Share

Mau ke Mana

Author: Lysa_Yovita22
last update Last Updated: 2024-02-11 23:59:35

Ivy sudah selesai mengepak barang pribadinya. Tidak banyak. Hanya satu koper penuh. Karena dia bukan tipe orang yang gemar mengoleksi sesuatu.

Ivy yang sudah terbiasa hidup prihatin lebih pintar menyimpan uang ketimbang dahulu. Charlotte menghapus air mata. "Rasanya seperti mimpi."

Ivy mengusap lembut seprai yang terpasang rapi. "Di kamar ini banyak sekali kenangan manis. Aku sering diam-diam membawa Lake tidur di sini. Apalagi saat dia masih bayi merah."

"Kau Ibu yang baik, Ivy. Bukan salahmu kalau bayi dalam kandungan tidak bisa diselamatkan." Charlotte menggenggam jemari Ivy.

"Ya. Kau benar. Kalau dia hidup, pasti akan sangat tersiksa karena kondisi kami saat itu." Ivy sudah lama mengikhlaskan kepergian bayinya.

Mungkin juga karena ada Lake di sisinya. Ada perasaan yang tak bisa Ivy terjemahkan saat pertama kali memeluk dan menyusui Lake. Seperti bayinya hidup kembali.

"Aku ... patah hati, Charlotte," keluh Ivy di antara lelehan air matanya.

Charlotte memeluk Ivy. "Oh, Sayang. A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Penthouse Milik Ocean

    Ocean menyalakan pemanas ruangan. Setelah melakukan itu, ia menoleh ke arah Ivy yang masih berdiri bingung di area foyer. "Masuklah. Atau aku perlu menggendongmu?"Ivy tersentak lalu memasang wajah masam. "Aku ... kenapa Tuan membawaku ke sini?""Karena kau akan tinggal di sini." Ocean berjalan ke arah kitchen island sambil menggulung lengan kemejanya. Dengan cekatan lelaki bermata sebiru lautan itu membuat dua cangkir teh. Lalu dibawanya kembali ke ruang tamu. Ada senyum tipis yang disembunyikannya karena berhasil memboyong pulang si gadis seratus dollar.Tidak mudah bagi Ocean untuk membujuk Jacob. Karena selama ini hubungan di antara keduanya bisa dikatakan tidak begitu akrab, Ocean terpaksa menggunakan metode lain agar niatnya terlaksana."Minumlah. Aku pikir sepertinya kau cukup lama berada di halte dalam kondisi kedinginan." Ivy melepas jas yang dipinjamkan Ocean. "Jasnya biar aku cuci saja, Tuan."Alis mata Ocean naik sebelah. "Tak perlu. Aku punya pelayan khusus yang menguru

    Last Updated : 2024-02-19
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Ocean yang Menyebalkan

    Ivy tidak bisa menolak ketika Ocean menggedor pintu kamar, memaksa agar menghabiskan makanan. Apalagi Ivy sempat berada di luar rumah dalam keadaan hujan deras.Tanpa menunggu, Ocean langsung naik ke kamarnya sendiri. Sengaja memberi ruang untuk Ivy dan dirinya sendiri. Karena belum mengantuk, Ocean berbaring terlentang berbantalkan tangan, sambil menatap langit-langit kamar."Aku masih penasaran dengan semua teka-teki terkait malam itu. Kenapa Ivy sama sekali tidak seperti gadis seratus dollar yang nakal dan penuh energi? Dia malah tampak ringkih dan ketakutan." Ocean masih mencoba mengingat tentang masa lalu. Semua kenangan panas di malam itu, masih terekam jelas. Namun, tidak ada tanda khusus dari tubuh Ivy yang bisa dijadikan bukti apakah Ivy punya saudari kembar."Mungkin aku bisa langsung bertanya. Daripada penasaran seperti selama ini. Lagipula aku sudah menyimpulkan kalau Ivy ini gadis munafik." Ocean mendengkus. Dibawanya rasa kesal itu sampai akhirnya tertidur. Sementara d

    Last Updated : 2024-02-20
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Kantor Ocean

    Dalam keadaan antara hidup dan mati, Charlotte muncul sebagai dewi penolong. Tanpa menghiraukan wajah seram yang ditampilkan oleh Valerie, ditariknya tangan Ivy menjauh dari dosen itu. Ivy seperti diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan sebagai manusia. Walau tak tahu sampai kapan, karena Ivy pasti akan diburu setelah kelas berakhir. "Kenapa wajahmu pucat sekali? Seperti habis bertemu setan saja." Charlotte berbisik dengan tatapan masih ke arah papan tulis di depan mereka."Aku hampir mati tadi. Terima kasih, Bibi Charlotte." Seandainya bisa, Charlotte ingin mencubit pipi Ivy karena panggilan itu mengingatkannya kepada Lake tersayang mereka. "Aku tau kau rindu padanya."Suasana hati Ivy langsung berubah menjadi kelabu. Penyebab kenapa dia bangun terlambat ialah tersentak di tengah malam. Ivy mencari keberadaan Lake. Lalu kesulitan untuk kembali tidur."Apa Tuan tidak memberi kabar sama sekali?""Tidak. Suasana mansion benar-benar sepi. Mereka tampak seperti memakai topengnya ma

    Last Updated : 2024-02-21
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Saran dari Jarret

    Ivy mencubit pelan lengan bagian dalamnya. Dia meringis pelan. Hanya untuk memastikan kalau ini semua bukanlah mimpi.Ivy menebak kalau kinerja otak Ocean agak bergeser karena bukan hanya menampungnya di penthouse, tetapi di kantor juga. Entah atas dasar apa lelaki asing itu begitu baik kepada Ivy. Jarret yang memberi petunjuk tentang apa saja yang harus Ivy lakukan sepulang dari kampus. Dan Ivy jauh merasa lebih menyenangkan berada di sebelah asisten pribadi Ocean itu, ketimbang bos mereka sendiri. Postur tubuh Jarret jauh lebih tinggi, besar dan berotot ketimbang Ocean. Kesan maskulin dan melindungi timbul ketika Ivy tanpa sengaja memperhatikan sosok Jarret. "Bisakah kau menjaga mata, Nona Ivy?" Ocean tiba-tiba muncul tepat di belakang bahu Ivy. Ada rasa tak suka ketika mendapati pandangan kagum dari gadis seratus dollar-nya itu.Ivy refleks menoleh, lalu limbung. Bibirnya langsung mendarat di dada Ocean. Karena lelaki yang merangkap sebagai bosnya itu, sigap menahan bobot tubuh

    Last Updated : 2024-02-21
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Nikah, Yuk

    Ivy hanya bisa menatap bingung pada apa yang dilihatnya di depan mata. "Kita meeting di butik pakaian, Tuan?"Bukannya menjawab, Ocean malah melepaskan seat belt lalu keluar dari mobilnya. Ivy langsung mengomel pelan. "Dasar bos minim sopan santun! Aku lagi nanya, malah ditinggal begitu saja." Dengan menahan kesal, Ivy pun menyusul bosnya yang sudah masuk ke dalam butik. Baru tiga langkah, Ivy tertegun sejenak. "Jangan katakan kalau laki-laki ini hendak bertemu dengan Nona Muda yang sombong itu."Memikirkan kemungkinan itu, Ivy jadi malas untuk melangkah. Dia tetap berdiri dengan harapan Ocean lupa dan melanjutkan meeting berdua saja. Sementara di bagian butik yang memajang produk terbaru itu, Ocean sibuk mengamati. Matanya menyisir rak pajangan juga gantungan. Ia sibuk memikirkan yang sesuai dengan kepribadian Ivy. Mendadak, Ocean menatap ke belakang. "Di mana gadis itu?" Dua pramuniaga yang sejak awal sudah mendampingi Ocean, pun ikut mengekori calon pembeli mereka. Mata Ocean

    Last Updated : 2024-02-23
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Masih Berusaha

    Ivy tertawa gugup. "Jangan bercanda, Tuan. Demi apa pun, ini sama sekali tidak lucu."Ocean tersenyum kecut. "Aku hanya ingin melindungimu."Hah, Ocean ingin sekali menampar wajahnya sendiri. Berkali-kali. Melindungi? Yang benar saja! Bukankah dirinya yang sudah merusak masa depan gadis itu? Sampai hamil dan bayinya meninggal?"Jangan mempermainkan pernikahan hanya karena rasa iba, Tuan. Aku hanya ingin hidup tenang. Anda ingin menikahi aku? Lupa kalau punya tunangan?" Ivy tak mampu menekan nada sinisnya.Ocean mengusap wajahnya dengan gusar. Ivy benar, Ocean sudah punya tunangan. Wanita itu dipilihkan oleh sang Kakek. Dengan tujuan kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan.Hanya saja, Ocean tidak sedikit pun merasa tertarik. Bahkan saat mencoba untuk mencari satu saja titik yang bisa membuatnya jatuh hati, hasilnya nihil. Valerie sama seperti wanita kebanyakan.Di mata Ocean, Valerie seperti boneka barbie. Semua serba matching dan penuh kepalsuan. Saat mereka pergi berkencan, buk

    Last Updated : 2024-02-24
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Siapa Tahu Jodoh

    Ivy merasa hidupnya akan semakin rumit karena dipaksa mengiyakan keinginan Ocean. Sepanjang perjalanan pulang, dan sampai keesokan paginya, dia seperti sedang tidak menapak bumi.Apalagi Ocean sepagi ini sudah menghadiahinya dengan sebuket bunga mawar merah dengan aroma semerbak. "Untuk calon istriku."Bagi Ivy, ini adalah sebuah permulaan yang aneh. Tanpa mengurangi kerut di dahinya, Ivy menatap bergantian antara buket bunga dan pemberinya. "Anda ... sudah sarapan?""Aku sudah memesan layanan antar. Mungkin sekitar setengah jam lagi akan sampai. Apa kau sudah sangat lapar?" Ocean malah balik bertanya. "Bukan aku, tapi Anda, Tuan. Aku pikir lapar adalah pemicu Anda membelikan bunga," jawab Ivy, sekenanya.Ocean tertawa. "Sayang, setahuku, kalau lapar, para gadis akan lebih suka dibelikan makanan, bukan bunga. Apa kau sejenis manusia pemakan bunga? Tidak, kan?"Lagi, Ivy merasa dejavu dengan panggilan sayang itu. Getarannya menyusup hingga ke relung hati paling gelap. Tempat di mana I

    Last Updated : 2024-02-25
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Kau Cantik

    Satu hal yang membuat nyali Ivy menciut. Ketika hendak masuk ke kelas, tangannya malah ditarik paksa oleh Valerie."Nona, Anda mau membawaku ke mana?" Ivy berusaha melepaskan diri.Namun, cekalan tangan Valerie begitu kuat. Ivy malah menjadi bahan tontonan gratis sepagi itu di koridor kampus. Sampai mereka berakhir di depan ruang serbaguna yang kebetulan sedang tidak dipakai, barulah Valerie menghempaskan tangan Ivy. "Katakan, apa calon suamiku lagi-lagi mengantarmu pagi ini?"Ivy harus berkata apa? Berdusta? Tentu tidak menjadi jalan keluar terbaik. Mengingat kalau memang benar Ocean bahkan bukan hanya mengantar, tetapi juga mengajaknya tinggal bersama, membelikan sarapan, juga sebuket bunga mawar merah."Ini masih terlalu pagi untuk cemburu tanpa alasan!" Ivy terkesiap. Dia tak punya nyali untuk berbalik badan setelah mendengar suara maskulin dari belakangnya. "Sa-sayang, kenapa kau ada di sini?" Valerie tampak gugup. Sikap galaknya ke Ivy, lesap begitu saja. "Kenapa kau malah m

    Last Updated : 2024-02-28

Latest chapter

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Melebur Rasa

    Ocean membimbing Ivy ke depan kaca. "Lihatlah. Betapa cantiknya wajah istriku."Ivy menggeleng. "Tidak. Kau memuji hanya untuk menyenangkan hatiku saja."Ocean mengecup pundak Ivy. "Kenapa bisa terpikir seperti itu, hm?""Entahlah. Mungkin karena beberapa bekas luka yang belum sepenuhnya sembuh. Atau kau bosan karena sudah terpisah sekian lama denganku." Sebenarnya, hati Ivy sakit saat mengutarakan rasa. Ocean tersenyum. "Apa kau ingin tau seberapa parahnya keadaanku saat kau pergi tanpa pesan?""Kau tampak baik-baik saja." Ivy masih bersikeras. Ocean menarik tubuh Ivy agar saling berhadapan. "Lihat baik-baik suamimu ini. Apa yang berubah sejak kau pergi, hm?"Ivy menelisik dengan teliti. "Kau lebih kurus. Cambangmu berantakan. Kau juga seperti lupa caranya bersisir dengan rapi.""Dan apa kau tak melihat kalau aku punya kantung mata?"Tatapan Ivy terkunci di sepasang bola mata sebiru lautan itu. "Apa kau tidak bisa tidur?"Ingin sekali Ocean mengigit bibir Ivy yang begitu ringan ber

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Tak Menarik Lagi

    Ocean menatap lembut. Jemarinya terulur untuk merapikan rambut Ivy, lalu diselipkan di belakang telinga. "Kau adalah hal paling luar biasa yang bisa mengubah sudut pandangku tentang cinta."Ivy tak mampu menahan semburat merah yang hadir akibat rasa jengah karena pujian itu. Isi kepala dan hatinya bertentangan. Kedua organ tubuh itu sedang melakukan tugasnya masing-masing."Katakan, Sayang. Apa yang terjadi sampai kau bisa mengikuti acara lelang itu?" Ocean ingin memperbaiki semua dari awal pertemuan mereka. Lalu Ivy pun bercerita tentang pekerjaan sampingan yang diambilnya setelah pulang kuliah, yakni menjadi petugas katering. Saat itu, adik tirinya datang sebagai tamu. Salah satu pelayan yang juga bekerja di sana, memberi Ivy minuman. Setelahnya tubuh Ivy terasa aneh. Ivy pun mengadukan hal itu ke Lucy, adik tirinya. Lalu dia dibimbing masuk ke kamar milik penyelenggara pesta, Mike.Ocean tahu ada sesuatu yang dicampurkan dalam minuman itu. "Maaf, apa sebelum ini, kau pernah minu

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Kejujuran

    Dokter sudah mengizinkan Ivy untuk pulang. Saat dia mengatakan harus mampir ke apartemen milik Joshua, Ocean hanya menggelengkan kepalanya. "Tapi barang bawaanku ada di sana, Ocean." Ivy hendak melepas seat beltnya."Aku sudah meletakkannya di bagasi belakang, Sayang. Kita hanya perlu pulang saja." Ocean berkata lembut. Sungguh, Ocean sudah berjanji akan benar-benar memperlakukan Ivy dengan sebaik-baiknya. Ocean berniat untuk membahas semua tentang masa lalu keduanya. Agar kelak tak akan ada lagi bahan bangkitan dari masa lalu. Ivy pun tak jadi membantah. Apalagi melihat sorot mata sebiru lautan itu begitu teduh menenangkan hati. Ivy terhipnotis."Kita belum boleh mengunjungi Kakek lagi. Dan sekarang, setiap aku dinas ke luar kota atau luar negeri, kau harus ikut."Nyali Ivy sudah tak seberani saat mengetahui kebenaran yang sengaja disembunyikan Ocean. Sekarang, dia hanya ingin hidup tenang sambil membesarkan anak dalam kandungan saja. Ke-empat orang itu berada di satu pesawat yan

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Menyelesaikan

    Joshua tak menyangka kalau perempuan hamil yang menarik perhatiannya ternyata adalah istri konglomerat.Walau penampilan Ocean tampak dingin, tetap saja aura dirinya mampu mengintimidasi lawan bicara. "Maaf, aku tak tahu kalau Aurora punya suami. Dia sama sekali tidak pernah membahas tentang itu."Tanpa berkata apa-apa, Ocean mengeluarkan semua bukti. "Empat pekerjamu mengeroyok istriku. Seperti ini kondisinya sekarang."Joshua gusar bukan main. Apalagi melihat foto yang diam-diam diambil Ocean ketika pertama kali tiba di ruang pasien itu. "Ini ... astaga! Berengsek sekali.""Ya. Semua hanya karena kau memperlakukan istriku secara berlebihan di mata orang lain. Katakan, berapa yang harus aku bayar?" Kesombongan begitu kuat terpancar dari Ocean.Joshua tersenyum tipis. Lelaki di hadapan ini bukan sedang menantang harga dirinya sebagai atasan Ivy. Lelaki ini hanya sedang berusaha melindungi istrinya. "Tidak ada. Aku ikhlas melakukan hal itu. Dia adalah stafku yang berdedikasi tinggi."O

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Dia Datang

    Masih dalam kondisi gemetaran, Ivy menekan tombol pemanggil suster. Tak lama kemudian, suster datang. "Ibu sudah siuman? Bagaimana? Apa yang Ibu rasakan?""Bayiku bagaimana?" Ivy tidak mencemaskan keadaannya. Masih ada yang jauh lebih penting."Bayi Ibu baik-baik saja. Luka lebam juga sudah diobati. Bukti visum juga sudah ada." Suster itu menatap iba. Paramedis yang menangani, mengira kalau Ivy menjadi korban perampokan."Boleh tolong ketikkan alamat lengkap rumah sakit ini? Keluargaku ingin berkunjung." Ivy menyodorkan ponsel berisi aplikasi pesan langsung ke nomor Charlotte."Oh, tentu saja boleh. Sebentar." Dengan sigap, suster membantu apa yang Ivy inginkan, lalu mengembalikan ponsel. "Terima kasih banyak, Suster. Maaf, di mana orang yang menolongku?""Beliau sudah pergi. Tapi dia meninggalkan nomor telepon. Nanti akan aku tanya di pihak resepsionis.""Baik. Sekali lagi terima kasih, Suster." Ivy mencoba tersenyum.Rahangnya masih terasa sakit. Pun lehernya agak nyeri. Cekikan di

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Dikeroyok

    Biasanya, Ivy selalu tersenyum ketika berpapasan dengan para pekerja di restoran itu. Namun, sejak kejadian dengan beberapa waiters dipecat sepihak oleh Joshua, lebih banyak yang melengos atau pura-pura tidak melihatnya.Ivy hanya bisa mengelus dada. Bersikap sabar ada semua cobaan yang sedang di jalaninya. Isi tahu ada janin yang harus ditanggung secara mental dan fisik. Sepulang kerja, Ivy menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu gerai salad. Lidahnya tiba-tiba menginginkan makanan itu. Ivy sampai membawa pulang satu pack salad untuk dimakan di apartemen.Karena lokasi gerai salad itu dekat dengan taman, Ivy menyempatkan diri untuk menikmati senja. Dia duduk di bangku taman yang kosong. Sembari menatap keindahan semesta, Ivy mengelus lembut perutnya. "Bayiku, sedang apa di sana? Kau suka dengan rasa salad yang tadi Mama makan?"Sesekali Ivy tersenyum. Di bayangannya, ada anak yang terlahir dari rahimnya lagi. Dia bisa melupakan kerinduan kepada Lake yang sampai sekarang pun

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Pengakuan Joshua

    Ivy tak bisa lagi bersikap seperti biasa ke Joshua. Pun lelaki itu seperti sengaja menjaga jarak. Ivy berusaha bekerja sangat profesional. Jika harus bersinggungan dengan Joshua, Ivy memasang sikap sangat formal. Hal itu membuat Joshua berang. Sepulang dari memeriksa laporan cabang-cabang restoran, Joshua sengaja mampir ke unit apartemennya. Walau sudah hafal luar kepala passcode, tetap saja Joshua harus menekan bel. Demi kesopanan, pikirnya. Ivy muncul dengan tampilan gaun tidur bermotif bunga dengan panjang selutut. "Ah, ternyata Anda. Maaf kalau aku sudah bersiap untuk tidur."Joshua tersenyum canggung. "Ada hal yang mengganggu pikiranku. Jadi aku putuskan untuk mampir.""Oh, begitu? Silahkan masuk. Toh ini unit milik Anda sendiri." Ivy membukakan pintu selebar mungkin.Joshua masuk dan mencium aroma teh. "Kau menyeduh teh?""Ya. Agar pikiranku bisa lebih rileks. Mau aku buatkan juga?""Sepertinya masih ada stok kopi di lemari. Aku akan membuatnya sendiri." Joshua berjalan cepat

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Pemecatan

    Joshua menempatkan diri sebagai lelaki yang siaga. Bukan hanya membantu Ivy berbenah, tetapi juga membawakan barang-barang itu ke apartemen. Sedikit banyak, hati Joshua iba melihat apa yang Ivy bawa. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan selayaknya orang pindah rumah. Pun sejak saat itu, kedekatan di antara keduanya terus terjalin. Membuat Ivy merasa begitu banyak berhutang budi. Semuanya mulai tampak berbeda. Saat Ivy berada di dalam salah satu bilik toilet, ada suara dari luar. "Kau tau kalau sekarang dia sudah tinggal bersama pemilik restoran ini.""Dia?" "Ya. Si Aurora. Apa mungkin bayi dalam kandungannya itu pun anaknya Tuan Joshua?"Ivy yang tadinya hendak keluar dari bilik toilet, langsung mematung. Rumor itu sangat oimengerikan. Tuduhan menyakitkan hati yang terkesan kalau Ivy adalah perempuan murahan. "Hush! Jangan menebar gosip. Kalau ternyata bukan, itu akan menjadi bumerang bagi mulutmu sendiri."Ivy tak bisa mengenali siapa saja yang ada di luar bilik toilet. Hanya

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Unit Apartemen

    Sembari terisak-isak Ivy bercerita. Di seberang percakapan, Charlotte pun ikut menangis. "Katakan, apa yang harus aku lakukan?" tanya Charlotte di antara derai air mata."Tidak ada. Tolong rahasiakan keberadaanku. Juga nomor ponsel baru ini." Ivy sudah merasa jauh lebih baik setelah bercerita pada sahabatnya."Tapi, Sayang, dia berhak tau dan kau kejar pertanggung jawaban." Charlotte masih berusaha melunakkan hati Ivy."Biarlah. Aku hanya ingin hidup berdua dengan bayi ini." Ivy menyeka air mata. "Maafkan karena aku mengganggu tidurmu.""Hei, apa kau tau kalau belakangan ini aku jarang bisa tidur dengan nyenyak, hah? Aku terus teringat dan merindukanmu." Charlotte masih sempat mengomeli Ivy.Sungguh, Ivy merasa terharu. Disadarinya rasa rindu itu utuh untuk gadis cerewet yang dapat dibayangkan bagaimana raut wajahnya saat ini. "Aku rindu. Aku tak bersemangat kuliah karena kau tak ada. Apa kau tak ingin mencicipi cheese pizza di kantin kampus?" Air liur Ivy muncul membayangkan keju

DMCA.com Protection Status