Home / Romansa / Anak Kembar Sang Presdir / Masa Yang Sudah Berlalu

Share

Masa Yang Sudah Berlalu

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2023-09-19 21:45:51

Beberapa puluh tahun lalu. Veronica masih terlihat sangat muda dan tampak segar dengan kulit wajah yang sangat halus. Dia duduk di kursi samping kemudi, sesekali menoleh ke sang suami juga putranya—Kenzi yang duduk di belakang.

“Mama, kita mau ke mana?” tanya Kenzi yang saat itu berumur dua belas tahun.

Veronica menoleh ke belakang, menatap Kenzi dengan seulas senyum dan menjawab, “Bukankah Kenzi ingin adik?”

Kenzi terlihat sumringah saat mendengar jawaban Veronica.

“Kita mau nyari adik?” tanya Kenzi penuh semangat.

Veronica mengalami komplikasi saat melahirkan Kenzi, sehingga membuatnya kini tidak bisa hamil lagi.

Kenzi sendiri terus merengek ingin seorang adik seperti teman-temannya. Veronica sebenarnya tidak ingin, tapi karena Kenzi sampai demam akibat keinginannya tidak terpenuhi, membuat Veronica dan James tidak memiliki pilihan selain mengadopsi anak.

Kenzi sangat senang, sebagai anak tunggal yang sangat penurut dan patuh kepada orang tuanya, membuat Kenzi pada akhirnya mendapat
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
dari kevin msh bayi, kenzi udh sayang ma kevin...sayang nya kevin malah jahat ma kenzi...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Sang Presdir    Rasanya Horor

    “Dia menyayangi melebihi nyawanya sendiri. Bahkan sebelum kecelakaan itu terjadi, Kenzi berkata ingin memberikan beberapa saham miliknya untukmu, agar kamu bisa mendapatkan posisi yang tinggi di perusahaan. Namun sayangnya, keserakahanmu membawa petaka untuk dirimu sendiri.” Veronica bicara sambil berdiri dari duduk.Kevin diam tanpa suara, banyak suara-suara yang kini berbisik di hati dan pikirannya, setelah mendengar semua cerita Veronica.“Sekarang. Kamu harus menebus semua perbuatanmu. Terima hukumanmu, renungi semua perbuatan yang sudah kamu lakukan,” ucap Veronica lantas memilih pergi, tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Kevin, atau dia akan berubah pikiran.Kevin tertunduk, memandang kedua tangan yang diikat. Hingga sedetik kemudian, sebulir kristal bening luruh dari kelopak mata, mengiringi sebuah penyesalan mendalam atas ketidaktahuan serta semua perbuatannya.Polisi datang untuk membawa Kevin. Pria itu tidak memberontak atau melawan, pasrah karena kini sudah mengakui

    Last Updated : 2023-09-20
  • Anak Kembar Sang Presdir    Hanya Penyesalan

    Veronica baru saja bangun, setelah semua kerjadian yang terjadi semalam. Saat baru saja membuka pintu kamar, dia sudah disuguhi pemandangan yang cukup membuat perasaannya tenang.Veronica melihat Adam yang sedang bermain di lantai sendirian, memainkan mobil-mobilan kesukaannya dengan ceria dan penuh kebahagiaan.Veronica pun mendekat, lantas berdiri di dekat Adam. Semalam Veronica tidak sempat menanyakan atau melihat kondisi Adam yang sempat menangis terus menerus. Dia terlalu lelah dengan semua beban dan masalah yang terjadi akhir-akhir ini.“Kamu main sendiri? Di mana Bibi Zahra?” tanya Veronica ke Adam.Adam menoleh dan melebarkan senyum saat melihat Veronica. Bocah itu lantas menunjuk ke dapur, menjawab pertanyaan Veronica hanya dengan tunjukan jarinya.“Bibi Zahra di dapur?” tanya Veronica lagi.Adam mengangguk menjawab pertanyaan Veronica, lantas kembali bermain dengan tenang, melupakan kejadian semalam di mana dia sempat melihat sebuah kekerasan.Veronica masih berdiri memandan

    Last Updated : 2023-09-20
  • Anak Kembar Sang Presdir    Kelegaan

    Kevin keluar dari sel dengan kedua tangan diborgol. Dia berjalan lesu menuju ruang khusus kunjungan. Dia tidak berani menatap siapa yang datang untuk menemuinya, sadar diri jika siapapun yang datang pastinya hanya untuk menyalahkan dan menghakimi dirinya.Namun, ternyata dugaan Kevin salah. Yang datang ke sana adalah Sandra. Wanita itu datang membawa rantang makanan, langsung berdiri saat melihat Kevin datang.“Tuan.”Kevin terkejut mendengar suara Sandra di sana, hingga mengangkat kepala dan melihat wanita itu di sana.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Kevin keheranan.“Saya datang membawakan makanan untuk Anda,” jawab Sandra sambil memperlihatkan rantang di meja.Tatapan Kevin tertuju ke rantang, hingga kembali menatap Sandra yang berdiri memulas senyum ke arahnya.“Kenapa kamu ke sini?” tanya Kevin bingung.“Tuan duduklah dulu, saya bawa makanan untuk Tuan.” Sandra masih bersikap baik dan ramah, setelah apa yang dilakukan Kevin kepadanya.Kevin bingung, tapi anehnya menurutui

    Last Updated : 2023-09-21
  • Anak Kembar Sang Presdir    Terkejut

    Stef pergi ke perusahaan Renata karena diminta mengambil berkas sesuai keinginanya. Ya, juga karena Stef memiliki maksud lain datang ke perusahaan itu.“Aku datang mau menagih makan siang.”Mely sangat terkejut melihat kedatangan Stef di sana. Dia sampai berdiri dengan mulut menganga karena bingung.“Kenapa kamu di sini? Maksudku kenapa kamu tidak menghubungiku saja jika ingin menagih janji makan siang?” tanya Mely yang kikuk dan bingung.Stef malah tersenyum melihat Mely yang kebingungan, merasa jika wanita itu sangat lucu dan menggemaskan ketika sedang panik.“Sebenarnya aku ke sini karena ingin mengambil berkas yang diminta Renata, sekalian menagih janji makan siang,” jawab Stef menjelaskan.Mely paham dan mengangguk. Dia mencari berkas yang butuh tanda tangan Renata, hingga teringat akan berita yang beredar di perusahaan pagi ini.“Oh ya, Bu Renata tidak masuk dan memintamu mengambil berkas, apa ada hubungannya dengan penangkapan Pak Kevin semalam?” tanya Mely yang penasaran.Stef

    Last Updated : 2023-09-22
  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Tahu

    “Pak Evan, tunggu ….” Mely mencoba memahami status antara Evan dan Renata.Renata sudah bisa menebak jika Mely akan terkejut, begitu juga dengan Stef. Evan sendiri merasa canggung karena akhirnya ada yang tahu statusnya.“Evan itu suaminya Renata,” bisik Stef.Mely terkejut dan langsung menoleh Stef. Ekspresi wajahnya sangat mewakili perasaan bingung, panik, juga syok.“Jadi, Pak Evan suaminya Bu Renata.” Mely memastikan meski otak cerdasnya sudah bisa menebak.Renata dan Evan sama-sama tersenyum canggung, lantas mengajak Mely untuk duduk terlebih dahulu. Dia pun menceritakan alasan Evan menjadi asistennya, agar tidak ada yang salah paham dan menganggap rendah suaminya.“Oh … jadi seperti itu,” ucap Mely akhirnya paham.Mely melirik Stef, kesal juga karena pria itu tidak memberitahunya terlebih dahulu. Andai tahu lebih dulu, Mely pasti akan mempersiapkan diri bertemu Renata dan Evan.“Maaf jika tidak memberitahumu atau yang lain soal status sebenarnya suamiku di kantor. Aku hanya tida

    Last Updated : 2023-09-22
  • Anak Kembar Sang Presdir    Kasihan Setelah Pengakuan

    “Bagaimana bisa sampai seperti ini? Pria itu harus merasakan hukuman karena sudah menganiaya dan berusaha membunuh kalian!”Margaret sampai di kota itu saat sore hari. Dia langsung ke rumah sakit untuk melihat kondisi putranya.“Papa kenapa kakinya sakit?” Dhira bertanya sambil memandang kaki Evan yang diperban.Dhira dan Dharu diajak karena Margaret tidak bisa meninggalkan cucu-cucunya di rumah hanya bersama pembantu.Evan bingung harus menjawab pertanyaan siapa terlebih dulu, sebab Dhira dan Margaret bertanya secara berurutan.“Awalnya sudah luka karena kecelakaan, Ma. Lalu Paman kembali menginjak kaki Evan yang sakit, hingga membuat pembengkakkan di beberapa bagian. Tapi dokter sudah mengecek keseluruhan juga melakukan rongent dan tidak ada luka fatal pada jaringan otot atau tulang,” ujar Renata menjelaskan.Dhira dan Dharu mendengarkan Renata bicara, hingga Dhira kembali buka suara.“Jadi, Papa kecelakaan dan sakit?” tanya Dhira sambil memberikan tatapan iba.“Iya, tapi papa baik-

    Last Updated : 2023-09-23
  • Anak Kembar Sang Presdir    Menghindarkan dari Dendam

    “Papa, kenapa sakit tidak bilang Dhira? Kalau bilang, Dhira ‘kan bisa jagain.”Dhira masih duduk di samping Evan, sambil menatap kaki Evan yang terluka.“Memangnya kamu bisa jagain?” tanya Dharu yang tentu saja meragukan itu.“Bisa,” jawab Dhira penuh keyakinan. “Dhira bisa bantu jagain Papa pas bobok, terus ambilin makannya Papa, juga bisa bantu yang lain,” imbuh Dhira yang tidak mau disepelekan.Dharu menghela napas kasar, tidak mau berdebat lagi karena tahu betul bagaimana sang adik.Evan mengusap kepala Dhira karena gemas, anak-anaknya sangat peduli dan menyayanginya, meski mereka baru saja bertemu setelah Dhira dan Dharu besar, tetapi semua itu tak lantas membuat kedua anaknya tidak mau dekat dengannya.“Dhira boleh tinggal di sini sama Papa dan Mama, kan?” tanya Dhira penuh harap. Dia rindu jika harus terus berjauhan dari orang tuanya.“Mana bisa, Dhira. Sekolah kita gimana? Masa pindah lagi,” protes Dharu yang tidak sependapat dengan keinginan adiknya, meski dia sendiri pun san

    Last Updated : 2023-09-24
  • Anak Kembar Sang Presdir    Tahu Sesuatu

    “Evan sepertinya belum tahu masalah perusahaan. Itu lebih baik, apalagi kondisinya saat ini yang sedang tidak stabil,” ucap Edward.Margaret baru saja merapikan pakaiannya yang dikenakan, mereka akan pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Evan. Margaret memang tidak mau kembali, sampai memastikan kondisi Evan benar-benar baik.Mereka menginap di rumah orang tua Stef, karena adik Edward tahu sang kakak di kota itu, hingga memaksa sang kakak menginap.“Ya, mungkin benar katamu, Pa. Memang lebih baik jangan memberitahu Evan,” ujar Margaret yang merasa keputusan suaminya benar.“Ya sudah, pokoknya kita pura-pura semua baik-baik saja,” ujar Edward kemudian. “Lagian Evan sepertinya jarang pegang ponsel, itu lebih baik lagi, dengan begini dia tidak iseng mengecek pasar saham.”Margaret mengangguk, mereka pun keluar dari kamar bersama. Dhira dan Dharu sudah di luar kamar sejak tadi, duduk menonton televisi sambil menunggu oma dan opa mereka selesai berganti pakaian.“Kamu ikut?” tanya Edw

    Last Updated : 2023-09-24

Latest chapter

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status