Share

Saran dari Jarret

Penulis: Lysa_Yovita22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-21 23:59:34

Ivy mencubit pelan lengan bagian dalamnya. Dia meringis pelan. Hanya untuk memastikan kalau ini semua bukanlah mimpi.

Ivy menebak kalau kinerja otak Ocean agak bergeser karena bukan hanya menampungnya di penthouse, tetapi di kantor juga. Entah atas dasar apa lelaki asing itu begitu baik kepada Ivy.

Jarret yang memberi petunjuk tentang apa saja yang harus Ivy lakukan sepulang dari kampus. Dan Ivy jauh merasa lebih menyenangkan berada di sebelah asisten pribadi Ocean itu, ketimbang bos mereka sendiri.

Postur tubuh Jarret jauh lebih tinggi, besar dan berotot ketimbang Ocean. Kesan maskulin dan melindungi timbul ketika Ivy tanpa sengaja memperhatikan sosok Jarret.

"Bisakah kau menjaga mata, Nona Ivy?" Ocean tiba-tiba muncul tepat di belakang bahu Ivy. Ada rasa tak suka ketika mendapati pandangan kagum dari gadis seratus dollar-nya itu.

Ivy refleks menoleh, lalu limbung. Bibirnya langsung mendarat di dada Ocean. Karena lelaki yang merangkap sebagai bosnya itu, sigap menahan bobot tubuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Nikah, Yuk

    Ivy hanya bisa menatap bingung pada apa yang dilihatnya di depan mata. "Kita meeting di butik pakaian, Tuan?"Bukannya menjawab, Ocean malah melepaskan seat belt lalu keluar dari mobilnya. Ivy langsung mengomel pelan. "Dasar bos minim sopan santun! Aku lagi nanya, malah ditinggal begitu saja." Dengan menahan kesal, Ivy pun menyusul bosnya yang sudah masuk ke dalam butik. Baru tiga langkah, Ivy tertegun sejenak. "Jangan katakan kalau laki-laki ini hendak bertemu dengan Nona Muda yang sombong itu."Memikirkan kemungkinan itu, Ivy jadi malas untuk melangkah. Dia tetap berdiri dengan harapan Ocean lupa dan melanjutkan meeting berdua saja. Sementara di bagian butik yang memajang produk terbaru itu, Ocean sibuk mengamati. Matanya menyisir rak pajangan juga gantungan. Ia sibuk memikirkan yang sesuai dengan kepribadian Ivy. Mendadak, Ocean menatap ke belakang. "Di mana gadis itu?" Dua pramuniaga yang sejak awal sudah mendampingi Ocean, pun ikut mengekori calon pembeli mereka. Mata Ocean

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Masih Berusaha

    Ivy tertawa gugup. "Jangan bercanda, Tuan. Demi apa pun, ini sama sekali tidak lucu."Ocean tersenyum kecut. "Aku hanya ingin melindungimu."Hah, Ocean ingin sekali menampar wajahnya sendiri. Berkali-kali. Melindungi? Yang benar saja! Bukankah dirinya yang sudah merusak masa depan gadis itu? Sampai hamil dan bayinya meninggal?"Jangan mempermainkan pernikahan hanya karena rasa iba, Tuan. Aku hanya ingin hidup tenang. Anda ingin menikahi aku? Lupa kalau punya tunangan?" Ivy tak mampu menekan nada sinisnya.Ocean mengusap wajahnya dengan gusar. Ivy benar, Ocean sudah punya tunangan. Wanita itu dipilihkan oleh sang Kakek. Dengan tujuan kesepakatan bisnis yang saling menguntungkan.Hanya saja, Ocean tidak sedikit pun merasa tertarik. Bahkan saat mencoba untuk mencari satu saja titik yang bisa membuatnya jatuh hati, hasilnya nihil. Valerie sama seperti wanita kebanyakan.Di mata Ocean, Valerie seperti boneka barbie. Semua serba matching dan penuh kepalsuan. Saat mereka pergi berkencan, buk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Siapa Tahu Jodoh

    Ivy merasa hidupnya akan semakin rumit karena dipaksa mengiyakan keinginan Ocean. Sepanjang perjalanan pulang, dan sampai keesokan paginya, dia seperti sedang tidak menapak bumi.Apalagi Ocean sepagi ini sudah menghadiahinya dengan sebuket bunga mawar merah dengan aroma semerbak. "Untuk calon istriku."Bagi Ivy, ini adalah sebuah permulaan yang aneh. Tanpa mengurangi kerut di dahinya, Ivy menatap bergantian antara buket bunga dan pemberinya. "Anda ... sudah sarapan?""Aku sudah memesan layanan antar. Mungkin sekitar setengah jam lagi akan sampai. Apa kau sudah sangat lapar?" Ocean malah balik bertanya. "Bukan aku, tapi Anda, Tuan. Aku pikir lapar adalah pemicu Anda membelikan bunga," jawab Ivy, sekenanya.Ocean tertawa. "Sayang, setahuku, kalau lapar, para gadis akan lebih suka dibelikan makanan, bukan bunga. Apa kau sejenis manusia pemakan bunga? Tidak, kan?"Lagi, Ivy merasa dejavu dengan panggilan sayang itu. Getarannya menyusup hingga ke relung hati paling gelap. Tempat di mana I

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Kau Cantik

    Satu hal yang membuat nyali Ivy menciut. Ketika hendak masuk ke kelas, tangannya malah ditarik paksa oleh Valerie."Nona, Anda mau membawaku ke mana?" Ivy berusaha melepaskan diri.Namun, cekalan tangan Valerie begitu kuat. Ivy malah menjadi bahan tontonan gratis sepagi itu di koridor kampus. Sampai mereka berakhir di depan ruang serbaguna yang kebetulan sedang tidak dipakai, barulah Valerie menghempaskan tangan Ivy. "Katakan, apa calon suamiku lagi-lagi mengantarmu pagi ini?"Ivy harus berkata apa? Berdusta? Tentu tidak menjadi jalan keluar terbaik. Mengingat kalau memang benar Ocean bahkan bukan hanya mengantar, tetapi juga mengajaknya tinggal bersama, membelikan sarapan, juga sebuket bunga mawar merah."Ini masih terlalu pagi untuk cemburu tanpa alasan!" Ivy terkesiap. Dia tak punya nyali untuk berbalik badan setelah mendengar suara maskulin dari belakangnya. "Sa-sayang, kenapa kau ada di sini?" Valerie tampak gugup. Sikap galaknya ke Ivy, lesap begitu saja. "Kenapa kau malah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Menggendong Ivy

    Ivy tak bisa lagi memandang semua hal dengan kacamata yang sama. Apalagi dengan sikap Ocean yang berubah begitu drastis. Kemarin, mereka menghabiskan waktu dengan pergi makan ke restoran Prancis. Ivy lagi-lagi dibuat melambung dan tersanjung. Walau begitu, Ivy tetap mewanti-wanti dirinya agar tidak terjebak dalam cinta semu. Laki-laki kaya raya seperti Ocean, bisa dengan mudah membuangnya. Seperti yang dilakukan oleh Brian dan Jacob. Ketika mereka tidak membutuhkan Ivy lagi, maka patah hati yang akan dituainya. Dan Ivy lelah. Jadi, Ivy harus ekstra keras untuk menjaga hatinya sendiri."Hari ini jadwal ke kampus setelah makan siang, kan?" tanya Ocean setelah selesai sarapan. "Ya." "Ikut aku ke kantor." "Oke."Ocean mengernyit. "Kenapa nada bicaramu datar sekali?"Ivy menatap sebentar. "Itu hanya perasaan Anda saja.""Aku serius, Ivy. Jangan memperlakukan aku seperti orang asing. Kita punya kesepakatan bersama." "Lalu aku harus bagaimana, Tuan?""Astaga, Tuan lagi. Sudah aku kata

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Mengejar Restu

    Tatapan mata lelaki berusia senja itu membuat nyali Ivy merosot tajam. Uban yang nyaris memenuhi kepala, membuat lelaki tua itu tampak kenyang akan asam garam dunia. "Katakan satu saja alasan kenapa kau memintaku mengganti Valerie dengan gadis ini?" Suara berat itu semakin memberangus mental Ivy.Ocean malah menyandarkan punggungnya santai. "Sederhana saja, Kakek. Aku jatuh cinta kepadanya, bukan boneka barbie pilihan Kakek."Ivy meremas ujung gaunnya. Kalimat itu terdengar aneh di telinganya karena takut ketahuan sedang berakting semata. Lelaki berumur di depan mereka ini pasti bisa membaca semua gelagat aneh dari cucunya, kan?Suasana yang tadinya hening mendadak berubah karena tawa dari bibir Ferdinand. "Seumur-umur baru kali ini aku mendengar kau mengatakan hal itu."Ocean mengedikkan bahu. "Karena memang aku baru sanggup mengucapkannya setelah mengenal dia.""Di mana kalian bertemu dan sudah berapa lama?" Ivy langsung gugup. Tak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya. Karena uc

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Ketahuan

    Ivy menatap Ocean yang sejak semalam terus saja tersenyum simpul. Tebakannya karena Kakek Ferdinand merestui hubungan mereka. Lagi-lagi Ivy diberi buket bunga mawar merah yang ukurannya lebih besar ketimbang sebelumnya. Ivy menghela napas panjang. "Kau hanya membuang-buang uang, Ocean."Ocean mengernyit heran. "Bukannya para gadis suka dihujani dengan buket bunga mawar merah?""Tidak setiap hari. Karena aku juga bingung di mana hendak diletakkan buket bunga ini." "Kau memang gadis yang aneh, Ivy." Ocean mengejeknya. "Lalu kenapa Anda mau menikahi aku?" "Karena aku memang ingin melakukannya." Ocean mengedikkan bahu. "Tak ada alasan spesifik."Kali ini Ivy agak merasa kecewa. Namun, dia langsung mengomel dalam hati. 'Kenapa harus kecewa? Memangnya kau berharap dia mengatakan apa? Jatuh cinta pada pandangan pertama? Itu bohong!'Ivy meraih dua tangkup roti panggang lalu mengunyah dengan cepat. Entah kenapa tiba-tiba muncul rasa kesal dalam hatinya. "Hari ini kau tak perlu ke kampus

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Gaun Pengantin

    Ivy tak habis pikir dengan sikap Ocean. Valerie yang terus mengomel panjang malah ditinggal begitu saja. Ocean menganggap gadis yang masih berstatus sebagai tunangannya itu tak ada kaitannya dengan Ivy."Mmh, Ocean, sepertinya kau agak berlebihan." Ivy memberanikan diri untuk protes setelah mobil menjauh dari lokasi penthouse itu.Ocean hanya melirik sepintas. "Dalam hal apa?""Kau ... seharusnya menjelaskan dengan lebih baik. Biar bagaimanapun, Nona Valerie masih berstatus sebagai tunanganmu.""Dengar, Ivy. Sejak awal, aku sama sekali tidak pernah setuju. Itu semua ulah Kakek yang bekerja sama dengan Tuan Jacob tersayangmu itu." Ocean mendengkus keras. "Ingatkan aku untuk memberinya pelajaran setelah ini."Ivy menggeleng tipis. "Mungkin beliau hanya ingin menolong Nona Valerie yang kebingungan mencarimu.""Tapi tidak dibenarkan untuk membocorkan di mana penthouse-ku berada, Ivy. Ada perjanjian tak tertulis di antara kami." Ocean malah menekan pedal gas dalam-dalam.Ivy menatap seram.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04

Bab terbaru

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Melebur Rasa

    Ocean membimbing Ivy ke depan kaca. "Lihatlah. Betapa cantiknya wajah istriku."Ivy menggeleng. "Tidak. Kau memuji hanya untuk menyenangkan hatiku saja."Ocean mengecup pundak Ivy. "Kenapa bisa terpikir seperti itu, hm?""Entahlah. Mungkin karena beberapa bekas luka yang belum sepenuhnya sembuh. Atau kau bosan karena sudah terpisah sekian lama denganku." Sebenarnya, hati Ivy sakit saat mengutarakan rasa. Ocean tersenyum. "Apa kau ingin tau seberapa parahnya keadaanku saat kau pergi tanpa pesan?""Kau tampak baik-baik saja." Ivy masih bersikeras. Ocean menarik tubuh Ivy agar saling berhadapan. "Lihat baik-baik suamimu ini. Apa yang berubah sejak kau pergi, hm?"Ivy menelisik dengan teliti. "Kau lebih kurus. Cambangmu berantakan. Kau juga seperti lupa caranya bersisir dengan rapi.""Dan apa kau tak melihat kalau aku punya kantung mata?"Tatapan Ivy terkunci di sepasang bola mata sebiru lautan itu. "Apa kau tidak bisa tidur?"Ingin sekali Ocean mengigit bibir Ivy yang begitu ringan ber

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Tak Menarik Lagi

    Ocean menatap lembut. Jemarinya terulur untuk merapikan rambut Ivy, lalu diselipkan di belakang telinga. "Kau adalah hal paling luar biasa yang bisa mengubah sudut pandangku tentang cinta."Ivy tak mampu menahan semburat merah yang hadir akibat rasa jengah karena pujian itu. Isi kepala dan hatinya bertentangan. Kedua organ tubuh itu sedang melakukan tugasnya masing-masing."Katakan, Sayang. Apa yang terjadi sampai kau bisa mengikuti acara lelang itu?" Ocean ingin memperbaiki semua dari awal pertemuan mereka. Lalu Ivy pun bercerita tentang pekerjaan sampingan yang diambilnya setelah pulang kuliah, yakni menjadi petugas katering. Saat itu, adik tirinya datang sebagai tamu. Salah satu pelayan yang juga bekerja di sana, memberi Ivy minuman. Setelahnya tubuh Ivy terasa aneh. Ivy pun mengadukan hal itu ke Lucy, adik tirinya. Lalu dia dibimbing masuk ke kamar milik penyelenggara pesta, Mike.Ocean tahu ada sesuatu yang dicampurkan dalam minuman itu. "Maaf, apa sebelum ini, kau pernah minu

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Kejujuran

    Dokter sudah mengizinkan Ivy untuk pulang. Saat dia mengatakan harus mampir ke apartemen milik Joshua, Ocean hanya menggelengkan kepalanya. "Tapi barang bawaanku ada di sana, Ocean." Ivy hendak melepas seat beltnya."Aku sudah meletakkannya di bagasi belakang, Sayang. Kita hanya perlu pulang saja." Ocean berkata lembut. Sungguh, Ocean sudah berjanji akan benar-benar memperlakukan Ivy dengan sebaik-baiknya. Ocean berniat untuk membahas semua tentang masa lalu keduanya. Agar kelak tak akan ada lagi bahan bangkitan dari masa lalu. Ivy pun tak jadi membantah. Apalagi melihat sorot mata sebiru lautan itu begitu teduh menenangkan hati. Ivy terhipnotis."Kita belum boleh mengunjungi Kakek lagi. Dan sekarang, setiap aku dinas ke luar kota atau luar negeri, kau harus ikut."Nyali Ivy sudah tak seberani saat mengetahui kebenaran yang sengaja disembunyikan Ocean. Sekarang, dia hanya ingin hidup tenang sambil membesarkan anak dalam kandungan saja. Ke-empat orang itu berada di satu pesawat yan

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Menyelesaikan

    Joshua tak menyangka kalau perempuan hamil yang menarik perhatiannya ternyata adalah istri konglomerat.Walau penampilan Ocean tampak dingin, tetap saja aura dirinya mampu mengintimidasi lawan bicara. "Maaf, aku tak tahu kalau Aurora punya suami. Dia sama sekali tidak pernah membahas tentang itu."Tanpa berkata apa-apa, Ocean mengeluarkan semua bukti. "Empat pekerjamu mengeroyok istriku. Seperti ini kondisinya sekarang."Joshua gusar bukan main. Apalagi melihat foto yang diam-diam diambil Ocean ketika pertama kali tiba di ruang pasien itu. "Ini ... astaga! Berengsek sekali.""Ya. Semua hanya karena kau memperlakukan istriku secara berlebihan di mata orang lain. Katakan, berapa yang harus aku bayar?" Kesombongan begitu kuat terpancar dari Ocean.Joshua tersenyum tipis. Lelaki di hadapan ini bukan sedang menantang harga dirinya sebagai atasan Ivy. Lelaki ini hanya sedang berusaha melindungi istrinya. "Tidak ada. Aku ikhlas melakukan hal itu. Dia adalah stafku yang berdedikasi tinggi."O

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Dia Datang

    Masih dalam kondisi gemetaran, Ivy menekan tombol pemanggil suster. Tak lama kemudian, suster datang. "Ibu sudah siuman? Bagaimana? Apa yang Ibu rasakan?""Bayiku bagaimana?" Ivy tidak mencemaskan keadaannya. Masih ada yang jauh lebih penting."Bayi Ibu baik-baik saja. Luka lebam juga sudah diobati. Bukti visum juga sudah ada." Suster itu menatap iba. Paramedis yang menangani, mengira kalau Ivy menjadi korban perampokan."Boleh tolong ketikkan alamat lengkap rumah sakit ini? Keluargaku ingin berkunjung." Ivy menyodorkan ponsel berisi aplikasi pesan langsung ke nomor Charlotte."Oh, tentu saja boleh. Sebentar." Dengan sigap, suster membantu apa yang Ivy inginkan, lalu mengembalikan ponsel. "Terima kasih banyak, Suster. Maaf, di mana orang yang menolongku?""Beliau sudah pergi. Tapi dia meninggalkan nomor telepon. Nanti akan aku tanya di pihak resepsionis.""Baik. Sekali lagi terima kasih, Suster." Ivy mencoba tersenyum.Rahangnya masih terasa sakit. Pun lehernya agak nyeri. Cekikan di

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Dikeroyok

    Biasanya, Ivy selalu tersenyum ketika berpapasan dengan para pekerja di restoran itu. Namun, sejak kejadian dengan beberapa waiters dipecat sepihak oleh Joshua, lebih banyak yang melengos atau pura-pura tidak melihatnya.Ivy hanya bisa mengelus dada. Bersikap sabar ada semua cobaan yang sedang di jalaninya. Isi tahu ada janin yang harus ditanggung secara mental dan fisik. Sepulang kerja, Ivy menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu gerai salad. Lidahnya tiba-tiba menginginkan makanan itu. Ivy sampai membawa pulang satu pack salad untuk dimakan di apartemen.Karena lokasi gerai salad itu dekat dengan taman, Ivy menyempatkan diri untuk menikmati senja. Dia duduk di bangku taman yang kosong. Sembari menatap keindahan semesta, Ivy mengelus lembut perutnya. "Bayiku, sedang apa di sana? Kau suka dengan rasa salad yang tadi Mama makan?"Sesekali Ivy tersenyum. Di bayangannya, ada anak yang terlahir dari rahimnya lagi. Dia bisa melupakan kerinduan kepada Lake yang sampai sekarang pun

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Pengakuan Joshua

    Ivy tak bisa lagi bersikap seperti biasa ke Joshua. Pun lelaki itu seperti sengaja menjaga jarak. Ivy berusaha bekerja sangat profesional. Jika harus bersinggungan dengan Joshua, Ivy memasang sikap sangat formal. Hal itu membuat Joshua berang. Sepulang dari memeriksa laporan cabang-cabang restoran, Joshua sengaja mampir ke unit apartemennya. Walau sudah hafal luar kepala passcode, tetap saja Joshua harus menekan bel. Demi kesopanan, pikirnya. Ivy muncul dengan tampilan gaun tidur bermotif bunga dengan panjang selutut. "Ah, ternyata Anda. Maaf kalau aku sudah bersiap untuk tidur."Joshua tersenyum canggung. "Ada hal yang mengganggu pikiranku. Jadi aku putuskan untuk mampir.""Oh, begitu? Silahkan masuk. Toh ini unit milik Anda sendiri." Ivy membukakan pintu selebar mungkin.Joshua masuk dan mencium aroma teh. "Kau menyeduh teh?""Ya. Agar pikiranku bisa lebih rileks. Mau aku buatkan juga?""Sepertinya masih ada stok kopi di lemari. Aku akan membuatnya sendiri." Joshua berjalan cepat

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Pemecatan

    Joshua menempatkan diri sebagai lelaki yang siaga. Bukan hanya membantu Ivy berbenah, tetapi juga membawakan barang-barang itu ke apartemen. Sedikit banyak, hati Joshua iba melihat apa yang Ivy bawa. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan selayaknya orang pindah rumah. Pun sejak saat itu, kedekatan di antara keduanya terus terjalin. Membuat Ivy merasa begitu banyak berhutang budi. Semuanya mulai tampak berbeda. Saat Ivy berada di dalam salah satu bilik toilet, ada suara dari luar. "Kau tau kalau sekarang dia sudah tinggal bersama pemilik restoran ini.""Dia?" "Ya. Si Aurora. Apa mungkin bayi dalam kandungannya itu pun anaknya Tuan Joshua?"Ivy yang tadinya hendak keluar dari bilik toilet, langsung mematung. Rumor itu sangat oimengerikan. Tuduhan menyakitkan hati yang terkesan kalau Ivy adalah perempuan murahan. "Hush! Jangan menebar gosip. Kalau ternyata bukan, itu akan menjadi bumerang bagi mulutmu sendiri."Ivy tak bisa mengenali siapa saja yang ada di luar bilik toilet. Hanya

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Unit Apartemen

    Sembari terisak-isak Ivy bercerita. Di seberang percakapan, Charlotte pun ikut menangis. "Katakan, apa yang harus aku lakukan?" tanya Charlotte di antara derai air mata."Tidak ada. Tolong rahasiakan keberadaanku. Juga nomor ponsel baru ini." Ivy sudah merasa jauh lebih baik setelah bercerita pada sahabatnya."Tapi, Sayang, dia berhak tau dan kau kejar pertanggung jawaban." Charlotte masih berusaha melunakkan hati Ivy."Biarlah. Aku hanya ingin hidup berdua dengan bayi ini." Ivy menyeka air mata. "Maafkan karena aku mengganggu tidurmu.""Hei, apa kau tau kalau belakangan ini aku jarang bisa tidur dengan nyenyak, hah? Aku terus teringat dan merindukanmu." Charlotte masih sempat mengomeli Ivy.Sungguh, Ivy merasa terharu. Disadarinya rasa rindu itu utuh untuk gadis cerewet yang dapat dibayangkan bagaimana raut wajahnya saat ini. "Aku rindu. Aku tak bersemangat kuliah karena kau tak ada. Apa kau tak ingin mencicipi cheese pizza di kantin kampus?" Air liur Ivy muncul membayangkan keju

DMCA.com Protection Status