Tidak bisa membayangkan! Caden benar-benar tidak bisa membayangkannya ….Hayden berjalan menuruni mobil di samping. Dia pun berlari ke sisi Braden dan Hayden. Mereka berdiri di depan pintu rumah sembari menatap ke sisi orang tua mereka. Tidak ada lagi yang mereka rasakan selai rasa sakit hati.Biasanya Caden selalu hidup di atas dan tidak terkalahkan! Namun, Caden yang sekarang membungkukkan tubuhnya menangis di dalam pelukan Naomi. Dia bagai burung elang yang kehilangan sayapnya saja. Dia kelihatan sangat kasihan, membuat orang-orang yang melihatnya pun ikut merasa sakit hati.Meskipun seseorang sangat hebat, dia juga dilahirkan dari rahim ibunya. Mereka juga dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Jadi, tidak peduli berapa usia seorang anak, mereka tetaplah anak-anak di mata ibu mereka. Mereka pasti memiliki sisi lemah mereka.Mereka bertiga menatap Caden dengan penuh sakit hati. Mereka juga kasihan dengan ibu mereka. Jika Caden sedih, Naomi pasti akan ikut merasa sedih.Semakin dipiki
Suasana hati Hayden sangat tidak bagus. Ketika melihat sosok hitam itu, dia pun semakin tidak senang lagi! Sosok hitam memiliki dendam terhadap gurunya, juga membantu Tony untuk menjaga abu jenazah neneknya. Jadi, sosok hitam ini adalah musuh Hayden!“Kalau kamu ingin berkelahi, kamu bisa turun tangan langsung. Untuk apa kamu membuntutiku?”Pria bercodet menatap Hayden dengan tatapan menantang. “Apa kamu nggak takut sama aku?”Hayden menggertakkan giginya. “Kalau mau turun tangan, ayo cepat! Jangan omong kosong lagi!”Usai berbicara, Hayden langsung turun tangan. Gerakannya sangat gesit dan kasar. Kali ini, amarah telah memenuhi dirinya. Dia merasa emosi hendak segera mengakhiri peperangan. Sebab, Hayden sudah tidak sabar ingin melampiaskan amarahnya ke diri Tony!Pria bercodet berhasil menghindari serangan Hayden dengan gampangnya. Dia berkata, “Nyalimu besar sekali. Temperamenmu juga nggak bagus. Tapi, kamu lebih hebat daripada si pengecut itu.”“Jangan hina kakek buyutku!” Hayden sa
Baru saja berjalan beberapa langkah, tiba-tiba Hayden menerima panggilan dari Rayden. Entah apa yang dikatakan Rayden, kening Hayden pun berkerut. Dia mengangguk, lalu berkata, “Oke, aku ikuti rencana kalian. Setelah kalian selesai nanti, baru giliran aku turun tangan!”…Di vila tengah lereng gunung.Tony masih larut dalam rasa gembira. Setelah menandatangani adendum, dia merasa akhirnya dia sudah terlepas dari masa bahaya. Sekarang dengan adanya bantuan Braxton, dia pun tidak perlu takut akan menjatuhkan Caden!Tony ingin meminjam kekuatan Braxton untuk mengalahkan Caden. Setelah mencari sikon yang tepat, dia baru akan mencarikan cara untuk menjatuhkan Braxton. Dia ingin menelan semua kekayaan Caden dan juga Braxton!Pada saat itu, Tony akan menjadi orang terkaya di dunia ini. Tidak akan ada lagi yang berani bersikap arogan terhadapnya! Dia akan memandang semua orang dari atas! Kelak, ketika ada yang mengungkit nama Tony, mereka semua hanya akan merasa iri dan kagum terhadapnya!Sa
Hayden sedang bersembunyi di ujung. Saat melihat gambaran di dalam rumah, keningnya kelihatan berkerut!Ternyata hidup Tony juga terasa tidak tenang setelah melakukan banyak kejahatan!Padahal mereka hanya menggunakan sedikit siasat saja, Tony pun ketakutan setengah mati!Saat Hayden mendengar ucapan Rayden, dia tidak langsung bersikap kasar terhadap Tony, melainkan memperbesar dosis obat halusinasi di dalam ruangan!Obat halusinasi itu dimasukkan oleh Rayden ke dalam sakunya sebelum dia pergi tadi. Rayden juga menggunakan alat pengubah suara meniru suara Abigail dan Wanda untuk menakuti Tony.Di bawah pengaruh obat halusinasi, Tony yang telah berbuat kesalahan itu spontan mengeluarkan rasa takut dari dalam hatinya. Semua pemandangan yang paling tidak ingin dia lihat muncul di hadapannya!Jelas-jelas saat ini, Tony sedang dikerumuni oleh para pelayannya, tapi dia malah melihat Wanda, Abigail, Yamin, dan juga orang-orang yang dia celakai ….“Ah, ah, ah ….” Tiba-tiba Tony menjerit. Dia
Rayden membaca komentar-komentar di bawah rekaman video. Ada yang mencaci-maki Tony, ada juga yang merasa kasihan terhadap Caden dan juga Darman.Pada saat ini, rasa murka di dalam hati Rayden baru mulai berkurang.Konon katanya, hubungan darah mengalahkan segalanya. Namun di mata Rayden, Tony sudah bukan lagi anggota keluarganya! Dia bukan kakek buyutnya, melainkan adalah musuhnya!“Hayden, tutup kamera di depan sana, nggak usah direkam lagi. Aku sudah selesai.”“Emm, kalau begitu, aku tutup dulu!”Hayden menutup kamera, lalu melangkahi jendela untuk memasuki rumah. Dia pergi mengunci pintu ruangan dari dalam, lalu berjalan ke sisi Tony. Dia memaksa Tony untuk menelan sebutir pil obat jantung, lalu menamparnya untuk membangunkannya ….Baru saja Tony melebarkan matanya, segelas air dingin disiramkan ke wajahnya.Tony berdeham. “Siapa? Siapa? Lancang!”Hayden berjongkok untuk melihat ke hadapannya. “Sudah bangun?”Tony menyeka air di atas wajahnya, lalu menatap Hayden dengan raut murung
Anggota Keluarga Pangestu sungguh merasa syok. Putra kedua Caden? Maksudnya, si Hayden? Apa mungkin Hayden bisa memukul Tony hingga separah ini?“Pa, apa ada yang salah? Hayden baru berusia 5 tahun. Mana mungkin dia bisa ….”Raut Tony kelihatan muram. Dia berusaha sekuat tenaganya untuk menjerit, “Pokoknya dia pelakunya! Cepat! Cepat telepon … Caden!”Ketika anggota Keluarga Pangestu lainnya melihat Tony emosi tinggi, mereka tidak berani bertanya terlalu banyak lagi. Dia juga tidak peduli dengan masalah di video, lalu bergegas menghubungi Caden untuk memanggilnya kemari.Sekarang video sudah disebarluaskan. Riwayat Tony sudah berakhir! Alangkah bagusnya jika dia bisa menyeret Hayden dalam masalah ini. Sekarang Hayden baru berusia 5 tahun. Semua kesalahan yang dia perbuat mesti ditanggung oleh orang tuanya. Hayden telah memukul Tony hingga babak belur, Caden pun mesti tanggung jawab!Kebetulan belakangan ini Caden sedang memaksa mereka untuk menyerahkan saham di tangan mereka. Mungkin d
Jadi, Naomi merasa perilaku Hayden bersama pengawal menggebuki Tony bukanlah hal yang salah! Bukan hanya karena Tony sudah berumur tinggi, dia pun bisa menggunakan jiwa senioritasnya untuk mengikat Hayden. Naomi tidak bisa menerimanya!“Mama, kenapa anggota Keluarga Pangestu telepon kamu? Apa mereka mau cari masalah sama Mama?” tanya Hayden.Naomi diam-diam mengerutkan keningnya.“Kamu nggak usah ikut campur dalam masalah ini. Papa dan Mama akan menangani masalah ini. Kamu pulang dan pergi mandi dulu sana. Jangan diam-diam keluar lagi.”“Oh ….” Dengan patuhnya, Hayden berjalan ke lantai atas. Naomi membalikkan tubuhnya untuk mencari Caden di halaman.Setelah Caden menyelesaikan teleponnya, Caden mengeluarkan suara seraknya. “Aku pergi ke rumah sakit dulu. Kamu nggak usah khawatir dengan masalah Hayden. Aku bisa menyelesaikannya.”“Aku temani kamu ke sana!”Keluarga Pangestu beranggotakan banyak orang. Meskipun Naomi tahu Caden tidak akan terluka, dia juga tidak ingin Caden mengatasi se
Saat Caden dan Naomi bergegas ke rumah sakit, anggota Keluarga Pangestu sedang menangis dengan tersedu-sedu!Dokter melakukan pemeriksaan tubuh menyeluruh kepada Tony. Dia tidak mengalami cedera mematikan, tetapi kondisinya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Ke depannya, Tony bahkan tidak bisa duduk di kursi roda lagi, hanya bisa berbaring saja. Boleh dikatakan, kondisinya tidak ada bedanya dengan manusia koma!Sonia melihat mereka berdua dengan penuh amarah. Dia langsung melampiaskan amarah ke sisi mereka. “Ternyata begini didikan orang tuamu. Kamu sudah beracun sejak kecil. Padahal ada darah Keluarga Pangestu mengalir di dalam tubuh anakmu, anakmu malah begitu nggak berpendidikan!”Kening Naomi berkerut. Dia langsung berkata, “Benar apa katamu, kalau putramu, Bastian, dibesarkan dengan baik olehmu, mana mungkin nasibnya akan menjadi seperti ini? Bisa jadi hidupnya masih akan baik-baik saja sekarang!”Ayo! Saling menyakiti, ‘kan? Siapa juga yang takut!Naomi berani menghina Hayden di
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu