Share

Bab 7

Author: Ratu As
last update Last Updated: 2025-04-26 08:38:03

 

"Be--benar, Den? Maaf, tadi hanya bercanda saja. Tangan Den El kan baik-baik saja, kenapa harus disuapi?" Amna jadi salah tingkah sendiri. Niatnya meledek malah jadi senjata makan tuan. 

"Kenapa? Memang harus kena strok dulu baru boleh disuapi? Tadi kamu sendiri yang menawarkan, Amna! Jangan permainkan saya! Kamu kira saya--"

"Baik-baik, Den. Aku suapi, ya ...." 

Buru-buru Amna mengambil sendok dan menyendokkan nasi dengan lauk. Elvis pendiam, kalau sudah ngomong panjang kebiasaan suka ngancem pake potong gaji. Amna sudah paham betul dan dia tidak mau. Tidak mau gajinya dipotong bulan ini karena ada banyak keperluan.

"Ayo, Den El, aaa ...." Amna membungkukan badannya, begitu dekat dengan El, wajahnya mendongak pada lelaki itu dengan seulas senyum seperti memperlakukan batita saja. 

Elvis terpaku sejenak, bukannya buka mulut dia malah buka mata lebar-lebar. Jantungnya berdetak tak karuan, lama-lama malah pengen loncat dan pindah ke piring saking antusiasnya berdetak. 

"Den!" tegur Amna yang tangannya mulai pegel karena Elvis terus mengatupkan bibirnya dan malah menatap Amna terus.

"Ah, ya?" Elvis tersadar dari lamunanya. Dia memalingkan wajahnya lalu berdeham lagi dengan tangan mengepal ke bibir. Ehem!

"Letakan sendoknya!" titah Elvis lagi sebelum menerima suapan dari Amna. 

"Letakan?" 

"Ya, letakan saya bilang. Saya bisa makan sendiri!" 

"Oh, ba--baiklah. Silahkan, Den!" Amna menaruh sendok ke piring lagi dan dia masih berdiri di samping Elvis. 

Lelaki itu jadi salah tingkah, dia tidak bisa makan kalau Amna ada di sini tapi juga tidak rela jika harus mengusir Amna. Rasanya jadi serba salah. 

"Amna?" 

"Ya, Den? Ada yang ingin Den El perintahkan lagi?" 

"Cepat nyalakan mesin blendernya!" titah El tiba-tiba. Kesannya jadi enggak nyambung.

"Haaa?" Amna bingung, dia merasa aneh dengan perintah Elvis. 

"Nyalakan blendernya, kamu mau bikin jus kan? Saya juga mau!" 

"Oh, baik Den!" Tanpa babibu, Amna membalik badan dan bergegas menyalakan mesin blender. Dia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. 

Sementara Elvis mulai makan dengan sesekali sudut bibirnya tertarik. Mesem-mesem tak jelas, makin ke sini makin ke sana. Sikap Elvis jadi aneh. Dulu, Elvis selalu ketus, suka memerintah, dan sering kali memarahi Amna. Namun, perempuan tangguh itu tidak pernah menyerah dan tetap membetah bekerja di keluarga Elvis. Kegigihannya mulai mendapat simpatik dari lelaki lajang itu. 

"Ini, Den." Amna menaruh segelas jus di meja.

Elvis melihatnya, lalu membandingkan dengan punya Amna yang kebetulan juga ada di tangan. Elvis berdiri melongok pada gelas Amna lagi.

Jus alpukat berwarna kehijauan di tengahnya ada bentuk love yang dibuat dari susu coklat. 

"Kenapa punya saya tidak ada yang seperti itu?" Tunjuk Elvis ke gelas Amna. Dia mulai seperti anak kecil.

"Eh? Ada, kok, Den. Ini punya Den El susunya saya tambahin banyak malahan!" Amna menunjukkan gelas Elvis yang memang diberi susu coklat juga. 

"Tapi tidak seperti itu? Punyamu ada gambarnya!" protes Elvis. 

Amna jadi terkekeh-kekeh. Dia malu sendiri kenapa pula Elvis begitu teliti. 

"Oh, ini sebenernya aku cuma iseng, Den. Hehe. Kalo rasa sama saja, kok!" 

"Saya mau yang itu!" Elvis menyodorkan gelasnya agar Amna mau menukar. Tentu saja Amna tidak punya pilihan selain menerima. 

Elvis melenggang begitu saja setelah mendapat jus milik Amna. Sementara wanita itu berdiri sambil gigit jari. 

"Kenapa sih bujangan satu itu? Menyebalkan sekali, apa tadi dia lihat kalo punyaku kutambahin susunya lebih banyak? Ck!" Amna berdecak dan menggerutu sendiri. 

Elvis membawa gelasnya dengan hati-hati, dia terus memerhatikan bentuk love di tengah-tengah jus yang mulai mengurai. Diletakannya gelas itu oleh Elvis. Lalu Elvis mengambil ponsel dan mulai mengambil gambar.

Jeprat-jepret! 

Gelasnya diam saja, cuma Elvis yang kebanyakan gaya, miring kanan miring kiri untuk mendapat hasil yang bagus. Terakhir dia juga slefie dengan gelas jusnya, senyumnya lebar, selebar hati yang sedang jatuh cinta.

Amna kebetulan lewat, dia diam sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. Heran.

'Apa yang sedang Den El lakukan?' 

Sungguh diluar nalar, Amna sampai terbengong-bengong. Awalnya Elvis tidak tahu sampai menyadari jika Amna berdiri kaku melihat ke arahnya. Sontak, Elvis menunjukkan ekspresi kaget. Kemudian dia menegakkan duduknya dan berdeham, pura-pura sok cool. 

"Saya cuma sedang mengambil gambar, kebetulan ada jus jelek ini. Jadi saya foto sekalian," kata Elvis tanpa ditanya. 

Haaaa? 

Mencebiklah bibir Amna, sudah minta dibuatkan, minta tukar, dihina pula, memang bujangan satu itu pengen dikeplak!

Terserah! 

Amna memilih masa bodo, dia melanjutkan perjalanannya ke kamar Yasmin. Elvis langsung menenggak jusnya dengan pipi yang memerah. Dia sangat malu karena terpergok, tapi sudah terjadi. Mau bagaimana lagi? Akhirnya Elvis kembali tersenyum melihat gambar love yang sudah abadi di ponselnya.

***

Semenjak Diaz pindah di depan rumah Yasmin, Amna selalu memakai masker jika siang hari atau pas keluar rumah. Intinya di waktu yang mungkin ada Diaz. 

Pagi ini, seperti biasa Amna akan mengajak Yasmin jalan-jalan di sekitaran komplek sampai ke taman. Dia mendorong kursi roda Yasmin dengan pelan, sesekali bersenandung juga bercerita. 

"Amna, saya ingin ke taman!" ujar Yasmin dengan isyarat tangan juga suara yang sedikit tidak jelas. Namun, Amna sudah paham maksudnya. 

"Ibuk, ingin ke taman? Oke!" 

Yasmin mengangguk, andai bisa bibirnya ingin tersenyum. Sayangnya sangat kaku jika digerakkan. 

Suasana pagi hari di taman memang sangat sejuk. Amna berhenti, dia duduk di sebuah bangku yang terletak di bawah pohon beringin besar yang terawat, sangat teduh dan tidak tampak surup. Kursi roda Yasmin berada di sebelahnya.

Tidak hanya mereka, banyak juga orang di taman terutama orang-orang yang tinggal di komplek, ada yang sengaja berolahraga lari dan jalan santai. 

"Hai, Mbak Amna!" sapa Jejen, salah satu tetangga Yasmin. 

"Hai juga, Mpok Jejen! Duh, jogging nih!" Amna tersenyum ramah. 

"Iyah, seger banget di sini," kata Jejen dengan kakinya berlari di tempat, dia memakai stelan olahraga yang cukup seksi. Maklum, janda semok yang penampilannya selalu ingin kece. "Dah dulu ya Mbak Amna, aku lanjut olahraga!"

"Silahkan!" 

"Oiya, salam juga buat Bang Elvis!" titip Jejen sebelum pergi.

Amna terkekeh-kekeh dengan acungan jempol. Dia tahu, banyak cewek-cewek sekitaran komplek yang naksir dengan lelaki yang Amna sebut bujang lapuk itu, termasuk Jejen. Sudah biasa banyak yang titip salam, kadang ada juga yang berani menitipkan barang pada Amna agar disampaikan pada Elvis. Namun, berakhir di tempat sampah. Tidak tahu juga bagaimana jalan pikiran bujangan itu, Amna jadi curiga jangan-jangan dia gay karena di usianya yang sudah matang tampak sekali menghindari wanita. 

Setelah cukup lama, Amna mengajak Yasmin pulang. Dia menyusuri jalanan yang tadi. 

"Amna!" panggil suara yang tak asing dari rumah depan ketika Amna hendak berbelok. 

Amna membenarkan maskernya, lalu berhenti menunggu Diaz yang datang mendekat. Saat lelaki itu tepat di hadapannya, Amna membungkuk sopan.

"Kenapa, Den?" 

"Bisa tolong saya? Saya tidak bisa masak, tapi pembantu yang katanya akan datang kemarin belum juga datang," ujar Diaz dengan napas terengah karena tadi berlarian  dari rumahnya. 

"Ta--pi ...." Amna agak ragu menerima perintah itu, tapi jika menolak Amna takut  Diaz malah akan curiga.

"Hanya telor dadar atau telor ceplok juga enggak papa, Am." 

Setelah menimang-nimang cukup lama, Amna setuju.

"Baik." Amna memutar kursi roda Yasmin, hendak membawanya ikut juga ke rumah Diaz. 

"Amna!" panggil Elvis yang memergoki Amna dan Diaz tadi bicara. Dia tidak suka, terlebih Diaz juga meminta Amna untuk memasak di rumahnya. "Kamu mau ke mana?" 

"Aku meminta Amna untuk memasak di rumah, sebentar saja!" sahut Diaz sebelum Amna menjawab.

"Tidak bisa, kamu tidak boleh menyuruh-nyuruhnya. Dia punyaku!" balas Elvis dengan cepat.

Mendengar ucapan Elviz, Diaz dan Amna jadi melotot kaget pada Elvis. Elvis sadar sudah keceplosan, dia harus segera meralat ucapannya.

 "Maksudnya orangku! Kamu tidak boleh menyuruhnya sembarangan!" Elvis mengusap-usap tengkuknya. 

"Oh, kirain Paman ...." Diaz mengkode dengan mata membuat Elvis jadi gugup. "Ah, tapi ya sudahlah. Pokoknya Amna kupinjam sebentar, please Paman! Aku kelaparan!" 

Diaz meraih pegangan kursi roda sebelah kiri, ingin menuntun Yasmin agar Amna mengikutinya. Namun, Elvis sigap meraih yang sebelah kanan. Mereka berdua jadi berebut. 

"Paman ini apa-apaan!" Diaz melebarkan matanya. Elvis ikut melotot.

"Tidak, kamu masak sendiri!" tolak Elvis.

"Aku tidak bisa, Paman! Amna harus membantuku!"

Amna kebingungan, dia berdiri cengo. Merasa diperebutkan dengan konyol begini.

"Kamu bisa makan di sini saja kalo gitu!" 

"Tidak mau, Paman! Aku ingin Amna sekalian mengetes kompor di rumahku!" 

"Kamu kira Amna tukang tes kompor? Gila, ya? Sini, biar kuledakkan sekalian kompormu itu!" 

Elvis menarik kursi roda lebih kencang lalu memposisikan di belakangnya dengan sikap posesif.

Sudah sangat lama Elvis tidak bertengkar dengan Diaz, dulu mereka juga begitu. Seringkali bertengkar dengan konyolnya lalu akrab lagi. 

"Paman!" 

Diaz menghentak seperti anak kecil ketika Elvis dengan tidak berempati mendorong kursi roda ibunya agar masuk rumah, dia juga memerintah Amna agar mengikuti. 

"Apa? Berani kamu perintah Amna lagi, kugusur rumahmu! Kupindahin ke planet Markurius! Biar tetanggaan ama matahari! Gosong, gosong sekalian!" 

Amna menahan tawanya, lucu sekali menyaksikan pertengkaran paman muda dengan keponakannya. Tapi anehnya kenapa Elvis bersikap begitu? Amna jadi bertanya-tanya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 8

    "Lain kali jika ada yang memerintahmu selain saya, jangan mau!" kata Elvis ketika mereka sudah ada dalam rumah dan berjalan ke dapur. "Memangnya kenapa, Den?" "Karena saya yang bayar kamu!" jawab Elvis singkat. Amna mengangguk-angguk, dia tidak banyak tanya lagi dan bergegas mengambilkan piring juga sendok untuk Yasmin, dia bersiap menyuapinya. Elvis duduk di tempat biasa, di kursi paling ujung. Dia diam saja, menunggu Amna berinisiastif melayaninya juga. Kalau biasanya memang tidak pernah. Elvis yang dulu menolak dilayani Amna. Tapi semenjak malam tadi kan Elvis sudah memperbolehkan Amna menyentuh barang-barang yang akan dipakai Elvis. Masa iya enggak peka juga?Amna masih sibuk dengan Yasmin, dan Elvis juga tidak ada niatan untuk sarapan sebelum Amna mengambilkannya. Merasa diperhatikan dan tuannya hanya diam saja, Amna menoleh. Dia gugup ditatap tajam begitu oleh Elvis. "Den El, tidak sarapan?" tanya Amna merasa kikuk. "Saya nunggu kamu ambilkan!" Kedua tangan Elvis bertumpu

    Last Updated : 2025-04-27
  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 9

    "Den? Kamu kenapa?" Amna mengulang ucapannya, dia mulai khawatir dengan wajah Elvis yang terlihat sangat syok. "Ah? Ti--tidak. Saya tidak apa-apa!" Elvis berusaha mengendalikan dirinya lagi. "Kamu tadi minta izin libur?" "Ya, Den. Boleh, ya? Please?" pinta Amna dengan mata berbinar penuh harap. Elvis ingin menolaknya mentah-mentah, apa-apaan Elvis di sini merasakan hatinya remuk dan patah lalu harus mengizinkan Amna merayakan ultah dengan anak dan suaminya? Bukankah itu sangat kejam? Tapi melihat binar di mata Amna membuat Elvis tidak tega. "Baik, tapi jam empat harus sudah sampai rumah kalau tidak ...." "Siap, Den! Aku tidak akan telat!" kata Amna bersemangat sebelum Elvis melanjutkan ucapannya dengan ancaman potong gaji.Rasanya masih syok, tapi mau bagaimana lagi? Elvis tidak mungkin juga meraung-raung. Elvis beringsut pergi, namun langkahnya terhenti ketika mengingat ucapan konyolnya pada Amna. Elvis menoleh ke belakang, menatap Amna yang masih berdiri di tempat."Oiya, yang

    Last Updated : 2025-04-28
  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 10

    Amna mengusap pipi anak-anaknya bergantian, berminyak dan berdebu, jauh dari kata bersih."Kalian jadi item begini, dekil sekali, abis main di mana, hm?" Amna coba tersenyum dengan mata berkaca-kaca, perih melihat kedua anaknya seakan tidak terawat. Fifin maju, dia berdiri di dekat Adelia."Ah, mereka pasti abis main di jalanan sama temen-temen. Kalian ngejer-ngejer bus besar lagi?" Fifin memberi kode agar dua anak itu tidak membocorkan rahasia. "Mereka senang sekali mendengar bunyi klakson mobil-mobil besar itu, Am," kilah Fifin. Amna menatap lekat pada kedua anaknya. Ada pikiran aneh yang mulai terbesit di otak Amna, dia menolak untuk memaklumi ini. Hanya saja Amna pun tidak mungkin menuduh yang tidak-tidak tanpa bukti."Iya, Mah. Kita abis main, kok!""Kalian main di jalan sama siapa? Kenapa bawa ukulele begini?" tanya Amna curiga. "Sebelum main kan mereka kerja kelompok. Kalian disuruh bermain alat musik di sekolah, ya? Adelia dan Adelio pasti habis latihan bersama teman-teman,

    Last Updated : 2025-04-29
  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 1

    "Anak saya baru berusia enam belas tahun, dan dia hamil! Saya minta pertanggungjawaban nak Diaz!" Seorang lelaki berumur kisaran empat puluh tahun terduduk dengan wajah kusut dan tatapan penuh luka juga kecewa. Karena anak gadisnya yang selama ini dia jaga telah terenggut kesuciannya oleh kakak kelas di sekolahnya."Anak saya menghamili putri, Anda?" Ibu dari Diaz tersenyum smrik dengan tatapan meremehkan. Dia tidak akan menyangkal, sebelumnya Diaz memang sudah mengakui kesalahannya yang menodai seorang gadis demi taruhan bersama teman-temannya.Ibu Diaz menatap gadis muda yang terduduk dengan kedua tangan gemetar, saling mengait dan bertumpu di paha. wajahnya kusut dengan mata sembab. Penampilannya begitu sederhana, memakai kaus pendek dengan bawahan rok selutut. Rambutnya sebahu yang tergerai semrawut, namun tidak mengurangi aura cantik dan manisnya. "Baik, kami akan bertanggung jawab!" Ibu Diaz mengambil sebuah amplop dari dalam tas yang sudah dia siapkan. "Amplop ini berisi uan

    Last Updated : 2025-03-07
  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 2

    "Kamu tidak apa-apa?" Diaz berjongkok, membantu Adelia yang tadi tergeletak setelah terserempet motor namun kini sudah terduduk. Lutut dan sikutnya lecet sedikit."Ayah, tepikan dulu mobilnya!" pinta Diaz pada ayahnya agar mengambil alih kemudi.Diez lalu menoleh pada pengendara motor yang memakai jaket Gojek dan sekarang berhenti menepikan sepeda motornya juga."Lia, tidak apa-apa, Kak. Cuma lecet." Diaz melihat luka Lia lalu menuntun bocah itu ketepian. Saat jatuh tadi, tidak ada benturan yang keras cuma Adelia terhuyung dan lehernya berbunyi krak. Setelahnya Diaz dengan si pengendara motor tadi meruntutkan kronologi kejadian, bagaimana kecelakaan itu terjadi saat Adelia masih berdiri di samping kanan mobil Diaz sementara lampu hijau sudah menyala. Si pengendara menyalip mobil di depannya, dia tidak tahu jika di depan ada Adelia yang berdiri. Adelio duduk meniupi luka saudara kembarnya. "Maaf, sekali lagi saya minta maaf. Soalnya buru-buru takut penumpang saya cancel pesanan," uc

    Last Updated : 2025-03-07
  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 3

    Elvis sudah bersiap, dia memakai kemeja seperempat lengan berwarna coklat tua. Wajahnya terlihat lebih segar apalagi rambutnya yang sudah rapi makin membuat Elvis tampil gagah. Dia keluar dari kamarnya bertepatan dengan Amna yang mendorong kursi roda ibunya. Mereka bertemu tepat di depan pintu yang berhadapan. Elvis terpaku melihat penampilan Amna yang tampak anggun dan cantik memakai gamis berwarna coklat tua juga dengan kerudung berwarna lebih terang. Lain Elvis, Amna justru terbengong melihat baju yang Elvis pakai. Meski tampak cocok untuk lelaki berwajah tegas dengan sorot mata tajam itu, tapi sungguh membuat Amna jadi kikuk. Amna menoleh ke bawah melihat gamis yang dia pakai lalu kembali menatap pada Elvis. 'Lah, kok, malah jadi kayak orang couple-an? Hadeh!' batin Amna merasa sungkan.Elvis mendekat, niatnya ingin membantu mendorong kursi roda ibunya. "Sebentar, Den! Aku mau ganti gamis dulu!" ujar Amna melangkah mundur lalu ingin balik ke kamar. Tidak mengerti dengan jal

    Last Updated : 2025-03-07
  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 4

    'Pernah dengar di mana nama itu? Sepertinya saya tidak asing,' pikir Diaz mulai mengingat-ingat. Sampai akhirnya ingatannya pada kejadian siang tadi kembali muncul. 'Ah iya, mamahnya Lia, bocah kembar itu. Bukankah bilang kalau mamahnya bernama Amna? Tapi nama Amna di dunia ini pasti tidak cuma satu. Jadi, kemungkinan wanita itu mamahnya si kembar hanya satu banding sembilan,' batin Diaz lagi."Bisa kerja enggak, sih? Punya mata itu dipake, jangan cuma jadi tempelan doang!" tegur Zila dengan nada ketus."Maaf, saya tidak sengaja!" Buru-buru Amna mengambil lap dan mengelap meja yang sedikit basah karena air. "Orang kek gini kok kamu pekerjaan sih, El? Gimana dengan Ibu? Pantas Ibu enggak sembuh-sembuh, pengasuhnya saja seceroboh ini!" Ucapan Zila masih sama pedasnya seperti dulu. Dia tidak berubah, masih bermulut arogan dan judes. "Kak! Amna hanya sedang tidak fit. Dia hari ini sakit, makanya kurang fokus!" bela Elvis tidak ingin Amna terus disudutkan. "Amna, kamu boleh istirahat

    Last Updated : 2025-03-19
  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 5

    Buru-buru Amna berjongkok dan memunguti serpihan vas keramik yang pecah. Dia makin menunduk ketika mendengar suara langkah kaki mendekat. 'Apeees! Apes! Nanti dikira aku lagi nguping lagi? Padahal demi Allah, aku enggak denger apa pun!' Amna gusar sendiri."Amna, a--pa yang kamu lakukan?" tanya Elvis kaget. Dia tidak menyangka jika Amna belum tidur dan sekarang berada di dekat ruang tamu. Dia jadi berpikir, apa tadi Amna mendengar semuanya? "Maaf, Den. Aku tidak sengaja menyenggol vas bunga. Soalnya di sini gelap, niatnya tadi mau ke dapur ambil minum. Minumnya Ibuk habis." Amna masih berjongkok, dia beralasan. Sebenarnya dia ingin makan malam karena tadi belum sempat makan."Ck, lain kali hati-hati. Kenapa tidak nyalakan lampunya dulu?" Elvis berdecak. Di rumah ini memang biasa keadaan malam hari begitu temaram. Selain warna cat yang gelap, juga penerangan yang sengaja Elvis redupkan. "Ada apa, Paman?" Diaz menyusul, dilihatnya Amna yang sedang memunguti pecahan vas bunga. Tanpa d

    Last Updated : 2025-04-24

Latest chapter

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 10

    Amna mengusap pipi anak-anaknya bergantian, berminyak dan berdebu, jauh dari kata bersih."Kalian jadi item begini, dekil sekali, abis main di mana, hm?" Amna coba tersenyum dengan mata berkaca-kaca, perih melihat kedua anaknya seakan tidak terawat. Fifin maju, dia berdiri di dekat Adelia."Ah, mereka pasti abis main di jalanan sama temen-temen. Kalian ngejer-ngejer bus besar lagi?" Fifin memberi kode agar dua anak itu tidak membocorkan rahasia. "Mereka senang sekali mendengar bunyi klakson mobil-mobil besar itu, Am," kilah Fifin. Amna menatap lekat pada kedua anaknya. Ada pikiran aneh yang mulai terbesit di otak Amna, dia menolak untuk memaklumi ini. Hanya saja Amna pun tidak mungkin menuduh yang tidak-tidak tanpa bukti."Iya, Mah. Kita abis main, kok!""Kalian main di jalan sama siapa? Kenapa bawa ukulele begini?" tanya Amna curiga. "Sebelum main kan mereka kerja kelompok. Kalian disuruh bermain alat musik di sekolah, ya? Adelia dan Adelio pasti habis latihan bersama teman-teman,

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 9

    "Den? Kamu kenapa?" Amna mengulang ucapannya, dia mulai khawatir dengan wajah Elvis yang terlihat sangat syok. "Ah? Ti--tidak. Saya tidak apa-apa!" Elvis berusaha mengendalikan dirinya lagi. "Kamu tadi minta izin libur?" "Ya, Den. Boleh, ya? Please?" pinta Amna dengan mata berbinar penuh harap. Elvis ingin menolaknya mentah-mentah, apa-apaan Elvis di sini merasakan hatinya remuk dan patah lalu harus mengizinkan Amna merayakan ultah dengan anak dan suaminya? Bukankah itu sangat kejam? Tapi melihat binar di mata Amna membuat Elvis tidak tega. "Baik, tapi jam empat harus sudah sampai rumah kalau tidak ...." "Siap, Den! Aku tidak akan telat!" kata Amna bersemangat sebelum Elvis melanjutkan ucapannya dengan ancaman potong gaji.Rasanya masih syok, tapi mau bagaimana lagi? Elvis tidak mungkin juga meraung-raung. Elvis beringsut pergi, namun langkahnya terhenti ketika mengingat ucapan konyolnya pada Amna. Elvis menoleh ke belakang, menatap Amna yang masih berdiri di tempat."Oiya, yang

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 8

    "Lain kali jika ada yang memerintahmu selain saya, jangan mau!" kata Elvis ketika mereka sudah ada dalam rumah dan berjalan ke dapur. "Memangnya kenapa, Den?" "Karena saya yang bayar kamu!" jawab Elvis singkat. Amna mengangguk-angguk, dia tidak banyak tanya lagi dan bergegas mengambilkan piring juga sendok untuk Yasmin, dia bersiap menyuapinya. Elvis duduk di tempat biasa, di kursi paling ujung. Dia diam saja, menunggu Amna berinisiastif melayaninya juga. Kalau biasanya memang tidak pernah. Elvis yang dulu menolak dilayani Amna. Tapi semenjak malam tadi kan Elvis sudah memperbolehkan Amna menyentuh barang-barang yang akan dipakai Elvis. Masa iya enggak peka juga?Amna masih sibuk dengan Yasmin, dan Elvis juga tidak ada niatan untuk sarapan sebelum Amna mengambilkannya. Merasa diperhatikan dan tuannya hanya diam saja, Amna menoleh. Dia gugup ditatap tajam begitu oleh Elvis. "Den El, tidak sarapan?" tanya Amna merasa kikuk. "Saya nunggu kamu ambilkan!" Kedua tangan Elvis bertumpu

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 7

    "Be--benar, Den? Maaf, tadi hanya bercanda saja. Tangan Den El kan baik-baik saja, kenapa harus disuapi?" Amna jadi salah tingkah sendiri. Niatnya meledek malah jadi senjata makan tuan. "Kenapa? Memang harus kena strok dulu baru boleh disuapi? Tadi kamu sendiri yang menawarkan, Amna! Jangan permainkan saya! Kamu kira saya--""Baik-baik, Den. Aku suapi, ya ...." Buru-buru Amna mengambil sendok dan menyendokkan nasi dengan lauk. Elvis pendiam, kalau sudah ngomong panjang kebiasaan suka ngancem pake potong gaji. Amna sudah paham betul dan dia tidak mau. Tidak mau gajinya dipotong bulan ini karena ada banyak keperluan."Ayo, Den El, aaa ...." Amna membungkukan badannya, begitu dekat dengan El, wajahnya mendongak pada lelaki itu dengan seulas senyum seperti memperlakukan batita saja. Elvis terpaku sejenak, bukannya buka mulut dia malah buka mata lebar-lebar. Jantungnya berdetak tak karuan, lama-lama malah pengen loncat dan pindah ke piring saking antusiasnya berdetak. "Den!" tegur Amna

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 6

    "Ini untuk kalian!" Diaz memberikan es krim itu pada si kembar. Kebetulan jam makan siang, niatnya dia ingin cari makan di resto tapi begitu melewati perempatan lampu merah dia teringat dengan dua bocah kembar. Diaz berjanji untuk menemui mereka lagi, baru sekarang bisa terlaksana karena sejak kemarin dia mulai sibuk kerja. "Makasih, Kak Diaz!" Adelio menerimanya dengan senyum lebar.Adelia mengusap wajahnya yang masih basah karena air mata. "Kamu kenapa, Cantik?" Diaz membungkuk dan mengusap kepala Adelia. Adelia menggeleng. "Tidak apa-apa, Kak Diaz. Tadi Lio berantem sama Arkan, tapi ayahnya Arkan menjewer Lio. Lia jadi sedih ...." "Arkan mulai dulu, dia sengaja membuatku tersandung. Tentu saja aku tidak terima!" sahut Adelio yang masih menunjukkan sikap marahnya. "Aku ingin mengejar dan membela diri, Lia malah menahanku dan menangis!" "Aku menahanmu karena tidak ingin kita terlibat masalah!"Kedua bocah itu kembali ribut, Diaz tersenyum kecil melihat pertengkaran mereka. "Oh

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 5

    Buru-buru Amna berjongkok dan memunguti serpihan vas keramik yang pecah. Dia makin menunduk ketika mendengar suara langkah kaki mendekat. 'Apeees! Apes! Nanti dikira aku lagi nguping lagi? Padahal demi Allah, aku enggak denger apa pun!' Amna gusar sendiri."Amna, a--pa yang kamu lakukan?" tanya Elvis kaget. Dia tidak menyangka jika Amna belum tidur dan sekarang berada di dekat ruang tamu. Dia jadi berpikir, apa tadi Amna mendengar semuanya? "Maaf, Den. Aku tidak sengaja menyenggol vas bunga. Soalnya di sini gelap, niatnya tadi mau ke dapur ambil minum. Minumnya Ibuk habis." Amna masih berjongkok, dia beralasan. Sebenarnya dia ingin makan malam karena tadi belum sempat makan."Ck, lain kali hati-hati. Kenapa tidak nyalakan lampunya dulu?" Elvis berdecak. Di rumah ini memang biasa keadaan malam hari begitu temaram. Selain warna cat yang gelap, juga penerangan yang sengaja Elvis redupkan. "Ada apa, Paman?" Diaz menyusul, dilihatnya Amna yang sedang memunguti pecahan vas bunga. Tanpa d

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 4

    'Pernah dengar di mana nama itu? Sepertinya saya tidak asing,' pikir Diaz mulai mengingat-ingat. Sampai akhirnya ingatannya pada kejadian siang tadi kembali muncul. 'Ah iya, mamahnya Lia, bocah kembar itu. Bukankah bilang kalau mamahnya bernama Amna? Tapi nama Amna di dunia ini pasti tidak cuma satu. Jadi, kemungkinan wanita itu mamahnya si kembar hanya satu banding sembilan,' batin Diaz lagi."Bisa kerja enggak, sih? Punya mata itu dipake, jangan cuma jadi tempelan doang!" tegur Zila dengan nada ketus."Maaf, saya tidak sengaja!" Buru-buru Amna mengambil lap dan mengelap meja yang sedikit basah karena air. "Orang kek gini kok kamu pekerjaan sih, El? Gimana dengan Ibu? Pantas Ibu enggak sembuh-sembuh, pengasuhnya saja seceroboh ini!" Ucapan Zila masih sama pedasnya seperti dulu. Dia tidak berubah, masih bermulut arogan dan judes. "Kak! Amna hanya sedang tidak fit. Dia hari ini sakit, makanya kurang fokus!" bela Elvis tidak ingin Amna terus disudutkan. "Amna, kamu boleh istirahat

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 3

    Elvis sudah bersiap, dia memakai kemeja seperempat lengan berwarna coklat tua. Wajahnya terlihat lebih segar apalagi rambutnya yang sudah rapi makin membuat Elvis tampil gagah. Dia keluar dari kamarnya bertepatan dengan Amna yang mendorong kursi roda ibunya. Mereka bertemu tepat di depan pintu yang berhadapan. Elvis terpaku melihat penampilan Amna yang tampak anggun dan cantik memakai gamis berwarna coklat tua juga dengan kerudung berwarna lebih terang. Lain Elvis, Amna justru terbengong melihat baju yang Elvis pakai. Meski tampak cocok untuk lelaki berwajah tegas dengan sorot mata tajam itu, tapi sungguh membuat Amna jadi kikuk. Amna menoleh ke bawah melihat gamis yang dia pakai lalu kembali menatap pada Elvis. 'Lah, kok, malah jadi kayak orang couple-an? Hadeh!' batin Amna merasa sungkan.Elvis mendekat, niatnya ingin membantu mendorong kursi roda ibunya. "Sebentar, Den! Aku mau ganti gamis dulu!" ujar Amna melangkah mundur lalu ingin balik ke kamar. Tidak mengerti dengan jal

  • Anak Kembar yang Ibumu Tolak!    Bab 2

    "Kamu tidak apa-apa?" Diaz berjongkok, membantu Adelia yang tadi tergeletak setelah terserempet motor namun kini sudah terduduk. Lutut dan sikutnya lecet sedikit."Ayah, tepikan dulu mobilnya!" pinta Diaz pada ayahnya agar mengambil alih kemudi.Diez lalu menoleh pada pengendara motor yang memakai jaket Gojek dan sekarang berhenti menepikan sepeda motornya juga."Lia, tidak apa-apa, Kak. Cuma lecet." Diaz melihat luka Lia lalu menuntun bocah itu ketepian. Saat jatuh tadi, tidak ada benturan yang keras cuma Adelia terhuyung dan lehernya berbunyi krak. Setelahnya Diaz dengan si pengendara motor tadi meruntutkan kronologi kejadian, bagaimana kecelakaan itu terjadi saat Adelia masih berdiri di samping kanan mobil Diaz sementara lampu hijau sudah menyala. Si pengendara menyalip mobil di depannya, dia tidak tahu jika di depan ada Adelia yang berdiri. Adelio duduk meniupi luka saudara kembarnya. "Maaf, sekali lagi saya minta maaf. Soalnya buru-buru takut penumpang saya cancel pesanan," uc

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status