“Felix, cucuku! Kamu selamat, Sayang! Apa kamu tidak tahu jika Nenek sangat mengkhawatirkanmu?”Diana yang melihat cucunya selamat itu langsung saja merampasnya dari pelukan Ariana. Ia seperti tidak membiarkan ibu dari anak itu untuk menyentuh cucunya.Ariana yang merasakan anaknya diambil oleh Diana langsung kehilangan senyumnya. Kebahagiaannya belum selesai dengan tuntas, tetapi sudah dirampas begitu saja. Akan tetapi, Ariana tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya diam dan tersenyum canggung, berusaha untuk tidak terlihat sakit hati agar Diana tidak semakin menjadi-jadi.‘Aku tidak mau disudutkan dan dipermalukan lagi, apalagi sekarang ada banyak orang yang melihat,’ batin Ariana. Ia sudah lelah diperlakukan seperti wanita yang hina dan tidak punya harga diri oleh Diana.“Akhirnya cucuku pulang! Nenek sangat takut terjadi sesuatu padamu, Sayang!” seru Diana dengan dramatis. Ia melirik ke arah Ariana. “Memang, ya! Seharusnya kamu dengan Nenek saja, bukan dengan mamamu! Jaga anak saja t
Luna nampaknya tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut Diana. Namun, ia tetap berusaha untuk terlihat tenang dan terus memasang senyum palsunya. Tapi, dalam hatinya, ia sangat tidak terima. Tentu saja Luna akan merasa sangat cemburu setelah tahu Saka bermalam dengan wanita lain. Ia kesal dengan Saka yang sama sekali tidak mau melihatnya, tetapi mau membayar wanita untuk melahirkan anaknya.‘Kenapa tidak aku saja, sih! Padahal Kak Saka juga tidak perlu mengeluarkan uang banyak kalau mau aku melahirkan anaknya!’ batin Luna kesal. Tangannya mengepal sangat erat di bawah meja.‘Kira-kira siapa wanita itu, ya? Memangnya sehebat apa dia sampai Kak Saka mau menyewanya?!’Di tengah-tengah pikiran Luna yang berkelut, Diana melanjutkan curhatnya, “Sebenarnya tante tidak masalah jika Saka mau menyewa rahim atau tidak! Tapi yang buat tante kesal itu, kenapa Saka harus memilih wanita iblis itu!”“Wanita iblis? Apa dia benar-benar wanita yang kejam, Tante?” Luna semakin penasaran dengan
Ariana sedang berjalan untuk menuju kamarnya ketika tidak sengaja Ariana menutup mulutnya tidak percaya. Ia rasanya mendengar sesuatu yang sangat mustahil untuk terjadi. ‘Jake … dia tidak mungkin melakukan hal itu, kan? Tidak mungkin dia berbuat seperti itu!’Dengan langkah lemas, Ariana berjalan menuju kamarnya. ia seperti orang yang tidak punya tenaga. Ketika berada di kamarnya, ia langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Saking tidak percayanya dia, bahkan ujung-ujung jarinya sampai bergetar.Semalaman Ariana tidak bisa tidur. Ia terus menyanggah apa yang tadi dia dengar ketika lewat di depan kamar Saka. Pikirannya dipenuhi oleh Jake. Karena tidak tahan lagi, akhirnya wanita itu mencoba untuk mencari tahu kebenarannya dengan menghubungi Jake.Sayangnya, meski Ariana sudah terus menekan tombol panggilan, tetapi tidak ada jawaban sama sekali.Ariana pun mencoba untuk mengirim pesan, tetapi tentu saja tidak ada jawaban sama sekali. Bahkan keterangan di sana tertulis bahwa Jake sed
“Ariana!”Begitu sampai di mansion Saka dan melihat Ariana berdiri menunggu kedatangannya, Alice segera berlari keluar dari mobil dan memeluk Ariana. Ariana sendiri langsung membuka tangannya lebar-lebar dan menyambut pelukan Alice.Alano yang menyetir keluar dengan perlahan dan tersenyum melihat dua orang temannya itu. Ia melambaikan tangannya untuk menyapa Ariana.“Selamat datang kalian berdua! Ayo, masuk!” ajak Ariana sambil menggandeng lengan Alice.“Wah … mansion ini sudah seperti rumahmu sendiri, ya, Ariana?” goda Alice yang membuat Ariana tertawa lebar.“Ah, kamu ini! Rasanya seperti mimpi kalau aku memang punya rumah sebesar ini!” ucap Ariana sembari mendongak untuk melihat dekorasi mansion yang mewah dan seperti tidak bisa ia gapai meski dengan usahanya menjadi seorang aktris.Alano dan Alice saling menatap, lalu tersenyum seolah tahu isi pikiran masing-masing.“Bagaimana kabar Felix? Kejadian kemarin bisa membuat anak kecil trauma. Aku harap Felix baik-baik saja,” ucap Alano
Sesuai dengan rencana Saka kemarin, Saka berkunjung ke tempat di mana ia menyekap Maria dan David. Demi itu, Saka rela menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat agar bisa keluar dari kantornya sebelum sore.Nichole mengantarkan Saka ke tempat itu. Tempatnya tidak jauh berbeda dengan sebuah hunian normal yang terlihat kosong tetapi masih rapi, hanya terlihat tidak berpenghuni saja.Namun, ketika Saka masuk dan turun ke sebuah tangga rahasia, mulailah suasana terasa berbeda. Ruangan bawah tanah yang Saka gunakan untuk menyekap Maria dan David itu tampak gelap dan dingin. Lampu di sana remang-remang dan membuatnya terasa mencekam.“Silakan lewat sini, Presdir,” ucap Nichole yang memimpin jalan.Beberapa pengawal yang melihat kedatangan Saka langsung menunduk hormat dan memberikan jalan bagi Saka untuk lewat. Saka memang menugaskan beberapa penjaga untuk memantau Maria dan David meski tidak terlalu banyak.Nichole menghentikan langkahnya begitu sampai di dua penjara kosong yang ada di ujung
Ariana hampir tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Ia bangkit dari tidurnya sembari menatap ponsel di tangannya. Hanya ada satu orang yang ada dalam pikirannya saat ini.Tok! Tok! Tok!“Masuklah.”Ariana membuka pintu ruangan Saka dengan perlahan. Terlihat Saka dengan pakaian santainya sedang duduk dan memeriksa beberapa pekerjaannya untuk besok. Ketika melihat Ariana datang, ia segera menutup laptopnya dan bangkit.“Duduklah dengan nyaman,” ucap Saka sembari menunjuk sofa dengan arah pandang matanya. “Katakan apa yang ingin kamu ketahui.” Ariana pun duduk di sana meski dengan canggung. Ia selalu merasa sedikit tidak nyaman dengan ruangan Saka yang kaku. Namun, ia berusaha untuk bersikap santai dan biasa saja.“Ada yang ingin aku tanyakan …,” ucap Ariana. “Sebelumnya, aku minta maaf karena tidak sengaja mendengarkan percakapanmu … tentang Jake.”Saka menghela napas panjang. Ia sudah menduga jika Ariana pasti akan menanyakan hal itu padanya cepat atau lambat. “Apa yang sudah kamu
Saka datang tiba-tiba dan langsung berteriak ke arah Ariana. Ariana tentu saja terkejut bukan main melihat Saka yang mendadak marah kepada dirinya. Karena tidak terima, Ariana pun melangkah maju.“Apa maksud Anda? Jangan bicara sembarangan kalau tidak tahu apa alasanku kemari! Aku hanya ingin tahu bagaimana kondisi Jake saja! Tidak lebih dari itu!” Ariana berusaha membela dirinya sendiri.Namun, nampaknya Saka tidak peduli. Ia menarik salah satu sudut bibirnya dan memutar bola mata. “Memastikan keadaannya saja? Bukannya itu sama saja dengan kamu peduli padanya? Apa kamu tidak ingat apa yang sudah aku katakan padamu tadi malam?!”Ariana meneguk ludahnya. Saka tampaknya memang sangat marah saat ini. Dia maju dan menunjuk ke arah Jake yang terbaring tidak sadarkan diri. Wajah Saka memerah karena amarahnya, tetapi Ariana seperti tidak peduli akan hal itu. Padahal, Nichole sampai pucat saat melihat Saka marah seperti itu.“Dia adalah pria yang menculik anakmu! Dia juga yang menyewa pembunu
“Ariana! Ke mana saja kamu seharian ini?!”Ariana yang baru saja masuk ke mansion itu dikejutkan dengan suara keras dari Saka. Dengan badan gemetar karena terkejut, ia menatap Saka yang terlihat sangat marah kepadanya.Ariana menghela napas panjang dan berusaha menenangkan dirinya. Ia berusaha untuk bersabar dan tidak terhasut amarah Saka.‘Apalagi yang dia inginkan, sih? Kenapa Tuan Saka suka sekali mencari gara-gara denganku?’’ batin Ariana.Saka yang melihat Ariana hanya diam dan melemparkan pandangan matanya itu semakin tidak suka. “Ariana! Kenapa kamu diam saja?! Jawab pertanyaanku!” seru Saka.“Aku cuma dari apartemennya Alice saja, kok! Aku butuh waktu untuk menenangkan diriku!” balas Ariana. Kejadian di rumah sakit tadi pagi membuatnya harus jauh-jauh dari Saka agar emosinya tidak semakin kalut.Sayangnya, Saka sepertinya tidak menerima alasan Ariana. "Lalu kenapa kamu baru pulang? Apa kamu lupa kalau kamu punya anak? Apa kamu tidak kasihan padanya yang tidak bisa tidur karena