Share

Keputusan Rapat

Penulis: Aldra_12
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-08 19:33:40
Rapat itu terhenti sejenak karena kedatangan Renata dan Evan, juga adanya perkenalan singkat dari keduanya. Renata sendiri benar-benar masih bingung, sejak kapan Evan memiliki saham perusahaan Veronica.

“Apa kita bisa mulai rapatnya?” tanya staf yang berdiri di mimbar.

Semua orang mengangguk. Renata mengambil kursi yang berhadapan dengan Stef, sekilas menyapa Grace dan pria yang pernah ditemuinya dengan seulas senyum.

Rapat itu dimulai dengan membahas kinerja perusahaan, proges, juga keuntungan perusahaan selama setahun terakhir. Hingga akhirnya sampailah di acara penilaian kinerja jabatan presiden direktur, serta pengambilan suara untuk mempertahankan posisi itu.

“Seperti tahun sebelumnya, hanya Pak Kevin yang layak menduduki jabatan itu, serta beliau memiliki kinerja yang bagus. Kami selaku pemegang saham, akan mendukung Pak Kevin menjadi presiden direktur seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar salah satu pemegang saham yang mendukung Kevin.

Kevin tersenyum puas, sangat yakin mes
Aldra_12

Saya kurang pandai dalam hal bisnis, jika ada kesalahan dalam bab dan ada koreksi, kalian bisa menyampaikan di komentar, saya akan sangat berterima kasih dan menerima segala kritik juga saran kalian. terima kasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
sapa tuh yg dateng,veronica kah??
goodnovel comment avatar
Suci Mas'Ulah
selalu menunggu kelanjutan nya ...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Anak Kembar Sang Presdir    Suara Terakhir

    Kevin terperanjat melihat siapa yang hadir di rapat itu. Bahkan dia sampai menelan ludah susah payah dengan ekspresi wajah takut, tapi berusaha ditutupi dengan senyum.Renata memulas senyum melihat Veronica hadir di sana. Tidak menyangka jika sang oma akan datang dan menunjukkan diri, padahal sebelumnya masih berpura-pura sakit.“Ma.” Kevin langsung mendekat ke Veronica untuk mencari muka.Renata yang melihat hal itu tentu saja langsung memasang wajah masam karena kesal dengan sang paman yang bermuka dua.Semua orang langsung membungkuk memberi hormat ke Veronica yang berjalan masuk.“Mama kenapa ke sini? Apa kondisi Mama sudah membaik?” tanya Kevin berbasa-basi, padahal dalam hatinya benar-benar kesal dan geram karena Veronica terlihat baik-baik saja.“Kamu tidak pernah melihat kondisiku, bagaimana bisa kamu tahu apa aku sudah membaik atau belum,” ucap Veronica dengan suara datar dan tatapan begitu dingin.Kevin terkesiap dan menelan ludah mendengar ucapan Veronica, para petinggi per

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Anak Kembar Sang Presdir    Ambisi dan Ego

    “Apa maksud Mama? Kenapa Mama mempermalukanku di depan banyak orang, hanya untuk menyenangkan cucu yang sudah memberikan aib di keluarga kita?” Kevin mengamuk Veronica saat mereka berada di ruangan berdua.Veronica melihat ambisi dan kebencian dalam tatapan mata Kevin. Tidak disangka sang putra bisa sampai seperti ini hanya karena harta.“Apa aku perlu mengumpulkan semua jajaran direksi untuk membahas apa yang sudah kamu lakukan? Seharusnya kamu bersyukur karena aku masih membiarkanmu di sini.” Veronica bicara dengan tegas sambil menatap Kevin.Kevin sangat terkejut mendengar ucapan Veronica, tentunya tidak senang dengan ucapan wanita itu.“Memangnya apa yang sudah aku lakukan?” Kevin menatap penuh amarah yang ditahan.Veronica mengambil sebuah stopmap besar, lantas membanting di meja.“Memalsukan laporan, memanipulasi data, juga meracuni pemimping perusahaan.” Veronica mengungkap perbuatan Kevin yang sudah diselidikinya, termasuk percobaan pembunuhan yang dilakukan Kevin ke Veronica.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Anak Kembar Sang Presdir    Bukan Hubungan Biasa

    Veronica, Renata, dan Evan menatap pembantu itu bersamaan. Melihat jika pembantu terlihat panik dan takut.“Ampun, Nyonya.”Pembantu itu langsung bersujud di lantai sambil menangis.Ternyata dugaan Renata benar, teh itu memang ada racunnya, sehingga pembantu itu langsung bersujud karena takut.Veronica tidak menyangka jika pembantu yang bekerja di sana selama bertahun-tahun lamanya, ternyata tega ingin meracuninya.“Ampun, Nyonya. Saya hanya menuruti perintah.” Wanita itu menangis dengan posisi masih bersujud.Renata tidak habis pikir, kenapa pembantu rumah bisa setega ini ingin menusuk Veronica dari belakang. Renata pun kembali duduk dan meletakkan cangkir di meja, menunggu pengakuan pembantu itu dan juga keputusan Veronica.“Siapa? Kevin?” tanya Veronica langsung menebak.Pembantu itu tidak berani menjawab, tapi terus menangis.Veronica memegangi kepala, tidak menyangka jika Kevin meminta pembantu rumah untuk meracuninya. Dia ingin memberi kesempatan kedua untuk Kevin agar mau berub

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Anak Kembar Sang Presdir    Antisipasi

    “Oma, kenapa Mama dan Papa tidak ngajak Dhira dan Dharu?”Dhira menggelembungkan pipi, sedang sedih karena sang mama dan papa pergi terlalu lama.“Mama dan Papa sedang ngurus kerjaan, jadi ga bisa ajak Dhira dan Dharu. Nanti kalau sudah selesai, pasti akan pulang buat lihat kalian,” ucap Margaret menjelaskan.Dhira tetap saja sedih karena ditinggal sang mama sangat lama, ini adalah pertama kalinya Renata meninggalkan anak-anak itu cukup lama.“Tapi biasanya, Dhira dan Dharu diajak, kenapa sekarang ga?” Dhira tetap saja mengeluh meski sudah dijelaskan.Margaret ingin menjelaskan, tapi Dharu sudah bicara terlebih dahulu.“Mama kerjanya ga main musik lagi, jadi ga bisa ajak kita kayak biasanya. Lagi pula enak di sini, kita bisa sekolah diantar-jemput Oma kadang Opa, terus setiap pulang sekolah makan enak, jajan, makan es krim. Kalau sama Mama, pasti langsung pulang karena Mama harus kerja lagi. Kalau Dharu lebih suka di sini, kalau ikut Mama pasti nanti juga kita sering ditinggal-tinggal

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • Anak Kembar Sang Presdir    Kecelakaan

    “Di mana Sandra?” tanya Veronica saat sudah sedikit tenang.Renata menemui Veronica di kamar untuk melihat kondisi neneknya itu.“Dia di kamarnya, Oma. Dia mau bekerja sama dengan baik, jadi Oma jangan mencemaskan apa pun, biar aku yang mengurusnya,” jawab Renata mencoba menenangkan agar Veronica tidak banyak pikiran.Veronica mengembuskan napas panjang, masih syok karena tidak menyangka jika masalah keluarga akan serumit ini.“Selama ini pamanmu tidak pernah mau menikah, tapi sekarang ternyata punya anak di luar nikah. Aku harus bagaimana menyikapinya?”Veronica benar-benar merasa kepalanya begitu pening mengetahui kelakuan Kevin.Renata tahu beban yang ditanggung sang oma, jika informasi tentang Kevin yang memiliki anak di luar nikah tersebar, pasti itu akan memalukan keluarga.“Oma tenang dulu. Nanti kita cari solusinya, sekarang yang terpenting Oma istirahat agar tidak terlalu banyak beban. Ingat kesehatan Oma juga,” ucap Renata mencoba menenangkan.Veronica mengangguk-angguk. Ren

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • Anak Kembar Sang Presdir    Mencemaskan

    Suara orang-orang berteriak panik, juga ada yang meminta menghubungi ambulance pun terdengar saling bersahutan.Renata merasa kepalanya sangat pusing. Dia memegangi kepala yang berat karena sempat terbentur dashboard saat tabrakan tidak terhindarkan. Hingga dia menoleh ke Evan, melihat suaminya yang tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir di dahi pria itu.“Van, Evan.” Renata berusaha membangunkan, tapi Evan tidak bangun.Renata hendak membuka pintu, tapi tangannya lemas, bahkan tubuhnya terasa tidak bertenaga sama sekali. Dia mengatur napasnya, kepala pening dengan pandangan kabur membuatnya berusaha tetap mempertahankan kesadaran.“Anda baik-baik saja?” Suara satpam terdengar dari luar.Renata menoleh dan satpam itu bersama beberapa orang sedang berusaha membuka paksa pintu mobil. Dia mengangguk-angguk lemah mendengar suara satpam, telinga masih mendengar suara-suara orang yang sedang berusaha membuka paksa pintu itu.“Van.” Renata kembali memanggil nama pria itu, tapi masih

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • Anak Kembar Sang Presdir    Sabotase

    Jantung Renata sudah berdegup kencang, bahkan dada terasa sesak saat melihat kedatangan Murni, apalagi wanita itu terlihat cemas.“Ada apa, Mbok?” tanya Renata dengan ekspresi wajah takut.Veronica pun menunggu Murni menyampaikan apa yang terjadi.“Itu, Tuan Evan harus dipindah ke ruang inap, soalnya masih belum sadar dan kaki kanannya patah karena terjepit.” Murni pun menjelaskan.Renata begitu syok mendengar hal itu, begitu sedih karena suaminya terluka parah.“Ya sudah, Mbok urus semua yang dibutuhkan. Aku akan menyusul ke ruang inap, begitu Renata sudah stabil dan bisa jalan,” perintah Veronica.Murni mengangguk lantas bergegas mengurus pendaftaran agar Evan mendapat ruangan.“Aku sudah baik-baik saja, Oma. Biar aku ikut melihat Evan.” Renata tidak sabar ingin melihat kondisi suaminya.“Nunggu infusmu habis, baru lihat suamimu. Jangan bantah!” Veronica bicara tegas demi kesehatan cucunya itu.**Akhirnya setelah dokter menyatakan jika Renata baik-baik saja dan tidak perlu dirawat

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • Anak Kembar Sang Presdir    Ide Melindungi

    “Kakimu sekarang begini, bagaimana bisa kamu melindungi Renata.” Bukannya simpati, Stef malah meledek Evan.Renata sedang keluar untuk membeli minum, meninggalkan Stef di ruang inap bersama Evan.“Apa kamu sedang ingin mengejekku?” Evan tidak senang mendengar ucapan sepupunya itu.“Tidak ada yang ingin mengejek, hanya bicara fakta,” balas Stef dengan santainya.Evan benar-benar kesal. Padahal mereka sangat dekat karena Stef dulu sangat mengagumi Evan yang pandai berbisnis di usia muda. Namun, semenjak mereka tahu jika sudah menyukai wanita sama, membuat keduanya berselisih.“Renata tetap harus bekerja karena memiliki tanggung jawab sebab baru saja diangkat sebagai direktur operasional, dengan kondisimu yang seperti ini, kamu tidak mungkin bisa melindunginya untuk saat ini,” ujar Stef entah sedang mengungkap fakta, atau sekadar memanas-manasi Evan.“Apa sebenarnya yang ingin kamu katakan?” Evan benar-benar aneh dengan ucapan Stef.“Ya, kamu tahu jika mungkin kecelakaan yang terjadi buk

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12

Bab terbaru

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status