kepada anak kecil itu. Sebelum melakukan operasi kepada anak kecil, Malika bersih-bersih terlebih dulu di kamar mandi lalu berdoa di mushola supaya operasinya lancar. 

Dokter Malika masuk ke ruangan operasi, dengan pakaian hijau yang merupakan pakaian khusus operasi tentunya. Saat operasi banyak darah di kaki pasien yang harus Dokter Malika hadapi dengan perasaan biasa dan luwes. Dokter Malika memulai operasi tersebut secara perlahan-lahan. Terlihat di robekan itu ada bebatuan aspal yang masuk dan menyangkut di sana. Dengan cukup hati-hati, ia ambil beberapa batu aspal yang menyangkut. Setelah selesai, saatnya pembersihan. Beberapa lama kemudian sesudah melakukan pembersihan, Dokter Malika mulai menjahit bagian kaki yang robek. Akan tetapi kejadian yang tak mengenakan terjadi.

 

"Huarghh! Huarghhh! Huarghh!" 

Pasien bocah lelaki tadi bangun, lalu berteriak-teriak kesakitan sekaligus ketakutan. Ia berteriak melihat Dokter Malika, bagaikan melihat hantu yang sangat menyeramkan. Para suster panik, apalagi Dokter. Dokter Malika menjauh dari sana, terlihat kaki pasien terrobek lagi dengan cukup lebar.

"Aduh, Sus. Apa Suster belum menyuntikan obat kepada pasien ini?" tanya Dokter Malika, panik.

"Sudah, Dok! Sudah!" jawab Suster Mega, yang sangat ingat betul apa yang ia lakukan. 

"Tolongg! Takut! Takuttt!" jerit pasien itu, sebari melemparkan alat-alat medis yang tertata rapih di sampingnya. 

"Suster!! Kalian suntikan anak ini, secepatnya! Sebelum luka robekannya membesar! Hal itu akan membuat kulitnya terbelelak kemana-mana!" teriak Dokter Malika, penuh ketegangan, sampai-sampai ia berkeringat dingin. 

"Kuat, Malika! Kuat!" batinnya, yang menguatkan diri melihat darah dan kulit pasien yang sangat membuat kepalanya pening dan pusing bukan kepalang.

Terlihat dengan sigap, salah seorang suster menyuntikan pasien itu supaya terlelap, dan syukurnya pasien tersebut langsung terlelap seketika. Operasi pun berlangsung kembali dan dalam 30 menit operasi itu selesai. 

Dokter Malika bersyukur operasinya berhasil, dia benar-benar trauma jika hal ini terjadi lagi karena hal itu sangat menyeramkan baginya. Saat dia akan keluar dari ruangan operasi, tiba-tiba saja kotoran cicak mendarat di atas kepalanya. Dokter Malika cepat-cepat masuk ke kamar mandi untuk membersihkan kotoran cicak itu. Entah mengapa sampai ada kotoran cicak yang menjatuhinya, padahal biasanya tak ada cicak di rumah sakit, apalagi tempatnya di ruangan operasi yang tentunya tempatnya harus steril dan bersih. Kata orang jaman dulu, jika seseorang terkena kotoran cicak di kepalanya maka kelam akan ada kesialan yang menimpa orang itu. Apakah kesialan akan menimpa Malika?

Dokter Malika sudah menyelesaikan tugasnya di siang ini, ia ada waktu beberapa jam untuk istirahat di ruangannya. Di dalam ruangan ia makan bubur dari kantin dan teh hangat produksi Nenek Sumitra yang baru saja ia buat. Di tengah ia makan, Suster Amalia datang, Amalia ingin bertemu dengan Dokter Malika. 

"Dok, aku mau nanya, tadi kok aku denger suara orang teriak-teriak dari ruangan operasi Dokter? Apa ada sesuatu, Dok?" tanya Suster Amalia, penasaran. 

"Ada, Sus. Itu tadi pasiennya bangun saat operasi sedang berjalan, padahal udah disuntik obat, tapi malah bangun. Aneh banget, kan?"

"Hah? Aduh, tapi selamat kan dan operasinya berhasil, Dok?" Suster Amalia, khawatir. 

"Iya, berhasil. Tapi jahitannya lebar kemana-mana gara-gara dia bangun, habis itu teriak-teriak. Dia sempat ngomong katanya dia takut, dan ngomong 'takut'nya malah ke arah saya. Kayanya dia takut sama saya, tapi kenapa ya? Baru kali ini anak kecil takut sama saya. Dan oh ya, saat saya keluar dari ruangan operasi, saya malah kejatuhan kotoran cicak." 

"Aduh, enggak beres nih. Dok, setau saya kalo ada orang yang kejatuhan kotoran cicak bakalan kena sial, Dok. Tapi jangan percaya ya, Dokter selalu berdoa aja supaya dijauhkan dari hal yang enggak seharusnya terjadi." Ucap Suster Amalia, yang berusaha menenangkan Dokter Malika. 

Malam tiba, Dokter Malika sangat lelah sekali, ia bagaikan akan pingsan karena sangking lelahnya, tetapi ia harus kuat karena malam ini adalah tugas terakhirnya di hari ini, lalu ia akan pulang dan bisa merebahkan diri di kasur empuk. Di rumah sakit, Dokter Malika membuka jam prakteknya, ia kedatangan pasien perempuan yang masih anak-anak, dia muntah secara terus-menerus, di saat sedang menunggu giliran juga ia memuntahkan isi perutnya ke kantung kresek hitam, entah dia sedang sakit apa sekarang. 

"Coba saya periksa ya, Bu." Ucap Dokter Malika, yang meminta izin kepada orang tua sang pasien.

Dokter Malika memeriksa keadaan anak perempuan yang mungil itu, pertama-tama ia memeriksa detak jantung pasien dengan menggunakan stetoskop, alat stetoskop berfungsi untuk mendengarkan suara dari dalam tubuh, salah satunya untuk mendengar suara detak jantung apakah stabil ataukah tidak. Saat Dokter Malika dengarkan, tiba-tiba ia mendengar suara lolongan serigala yang sangat menyaring.

"Auuuuuu!"

Lalu setelahnya diiringi detak jantung yang berdetak dengan kencang dan sangat keras.

DUG!

DUG!

DUG!

Ia tatap anak kecil itu. Namun, mata anak kecil itu berubah menjadi putih. 

"Graurghhhh!"

Astaga! Anak perempuan itu kerasukan! Seketika anak perempuan tersebut bertingkah aneh, ia bertingkah bagaikan seorang manusia serigala yang membabi buta. Anak itu melempar alat-alat medis, dan membuat ruangan praktek Dokter Malika hancur berantakan. Orang tua pasien berteriak ketakutan, pintu ruangan terkunci dengan sendirinya. 

"Hueeekk!" lagi-lagi perempuan itu memuntahkan seisi perutnya, sampai sangat parah sekali, setelah itu anak tersebut pingsan di tempat.

Dug!

Peristiwa itu sangat singkat, tetapi membuat Dokter Malika semakin ngeri. Setelah kejadian itu Dokter Malika lemas, ia tak sanggup lagi. Ia bingung, mengapa dari siang kejadian yang aneh terus terjadi? 

"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa aku ketempelan makhluk ghaib sewaktu bertugas di desa Tengkorak? Ataukah aku saja yang halusinasi? Astaga, pusing!" batin Dokter Malika yang terjebak dalam kebingungan. 

Bab terkait

  • Anathema: Back to the Past    Part 10 - Truth

    Malam semakin larut, di jalan raya kota Majalengka yang dipenuhi kendaraan, terlihat Nenek Sumitra tergopoh-gopoh sebari membawa bakul yang berisi kitab kisah keluarga Petni di trotoar. Dari siang, Nenek Sumitra berjalan kaki dari desa Tengkorak tanpa ditemani oleh siapapun dan tanpa kendaraan sama sekali. Nenek Sumitra lelah, Nenek Sumitra juga sampai berkeringat dingin, tetapi ia rela menahan semua penderitaan ini, demi bisa bertemu kembali dengan Malika, anak dari Tarini yang sudah ia ketahui sekarang. Tampak Nenek Sumitra mencari-cari rumah sakit Pelita Kesehatan, tetapi tak kunjung ia temukan. Ia menanyakan orang di sana tentang keberadaan rumah sakit Pelita Kesehatan dan katanya jikalau rumah sakit itu sangat jauh dari keberadaannya sekarang.Tak putus harapan, ia pun terus berjalan, hingga akhirnya ia menyebrang jalanan, tetapi tak sengaja mobil berwarna putih menyerempet Nenek Sumitra, seketika Nenek Sumitra terjatuh di sana. Pemilik dari mobil itu keluar, ingin melih

  • Anathema: Back to the Past    Part 11 - Tarini Comes

    Dokter Malika tersadar di sebuah tebing yang di langitnya terdapat bulan purnama besar, mungkin ini adalah alam mimpi Malika. Di sama dirinya bertemu dengan seorang wanita tua serigala kemarin, tetapi manusia serigala itu berubah menjadi wanita tua berkebaya yang sangat cantik, ia mirip sekali dengan Malika."Aku Ibumu, Nak." Ucapnya, kesedihan mulai terpancar dari wajahnya."I-Ibu?" Malika tak percaya bahwa pertamakali ia bertemu dengan sang Ibu meskipun hanya di alam mimpi.Di saat Malika mengetahui bahwa itu adalah sang Ibu tercinta, seketika Malika memeluk Ibunya dengan erat. Sebenarnya Malika tak percaya kepada orang-orang yang baru ia lihat, tetapi sekarang entah mengapa orang yang mengaku bahwa itu Ibunya itu langsung ia percaya, mungkin ini adalah ikatan batin yang bisa dirasakan oleh Ibu dan anak."Bu, kenapa Ibu enggak bilang kalau manusia serigala di desa Tengkorak itu Ibu! Hiks-hiks-hiks." Malika menangis histeris di pelukan

  • Anathema: Back to the Past    Part 12 - Kuntilanak Came Again

    Sumelika tak mau sampai sang Ibu dan dirinya menjadi manusia serigala, ia kira jika menjadi manusia serigala kita akan bisa berubah kapanpun, tetapi kita akan berubah selamanya. Sumelika harus berbuat sesuatu, ia mencoba mencari penangkalnya. Pertama, ia bertanya kepada Nenek Sumitra tentang penangkal, akan tetapi Nenek Sumitra berkata tak ada penangkalnya karena kutukan sudah terjadi 100 tahun yang lalu."Yang pasti tidak ada, tetapi mungkin jika dicari ada, Nak." Ucapnya, yang tak tahu pasti atau tidak.Ia pun bergegas ke rumah temannya yang sangat menyukai film serigala, Andra. Andra menyatakan tak ada solusi juga."Kagak ada kayanya, kutukan tetep kutukan. Lo tau kisah Malin Kundang? Dia dikutuk sama Ibunya jadi batu, dan kutukan itu kagak bisa dicabut lagi.""Tapi coba lo tanya ke temen lo yang lain, siapa tau mereka ada solusi yang bisa ngebantu lo." Sambung Andra.Sumelika akhirnya menemui Aisyah di pondok pesantrennya, keb

  • Anathema: Back to the Past    Part 13 - Back to the Past

    Di tengah malam, Aisyah, Desti dan Tania baru saja pulang dari pengajian akbar. Tampak mereka membawa makanan berkat yang sangat banyak sekali, tak sengaja mereka melewati jalanan pohon beringin, dan mereka melihat portal yang di depannya terdapat tas, tas itu tak asing bagi mereka. Aisyah menyadarinya, itu adalah tas milik Sumelika!"Hah? Jangan-jangan si Sumelika diculik sama makhluk ghaib?" duga Desti, khawatir."I-Iya, bisa jadi tuh! Soalnya kan dia manusia serigala!" ucap Tania."Aduh, gue takut deh kalo terjadi apa-apa sama si Sumelika!" papar Aisyah."Iya, gue juga takut! Mendingan kita masuk yuk untuk nolongin si Sumelika!" ajak Tania"Tapi ini kan b-bahaya, Tan!" Desti, ketakutan."Halah, ayo-ayo demi keselamatan sahabat kita, kita harus rela melakukan apapun!" Tania menarik pergelangan tangan Aisyah dan Desti lalu mereka masuk ke dalam portal waktu.Sebelummya Sumelika telah masuk ke dimensi waktu, terlihat

  • Anathema: Back to the Past    Part 14 - Malika's Suffering

    Sumelika sangat senang karena di masa-masa ia sedang sulit seperti ini, sahabat-sahabatnya ada untuknya. Aisyah, Desti dan Tania sangat setia kepadanya, ia sangat terharu dengan mereka. Sumelika pun memeluk mereka bertiga dengan menangis bahagia."Makasih ya, Girls. Kalian udah mau nemenin dan ngebantu gue di misi ini, hiks-hiks.""Yaelah, Mel. Santai aja sih." Desti, merasa tidak enak."Iya, Mel. Lebay banget sih pake acara nangis segala. Harusnya kita happy dong bisa jalan-jalan ke masa lalu, hehe." Tania, senang.Sumelika menghapus air matanya, dan tersenyum bahagia."Yaudah, ayo kita ke rumah keluarga gue.""Malam-malam gini?" Aisyah, yang merasa aneh."Bukannya enggak sopan ya, Mel? Terus kalo kita kesana belum tentu mereka percaya gitu aja, mungkin bisa aja mereka itu ngusir kita." Sambungnya."Kalian mau ke rumah keluarga Petni ya?" Ibu itu datang lagi."Iya, Bu. Tapi sepertinya enggak jadi

  • Anathema: Back to the Past    Part 15 - Romi Entry

    Keesokan harinya, di masa lampau, Sumelika terbangun di ranjang kayu tanpa alas dengan keadaan kening dibaluri dengan daun sirih, tadi malam setelah pulang mengurus bayi. Bu Iis yang mendengar bahwa kening Sumelika terluka karena ulah keluarga Petni, langsung khawatir dan mengobati Sumelika. Syukurlah Sumelika bisa terobati meski saat bangun ia merasa sakit kepala. Sumelika berterimakasih banyak kepada Bu Iis karena telah mengobatinya."Iya, sama-sama, Neng. Ini juga kan kewajiban Ibu, hehe. Lagian sih kamu, sudah dibilangin jangan deketin keluarga Petni, tapi malah bandel juga, jadi gini kan akibatnya." Ucap Bu Iis."Maaf, Bu. Ini juga mendadak banget." Jawab Sumelika, cengengesan."Oh yasudah, kalian pulang aja ya. Bukan mengusir atau bagaimana, tapi Ibu takut kalian kena siksa keluarga itu lagi. Hari pertama, Neng Sumelika terkena akibatnya, siapa tahu di lain hari Eneng-Eneng semua yang malah kena akibatnya juga?" takut Bu Iis.

  • Anathema: Back to the Past    Part 16 - Shooter

    Sumelika, Romi, Desti, Tania dan Aisyah sedang berjalan-jalan di Desa Tengkorak, Romi menjelaskan kondisi Desa Tengkorak. Katanya Desa Tengkorak termasuk desa yang subur dibandingkan desa yang lain, walaupun tempatnya terpencil dan terpelosok jauh. Olahan teh dan padi di sini berkualitas tinggi, pula banyak madu-madu unggul di sana. Seluruh para warga Desa Tengkorak adalah petani, baik itu perempuan maupun laki-laki, karena mereka bisa bertahan hidup hanya mengandalkan hasil panen perkebunan dan lahan yang mereka punya.Para warga Desa Tengkorak adalah seorang petani, tetapi tidak untuk keluarga Petni. Keluarga Petni ialah seorang pemburu, dan rentenir yang kejam. Baru saja mereka membicarakan perihal keluarga Petni, salah seorang dari keluarga itu terlihat sedang berkomunikasi dengan petani yang kaya raya di sana."Ohoo, iya, Pak. Baik, Pak, hehe. Uangnya pas! Secepatnya serigalanya akan saya kirim ke Bapak." Cakap Tono, tersenyum lebar kepada sang petani, yang

  • Anathema: Back to the Past    Part 17 - Sumelika's Family in Danger!

    Saat Tono salah sasaran, Tono tertawa terbahak-bahak bagaikan tak punya beban dosa. Sumelika melotot kepada Tono, Tono seketika berlari dengan kekehannya yang keras, memang keji. Saat Rindu sudah tertembak, Bu Iis datang, ia membawa Rindu ke rumahnya untuk diobati, Bu Arum pula ikut bersamanya.Setelah beberapa menit diobati dengan menggunakan bubuk kopi, perlahan Rindu tersadar, tetapi ia berteriak kesakitan. Luka bekas tembakan memang sangat sakit, butuh waktu beberapa bulan untuk memulihkannya.Hati Rindu sangat mulia, dia rela mengorbankan jiwanya sendiri demi orang yang sudah membantunya dan Ibunya. Sumelika pula tak menyangka bahwa Rindu akan menyelamatkan nyawanya dari tembakan Tono si bejat itu, ternyata suatu pepatah yang menyebutkan jika kita membuat 1 kebaikan, maka akan mendapatkan 10 kali lipat balasan itu memang benar adanya. Sumelika tak menyangka. Jika Rindu tidak ada, pasti maut sudah akan menjemputnya sekarang karena pada saat itu Tono akan meng

Bab terbaru

  • Anathema: Back to the Past    EPILOG

    Keesokan harinya, Sumelika melihat hari ini yang begitu cerah, nampaknya ia akan pulang ke masa depan hari ini juga. Setelah sholat tahajud, Sumelika membereskan barang-barangnya dan dimasukan ke dalam tas ransel. Sudah begitu banyak yang kenangan yang terukir di masa lampau, banyak pembelajaran yang ia dapatkan dari kedatangannya kemari. Sumelika belajar bahwasanya kita harus berhati-hati dalam segala perbuatan, karena siapa tahu perbuatan biadab yang sekarang kita lakukan akan menjadi sebuah kutukan yang menimpa generasi yang akan datang. Sumelika juga belajar, bahwa kita harus senantiasa bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Dengan tak ada teknologi, membuatnya susah melakukan apapun tapi dengan mudahnya orang di zaman dulu bisa hidup tanpa adanya teknologi.Sumelika sangat berat pergi dari Desa Tengkorak, dia harus rela berpisah dengan bu Iis, Romi sampai Rindu. Ketiga orang itu benar-benar membantu dirinya di masa lampau sampai semua misinya berhasil, wal

  • Anathema: Back to the Past    Part 120 - Ending of Adventure

    Kebahagiaan merundungi Sumelika dan semua kawan-kawannya, tak sangka akhirnya misi yang selama ini mereka perjuangkan untuk menghentikan kutukan di masa lalu ternyata berhasil. Saudara-saudara Tono menyesal karena telah mengikuti apapun yang dikatakan oleh Tono, padahal sudah jelas Tono sesat dan perbuatannya sangat merugikan."Maafkan kami ya, Sumelika, Hamalia ... kami dari kecil sudah dididik oleh kak Tono sampai-sampai kami tak tahu yang mana yang benar dan mana yang salah, bahkan kami sangat gila dengan harta dan kekayaan duniawi yang fana." Johan selaku perwakilan dari saudara-saudara Tono meminta maaf ke hadapan Sumelika dan yang lainnya."Iya, tidak apa-apa, Pak. Yang penting kutukan dari ratu serigala sudah berhasil dihentikan, mulai hari ini tak ada lagi kutukan yang akan menimpa keturunan berikut-berikutnya. Dan pastinya pun semuanya normal, mudah-mudahan seperti ini terus. Oh iya, Pak, saya berpesan supaya berhati-hati dalam berperilaku karena j

  • Anathema: Back to the Past    Part 119 - Mission Complate!

    Saat Tono akan melepaskan peluru dari senapan, tiba-tiba ..."Tonoooo!!!" terdengar suara teriakan seorang perempuan dengan nada yang sangat tinggi, suara perempuan itu terdegar serak sekaligus berganda-ganda, suaranya ini berbeda dari siluman yang biasa ditemui di misi petualangan Sumelika kemarin, suaranya memiliki 10 kali lipat yang membuat seseorang yang mendengarnya bergidik ketakutan.Datanglah sesosok perempuan cantik bergaun hitam yang menggunakan mahkota serigala, dia datang bersama dengan 2 manusia serigala berwarna ungu yang membawa tameng dan pedang. Dia adalah Ratu Iravati, ratunya para serigala."Kurang ngajar!"Sreet!Ratu Iravati mencakar wajah Tono sampai wajah Tono berdarah, ia membalas Tono atas perilaku tak pantas yang dilakukan oleh Tono kepada para serigala-serigala di hutan kawasan Desa Tengkorak, ditambah lagi Tono sudah mencuri harta karun milik kerajaan serigala, Ratu Iravati sangat marah dan sangat murka kepada Tono

  • Anathema: Back to the Past    Part 118 - Sumelika's Last Mission(3)

    Tono membuka pintu goa emas serigala, seketika dari dalam keluarlah cahaya yang terpancar dari emas, permata dan berlian. Cahayanya begitu terang sampai-sampai menerangi hutan Desa Tengkorak, Tono tersenyum licik, ia sebentar lagi akan mendapatkan tujuannya yang selama ini ia incar. Tono memandangi semua harta karun yang ada di sana, dalam hatinya ia ingin membawa semua harta karun itu ke gudang emasnya. "Hahaha! Akhirnya, saya bisa mendapatkan tujuan saya yang sudah saya pendam selama bertahun-tahun! Hahaha! Sekarang tak ada lagi yang mampu menghalangi jalan saya lagi, tak ada yang mampu menghalangi jalan saya untuk menjadi orang yang paling kaya raya! Hahaha!"Mendengar Tono yang mengatakan hal-hal yang tak pantas, serigala-serigala penjaga goa emas serigala berdatangan dari dalam goa itu, mereka semua menyerang Tono dan juga semua saudara-saudaranya. Tono punya segala cara untuk menghalau badai yang menerpa dirinya sewaktu-waktu, sewaktu di alam naaglok Tono

  • Anathema: Back to the Past    Part 117 - Sumelika's Last Mission(2)

    DOOORRRR!Suara tembakan terlepas dari senapan. Suaranya terdengar dan bergema di telinga, mereka semua kaget tapi mereka berusaha untuk tenang dan tidak panik. Mereka tetap bersembunyi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ternyata oh ternyata sumber suara itu berasal dari senapan besar milik Tono dan para saudara-saudaranya yang sudah tiba di goa emas serigala, mereka semua datang dengan menggunakan baju besi dan membawa banyak sekali senjata dimulai dari sniper, senapan besar, pedang, samurai, pisau dan benda-benda tajam yang lainnya. Mereka melakukan ini demi bisa mendapatkan harta karun manusia serigala yang tersimpan di goa emas serigala."Itu Kak Tono!" ucap Hamalia memberitahukan soal kedatangan Tono kepada Sumelika dan yang lainnya.Mereka semua bersiap untuk membuat Tono dan semua saudara-saudaranya terkepung.Sesuai dengan aba-aba dari Sumelika mereka semua pun pergi mengepung Tono dari segala arah sampai-sampai Tono lagi semua

  • Anathema: Back to the Past    Part 116 - Sumelika's Last Mission(1)

    Keesokan harinya, pagi baru yang sangat ceria menyambut Desa Tengkorak. Pagi itu entah mengapa Sumalika sangat senang dan bersemangat tapi di hati terdalamnya ia merasakan ketakutan seperti ada sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat. Tak hanya perasaan takut, Sumelika pun merasakan cemas dan gelisah. Ia sepertinya akan berpisah jauh dari orang-orang yang ia kenal di masa lampau, seperti dengan Rindu, Romi, bu Iis, Hamalia, Bani sampai abang-abang tukang nasi goreng yang biasanya menjadi andalannya untuk menambah nafsu makan di masa lampau.Setelah sarapan, mendadak Sumelika dikejutkan dengan kedatangan Hamalia dan Bani, mereka berdua baru saja pulang dari rumah setelah kemarin. Saat mereka sampai, mereka berdua langsung mencari-cari keberadaan Sumelika. Sumelika yang mengetahuinya langsung menemui Hamalia dan Bani."Sumelika! Gawat, Mell!" ucap Hamalia, dengan nada penuh ketakutan dan kepanikan yang luar biasa."Ada apa i

  • Anathema: Back to the Past    Part 115 - Ending of Kevin and Gayatri Love Story

    Keesokan harinya, Bu Iis, Sumelika dan kawan-kawannya yang lain menyiapkan sarapan di dapur kembali, kali ini Sumelika dan kawan-kawan dibantu oleh Bu Iis dalam menyiapkan sarapan. Bu Iis sekarang memasak nasi sego tiwul kelapa untuk menu sarapan pagi hari ini, Bu Iis sangat pandai sekali dalam membuat masakan dan sarapan, hidangannya selalu saja mengugah selera.Dalam beberapa menit, Bu Iis sudah bisa menyiapkan makanan besar untuk dijadikan santapan sarapan orang-orang banyak yang singgah di rumahnya. Semua orang di sana benar-benar menikmati masakan Bu Iis, bahkan ada yang menambah nasi dan lauk-pauknya.Di tengah sarapan pagi yang hangat, ceria dan dipenuhi dengan semangat, mendadak menjadi hening dan dingin ketika mereka semua melihat Kevin yang keluar dari kamarnya dengan raut wajah yang begitu lesu dan datar. Di wajahnya nampak tak ada lagi tanda semangat hidup, dia begitu lelah. Semua orang sangat takut kepada Kevin, takut Kevin membabi buta lagi seperti

  • Anathema: Back to the Past    Part 114 - Letter From Gayatri

    Malam tiba, Kevin mulai sadarkan diri. Di tengah malam yang sunyi itu, Kevin bangkit dan menuju ke kamar Gayatri, mencari Gayatri yang nyatanya sudah tak ada lagi di kamar itu. Ia memanggil-manggil nama Gayatri, berharap Gayatri muncul kembali di hadapannya."Gayatri! Gayatri!" dalam keadaan masih merasa sakit karena lukanya belum 100% pulih, ia paksakan mencari Gayatri karena ia sangat mencintainya setulus hati."Gayatrii!" sudah beberapa menit ia memanggil nama Gayatri, dia tak kunjung datang, ia memutuskan untuk berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama Gayatri supaya Gayatri bisa mendengar suaranya.Suara teriakan Kevin yang begitu keras, membangunkan Sumelika dan kawan-kawannya. Sumelika, Fanny dan Aisyah terbangun, mereka bertiga begegas ke kamar Gayatri untuk memeriksa keadaan Kevin."Astaghfirullahaladzim!" alangkah kagetnya mereka bertiga ketika melihat Kevin mengacak-acak kamae Gayatri untuk mencari Gayatri.Kevin me

  • Anathema: Back to the Past    Part 113 - Tengkorak Village Residents Make a Full Recovery

    Sumelika dan kawan-kawannya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Ratu Peri Alice dan semua peri yang sudah memberikannya alat teleportasi waktu. Sumelika mungkin akan pulang saat itu juga ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi terakhirnya yang merupakan inti dari perjalanannya ke masa lampau."Ini terlalu cepat, apa kalian tidak mau lihat-lihat alam peri dulu untuk melepas ketegangan sejenak? Aku harap kalian bisa menerima undanganku ini," tawa Ratu Peri Alice."Maaf, Ratu. Kami harus cepat-cepat ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi kami yang terakhir mungkin kami akan datang kemari lagi setelah kami menyelesaikan misi terakhir kami untuk menghentikan kutukan manusia serigala kepada leluhur kami yang masih hidup sekarang." Sumelika menolak tawaran Ratu Peri Alice dengan sopan."Baiklah kalau begitu, semoga misi kalian semua selesai dan kalian bisa memenangkannya. Kalau ada apa-apa hubungi aku lewat Peri Chahat yang ada di Curug Bubble Ice

DMCA.com Protection Status