Beranda / Urban / Anak Kembar Tuan Miliader / Bab 52 : Pembicaraan Di Perjalanan

Share

Bab 52 : Pembicaraan Di Perjalanan

Penulis: Taehyunie05
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 22:21:38

Mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut Ben, gerakan Ivy menyuapi si kembar terhenti. Wanita itu menoleh, lalu menatap Ben dengan penuh tanda tanya yang terlihat jelas di manik mata hijaunya yang bulat dan begitu jernih.

"Neva?" Ujar Ivy bertanya kembali ketika mendengar nama itu, merasa asing.

Ben menganggukkan kepala, lalu menyimpan sendok yang ada di tangannya ke piring karena ingin mendengar jawaban dari lawan bicaranya.

"Iya, Neva. Apa kau mengenalnya atau setidaknya pernah mendengar namanya?" Tanya Ben dengan nada serak yang terdengar begitu berat.

Ivy terdiam. Wanita itu terlihat memalingkan wajahnya ke arah kedua anaknya lalu menyuapi mereka kembali seolah tengah menghindari pertanyaan itu.

Ben merasakan ada hal yang ganjil disini. Ia menatap Ivy dengan tatapan intens. Karena tak kunjung mendapat jawaban, Ben kembali bersuara.

"Ivy? Kau mendengar pertanyaanku kan?" Tanya Ben lagi. Kali ini, ia menekan tiap kalimat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 53 : Drama

    Terry tampak mengerjapkan matanya mendengar perintah itu. Bocah laki-laki itu memiringkan kepala dengan raut wajah bingung yang tergambar jelas di wajah imutnya."Mommy?" Beo Terry dengan suara pelan, menatap Ben yang saat ini tengah memasang wajah gugup dan juga terlihat tertekan.Ben menghela napas panjang. Ia menurunkan nada suaranya sembari memaksakan senyuman manis di bibirnya yang sedikit menghitam akibat terlalu banyak merokok.Senyum Ben terlihat begitu ganjil dan aneh. Dibandingkan dengan  menawan, Terry sendiri akan memilih jika senyum pria yang selalu berseteru dengannya terlihat mengerikan."Iya, Mommy. Bisa kau panggil dia kemari? Ada yang ingin Daddy bicarakan padanya,"Terry tentu tak menurut begitu saja karena ia sendiri tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi disini. Jadi, Terry menatap Ben dengan tatapan intens, yang membuat Ben merasa gugup karena takut akting payahnya ini ketahuan oleh wanita yang sedang berada di seb

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 54 : Merasa Gagal

    Ivy kini tengah berbelanja beberapa camilan untuk si kembar. Matanya dengan cermat melihat setiap jajaran Snack yang berjajar dengan rapi di etalase toko. Sesekali, Ivy juga melihat harga dari Snack itu untuk menyesuaikan kantongnya agar ia tak kekurangan yang di akhir bulan.Terra sendiri memilih untuk mengikuti sang ibu dengan cara menggandeng tangan Ivy dengan erat layaknya lem. Gadis kecil itu takut terpisah dengan Ivy, apalagi si tengah kerumunan seperti saat ini. Mata Terra tampak berbinar begitu melihat jajaran snack kesukaannya di etalase yang berada di hadapannya. Senyuman manis terpatri di bibir mungilnya, memperlihatkan taring mungil yang sama seperti milik Ivy.Terlebih, Ivy mengajak Terra ke etalase yang terdapat banyak makanan kesukaannya dengan kakak kembarnya. Ah, rasanya Terra seperti berada dalam surga dunia melihat para camilan itu."Terra, kau mau memilih yang mana? Yang rasa keju atau yang rasa coklat?" Tanya Ivy se

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 55 : Kolam Renang (1)

    Setelah semua belanjaan yang yang baru saja mereka beli di bayar oleh Ben—termasuk belanjaan milik Ivy dan Terry—, Ben kembali melanjutkan perjalanannya menuju tempat yang Terry inginkan seperti tawarannya tadi. Pria bermata coklat itu melanjutkan mobilnya dengan kecepatan sedang. Kali ini, suasana mobil tak terasa suram dan dingin seperti sebelumnya.Suasana mobil saat ini begitu hidup, dengan nyanyian riang dari radio yang Ben hidupkan. Selain itu,Terry dan Terra ikut menyanyi di bagian yang mereka hapal.Ivy kini duduk di samping Ben lagi karena Terra menginginkan Terry untuk duduk di sebelahnya. Wanita itu merasa hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk kedua anaknya, setelah semua kejadian gila yang terjadi kemarin. Dirinya bersyukur karena senyum manis tak pernah luntur dari wajah si kembar. Wanita itu melirik ke arah Ben, mencuri curi tatapan ketika pria itu tengah menyetir dengan fokus. Harus Ivy akui, Terry terlihat begitu tampan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 56 : Kolam Renang (2)

    Ben langsung menatap para pria itu satu persatu dengan tatapan matanya yang setajam elang. Pria itu mengalihkan tatapannya pada tangan Ivy yang saat ini tengah di cekal oleh seseorang. Dengan kasar, Ben menghempaskan tangan itu lalu membawa Ivy ke dalam pelukannya.  Tubuh Ivy langsung bertubrukan dan menempel di dada Ben, membuat gelenyar aneh yang terasa di tubuh wanita muda itu.Wajah Ivy memerah saat menyadari jika dada telanjang Ben bersentuhan dengan kulit tubuhnya yang terekspos, mengingat Ivy hanya menggunakan baju renang pendek yang mencetak tubuhnya yang seperti gitar spanyol.Selain itu, jantung Ivy berdetak kencang seolah akan keluar dari tempatnya. Dalam jarak sedekat ini, Ivy bisa merasakan bau Citrus dengan amber Wood yang tercium dari tubuh Ben, begitu jantan namun juga menenangkan.Terry juga melakukan hal yang sama dengan yang Ben lakukan untuk mengamankan Terra yang saat ini terlihat ketakutan. Bocah laki-laki itu meme

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 57 : Bukti (1)

    "Mengapa anda menanyakan hal itu pada saya?"Ivy mengalihkan tatapannya dari si kembar yang sedang bermain air di kolam pada Ben untuk melihat ekspresi pria itu. Kepala Ivy terlihat dimiringkan dengan mata mengerjap lucu. Jangan lupakan juga bibirnya yang mengerucut kecil seperti anak kecil yang tengah merajuk. Ekspresi bingung yang Ivy tampilkan tak ada bedanya dengan ekspresi Terra ketika sedang berpikir. Sama sama menggemaskan.Ben menutup matanya sejenak sembari menggigit pipi bagian dalamnya untuk menahan rasa gemas yang sejak tadi ia tahan.Pria bermata coklat itu tak ingin Ivy semakin ketakutan jika melakukan tingkah impulsif. Jangan sampai rasa trauma Ivy kembali muncul ke permukaan karena tindakan bodohnya.Selain itu, Ben juga merasa heran. Apa benar Ivy adalah gadis berusia 26 tahun yang mempunyai dua anak? Soalnya tingkahnya terlalu imut untuk ukuran seorang wanita yang sudah memiliki dua anak yang sudah masuk TK.Di mata Ben, Ivy terlihat seperti gadis 18 tahun, begitu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 58 : Bukti (2)

    "Kau tak tahu rasa apa yang aku maksud?"Hanya beberapa sentimeter lagi maka bibir milik Ben akan bersentuhan dengan bibir milik Ivy. Wanita itu tentu saja panik. Ia ingin mendorong wajah Ben menjauh darinya. Akan tetapi, tubuhnya mengkhianatinya.Karena Ivy tak bisa mendorong wajah Ben menjauh, maka yang bisa Ivy lakukan adalah menahan napas sembari memejamkan mata seerat mungkin. Ivy tak sanggup melihat apa yang akan terjadi setelah ini.Ben menghentikan gerakannya sembari tersenyum kecil. Pria itu mendekatkan bibirnya pada dahi Ivy dan mencium bagian itu dengan lembut. Setelah beberapa detik, Ben melepas kecupan itu."Kenapa kau menutup matamu, hm? Kau mengharapkan apa?" Tanya Ben setelah menjauhkan wajahnya dari wajah Ivy. Ivy membuka mata dengan wajah merah padam karena sudah salah sangka. Wanita itu menutup wajahnya yang memerah menggunakan telapak tangan karena malu sudah berpikir yang tidak tidak."Kau mengharapkanku mencium bibirmu ya?" Tanya Ben dengan nada menggoda, sesek

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 59 : Berkumpul (1)

    "Kau darimana saja? Aku lelah menunggumu, bodoh,"Kai melempar kulit kacang yang sedang ia makan pada Ben begitu pria bermata coklat itu tiba di apartemen Jake. Ben melirik ke arah Kai sembari menghela napas, enggan meladeni adik dari sahabatnya itu.Begitu dekat dengan sofa, Ben segera merebahkan dirinya dengan nyaman, tepat di samping Kai yang saat ini memutar matanya tanpa menghentikan kunyahannya pada kacang yang sedang ia makan.Pria bermata amber itu melirik ke arah Ben dengan tatapan aneh, karena pria yang berprofesi sebagai CEO itu hanya menggunakan celana boxer pendek sepaha dengan kaos hitam polos yang menutupi tubuhnya."Kenapa pakaianmu terlihat santai begitu?"Pertanyaan yang Kai lontarkan membuat aktivitas Ben yang saat ini sedang mengetik sesuatu di layar ponselnya terhenti. Ben menolehkan kepalanya pada Kai dan memusatkan atensinya pada pria bermata amber itu dengan mata menyipit tajam, tak suka jika kegiatannya di ganggu."Aku habis dari luar," jawab Ben singkat, eng

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 60 : Berkumpul (2)

    "Kau mengetahui sesuatu tentang siapa yang mengejar Jake, Ben?" Kai menolehkan kepalanya saat suara Ben menyambar perkataan Jake, seolah pria itu tahu sesuatu tentang orang yang menyerang Jake.Ben menghela napas, lalu melirik ke arah Ethan, Jake dan Kai secara bergantian. Wajahnya terlihat tanpa ekspresi, dengan tatapan datar yang tak bisa diartikan, menimbulkan tanda tanya besar di benak Kai dan Caroline bersaudara. Setelah itu, pria bermata coklat itu memijat kepalanya yang terasa berdenyut sembari memejamkan mata.Hal ini tentu saja memancing rasa penasaran diantara ketiga pria itu. Kai yang memang pada dasarnya kepo dan selalu ingin tahu akan hal yang membuatnya penasaran mendekati Ben. Pria bermata amber itu menepuk lengannya dengan perlahan hingga Ben membuka matanya. Ben menolehkan kepalanya ke arah Kai dengan tatapan tajam miliknya. Jangan lupakan aura dominan pekat yang memenuhi ruangan ini, membuat Kai meneguk ludahnya karena merasa gentar. Kai ingin mengurungkan niatn

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13

Bab terbaru

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 84 : Ending

    Setelah dirias oleh para pengantin professional selama dua jam lamanya, penampilan Ivy kini berubah drastis. Wanita sederhana yang saat ini sedang kebingungan itu terlihat berkali kali lipat lebih cantik daripada sebelumnya.Wajahnya yang seperti boneka dipoles sedemikian rupa, dengan gaun pengantin putih yang membalut tubuh rampingnya.Setelah memasangkan veil pada kepalanya, para perias itu pergi ke luar dari ruangan itu. Ivy menggigit bibirnya dan memegang dadanya lagi, merasa sesak dan juga tak nyaman.Ditengah kebingungannya itu, tiba tiba saja Ben datang menghampiri dirinya, dengan setelan jas hitam yang nampak gagah membalut tubuh kekarnya.Sejenak keduanya saling terkesima satu sama lain. Wajah Ivy sampai memerah melihat wajah Ben yang berkali kali lipat lebih tampan daripada biasanya. Meskipun kantung mata hitam tak bisa di samarkan dengan sempurna dari wajah pria tampan itu." Ben, jelaskan apa yang terjadi. Mengapa semuanya bisa terjadi seperti ini? Kenapa pernikahannya men

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 83 : Pengantin?

    "Kalau aku mau uncle Kai menjadi Daddy ku," sela Terry yang entah sejak kapan datang. Semua orang yang ada di ruangan itu mengalihkan fokus mereka pada Terry yang saat ini terlihat begitu berkeringat. Bocah laki-laki itu mengipasi wajahnya yang terlihat memerah menggunakan buku yang entah di dapat dari mana.Terra memperhatikan kakak kembarnya dengan intens. Ada seberkas rasa tak suka saat Terry menyebutkan demikian. Maka dari itu, Terra turun dari pangkuan Kai dan segera menghampiri Terry, lalu memukul tangan bocah laki-laki itu dengan cukup kencang.Terry yang mendapat geplakan kasih sayang dari sang adik tentu saja tak terima. Mata hijaunya menatap Terra dengan tatapan tajam. Rahang bocah laki-laki itu mengetat. Wajahnya yang terlihat memerah karena kelelahan menjadi semakin merah karena marah."Kenapa kau malah memukul tanganku?" Tanya Terry dengan nada setengah berteriak. Ia hampir saja mendorong tubuh Terra ke belakang jika saja Ivy tak menarik gadis kecil itu ke belakang."I

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 82 : Tuan Clayton

    "Ben, apakah kau sudah selesai dengan pekerjaanmu?" Tanya seorang pria paruh baya yang masih bugar di umurnya yang tak muda lagi.Ben yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya tentu saja menghentikan kegiatannya. Matanya bergulir dari laptop menuju ke arah sumber suara. Di depannya, Ben bisa melihat seorang pria yang sangat ia kenali. "Oh, belum," sahut Ben singkat lalu kembali memusatkan perhatiannya pada laptop dan kembali mengetik, mengabaikan eksistensi pria yang saat ini berada di hadapannya dengan wajah tak bersalah."Aku sedang sibuk, Daddy Apa yang Daddy butuhkan? Katakan dengan cepat dan segera keluar dari sini,"Perkataan Ben yang merupakan pengusiran secara langsung membuat pria dengan postur yang sangat mirip dengan Ben itu tertawa keras. Pria itu menegang perutnya yang terasa keram.Ben melirik sebentar ke arah pria yang ia panggil Daddy itu secara sekilas, lalu memutar mata malas saat mendengar tawa nyaring yang terdengar menyebalkan di telinganya."Dad, suaramu membuat

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 81 : Kejujuran

    "Well, sepertinya aku memang harus membicarakan hal ini, terutama kaitannya dengan penyembunyian statusku dan juga pelaku dari tragedi mawar hitam itu sendiri,"Ivy tersenyum miris pada dirinya sendiri. Dengan cepat, ia segera menarik rambut hitamnya yang panjang dan indah dari belakang dengan gerakan kasar. Wanita muda itu meringis kecil saat kepalanya terasa sangat sakit. Kai yang berada di hadapannya tentu saja terkejut dengan aksi dai wanita yang lebih muda darinya itu."Wow wow wow. Tunggu sebentar. Apa yang akan kau lakukan, Ivy?" Tanya Kai heran karena tak mengerti apa yang akan dilakukan oleh wanita beranak dua itu."Menarik apa yang tersembunyi," jawab Ivy ambigu, yang tentu menimbulkan tanda tanya besar di benak Leanore dan juga Kai."Maksudnya?" Tanya Leanore dengan nada pelan, benar benar gagal paham dengan apa yang Ivy katakan padanya."Aku akan menjelaskan itu nanti. Tapi bisakah kalian menarik rambutku terlebih dahulu?" Pinta Ivy dengan wajah memelas. Mata hijau itu t

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 80 : Fakta Tersembunyi (2)

    "Bukti nyata. Tidak hanya sekedar omongan saja. Kau tahu sendiri bukan jika perkataanmu itu tak memiliki kekuatan hukum jika masalah ini akan di usut?"Perkataan yang Kai lontarkan memang benar adanya. Ivy termenung sembari menggigit bibir, merasa ada yang kurang untuk mengungkap Flora sebagai dalang dari dua kejadian mengerikan yang terjadi selama beberapa tahun ke belakang.Kurangnya bukti dan saksi membuat Ivy terperangkap kata katanya sendiri. Wajah wanita beranak dua itu terlihat kebingungan, namun disisi lain terlihat sedikit kesal karena menemukan jalan buntu, disaat semuanya akan terungkap.Kai yang melihat hal itu menampilkan senyuman tipisnya. Ia segera berdiri untuk mengambil makanan yang sekiranya bisa di gunakan untuk mengganjal perut yang terasa lapar, mengingat sekarang sudah hampir makan siang. Kai baru ingat jika dirinya belum makan apapun selain air yang tadi ia teguk hari ini."Kau mau kemana?" Tanya Leanore menginterupsi Kai yang bangkit dari sofa."Bukankah kita s

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 79 : Fakta tersembunyi (1)

    "Darimana kau mendapatkan kesimpulan jika Flora adalah dalang dari semua ini?"Ethan tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh kakak tirinya itu. Bibirnya terlihat melengkung ke atas dengan mata yang terpejam.Hal ini membuat Jake selaku kakak tak sedarah dari pria bermata abu abu itu merasa kebingungan dengan tingkah sang adik yang tak bisa ia baca."Kau tak tahu?" Tanya Ethan balik, dengan nada datar seperti biasa.Jake menggelengkan kepalanya. Jujur saja, ia merasa kebingungan dan terkejut disaat yang bersamaan, karena mendapat sekali banyak kejutan dan informasi dalam satu waktu. Kejadian hari ini terlalu sulit untuk di cerna oleh otaknya yang seolah tersetting untuk bisnis saja.Ethan tertawa kecil melihat sang kakak yang terlihat kebingungan, namun disisi lain juga terlihat sangat penasaran. Ia ingin menggoda Jake lebih lama, hitung hitung sebagai hiburannya dikala suntuk.Akan tetapi, Ethan tak melakukannya mengingat ia tak punya banyak waktu untuk bercanda si situasi gedu

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 78 : Bercerita (2)

    "Haruskah aku mengatakannya?"Ivy bertanya pada kedua manusia yang berada di sampingnya dengan nada ragu. Mulutnya terlihat kelu saat didesak harus membuka tabir rahasia yang selama ini ia simpan rapat agar identitasnya tak ketahuan.Leanore dan Kai menganggukkan kepala sebagai tanda setuju. Suara Ivy tercekat di kerongkongan, seolah ada sesuatu yang menahannya. Lidahnya terasa kelu untuk mengatakan sebuah kalimat sebagai jawaban dari pertanyaan yang Kai lontarkan.Sejujurnya ia merasa bersalah karena menyembunyikan fakta sebesar ini, terutama "Neva" adalah sosok yang mengetahui semua tentang dua kejadian buruk yang menimpa Clayton Group hingga memakan banyak korban jiwa.Akan tetapi, disisi lain, jika ia membuka jati dirinya, maka hidupnya bisa dalam bahaya. Ini adalah sebuah pertaruhan yang sangat besar resikonya.Dirinya menimang nimang keputusan untuk mengungkap jati dirinya. Jika boleh dibandingkan, maka rahasia yang satu ini jauh lebih berat di katakan daripada saat ia menyembun

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 77 : Bercerita (1)

    "Itu karena aku memiliki alasan tersendiri."Ivy mendesah malas seraya melihat ke arah jam di dinding, menikmati suara jarum jam yang entah kenapa menenangkan pikirannya yang tengah kusut seperti benang yang bertumpuk.Leanore tentu saja mengerutkan keningnya mendengar alasan yang Ivy lontarkan. Rasanya, wanita yang sudah menjadi rekan sekaligus dianggapnya adik itu menyembunyikan sesuatu yang sangat besar. Hal ini bisa terlihat dari cara pandang Ivy yang terlihat tak nyaman. Manik hijau yang bagaikan rusa itu bergulir tak tentu arah dengan gerakan tubuh yang tak nyaman. Leanore bisa melihat jika Ivy seolah ingin meninggalkan tempat ini secepat mungkin.Walaupun wajah Ivy terlihat lebih tenang daripada sebelumnya, tapi Leanore tahu jika Ivy sebenarnya tengah menyembunyikan keresahan hati yang saat ini ia rasakan.Wanita berambut merah terang itu menghela napas panjang. Ia ingin mendesak sahabatnya lebih jauh. Jujur saja, keputusan yang Ivy ambil sangatlah bodoh menurutnya. Leanore m

  • Anak Kembar Tuan Miliader    Bab 76 : Puncak Kebenaran (3)

    Jake sudah sampai di apartemennya karena panggilan Ethan yang menyuruhnya untuk cepat pulang ditengah jam kerjanya. Dengan tergesa, pria bermata hitam jelaga itu melepas sepatu yang ia kenakan dan melemparnya dengan asal.Tak berhenti sampai di sana saja, Jake juga melempar jas yang ia kenakan ke gantungan mantel yang berada dekat dengan pintu, hingga jas itu tergantung dengan asal. Setelah beres, pria itu segera melangkahkan kakinya menuju ke ruang tengah, tepat dimana sang adik menunggu dirinya.Jake bisa melihat jika ruang tengah sangat berantakan, seperti diterjang oleh badai topan. Kaleng bir yang berserakan di mana mana. Sampah yang berceceran di segala penjuru. Serta remah remah kue dah keripik yang bertebaran di setiap jengkal lantai yang ia pijaki. Jake juga bisa menemukan beberapa dalaman wanita yang tergantung di atas sofa. Jake menggeleng jijik sembari menggelengkan kepalanya, karena tak percaya jika apartemen yang ia sayangi ini tak ayal seperti tempat pembuangan sampah

DMCA.com Protection Status