Home / Romansa / Anak Kembar Sang Konglomerat / 53. Angel Bukan Anak Aldi

Share

53. Angel Bukan Anak Aldi

Author: Audia
last update Last Updated: 2021-09-20 17:20:43

"Sedang apa Anda di sini? Dokter Shanika yang terhormat." 

Shanika menatap wajah dokter Andre yang terlihat tidak menyukai keberadaannya. Mereka adalah teman satu universitas kedokteran.

"Saya mohon. Jangan memberikan hasil itu ke suami saya."

Jadi, Aldi adalah suami dari Shanika. Berarti Shanika adalah selingkuhan Aldi dan madu dari Elina. Mereka berdua telah bermain di belakang Elina bahkan berzina. Ternyata wanita ini serendah itu hanya untuk mendapatkan cintanya dengan menjatuhkan wanita lain.

"Kenapa?" tanya Andre dingin.

"Saya akui Angel bukan putri dari Aldi tapi hasil hubungan gelap saya dengan suami salah satu mantan ipar saya."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   54. Shanika Kabur Dari Rumah

    Aldi mencari keberadaan Shanika dimana-mana. Wanita licik itu tidak ada. Aldi masuk ke dalam kamar dan memeriksa isi lemari. Aldi mengepalkan tangannya."Wanita itu telah kabur."Aldi dengan nafas memburu langsung keluar kamar dan berteriak nyaring membuat semua anggota keluarga keluar melihat apa yang terjadi dengan Aldi."Kak ada apa?" tanya Naila."Kakak kenapa berteriak seperti tadi? Kakak gak kenapa-kenapa?" sambung Keyra."Tidak. Kalian berdua duduk. Mana mama?""Mama....""Ada apa Aldi?" tanya Tamara keluar dari ka

    Last Updated : 2021-09-20
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   55. Kediaman Alexander

    Hari ini si kembar bermain-main dimension besar Devan. Tidak ada yang bisa menembus gerbang keluarga Alexander dengan sembarangan. Penjagaan yang ketat membuat siapa saja berpikir seribu kali untuk sekedar bertamu dan melangkahkan kakinya ke mansion ini. "Dev, mana deddy dan mommy?" tanya Liana duduk di dekat Devan. "Wah si kembar telah datang," seru Mita langsung duduk di dekat Liana. Wajah Liana sangat cantik dan juga cute. Bagaimana Devan tidak terpesona. Devan memutar bola matanya malas melihat tingkah mommy nya yang sangat berlebihan. Devan memilih mengobrol dengan Liam tentang penemuan baru mereka. Entah apa itu. "Mommy Dev?" tanya Liana polos. Mita mengangguk.

    Last Updated : 2021-09-21
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   56. Bertemu Mantan Mertua

    Hari ini adalah hari sibuk untuk Elina, ia harus menyambut kedatangan tamu penting dari Jerman yang ingin memeriksa cabang butik Alice di Indonesia, utusan dari nyonya Alice. Elina jadi merindukan nyonya Alice yang sangat baik padanya selama di Jerman.Elina bertemu dengan nyonya Alice ketika membantu wanita paruh itu membawa barang belanjaan. Waktu itu Elina tengah mengandung lima bulan dan ingin pergi berjalan-jalan di sekitar rumah, namun niatnya berubah dan ia ingin berjalan lebih jauh lagi dan berakhir bertemu dengan nyonya Alice di jalan, yang tengah kesulitan dengan barang belanjaan yang banyak.Suara ponsel Elina bergetar. Sepertinya ada panggilan masuk.“Aku merindukanmu Elina dan kedua anak kembar itu.” Suara dibalik telepon terdengar

    Last Updated : 2021-09-21
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   57. Elina yang Berubah

    “Kak Liam, gendong Nana terus putar,” ujar gadis kecil itu mendekati Liam yang tengah membaca buku dengan Devan. “Biar Dev saja,” kata Devan menawarkan diri. Liana segera menggelengkan kepalanya. “Ndak boleh. Hanya kak Liam yang boleh. Nanti bunda marah.” Devan mengerti dan mengalah. Liam tersenyum ke arahnya seakan mengejeknya. Devan memilih tidak memikirkan Liam. Liam sangat menyebalkan. Liam menggendong Liana dan berputar-putar membuat Liana tertawa dengan keras karena impiannya terwujud. Liana selalu bermimpi memiliki sayap seperti bidadari. Dan Liam memiliki ide untuk membahagiakan adik kecilnya, dengan menggendongnya dan berputar tanpa henti.

    Last Updated : 2021-09-21
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   58. Penyakit Elina Kambuh

    "Kita perlu bicara Elina," ucap Aldi hendak memegang lengan tangan Elina, namun wanita itu langsung menepisnya dengan kasar.Aldi tidak menyerah, ia menghadang langkah Elina. Elina menatap Aldi dengan wajah datar dan dingin."Ada apa lagi? Urusan kita telah selesai Aldi?""Kamu ada hubungan dengan dokter Andre? Tolong! Jangan membuatku sakit hati Elina. Aku tidak bisa mengikhlaskan mu dengan orang lain."Kamu yang melepaskan aku Mas, batin Elina memperhatikan wajah Aldi yang nampak putus asa. Elina tidak bisa menghilangkan rasa cinta yang masih terselip di benaknya. Ia masih mencintai Aldi. Tapi mereka tidak akan mungkin bersatu kembali.Andai d

    Last Updated : 2021-09-21
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   59. Dilamar Dokter Andre

    Elina mengingat kejadian yang membuatnya pingsan. Aldi, mantan suaminya mengingatkan dirinya tentang kenangan pahit dahulu. Elina memilih tidak melanjutkan ingatannya kembali, agar kepalanya tidak sakit.Suara pintu terbuka, menampilkan seorang dokter tampan dengan senyuman manis menyapanya dan memanjakan indra penglihatan Elina.“Alhamdulilah, akhirnya kamu membuka mata Ibu Elina. Liam dan liana sangat bersedih melihatmu menutup mata kemarin. Sekarang Liam dan Liana tengah masuk sekolah.”Tanpa ditanya oleh Elina, dokter Andre mengerti arti sorotan mata Elina, ingin menanyakan sesuatu. Ia sudah hafal dengan gelagat pasien, karena ia ahli dalam bidang ini juga.“Terima kasih dokter tela

    Last Updated : 2021-09-22
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   60. Perusahaan Diambang Kehancuran

    Kedua anak kembar masih menggunakan pakaian sekolah berlari berhamburan memeluk bundanya yang tengah menyendok makanan. Elina tidak ingin disuapi oleh Rani, karena ia bisa sendiri melakukannya.Rani mengalah dan duduk di dekat Elina sembari memperhatikannya."Bunda, akhirnya bangun. Nana takut Bunda ninggalin Nana dan kak Liam."Elina menaruh sepiring makanannya di samping meja dan beralih mengelus wajah putrinya. Pasti anak-anak sangat sedih melihatnya sakit seperti ini. Ia adalah ibu yang lemah."Bunda sudah sehat berkat doa kalian. Kalian mendoakan Bunda, kan?"Mereka mengangguk kencang. Elina bangga anak-anak nya tumbuh menjadi anak-anak yang baik

    Last Updated : 2021-09-22
  • Anak Kembar Sang Konglomerat   61. Sebuah Kejahatan Yang Terungkap

    Hari ini Elina diizinkan untuk pulang. Elina telah berkemas. Liam dan Liana memegang dua tangan bundanya sembari tersenyum lebar."Bunda mau ajak kalian ke bertemu saudara kalian."Liam dan Liana diam mendengar perkataan bundanya. Alis mereka bertaut, menandakan mereka tengah bingung. Ternyata mereka memiliki saudara. Mereka langsung mengangguk.Elina melangkah keluar dari ruang inap rumah sakit, berjalan di lorong dengan sesekali mendapatkan sapaan ramah dari beberapa tenaga kesehatan yang mengenalnya.Liam dan Liana tidak luput dari perhatian mereka semua. Wajah kedua anak kembar itu sangat tampan dan juga cantik."Lihatlah, kedua anak kembar

    Last Updated : 2021-09-22

Latest chapter

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   97. Ending

    Elina tersenyum melihat kebersamaan mereka yang tengah bermain basket berempat. Terlihat Liam dan Liana merebut bola basket dari Aldi dan juga Andre yang tengah senang menggoda mereka yang masih pendek.Liam mengambil bola basket tersebut dan melemparnya dengan gaya memukau. Berhasil! Masuk dengan sempurna membuat mereka bersorak ria. Aldi menggendong Liana, sedangkan andre menggendong Liam yang dengan wajah membanggakan dirinya dan bertepuk tangan.Elina sampai meneteskan air matanya karena terharu. Akhirnya kehidupannya bisa ia rasakan sampai detik ini juga. Setelah badai begitu dahsyatmemporak-porandakan hidupnya.Tuhan memiliki rencana yang sangat indah, untuk kehidupan Elina. Elina selalu percaya, sk

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   96. Pelajaran Hidup

    Setelah acara pemakaman selesai, mereka semua sekarang berkumpul di kediaman dokter Andre. Memakai pakaian serba hitam dan duduk di sofa ruang keluarga.“Elina! Saya selaku kedua orang tua almarhum, ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada, Nak Elina. Atas kelakukan almarhum yang telah membuat Nak Elina hampir depresi karena trauma.”Elina mengusap kepala Liana, yang berada di pangkuannya, tersenyum dan mengangguk, “Saya sudah memaafkannya, sejak bertahun-tahun yang lalu. Bahkan saya berhutang budi kepada almarhum, karena telah menyelamatkan putri saya.”“Maafin, Nana!” lirih Liana menatap mereka semua dengan wajah polos dan sendunya.Mereka semua menghela nafas. Ini

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   95. Keikhlasan Hati yang Tulus

    “Bagaimana keadaan Naufal, Dokter Andre?” tanya Keyra langsung menghampiri Andre yang sudah keluar dari ruangan.Keyra tidak sabar menunggu kabar dari Andre. Jantungnya berdetak dengan cepat. Keyra khawatir dan juga takut. Dalam lubuk hatinya, masih tersimpan rasa cinta untuk Naufal walaupun hanya secuil.Andre menghela nafas pelan, membuat semua orang yang ada di sana was-was. Tidak biasanya Andre berbelit-belit seperti ini ketika menjelaskan sesuatu. Apalagi ini soal keadaan seseorang.“Naufal gak apa-apa kan, Dok?!” bentak Keyra menggoyang tangan Andre dengan keras. Ia tahu ini sangat lancang, namun Keyra merasakan perasaan yang tidak enak.“Saya sudah berusaha semaksimal mungk

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   94. Penangkapan Shanika

    "Masukkan ke dalam mobil!” perintah Shanika memperhatikan ke sekelilingnya, Shanika tahu mereka akan segera tertangkap karena melawan orang-orang yang berkuasa.Liana dimasukkan ke dalam mobil, namun dalam keadaan mulut disumpal dengan lakban dan tidak diikat seperti beberapa jam yang lalu.“Nana ngak mau ke luar negeri. Jangan paksa Nana. Bunda! Tolongin Nana!"Liana tidak ingin pergi jauh dari bundanya. Liana tidak bisa membayangkan nasibnya, apabila Shanika membawanya pergi sangat jauh dari negaranya.Liana telah masuk ke dalam mobil. Dijaga oleh dua anak buah Shanika. Mereka berbicara sebuah rencana selanjutnya. Apabila mereka gagal, maka mereka akan menga

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   93. Persyaratan Dari Naufal

    Liana menggelengkan kepalanya, ketika dua preman dengan tubuh kekar dan brewok yang terlihat sangat menyeramkan, menyuapinya roti untuknya. Liana yang diikat di kursi dengan tubuh mungilnya bergetar sedari tadi ketakutan.“Nana mau ketemu bunda. Nana mau pulang, Paman.”“Kamu tidak akan pernah pulang selamanya,” jawab mereka. Liana kembali menggelengkan kepalanya karena tidak ingin mendengar perkataan kedua pria menyeramkan itu.Liana, beberapa jam yang lalu , bangun dari pingsannya ternyata telah terikat di sebuah kursi. Liana ingin menangis, namun bundanya selalu berkata, jangan pernah takut. Hal itu akan membuat mereka semakin menindas kita. Liana masih mengingat pesan bundanya itu.

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   92. Penculikan Liana

    Liana mengelilingi halaman rumahnya sendiri, dengan mengayuh sepeda. Ia tersenyum sembari menaruh boneka sapi berukuran sedang di ranjang sepeda sebagai temannya bermain.Kakaknya sedang belajar di dalam kamarnya, untuk persiapan olimpiade antar sekolah. Kedua anak laki-laki seperti Liam dan Devan mengambil mata pelajaran matematika dalam satu kelompok, yang sudah disaring dan dipilih.“Nana main sama Vivi, saja.” Nama boneka sapi berwarna pink dan putih itu adalah Vivi.Liana mengayuh sepedanya dekat dengan gerbang. Liana menatap aneh ke arah seorang wanita yang membelakanginya berada di luar gerbang. Penjagaan di rumah Andre, tidak seketat seperti dimension Syahreza. Bahkan satpamnya, entah pergi kemana.“Bunda!” Liana memanggil wanita itu

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   91. Masa Lalu Itu (3)

    Berlin, Jerman, 2013Setelah dokter memberikan kabar baik kepada Elina, wanita hamil itu tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaan bahagianya sekarang. Ia bersandar di sofa sambil menonton acara televisi dengan menikmati secangkir kopi.“Huek!” elina segera berlari ke kamar mandi yang berada di lantai bawah. Dengan wajah pucat dan perut yang bergejolak, Elina memuntahkan cairan kental dan bening. Kepalanya kembali pusing seperti pertama kali dirinya muntah karena kehamilannya.Elina membasuh wajahnya dengan air dan menatap dirinya di cermin. Entah angin apa, Elina terisak merasakan sakit di dadanya. Elina menghapus air matanya sembari mengingat kembali kebersamaanya dengan mantan suami.Elina harus m

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   90. Masa Lalu Itu (2)

    Tok! Tok! Shanika dengan malas mengetuk pintu kamar Elina beberapa kali. Kalau tidak disuruh oleh suaminya. Shanika tidak akan sudi melakukannya. "Elina! Kau belum juga bangun?! Istri macam apa, belum bangun sampai jam segini," cibir Shanika di depan pintu kamar Elina. "Kenapa Sayang?" tanya Aldi menghampiri Shanika yang terlihat kesal dan cemberut. Shanika menoleh, "Ini loh, Mas. Elina belum juga mau bangun." Aldi kembali mengetuk pintu kamar Elina. Jauh lebih keras. Bahkan banyak pasang mata yang melihatnya, karena mendengar gedoran terdengar nyaring. "Kasihan ya, No

  • Anak Kembar Sang Konglomerat   89. Masa Lalu Itu

    Elina memandang bangunan di depannya dengan wajah tegar dan tatapan sendu. Ia mengeratkan pegangannya di koper yang tengah ia bawa. Keputusannya sudah bulat. Walaupun hatinya bagai tertusuk ribuan duri, entah kalau bisa dijabarkan, mungkin sekarang hatinya tengah berdarah dan sakit.“Elina,” panggil Surya kepada Elina, yang sudah berada di dalam mobil menunggu Elina.Elina menoleh dan terisak. Dadanya sesak. Air mata menetes dari pelupuk matanya tiada henti. Surya mengerti akan posisi menantunya sekarang. Tangannya terkepal. Ia berjanji tidak akan merestui kembali hubungan Elina dengan Aldi esok apabila Aldi telah menyesali perbuatannya dan ingin rujuk kembali.Elina mencoba menguatkan diri dan menghapus air matanya sampai bersih. Ia kembali berbalik melihat kedi

DMCA.com Protection Status