Share

Apa Hakmu?

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2023-07-22 09:47:09

“Mama, kenapa Dharu sakit terus?” tanya Dharu yang sedang disuapi Renata.

Dhira dan Dharu duduk bersama di atas ranjang, Renata sendiri menyuapi keduanya secara bergantian.

“Mungkin karena Dharu kecapean, jadinya sakit,” jawab Renata yang bersikap tenang meski hatinya sedang hancur lebur akibat penyakit yang diderita anaknya.

“Tapi Dharu tidak main, tadi saja sedang duduk sama Dhira, terus kepala Dharu sakit, lihat Dhira ga bisa, lalu lupa. Pas bangun sudah di sini,” ujar Dharu menceritakan apa yang dirasakan.

Renata mengulum bibir mendengar ucapan Dharu, dadanya semakin sesak tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Stef yang ada di sana pun menatap Renata dengan rasa iba, dia tahu jika Renata sedang berusaha kuat untuk anak-anaknya.

“Iya mungkin Dharu capek, karena waktu itu ikut ke luar kota lalu jaga Dhira pas sakit juga, ‘kan?” Renata membuat alasan. Dia kembali menyuapi Dharu dan Dhira bergantian.

Dharu terlihat berpikir, hingga kemudian menganggukkan kepala mengiakan alasan yang dib
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Anak Kembar Sang Presdir    Senjata

    “Pergi kamu dari sini dan jangan pernah berharap bisa menemui anak-anakku!” geram Renata kemudian mendorong tubuh Evan hingga mundur.Evan merasa bersalah karena sudah berkata ingin mengambil Dhira dan Dharu, meski semua itu sebenarnya tidak benar dan hanya untuk menggertak Stef saja. Namun, semua sudah terjadi dan Evan tidak bisa menarik kalimat yang sudah meluncur dari bibirnya.“Kenapa kamu masih diam? Pergi dari sini! Pergi kubilang!” bentak Renata begitu keras untuk mengusir.Stef langsung mendekat ke Renata dan berusaha untuk menenangkan.“Re, tenanglah dulu,” ucap Stef.“Dia ingin mengambil anakku. Setelah semua yang aku lalui sendirian, dia ingin mengambil mereka! Dia pikir siapa, hah! Pergi kamu dari sini, aku tidak mau melihatmu!” Renata semakin emosi dan terus mengusir Evan.Evan sendiri tidak melakukan pembelaan. Apa pun yang akan dijelaskan, pasti tetap akan dianggap buruk oleh Renata, sehingga Evan memilih diam dan menerima amukan wanita itu.“Re, tenangkan dirimu. Janga

    Last Updated : 2023-07-23
  • Anak Kembar Sang Presdir    Keinginan Dharu

    “Papa tidak akan pergi,” tanya Dhira sambil menggenggam jari Evan.“Tidak, kamu jangan cemas. Sekarang tidur dulu,” jawab Evan mencoba meyakinkan.“Tapi kalau Dhira bobok, nanti Mama ngusir Papa lagi,” ucap Dhira yang tampaknya masih trauma melihat Renata mengusir Evan.Renata langsung melotot mendengar ucapan Dhira, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena Dhira dan Dharu melindungi Evan.Evan melirik ke Renata yang duduk di sofa, hingga kemudian mencoba kembali meyakinkan Dhira.“Tidak, meski Mama nanti ngusir, papa akan tetap di sini,” kata Evan meyakinkan.Dharu menpuk-nepuk tangan Dhira, kemudian berkata, “Sudah, percaya saja kalau Papa tidak akan pergi.”Dhira menoleh Dharu yang tidur di sampingnya, kemudian menoleh ke Evan. Dhira pun percaya dan akhirnya mencoba tidur.Renata masih diam karena kesal Evan mendapatkan Dhira dan Dharu, sedangkan Stef mulai cemas karena Evan sudah mengambil hati Dhira dan Dharu.“Kamu tidur di mana?” tanya Renata ke Stef.“Aku rencana akan tidur di

    Last Updated : 2023-07-24
  • Anak Kembar Sang Presdir    Lebih Dekat

    Renata duduk sendirian di kursi selasar panjang yang ada di koridor rumah sakit. Angin malam yang berembus dingin dan menusuk kulit pun tidak dihiraukannya. Dia tiba-tiba merasa takut dan kalut, kenapa Dharu tiba-tiba meminta semua itu, seolah Dharu akan pergi untuk selamanya.“Tidak, dia pasti akan baik-baik saja.”Renata menggelengkan kepala, mencoba menahan air matanya. Dia mencoba menyingkirkan pemikiran buruk, meski semua itu begitu sulit karena ketakutan akan penyakit yang diderita Dharu.“Ya Tuhan, jangan ambil Dharuku.” Renata mengusap kasar wajahnya.“Dharu pasti akan baik-baik saja.”Suara Evan mengejutkan Renata. Dia mengangkat wajah dan melihat Evan di sana. Renata pun buru-buru menghapus air mata yang sempat menetes.“Mau apa kamu di sini?” Renata bicara ketus karena masih kesal dengan Evan.Tanpa menjawab pertanyan Renata terlebih dahulu, Evan pun duduk di samping Renata, membuat wanita itu terkejut.Renata memalingkan wajah, berusaha tegar dan tidak ingin terlihat lemah

    Last Updated : 2023-07-26
  • Anak Kembar Sang Presdir    Tugas Ayah

    “Kenapa wajahmu kusut seperti itu, Ma?”Edward—ayah Evan, menatap sang istri yang terlihat kesal sambil menatap ponsel.“Sebenarnya Evan ke mana, Pa? Dia mendadak pergi dan sangat susah dihubungi,” ucap Margaret kesal. Dia sampai melempar ponsel ke kasur karena sudah beberapa kali mencoba menghubungi Evan, tapi tidak mendapat balasan dari putranya itu.Edward baru saja sampai rumah. Dia melonggarkan dasi sambil menatap sang istri yang kesal.“Kemarin sekretarisnya memberi laporan kalau Evan mengambil alih cabang yang ada di luar kota. Katanya Evan ingin di sana dan mengembangkan perusahaan di sana agar berkembang seperti di kota lain,” jawab Edward santai.“Apa?” Margaret malah sangat terkejut mendengar penjelasan Edward. “Apa maksudnya itu? Sudah bagus dia di sini, memimpin perusahaan besar, kenapa malah mengambil alih anak cabang?”Edward memandang sang istri, dahinya berkerut halus mendengar ucapan Margaret.“Memangnya kenapa? Bukankah Mama yang tahu betul, bagaimana sifat Evan? Bi

    Last Updated : 2023-07-27
  • Anak Kembar Sang Presdir    Sebuah Takdir

    “Apa kamu menyukai Renata?”Evan langsung menoleh saat mendengar pertanyaan Stef. Ditatapnya sang adik sepupu yang berdiri di sampingnya. Evan sedang membeli makanan di kantin, hingga Stef ikut dengannya dan membuat Evan tidak bisa menolak.“Aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu,” ujar Evan dengan santainya. Dia kini sedang menunggu pesanannya dibungkus.Stef kesal mendengar jawaban Evan, hingga menarik lengan sepupunya itu.“Kenapa sikapmu jadi dingin seperti ini? Apa benar karena kamu menyukai Renata dan menganggap aku ini sainganmu?” tanya Stef kesal.Evan menoleh Stef, sambil masih mempertahankan wajah datarnya.“Bukankah itu kamu? Kamu mendadak memperlihatkan ketidaksukaanmu kepadaku, begitu tahu aku ayah dari anak wanita yang kamu sukai. Apakah tidak terbalik? Bukankah kamu yang merasa kalau aku sainganmu.”Balasan dari Evan cukup menohok, membuat Stef gelagapan dan malah terjebak dengan ucapannya sendiri.Evan tampak santai karena tidak merasa dengan apa yang dituduhkan Stef. D

    Last Updated : 2023-07-27
  • Anak Kembar Sang Presdir    Pengakuan dari Renata

    “Kami akan memberitahu begitu hasilnya keluar. Jika memang ada kecocokan dari salah satu sampel, maka kita bisa menjadwalkan untuk operasi, karena lebih cepat lebih baik, sebelum kondisi tubuh pasien semakin memburuk,” ujar dokter menjelaskan.Renata mengangguk paham, kemarinya saling meremas dan dalam hati berharap agar dia atau Evan bisa menyelamatkan Dharu.“Jika memang ada kecocokan di antara kami, apakah kalian bisa segera menjadwalkan operasinya? Semua biaya tidak perlu dipikirkan, saya yang akan menanggungnya,” ujar Evan. Dia tidak ingin menyiakan peluang yang ada.Dokter itu memulas senyum, kemudian berkata, “Tentu, kami akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan pasien. Namun, kita pun perlu melakukan beberapa prosedur sebelum operasi dilakukan. Jadi saya harap kalian bisa memahami ini, kami ingin semuanya mendapatkan hasil yang terbaik.”Setelah bertemu dan berkonsultasi, Renata dan Evan pun berjalan bersama menuju ke kamar inap Dharu. Renata menoleh dan memandang Evan, pr

    Last Updated : 2023-07-28
  • Anak Kembar Sang Presdir    Boleh Perhatian, Ga Boleh Peluk

    “Mama jangan peluk-peluk papanya Dhira!” Dhira berdiri sambil berkacak pinggang, melotot ke Renata dan Evan yang berada di lantai.Renata sangat terkejut, menatap Dhira yang menatap tajam ke arahnya, sebelum kemudian menurunkan pandangan dan memandang Evan yang ada di bawahnya. Dia syok dan langsung berdiri dengan cepat.“”Mama ga peluk, tadi mau jatuh dan malah menabrak papanya Dhira,” ucap Renata buru-buru menjelaskan.Evan sendiri menunggu Renata bangun dari atas tubuhnya, bahkan dia sempat berdeham karena merasa canggung dengan posisi mereka. Dia lantas bangun dan Dhira langsung menggandeng tangannya.“Ini papanya Dhira, pokoknya Mama dilarang peluk-peluk.” Dhira pun menggandeng Evan untuk masuk dan mengabaikan Renata.Renata melongo, bisa-bisanya dia sekarang yang dicuekin dan diabaikan oleh putrinya itu.**Dharu sudah diperbolehkan pulang, selama menunggu hasil tes lab keluar, Renata sudah diberi informasi untuk menjaga kesehatan termasuk menjaga tekanan darah dan gula, untuk p

    Last Updated : 2023-07-28
  • Anak Kembar Sang Presdir    Selalu Salah Paham

    “Biar aku yang melakukannya,” ucap Renata saat melihat Evan hendak mencuci piring.“Tidak usah. Aku tidak mau makan gratisan, jadi aku akan membayarnya dengan mencuci,” balas Evan mengabaikan larangan Renata.Evan sudah memakai celemek dan siap mencuci. Renata sendiri kembali sebal mendengar balasan dari Evan.“Apa kamu tidak bisa bicara yang sedikit mengenakkan. Siapa yang merasa kamu makan gratisan di sini, aku mengundangmu karena kita harus menjaga kesehatan. Atau jangan-jangan kamu sebenarnya tidak mau menjaga makanan, karena kamu takut jika kamu yang cocok!” tuduh Renata yang kesal. Dia bahkan sampai berkacak pinggang.Evan menoleh Renata, sekali lagi melihat wanita itu bertindak dan bicara kekanak-kanakan.“Apa kamu harus membahas itu di sini? Kamu mau mereka dengar?” Evan melotot ke Renata.Renata menoleh ke ruang tamu, melihat Dhira dan Dharu sedang bermain sambil menonton televisi.“Mereka tidak dengar,” sangkal Renata, “aku hanya heran dengan sikapmu yang selalu mengucapkan

    Last Updated : 2023-07-29

Latest chapter

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status