“Plastik sampah yang dibuangnya hari ini juga ada mayat kucing. Penyebab kematian kucing ini sama seperti yang sebelumnya. Hari ini, ada 2 ekor,” ujar Andrew.Caden yang masih berada di mobil bertanya dengan nada dingin, “Kamu yakin dia yang membunuhnya?”“Nggak. Tapi, dia yang membuang mayat itu ke tong sampah dan bisa dipastikan 2 ekor kucing ini dibunuh orang misterius itu.”Caden berkata dengan bingung, “Kalau dia memang orang misterius itu, Braden dan Hayden seharusnya sudah menyadarinya dari awal.”“Mungkin saja dia menyembunyikannya dengan baik.”“Tapi, orang misterius itu menyukai Naomi. Dia yang bilang sendiri mau jadikan Naomi istrinya. Orang itu seharusnya bukan Tiara.”Andrew bertanya, “Apa kita perlu mengujinya?”Setelah berpikir sejenak, Caden menjawab, “Boleh, tapi jangan sampai timbulkan kecurigaan. Berhubung dia punya kaitan dengan kucing-kucing yang mati itu, itu artinya dia bermasalah. Biarpun dia bukan orang misterius itu, dia pasti juga punya interaksi dengan orang
Di Kompleks Futuria.Tiara tiba-tiba menerima telepon dari kepala sekolah TK. Dia mengatakan bahwa Jessica ingin bertemu dengan Braden, Hayden, dan Jayden. Selain itu, Jessica juga mengatakan bahwa skandalnya yang tersebar di seluruh internet ditimbulkan dari ucapan Braden. Jadi, Jessica ingin bertemu anak-anak itu secara pribadi.Begitu memutuskan sambungan telepon, Tiara langsung memberi tahu hal ini kepada Naomi. Untuk saat ini, mereka berdua masih tidak tahu mengenai hubungan Jessica dengan Rayden, apalagi hubungan Jessica dengan Caden.Naomi pun bertanya, “Apa Jessica yang ajukan permintaan ini?”“Emm. Karena insiden itu terjadi di sekolah, dia cari pihak sekolah untuk menghubungimu.”Naomi khawatir Jessica akan melampiaskan amarahnya pada anak-anak. Dia pun mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa aku boleh pergi menemuinya sendiri?”Tiara menggeleng dengan tidak berdaya dan menjawab, “Jessica sudah menegaskan dia harus bertemu anak-anak.”Naomi benar-benar merasa khawatir, tetap
”Boleh dikatakan Clara itu pelakor. Tahun kedua dia jadi simpanan Jazli, istri sah Jazli meninggal dunia. Sewaktu dia mengandung Jessica, anak laki-laki dari istri pertama Jazli malah meninggal akibat kecelakaan. Tapi, nggak ada bukti yang menyatakan semua itu ulahnya Clara.”Braden mengerutkan keningnya. “Meskipun nggak ada bukti, intinya Clara bukanlah orang yang gampang buat dihadapi. Berita heboh Jessica sudah berhasil ditekan sekarang. Sepertinya dia yang menangani semuanya dari belakang.”“Hari ini kita harus lebih berhati-hati dalam beraksi. Jangan sampai lengah. Kita nggak tahu apa rencana mereka. Jadi, demi keamanan, kali ini Mama nggak usah ikut ….”Tentu saja Naomi ingin ikut! Semua ini ulah anaknya, tentu saja Naomi sebagai wali anak mesti menanganinya. Namun, tiba-tiba terjadi sesuatu dengan Rayden.Jelas-jelas penyakit Rayden tidak kambuh. Dia malah seperti dulu, duduk memandang ke luar jendela tanpa berbicara sama sekali.Semua ini Rayden lakukan supaya Naomi tidak menin
Hayden tersenyum sinis. “Temperamenku bisa bagus, tapi atas dasar apa aku mesti baik sama kalian? Aku nggak bakal marah kalau dipukul mamaku. Malahan aku bakal merasa sakit hati karena kepikiran tangan Mama pasti sakit. Hanya saja, memangnya kalian siapa?”Amarah Jessica membara. “Sekarang kamu lagi di rumahku, tapi kalian masih saja berani bersikap arogan. Siapa yang beri kalian nyali sebesar ini? Apa kamu percaya aku akan potong lidahmu sekarang? Biar kamu jadi bisu!”Hayden menyipitkan matanya untuk menatap Jessica. “Selama ini, aku merasa kekerasan nggak bisa menyelesaikan masalah. Tapi kekerasan bisa mengatasi orang yang kasar. Kalau kamu ingin bersikap kasar, aku juga nggak bakal sungkan lagi. Tunggu saja, lidahmu atau tanganmu yang duluan hilang!”“Kamu …. Sekuriti!” panggil Jessica. Dia ingin sekali memberi pelajaran kepada Hayden, tetapi dia malah dihalangi oleh Clara.Clara memelototi Jessica sekilas. “Kamu keluar tenangkan dirimu dulu. Sudah segede ini, malah marah-marah sam
“Mama akan pergi setelah urusannya selesai.”“Urusan apa?”“Nggak tahu. Setahuku, kami pasti akan pergi.”Kedua mata Clara seketika berkilauan. Dia merasa gembira setelah mendengar kabar ini. Jadi, dia kembali bertanya, “Apa benar mama kalian ngomong begitu?”“Iya.”“Apa papanya Rayden tahu masalah ini?”“Tahu.”“Tapi … Rayden perlu dijaga mama kalian. Apa mungkin papanya Rayden akan izinin mama kalian pergi?”Braden menyipitkan matanya sembari menurunkan kelopak matanya. Ternyata wanita tua ini lebih pintar daripada Jessica. Dia bahkan telah menangkap inti permasalahan. Namun, Braden tetap menjawab dengan santai, “Tentu saja. Kondisi Rayden sudah membaik. Dia nggak perlu ditemani Mama lagi. Lagi pula, setelah kami pergi, kalau terjadi apa-apa sama Rayden, papanya Rayden juga bisa telepon mamaku buat konsultasi. Nggak perlu mengikat Mama di sisi Rayden. Kami juga punya kehidupan kami sendiri.”Clara merasa apa yang dikatakan Braden cukup masuk akal. Dia pun mengangguk dengan sangat se
Ketiga bocah cilik memasuki lapangan kuda dengan perlahan.Jayden sedang mengenakan jaket sepanjang pergelangan kaki dan juga topi berbulu. Suaranya terdengar gemas. “Rumah mereka besar sekali. Ada kolam renang juga di sebelah sana.”Hayden mendengus dingin. “Kita nggak usah iri sama mereka. Kalau kamu suka, besok aku akan kasih kamu rumah yang lebih besar daripada rumah ini!”Braden berkata, “Selama beberapa tahun ini, karena Jessica sudah menyelamatkan Rayden, Keluarga Senjaya pun mendapat banyak sokongan dari Keluarga Pangestu. Hampir 80% pendapatan mereka didapatkan berkat menyelamatkan Rayden.”Hayden menggertakkan giginya. “Hmph! Apa mereka pantas untuk menerima uang itu! Cepat atau lambat aku akan perhitungan sama mereka!”Braden mengiakan. “Memang mesti perhitungan sama mereka. Mereka mesti bayar kembali semua keuntungan yang mereka dapatkan selama beberapa tahun ini!”Kalau Jessica tidak berulah, mereka juga tidak bakal perhitungan. Namun, siapa suruh Jessica ingin mencelakai
Usai mendengar, Braden tahu bahwa anak-anak kuda ini aman. Jadi, dia membawa Jayden ke sisi kuda.Jessica melihat ketiga bocah sudah berhasil terpancing. Dia langsung mengikuti langkah anak-anak dengan tersenyum sinis, kemudian berkata dengan berlagak perhatian, “Keselamatan nomor 1. Kalian pakai pengaman dulu sebelum menunggang kuda. Siapa tahu nanti kalian jatuh dari kuda. Jangan main-main dengan keselamatan.”Jessica memanggil pelayan untuk membawa ketiga anak-anak pergi mengenakan pengaman. Kemudian, dia memalingkan kepalanya berkata pada pelayan, “Apa semuanya sudah dipersiapkan?”“Emm, tapi Nona, gimana kalau sampai memakan korban jiwa?”Kening Jessica kelihatan berkerut. “Kalaupun sampai memakan korban jiwa, semua juga bukan tanggung jawabmu. Cerewet sekali!”“Tapi … gimana kalau terjadi apa-apa dengan kuda kita? Mereka ….”“Diam! Mereka hanya binatang saja. Kalaupun mati, ya biarkan saja! Kalau kamu cerewet lagi, awas aku potong lidahmu!”Usai mendengar ancaman Jessica, si pela
Ketika melihat kuda dewasa yang jatuh di lantai dan juga Jayden yang berhasil diselamatkan, Jessica yang berdiri di kejauhan merasa geram.“Apa yang terjadi? Kenapa kuda itu tiba-tiba pingsan?”“Aku … aku juga nggak tahu. Semuanya dilakukan sesuai dengan perintahmu. Jangan-jangan dosis obat yang disuntikkan terlalu besar?”“Dasar nggak berguna!” marah Jessica. Tatapannya seketika tertuju pada Hayden yang sedang menunggang kuda. Dia berkata dengan sinis, “Nggak masalah kalau bocah itu masih hidup! Cukup habisi yang ini saja! Dia paling pantas untuk mati!”“Nona, tenang saja. Anak sekecil itu malah menunggang kuda sebesar itu, dia pasti akan segera jatuh. Kalaupun nggak mati, dia pasti akan cacat karena diinjak kuda!”Terlintas tatapan sadis di dalam mata Jessica. “Alangkah bagusnya kalau dia nggak mati. Kalau langsung mati, semuanya malah terlalu enak buat anak itu. Aku ingin dia disiksa mati-matian sama kuda itu! Eh … apa yang lagi dia lakukan? Kenapa dia malah masuk ke kamar kuda?”Be
Caden yang terkejut memanggil, "Naomi!"Naomi langsung duduk dan menghela napas. Dia terlihat ketakutan. Sudah jelas Naomi mimpi buruk, dia bangun karena ketakutan.Caden segera menggenggam tangan Naomi, lalu memeluknya dan menghibur, "Jangan takut, kamu cuma mimpi buruk. Naomi, jangan takut."Naomi tertegun sejenak. Dia baru sadar kejadian yang mengerikan itu hanya mimpi. Selain itu, dia sudah diselamatkan Caden!Naomi melepaskan diri dari pelukan Caden, lalu mengamati Caden dan bertanya, "Apa kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka? Apa Samuel menyakitimu?"Caden menyahut seraya menggeleng, "Aku baik-baik saja, aku nggak terluka."Naomi baru merasa tenang setelah memastikan Caden baik-baik saja. Namun, dia kembali merasa gugup.Naomi menggenggam tangan Caden dengan erat seraya berbicara, "Apa kamu tahu Samuel ingin mencelakaimu? Dia punya dendam dengan Keluarga Pangestu dan ayahmu, dia bilang anak harus membayar utang ayahnya. Samuel mau melampiaskan kebenciannya pada Keluarga Pangestu
Caden mengernyit. Dia sangat memahami Tony. Masalah Keluarga Sadana pasti berhubungan dengan Tony. Caden yakin Keluarga Sadana pasti sudah mati, bukan menghilang.Tony adalah pria berengsek. Dia bahkan tega mencelakai keluarga sendiri, apalagi orang lain. Samuel menyusun rencana selama bertahun-tahun pasti untuk membalas dendam kepada Keluarga Pangestu.Caden merasa gusar. Dia benar-benar sial lahir di Keluarga Pangestu dan punya hubungan dengan Tony. Caden bertanya, "Waktu itu, kenapa Tony pergi ke Kota Lodia?"Steven menjawab, "Untuk pengembangan gedung baru. Waktu itu, Tony beli banyak tanah di Kota Lodia. Dia sangat mementingkan proyek di kota itu, jadi dia melakukan inspeksi sendiri dan tinggal di kota itu untuk beberapa waktu.""Apa Tony mencari Keluarga Sadana waktu tinggal di Kota Lodia?" tanya Caden.Steven menyahut, "Nggak tahu. Tetangga Keluarga Sadana bilang nggak pernah dengar Keluarga Sadana mengungkit tentang Keluarga Pangestu. Mereka juga nggak pernah lihat Keluarga Pan
Caden merasa familier dengan Desa Baiza. Setelah merenungkannya, dia baru teringat dirinya pernah melihat nama Desa Baiza di barang-barang peninggalan Wanda. Caden menyimpulkan lokasi Baby dari keinginan Wanda dan obsesi Samuel kepada Wanda.Caden berpesan, "Kamu bawa bawahan ke Desa Baiza dulu. Setelah mengurus Naomi, aku baru pergi ke sana."Andrew tidak berani menunda waktu lagi. Dia langsung pergi.Di sisi lain, Samuel sudah bertemu dengan bawahannya. Melihat kondisi Samuel yang menyedihkan, bawahan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Ada apa?"Samuel menghela napas, lalu menyahut dengan geram, "Cepat pulang!"Bawahan bertanya balik, "Pulang ke desa?""Iya," jawab Samuel.Bawahan menimpali, "Nggak jadi bawa Bu Naomi lagi? Nona Baby sudah nggak sabar bertemu dengan Bu Naomi."Samuel membalas, "Lain kali saja!"Bawahan juga tidak berani bertanya lagi saat melihat kondisi Samuel yang tidak beres. Dia segera menjalankan mobil.Samuel duduk di kursi penumpang belakang dan mengabaikan lu
Tiba-tiba, suara Naomi tidak terdengar lagi. Dia pingsan karena terlalu lelah dan emosional. Caden yang panik segera menggendong Naomi dan berjalan ke mobil.Setelah naik ke mobil, Caden menghidupkan mesin dan penghangat mobil. Kemudian, dia mengambil selimut di bagasi dan menyelubungi tubuh Naomi.Sesudah itu, Caden bergegas kembali ke kursi pengemudi dan pergi ke rumah sakit. Caden tidak mengkhawatirkan Andrew karena Andrew tahu batasan. Dia pasti bisa melindungi dirinya.Caden berencana membuat perhitungan dengan Samuel setelah mengurus Naomi. Dia memang ingin menghabisi Samuel sekarang, tetapi Naomi lebih penting.Caden membawa Naomi ke rumah sakit terdekat. Semuanya baru beres sesudah diurus selama hampir 1 jam. Ketika Andrew datang, Naomi sedang diinfus.Naomi memakai baju pasien dan matanya terpejam. Dia mengernyit, napasnya tidak terlalu stabil. Sudah jelas dia sangat ketakutan.Caden duduk di samping Naomi. Dia menggenggam tangan Naomi dan menempelkannya di bibirnya. Caden mem
Caden berpikir sejenak, lalu berkata, "Suruh mereka tingkatkan kewaspadaan. Nggak usah turun ke laut untuk tangkap orang di perahu. Interogasi orangnya setelah perahu itu menepi."Andrew terkejut. Perahu itu sangat mencurigakan karena muncul di jalur nomor 5 pada saat-saat seperti ini. Kenapa Caden tidak pergi ke tempat itu?Andrew tidak tahu apa yang dipikirkan Caden, dia juga tidak bertanya. Andrew menyampaikan perintah Caden kepada bawahan, lalu mengakhiri panggilan telepon.Hujan lebat belum reda, tetapi Caden tetap berdiri di tempat. Dia juga rela kehujanan dan tidak kembali ke mobil.Andrew menemani Caden di samping. Setelah beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara di sekitar. Mereka melihat 2 orang naik ke tepi laut.Samuel bertanya, "Bagaimana kondisimu? Apa kamu baik-baik saja?"Naomi tidak menjawab pertanyaan Samuel. Dia melepaskan alat selam yang berat dan terbatuk-batuk karena tersedak air.Andrew tertegun, dia benar-benar tidak menyangka Samuel dan Naomi akan datang ke tem
Saat tengah malam, tiba-tiba ombak besar menerjang. Perahu hampir terbalik saat dihempas ombak. Nakhoda mengernyit. Dia menggerakkan tangannya di depan Samuel.Naomi baru tahu ternyata nakhoda itu bisu. Dia memberi tahu Samuel angin makin kencang dengan bahasa isyarat. Mungkin sebentar lagi turun hujan lebat, jadi sangat berbahaya jika mereka melanjutkan perjalanan dengan perahu.Samuel seperti sudah mengecek cuacanya sejak awal. Ekspresinya tetap terlihat tenang. Dia melihat jam tangan dan berucap pada nakhoda, "Jalankan sesuai rencana."Nakhoda mengangguk, lalu lanjut mendayung perahu. Samuel mengambil 2 alat selam, lalu menghampiri Naomi dan bertanya, "Bisa pakai, nggak?"Naomi bertanya balik, "Kita mau turun ke laut?"Samuel menyahut, "Iya, angin makin kencang. Sebentar lagi hujan, jadi nggak aman kalau kita terus berada di perahu."Naomi bertanya lagi, "Apa kita lebih aman kalau turun ke laut?"Samuel menjawab dengan sabar, "Aku bawa kamu ke tempat yang lebih aman. Kita nggak bisa
Perahu terombang-ambing sehingga membuat Naomi gelisah. Dia takut kegelapan dan air. Setiap berdiri di tepi laut, Naomi merasa seperti ada sesuatu yang akan melompat keluar dari dasar laut.Naomi melihat ke luar sesaat, lalu segera mengalihkan pandangannya. Tubuh Naomi gemetaran. Dia takut pada kegelapan dan lautan yang luas ini. Naomi takut pada Samuel yang menggila karena dibutakan dendam.Naomi juga takut terjadi sesuatu pada Caden. Dia tidak ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Samuel. Dia hanya ingin bersama Caden dan membesarkan anak-anak dengannya.Wajah Caden dan anak-anak saat tertawa muncul di benak Naomi. Dia merasa sedih dan pandangannya menjadi kabur. Naomi sangat merindukan mereka.Naomi berharap Caden bisa langsung muncul di depannya. Dia ingin menghambur ke pelukan Caden dan memberitahunya dia sangat takut.....Pada saat yang sama, di tepi laut. Caden sedang memandangi lautan sembari mengernyit. Auranya sangat dingin.Andrew yang berdiri di samping Caden melapor, "
Naomi menimpali dengan ketus, "Mana ada kehidupan selanjutnya lagi? Kamu nggak usah bohongi diri sendiri! Samuel, seharusnya kamu nggak melawan Caden. Jelas-jelas kamu tahu Caden nggak melakukan apa pun dan Wanda sangat mencintai Caden."Naomi menambahkan, "Kalau kamu menyakiti Caden, kamu nggak akan merasa senang. Kamu akan makin menderita!"Samuel menanggapi, "Mana mungkin aku menderita? Caden memang nggak terlibat dalam perbuatan keji Keluarga Pangestu, tapi aku mau menghancurkan seluruh Keluarga Pangestu. Jadi, aku nggak akan melepaskan Caden!"Samuel meneruskan, "Lagi pula, Caden itu satu-satunya darah daging Darman. Kalau aku melepaskannya, bagaimana dengan aku? Kalau dia mati, aku baru bisa terlepas dari penderitaan!"Ekspresi Samuel berubah menjadi sangat mengerikan. Dia melanjutkan, "Kamu nggak tahu aku sangat takut dan putus asa saat diseret Darman di gunung waktu itu. Aku nggak akan pernah melupakan mimpi buruk itu seumur hidup! Keluarga Pangestu menghancurkan hidupku, tapi
Samuel sudah menghasut Naomi beberapa kali, tetapi dia tidak pernah berhasil. Naomi tidak ingin balas dendam. Dia hanya ingin hidup tenang bersama anak-anaknya. Entah Naomi memang terlalu murah hati atau memang polos.Yang lebih memusingkan adalah Naomi tidak tertarik pada Samuel. Dia malah menyukai Caden. Itulah sebabnya Samuel terpaksa mengubah rencananya dan membawa Naomi pergi secara paksa.Samuel akan membawa Naomi menemui Baby dan menyembunyikan mereka. Setelah itu, Samuel baru kembali untuk membuat perhitungan dengan Caden.Samuel mengembuskan napas. Setelah menenangkan diri sejenak, Samuel berkata lagi, "Naomi, perasaan cinta bisa dipupuk. Nggak masalah sekarang kamu nggak menyukaiku, waktu kita masih panjang.""Setelah aku memasukkan semua anggota Keluarga Pangestu ke neraka, aku akan bawa kamu dan anak-anak ke tempat yang indah. Kita akan hidup di lingkungan yang baru. Kita menyelamatkan satu sama lain dan menghabiskan sisa hidup bersama," lanjut Samuel.Naomi memandang Samue