Share

Bab 69

Author: Ema Ahman
last update Last Updated: 2023-10-16 23:57:17

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" tanya Asyif sedikit grogi ketika Anggraini melihatnya dengan pandangan yang sangat melekat.

Posisi Asyif saat ini sedang menyetir mobil milik Anggraini menuju gymnasium tempat Anggraini bekerja sebagai instruktur senam. Anggraini sendiri duduk di sebelahnya di kursi samping kemudi.

"Serius aku ingin bertanya padamu. Bagaimana sebenarnya hubunganmu dengan Mas Teguh suamik Sejujurnya aku selalu kepikiran tentang hal ini dan penasaran," jawab Anggraini.

Asyif melirik Anggraini sebentar kemudian kembali fokus ke depan. Mereka saat ini sedang berada di lampu merah.

"Aku sudah pernah menyuruhmu untuk menanyakannya langsung pada Teguh bukan?"

Anggraini tertawa kecil.

"Ayolah, aku pikir kau pasti tahu kalau aku tidak mungkin menanyakan hal itu padanya kan?" kata Anggraini.

"Loh kenapa emangnya? Bukannya kamu istrinya? Memangnya hal apa dalam rumah tangga yang tidak boleh dipertanyakan seorang istri pada suaminya?"

"Sudahlah, kasih tahu saja. Aku dan Mas Te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Sarigus yuliani
ya bangetttt thor
goodnovel comment avatar
Teteng yeni
aku penaarannnn....CPT up lagi dongggg....
goodnovel comment avatar
Ketut Mardiyani
kelamaan ,aq sempat lose ,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 70

    Anggraini menunggu dengan sabar Asyif menceritakan semuanya padanya. Namun setelah hampir lima menit menunggu pria itu masih saja tak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya."Halo! Aku sedang menunggu kau menceritakan semuanya padaku," tegur Anggraini pada Asyif yang sedang merokok dan menghadap ke luar jendela mobil yang terbuka.Anggraini sampai kesal karena asap rokok itu sebagian masuk ke dalam mobilnya. Ingin melarang Asyif untuk tidak merokok dalam mobil, Anggraini khawatir pria itu kehilangan mood untuk bercerita.Yang sebenarnya Asyif sedang menimbang-nimbang baik dan buruknya jika ia menceritakan ini di masa lalu kepada Anggraini. Asyif khawatir Anggraini mungkin akan sedikit syok jika dia tahu betapa bejatnya suaminya itu. Asyif mengasihani perempuan yang sedang duduk di sebelahnya ini."Kau yakin siap mendengarnya apa pun itu?" tanya Asyif sekali lagi.Anggraini agak sedikit kesal mendengar pertanyaan ini. "Aku tidak akan meminta kau menceritakannya padaku jika aku tid

    Last Updated : 2023-10-18
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 71

    Di pojok kantin terlihat Asyif sedang bersama seorang gadis Jepang berambut pendek. Keduanya sesekali tertawa terbahak-bahak ketika keduanya saling bertukar gambar yang mereka punya."Asyif, kau tidak boleh seperti itu. Itu tidak sopan," tegur Haruka namun tetap tak bisa menahan tawanya."Maaf Haruka, aku cuma bercanda," ucap Asyif.Keduanya sedang berkompetisi kecil-kecilan dalam hal membuat gambar anime. Objek yang menjadi tema gambar mereka adalah politisi dan tokoh masyarakat yang digambar dalam bentuk animasi. Asyif sedang menggambar seorang koruptor di Jepang dengan ekor di belakangnya dan juga berpakaian wanita."Cepat robek itu! Jangan sampai ada yang melihatnya. Nanti kita bisa bermasalah kalau sampai seseorang melaporkannya," bisik Haruka.Asyif merobek kertas itu dan meremasnya. Setelah itu ia pun memasukkan kertaa itu ke dalam kantong celananya."Hayo!!! Apa yang sedang kalian lakukan di sini?" Tiba-tiba seseorang datang mengejutkan Asyif dan Haruka."Oohh, Teguh. Kau di s

    Last Updated : 2023-10-19
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 72

    Anggraini membanting tubuhnya sendiri di ranjang setelah ia selesai mandi. Ia baru saja pulang dari gymnasium dan langsung mandi untuk menyegarkan tubuhnya kembali. Kegiatannya menjadi instruktur senam di kelas bumil hari ini sama sekali tidak menyenangkan bagi Anggraini.Anggraini tidak bisa fokus. Pikirannya tidak bisa lepas dari cerita Asyif dan Haruka. Misteri kematian Haruka yang janggal menurut Asyif membuat Anggraini menjadi over thinking juga."Bunuh diri? Hah? Kok bisa?" tanya Anggraini tak percaya.Asyif mengembangkan tangannya sambil mengangkat bahu. Namun terlihat dari ekspresi wajahnya tak bisa disembunyikan kalau dia sangat sedih."Aku juga tidak tau. Semua terjadi begitu saja. Karena kejadian ini tidak terjadi di lingkungan kampus, maka berita ini tidak terlalu banyak yang tahu. Lagipula Haruka tidak terlalu populer dan masih mahasiswa baru di kampus. Aku sendiri tahu setelah aku mendatangi kost tempat tinggalnya karena dia tidak masuk selama hampir satu minggu," tutur

    Last Updated : 2023-10-28
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 73

    "Kak Asyiiif!!" Asyif menyunggingkan senyum mendengar seruan yang ditujukan kepadanya itu."Ayo masuk sini!"Seorang perempuan menyongsongnya hingga ambang pintu dan menarik tangan pria itu hingga mereka kini ada di samping ranjang."Duduklah, Kak!" kata wanita itu mempersilahkan Asyif untuk duduk di atas ranjang hotel.Asyif manut dan duduk di sisi ranjang yang ditepuk oleh perempuan itu."Mana suamimu?" tanya Asyif lagi.Kali ini mata Asyif jelalatan menatap sudut ke sudut kamar pengantin itu. Kamar itu bernuansa putih dengan bunga-bunga sintetis yang terangkai dengan sangat estetik di setiap sudut kamar."Oh, dia tadi diajak pihak WO untuk memilih beberapa ornamen tambahan buat acara besok," jawab Sahira, sepupunya Asyif yang hendak menikah esok hari.Asyif manggut-manggut mendengar jawaban Sahira itu."Om Mahyudin mana?" tanya Asyif lagi.Sungguh, dia sangat bosan dengan acara keluarga seperti ini. Harus berbasa-basi dengan banyak anggota keluarga lain. Bahkan Asyif menanyakan ke

    Last Updated : 2023-10-29
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 74

    Anggraini sedang berada di samping balkon rumahnya sambil menatap tajam rumah milik suaminya beserta keluarga simpanannya itu. Rumah itu terang di teras samping hingga ke depan karena lampu teras sengaja dinyalakan selama si empunya rumah sedang pergi liburan, namun berbeda halnya dengan bagian dalam rumah yang terlihat gelap tak diterangi sinar dari satu lampu pun.Anggraini sedang berdebat dengan dirinya sendiri. Satu sisi hatinya menyuruh dia nekad masuk ke dalam rumah tak berpenghuni itu, sementara sisi lain dari hatinya melarang ia melakukan tindakan berbahaya nan melanggar hukum itu.Setengah jam kemudian entah mendapat keberanian dari mana, Anggraini tiba-tiba saja sudah berada di belakang rumah. Sebelumnya Anggraini sengaja mematikan lampu belakang untuk meminimalisir cahaya yang dapat dengan mudah mengekspos dirinya dari segala arah. Tidak terlalu gelap karena dari lampu teras rumah Teguh cukup membantunya melihat sekeliling. Hingga akhirnya di depan tembok pembatas kedua ru

    Last Updated : 2023-11-02
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 75

    Anggraini masih berada di kamarnya Teguh dan Merry sedang memandang tak percaya pada objek salah satu lemari yang berhasil dia buka secara paksa. Oh my, God! Ini menjijikkan!!!Dengan tangan gemetar Anggraini meraih satu persatu kotak kaset DVD itu, dan memeriksa sampulnya. Tak berharap kalau semua kaset itu berisi setiap rekaman vidio yang sengaja didokumentasikan oleh Teguh ketika berhubungan badan dengan Merry.Gila, ini gila! Sekarang Anggraini bahkan merasa paranoid takut kalau Teguh diam-diam telah merekamnya ketika mereka sedang berhubungan intim tanpa sepengetahuannya.Anggraini sadar ia tidak bisa mengambil semua kaset VCD itu dan menontonnya satu persatu. Oleh karena itu Anggraini hanya mengambil dua kaset VCD yang letaknya berada di tumpukan paling bawah lemari itu.Anggraini bermaksud ingin meninggalkan tempat itu. Ia sudah berhasil mengantongi bukti rekaman vidio yang berhasil dia dapat dari handycam dan dua keping kaset VCD yang sebenarnya Anggraini juga tidak yakin is

    Last Updated : 2023-11-04
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 76

    "Masyaallah, gagahnya anak Ummi," puji Ummi kala melihat Asyif sudah berpakaian rapi.Pria matang itu memang terlihat sangat tampan dalam balutan baju batik yang dipakainya dalam resepsi pernikahan Sahira."Iyalah. Anaknya Ummi sudah pasti tidak boleh diragukan lagi kegantengannya," kekeh Asyif sembari menyisir rambutnya di depan cermin.Reaksi kagum yang ditujukan Ummi tadi langsung berubah menjadi cibiran."Ganteng doank tapi nggak laku," ledek Ummi.Asyif spontan tertawa mendengar bahasa Ummi yang seperti anak muda itu. Entah dari mana Ummi dapat kosa kata 'doank' itu."Hahaha, bukan nggak laku, Ummi. Belum ketemu aja jodohnya," jawab Asyif ngeles."Heleh, alasan aja kamu tuh! Kalau memang laku, coba buktikan sama Ummi!" "Ya sabarlah, Ummi. Gitu doank minta buktikan segala, huuu!!" Asyif memonyongkan mulutnya."Ya iyalah. Katanya laku, coba buktikan kamu bisa dapat perempuan di pestanya Sahira nanti. Pasti banyak tuh temannya Sahira dan keluarga, atau kenalannya suaminya Sahira ya

    Last Updated : 2023-11-05
  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 77

    Asyif buru-buru masuk ke dalam lift setelah pengancaman yang dilakukan Anggraini kepadanya. Gadis itu benar-benar gila. Dan yang benar-benar lebih gila dan tak habis pikir bagi Asyif adalah kenyataan bahwa dirinya memang benar-benar terancam oleh Anggraini padahal perempuan itu bukanlah siapa-siapa dalam hidupnya. Ternyata bukan hanya kehadiran Anggraini di hotel itu yang menjadi surprise bagi Asyif, melainkan pada saat lift yang dia tumpangi turun persis di lantai bawahnya, Asyif speechless tiba-tiba melihat siapa yang masuk ke dalam lift.Orang yang masuk itu awalnya tidak terlalu memperhatikan Asyif, namun beberapa detik saat bola mata keduanya bertemu, pria itu pun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Mereka saling tatap sejenak, lalu pria yang baru masuk itu mencoba menguasai keterkejutannya dengan bersikap seolah mereka tak pernah saling kenal sebelumnya.Teguh adalah pria yang baru saja masuk ke dalam lift itu."Tutup pintu liftnya, Ayah. Kila mau tulun ke bawah," oceh boc

    Last Updated : 2023-11-13

Latest chapter

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 160

    Dinda menangis keras saat Puspa meraihnya. Entah karena anak berusia satu tahun itu baru bangun atau memang karena dia takut pada sosok Puspa yang tidak familiar, Dinda terkejut saat dirinya langsung ditangkap oleh seorang nenek-nenek yang tidak dia kenal sebelumnya.“Cup! Cup! Jangan menangis, nenek akan membawamu dari sini, Ok? Tenang, tenang jangan menangis!” Puspa berusaha membujuk Dinda yang kini telah berada dalam gendongannya.Melihat putrinya sangat ketakutan, Anggraini merebut paksa Dinda dari Puspa. “Tolong pergi dari sini. Kau membuatnya takut,” desis Anggraini mencoba menahan sabar.“Kau jangan keterlaluan dan bersikap seolah-olah kau adalah ibu kandungnya. Kau tidak punya hak! Aku adalah nenek kandungnya. Dan aku ingin membawanya, aku ingin menjemput cucuku sekarang!”“Anda yang jangan keterlaluan! Ngomong-ngomong soal hak, anda yang tidak punya hak apa-apa terhadap mereka. Aku mengantongi ijin dari pemerintah untuk merawat mereka,” kata Anggraini.“Hah! Izin dari pemeri

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 159

    Perempuan tua itu menerobos masuk tanpa menghiraukan Anggraini yang berdiri di pagar.“Mama! Tunggu dulu!”Anggraini berusaha mencegah mantan mertuanya itu untuk masuk ke rumahnya. Sebenarnya dia sendiripun sudah enggan menyebut perempuan itu dengan panggilan Mama, namun untuk saat ini ia tidak punya waktu untuk memanggilnya dengan sebutan lain“Jangan halangi aku! Aku akan membawa dia dari sini!”Rupanya keributan di luar membuat Shakila yang sudah masuk ke dalam rumah kembali keluar untuk melihat apa yang terjadi. Demikian pula baby sitternya Dinda menyusul Shakila untuk melihat apa yang terjadi.“Di mana dia? Di mana cucuku!” teriaknya.Anggraini berjalan cepat dan menghalangi Puspa untuk masuk ke dalam rumahnya. Ia membentangkan tangannya lebar-lebar.“Stop! Cukup sampai di situ ya. Tolong bersopan santunlah saat hendak masuk ke rumah orang lain. Aku sangat menghormati tamu, tapi kalau sikap Mama seperti ini aku tidak akan segan-segan mengusir Mama dari rumah ini!” ancam Anggrain

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 158

    “Kita sudah sampai!!!” seru Asyif yang baru saja mematikan mesin mobil.Shakila segera membukakan pintu mobil dengan lihai, pertanda dia telah biasa melakukannya. Terlihat gadis kecil itu begitu senang telah dibawa jalan-jalan oleh ayah bundanya.“Dih, main tinggal aja. Memang ayah nggak disayang dulu apa?” cibir Asyif pura-pura kecewa saat Shakila hendak langsung keluar.“Oh iya, lupa!” Shakila menepuk jidatnya dan langsung berbalik badan.Cup!! Ia segera mencium pipi Asyif.“Terima kasih jalan-jalannya, Ayah!” ucapnya.“Dan mainannya juga!” celutuk Anggraini mengingatkan Shakila agar tidak lupa mengucapkan terimakasih juga atas belanjaan mainan Anggraini yang seabrek.“Oh, iya! Lupa lagi. Terimakasih mainannya juga, Ayah!” ucapnya.Asyif mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengelus kepala anak itu.“Ya, nanti ajak adek main juga ya!” kata Asyif.“Hu’ uh!” jawab Shakila mengiyakan.Anak perempuan itu segera turun dari mobil setelah membawa beberapa mainan yang bisa dia bawa terlebi

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 157

    “Kila, pulang yuk!” ajak Anggraini dengan nada sebal.Bagaimana dia tidak sebal, sedari tadi dia hanya mengikuti kedua orang itu keliling-keliling di Mall sekaligus menjadi tukang angkut barang-barang belanjaan Shakila yang sengaja dibelikan Asyif untuknya. Sementara kedua orang, bapak dan anak itu berjalan di depannya sambil tertawa cekikikan. Bukankah itu harusnya terbalik? Harusnya dia yang menuntun Shakila dan Asyif yang membawakan barang-barang belanjaan mereka. Dasar, sungguh tidak gentleman! gerutu Anggraini“Pulang? Yang benar aje, rugi dong!” sahut Asyif membuat Anggraini semakin lebih sebal lagi.“Nanti, Bun. Kita kan belum makan. Belum makan ice cream juga. Benar kan, Yah?” kata Shakila pada Asyif meminta dukungan dari Asyif.“Benar tuh. Bundamu tuh nggak tau. Lagian buat apa sih cepat-cepat pulang? Sudahlah, nikmati aja dulu. Lagian nggak tiap hari kan kita jalan-jalan begini?”Anggraini mendengus.“Bukannya apa-apa, ih. Dinda di rumah takutnya rewel gimana?” “Ada si Mba

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 156

    “Kila, ada Bunda yang jemput tuh!”Shakila yang tengah bermain perosotan di halaman sekolah langsung menoleh ke arah gurunya, lalu melihat lagi ke arah yang ditunjuk ibu guru tersebut.Tak jauh dari sana ada Anggraini yang melambaikan tangan sambil berjalan ke arah mereka.“Bundaaaaa!!!” panggil bocah itu sambil buru-buru berlari ke arah Anggraini.Begitu sampai di dekat Anggraini, Shakila pun lantas menghambur ke pelukan Anggraini dan yang segera dibalas peluk pula oleh Anggraini.“Lama nunggu Bunda nggak?” tanya Anggraini.“Nggak kok. Kila baru aja pulang, kata Bu Guru, Kila main aja dulu sambil tungguin Bunda,” jawab gadis kecil itu.Anggraini tersenyum. Satu tahun lebih dia telah mengasuh anak itu beserta adiknya. Sudah banyak perubahan yang terjadi termasuk pada tumbuh kembang mereka. Shakila sudah tidak lagi bicara cadel seperti dulu. Gadis kecil itu juga sudah tumbuh menjadi anak yang lebih ceria meninggalkan tampilan imutnya di tahun-tahun sebelumnya.Anggraini membungkukkan s

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 155

    Anggraini bengong sesaat dengan secarik kertas berwarna putih di tangannya. “Kamu nggak apa-apa?” tanya Asyif.Pria ini entah bagaimana menyediakan diri untuk membantu Anggraini dan menemaninya dalam kepengurusan masalah Dinda yang sudah berlangsung selama beberapa hari itu. Kebetulan juga Sophia tidak bisa menemaninya hari ini.Anggraini menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya dia mengangguk. Hari ini dia pergi ke kantor catatan sipil untuk mencetak ulang kartu keluarganya sebagai syarat agar dia bisa membawa pulang kembali Dinda. Sebelum staf itu memberikan padanya Kartu Keluarga itu, setitik keinginan di hati Anggraini berharap bahwa Kartu Keluarga yang dia inginkan itu tidak mencetak nama Merry di sana. Walaupun sebelumnya dia sendiri sudah pernah ke sini untuk menanyakannya langsung. Dan ternyata benar, bahwa di Kartu Keluarga itu terpampang dengan nyata nama Merry dan putrinya. Dan sekarang Anggraini benar-benar memegang Kartu Keluarga itu dalam bentuk fisik.“Kartu keluarg

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 154

    Sophia yang baru saja memesan makanan siap saji, saat membalikkan badannya heran karena tidak melihat Anggraini di meja yang tadi mereka telah pilih. Namun kemudian kebingungannya berubah menjadi keterkejutan saat melihat Anggraini ada di depan outlet sedang bertengkar dengan seseorang yang dia tidak kenal.“Itu anak saya, berikan dia pada saya!!” teriak perempuan itu dengan kencang sehingga pertengkaran mereka menarik perhatian banyak mata.Anggraini mengelak saat perempuan itu ingin mengambil kembali bayi yang berada dalam gendongannya.“Ini Dinda. Katakan, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu siapanya dia? Mana Ibu Septi?” tanya Anggraini menyebutkan nama ibunya Merry.“Ape hal kau kata ni? Aku tak paham apa cakap kau tu. Kalau tak bagi anak aku sekarang juga, aku akan report kau ke polis!” ancamnya.Anggraini geleng-geleng kepala.“Sana laporkan saja! Aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku sudah mendengar apa yang kamu katakan di telepon. Kamu mau bawa dia ke negaramu, tapi kamu ti

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 153

    “Jadi kamu yakin nggak mau balik lagi ke Jakarta?” tanya Sophia saat mereka sedang makan siang di kediaman orang tua Sophia di Jakarta.Anggraini mengangguk.“Ya, aku mau menetap di Bandung aja deh kayaknya. Soalnya kerjaanku juga di sana kan? Di sini juga aku kayak yang bingung mau ngapain,” kata Anggraini.Anggraini mengangguk.“Iya sih. Kalau di Jakarta membuat kamu nggak nyaman, sebaiknya ditinggalin aja. Tapi kalau aku boleh kasih saran meski kamu tinggal di Bandung, kamu nggak usah tinggal di rumah itu lagi. Jual aja tuh rumah. Pasti kamu juga nggak pengen teringat terus tentang mereka kan? Sudahlah, buka lembaran baru saja. Kalau kamu setuju, entar aku bantu jualkan rumah itu,” kata Sophia menjelaskan.Anggraini mengangguk.“Iya makanya itu aku lebih pilih ngontrak dulu sebelum aku dapat rumah baru. Entar kalau rumahnya laku dijual aku cari rumah lain aja,” jawab Anggraini terhadap saran sahabatnya itu.“Nah gitu donk! Jadi habis makan kita jadi ke pengadilan agama nih?” “Beso

  • Anaknya Kau Sayang, Anakku Tak Diinginkan   Bab 152

    Kedatangan mereka disambut dengan baik oleh keluarga Merry. Bahkan begitu mereka keluar dari dalam mobil, nenek Shakila yang juga merupakan ibu dari Merry itu langsung menyambut cucu-cucunya. “Kila, kamu sudah besar, Nak? Peluk nenek!” pinta wanita itu. Shakila mundur beberapa langkah dan kini bersembunyi di belakang tubuh Anggraini. Wanita itu menatap Anggraini. Tersungging seulas senyum di bibirnya. Entahlah, sekilas Anggraini merasa kalau senyum itu berbeda, menimbulkan kesan sinis. “Maaf, kamu istri pertamanya Teguh?” tanya wanita itu. Anggraini membenarkan meski dalam hati ia cukup terkejut mengetahui bahwa perempuan itu mengetahui bahwa dia adalah istri tua dari Teguh. “Iya, benar. Kenapa ibu tahu?” tanya Anggraini dengan nada sedikit tidak suka. Bagaimana tidak? Anggraini heran dengan kenyataan bahwa ibu ini seperti perempuan tidak tahu malu yang telah menikahkan putrinya pada suami orang lain. Bahkan Anggraini bisa melihat foto figura besar di ruang tamu rumah it

DMCA.com Protection Status