“Oke! Aku akan tanya padanya kalau dia online lagi,” jawab Rayden.Setelah mengobrol untuk sesaat, beberapa bocah itu pun bubar dan pergi tidur. Namun, Rayden tidak bisa tidur. Dia melepaskan headsetnya, lalu menatap ke langit di luar jendela dengan kening berkerut. Dia mengkhawatirkan ayahnya. Meskipun masih belum bisa memastikan apa sebenarnya tujuan orang misterius itu, sangat jelas bahwa ayahnya adalah salah satu musuh orang itu.Setengah jam kemudian, Caden tiba di rumah. Dia menebak Rayden seharusnya masih belum tidur. Jadi, dia pun masuk ke kamar Rayden. Rayden masih duduk di depan jendela. Saat melihat Caden, kerutan di keningnya pun bertambah dalam. Caden berjalan ke sisi Rayden, lalu mengelus kepalanya dengan penuh kasih sayang. Setelah itu, dia duduk dan bertanya, “Nggak bisa tidur?”Rayden menatap Caden dengan khawatir dan menjawab, “Emm.”“Kamu mengkhawatirkan Papa?”Rayden mengerutkan keningnya dan menjawab, “Dia mau membunuhmu.”Caden tersenyum hangat dan berkata, “Sel
Rayden tidak ingin mendengar ucapan Caden ini. Dia sangat pusing. Siapa yang menginginkan ayahnya yang bodoh ini? Silakan dibawa pergi!Caden masih lanjut berbicara dengan serius, “Kamu suruh Braden dan Hayden membantumu cari mamamu pasti karena kamu rindu sama dia. Bagaimana kalau dia tiba-tiba kembali setelah aku bersama Naomi?”Rayden bertanya balik, “Bagaimana kalau waktu kamu menemukannya, dia sudah bersama pria lain?”Caden mengerutkan keningnya dan menjawab, “Kalau begitu, aku hanya bisa menebus kesalahanku dengan cara lain.”Rayden berkata, “Situasinya sama kok. Kalau sebelum dia kembali kamu sudah bersama Naomi, kamu juga bisa menebus kesalahanmu dengan cara lain. Jangan selalu jadikan dia sebagai alasan. Hubunganmu dan Naomi nggak ada hubungannya dengan orang lain! Itu cuma urusan kalian berdua!”Seusai berbicara, Rayden mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa Papa sama sekali nggak mau coba? Aku nggak paksa Papa, cuma mau Papa coba dulu.”Dalam hati, Caden menjawab, ‘Nggak
“Papa, Mama sudah kesakitan karena terantuk. Memangnya kamu nggak bisa bersikap lebih perhatian padanya?” seru Rayden dengan nada menyalahkan.Caden menoleh ke arah putranya dan bergumam dalam hati, ‘Orang yang bodoh punya keberuntungannya sendiri.’Itu adalah kesan yang bisa langsung didapatkan Caden dari Naomi. Naomi sangat bodoh, tetapi malah memiliki 3 putra yang begitu berbakat dan menyayanginya. Bahkan Rayden juga sangat menyayanginya. Naomi bagaikan seorang gadis bodoh yang dimanjakan para tokoh hebat. Meskipun bodoh dan ceroboh, dia juga sangat beruntung. Caden tidak ingin putranya marah. Jadi, dia mengelus kepala Rayden sambil menghibur, “Tadi, aku cuma bercanda. Setelah dia keluar nanti, aku akan periksa keadaannya. Kalau parah, aku akan bantu dia oles obat.”Setelah mendengar jawaban itu, Rayden baru merasa puas. Dia menekankan lagi, “Papa, kamu harus usaha dikit supaya bisa dapatkan Mama secepat mungkin!”Caden tidak menyahut. Dia tidak mungkin mengejar Naomi. Dia pun meng
“Aku nggak jual rumah ini,” jawab Caden. Ini adalah rumah peninggalan Wanda. Meskipun benar-benar bangkrut, dia juga tidak tega menjual rumah ini.“Nggak? Jadi, dari mana kamu dapatkan uang sebanyak ini?”Caden malas menjelaskan lagi dan hanya bertanya, “Kamu mau atau nggak?”“Mau! Tapi ... ini bukan uang ilegal, ‘kan?”Caden menarik kembali tangannya, lalu hendak menyimpan kartu itu. Dia sudah berubah pikiran.Namun, Naomi langsung merebut kartu itu sambil berseru, “Aku sudah bilang aku mau!”Kemudian, Naomi menggenggam kartu itu erat-erat, bagaikan seekor anjing kecil yang melindungi makanannya.Caden menatapnya dengan penuh ejekan dan berkata, “Kata sandinya 000000.”Naomi menatap kartu di tangannya dengan penuh semangat hingga tangannya gemetar. Dia bergumam, “Di ... di dalam sini benar-benar ada 2 miliar? Kamu nggak bohong? Ya Tuhan, 2 miliar! A ... aku ... sudah kaya? Aku bukan lagi mimpi, ‘kan?”Seusai berbicara, Naomi juga mencubit Caden dengan kuat. Caden yang kesakitan memelo
Caden mengeluh dalam hati sambil melepaskan jas, dasi, dan jam tangannya. Kemudian, dia berjalan masuk ke dapur sambil menggulung lengan kemejanya.Suara kentang diiris menarik perhatian Naomi dari kartu debit berisi 2 miliar itu. Dia menyimpan kartu itu, lalu berjalan ke sisi Caden dan bertanya, “Butuh bantuanku?”Caden menjawab tanpa meliriknya, “Nggak perlu.”Meskipun hanya sebuah jari Naomi yang terluka, Caden sudah tidak tahu harus bagaimana mempertanggungjawabkannya pada Rayden. Apabila mengetahui Naomi membantunya dalam keadaan terluka, Rayden pasti akan murka. Jadi, Caden langsung menolak.Hanya saja, saat keluar untuk sarapan dan melihat jari Naomi terluka, Rayden tetap menatap Caden dengan tatapan kesal. Seusai sarapan, Naomi meminta izin untuk membawa Rayden pergi menemani ketiga putranya di Kompleks Futuria. Caden tidak menolak. Berhubung hari ini Caden memiliki urusan lain, dia menyuruh Steven untuk datang mengantar Naomi dan Rayden.Steven merasa sangat gembira. Sepanjan
“Plastik sampah yang dibuangnya hari ini juga ada mayat kucing. Penyebab kematian kucing ini sama seperti yang sebelumnya. Hari ini, ada 2 ekor,” ujar Andrew.Caden yang masih berada di mobil bertanya dengan nada dingin, “Kamu yakin dia yang membunuhnya?”“Nggak. Tapi, dia yang membuang mayat itu ke tong sampah dan bisa dipastikan 2 ekor kucing ini dibunuh orang misterius itu.”Caden berkata dengan bingung, “Kalau dia memang orang misterius itu, Braden dan Hayden seharusnya sudah menyadarinya dari awal.”“Mungkin saja dia menyembunyikannya dengan baik.”“Tapi, orang misterius itu menyukai Naomi. Dia yang bilang sendiri mau jadikan Naomi istrinya. Orang itu seharusnya bukan Tiara.”Andrew bertanya, “Apa kita perlu mengujinya?”Setelah berpikir sejenak, Caden menjawab, “Boleh, tapi jangan sampai timbulkan kecurigaan. Berhubung dia punya kaitan dengan kucing-kucing yang mati itu, itu artinya dia bermasalah. Biarpun dia bukan orang misterius itu, dia pasti juga punya interaksi dengan orang
Di Kompleks Futuria.Tiara tiba-tiba menerima telepon dari kepala sekolah TK. Dia mengatakan bahwa Jessica ingin bertemu dengan Braden, Hayden, dan Jayden. Selain itu, Jessica juga mengatakan bahwa skandalnya yang tersebar di seluruh internet ditimbulkan dari ucapan Braden. Jadi, Jessica ingin bertemu anak-anak itu secara pribadi.Begitu memutuskan sambungan telepon, Tiara langsung memberi tahu hal ini kepada Naomi. Untuk saat ini, mereka berdua masih tidak tahu mengenai hubungan Jessica dengan Rayden, apalagi hubungan Jessica dengan Caden.Naomi pun bertanya, “Apa Jessica yang ajukan permintaan ini?”“Emm. Karena insiden itu terjadi di sekolah, dia cari pihak sekolah untuk menghubungimu.”Naomi khawatir Jessica akan melampiaskan amarahnya pada anak-anak. Dia pun mengerutkan keningnya dan bertanya, “Apa aku boleh pergi menemuinya sendiri?”Tiara menggeleng dengan tidak berdaya dan menjawab, “Jessica sudah menegaskan dia harus bertemu anak-anak.”Naomi benar-benar merasa khawatir, tetap
”Boleh dikatakan Clara itu pelakor. Tahun kedua dia jadi simpanan Jazli, istri sah Jazli meninggal dunia. Sewaktu dia mengandung Jessica, anak laki-laki dari istri pertama Jazli malah meninggal akibat kecelakaan. Tapi, nggak ada bukti yang menyatakan semua itu ulahnya Clara.”Braden mengerutkan keningnya. “Meskipun nggak ada bukti, intinya Clara bukanlah orang yang gampang buat dihadapi. Berita heboh Jessica sudah berhasil ditekan sekarang. Sepertinya dia yang menangani semuanya dari belakang.”“Hari ini kita harus lebih berhati-hati dalam beraksi. Jangan sampai lengah. Kita nggak tahu apa rencana mereka. Jadi, demi keamanan, kali ini Mama nggak usah ikut ….”Tentu saja Naomi ingin ikut! Semua ini ulah anaknya, tentu saja Naomi sebagai wali anak mesti menanganinya. Namun, tiba-tiba terjadi sesuatu dengan Rayden.Jelas-jelas penyakit Rayden tidak kambuh. Dia malah seperti dulu, duduk memandang ke luar jendela tanpa berbicara sama sekali.Semua ini Rayden lakukan supaya Naomi tidak menin
Di rumah, Baby dan Jayden sedang bermain bersama Angel. Maria yang duduk di kursi roda untuk berjemur memandang mereka dengan sangat gembira. Sementara itu, Naomi berdiri di belakang Maria dengan tampang gelisah.Begitu melihat Caden berjalan mendekat, Naomi buru-buru menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Sudah ada kabar Nenek?”“Emm. Sudah ketemu. Nenek juga aman-aman saja. Tapi, supaya nggak narik perhatian, aku baru bisa selamatkan dia besok. Jadi, Nenek mau nggak mau bersabar sehari. Setelah rapat dewan direksi besok dimulai, aku akan langsung selamatkan dia.”Naomi mengangguk dengan kuat. “Baguslah kalau sudah ketemu. Ayah dan Paman sudah tahu?”Caden terdiam sejenak, lalu menjawab, “Aku belum kasih tahu mereka.”Naomi tahu apa alasan mereka belum diberi tahu. Dia pun mengerutkan kening dan mengepalkan tangannya.Caden menyentuh wajah Naomi dengan lembut dan menghibur, “Sabar dulu, ya. Besok, kita sudah bisa ungkapkan semuanya.”“Emm!”Di malam hari, Naomi baru melihat tampang Jos
Tiba-tiba, sebuah sosok hitam menerjang ke arah Hayden. Putih sudah pulang! Putih menjalar naik ke tangan Hayden, lalu menjulurkan lidahnya pada Hayden.Mata Hayden langsung berbinar. “Ada kabar baik! Nenek buyut sudah ketemu! Dia benar-benar ada di kediaman Keluarga Wijaya! Putih bilang, nenek buyut dikurung di ruang bawah tanah rumah itu. Saat ini, dia kelihatan baik-baik saja!”Begitu bangun dan mendengar sudah terjadi sesuatu pada Ester, kakak beradik Keluarga Cempaka segera menyelidiki hal ini dan menemukan bahwa hal ini berkaitan dengan Keluarga Wijaya. Namun, berhubung Keluarga Wijaya memiliki hubungan yang baik dengan Joseph, mereka tidak sepenuhnya yakin.Oleh karena itu, Hayden pun menyuruh Putih untuk menyelinap ke kediaman Keluarga Wijaya untuk mencari Ester. Putih tidak akan menarik perhatian, juga bisa menyelidiki hal ini dengan cepat. Sekarang, sudah dapat dipastikan bahwa Ester memang berada di kediaman Keluarga Wijaya.Caden menggigit bibirnya dan ekspresinya terlihat
Di kediaman lama Keluarga Howie.Caden, Braden, Hayden, dan Rayden sedang menonton sebuah video. Melihat keadaan tragis Joseph di luar rumah sakit, Hayden langsung berseru marah, “Papa, apa kita masih nggak bisa tolong Kakek? Kakek dipukul orang dan bahkan muntah darah!”Caden mengerutkan keningnya. “Kakek Ravindra dan yang lain sudah pergi ke sana. Kita nggak usah bertindak!”Semalam, sudah terjadi banyak hal dan pasti menimbulkan kecurigaan orang lain. Jika Caden bertindak sekarang, dia pasti akan menimbulkan kecurigaan lagi. Jadi, dia hanya bisa bersembunyi dan berlagak tidak peduli pada Joseph. Dengan begitu, orang-orang licik itu baru bisa menunjukkan kedok asli mereka dengan tenang.Bukannya Naomi menahan diri untuk tidak mengenali orang tuanya karena ingin menyelesaikan masalah ini sampai tuntas? Caden tidak boleh menyia-nyiakan semua usaha awal mereka.Rayden bertanya dengan kening berkerut, “Jadi, apa kita perlu hadapi orang-orang yang memaki Kakek di internet?”Kerutan di ken
Siapa sangka begitu Joseph tiba di rumah sakit, Joshua tiba-tiba muncul di hadapannya. Hal yang paling mengejutkan adalah, Joshua langsung menyerang Joseph tanpa mengatakan apa-apa. Berhubung hal ini terlalu mendadak, Joseph pun tertinju.“Apa-apaan kamu!”Joshua menjawab dengan marah, “Gara-gara kamu, Ibu baru tertimpa bencana! Kalau bukan karena kamu, Ibu pasti baik-baik saja! Joseph, kalau terjadi sesuatu pada Ibu, aku akan habisi kamu!”Joseph merasa sangat terkejut. Apa Joshua sengaja mau membangun citra sebagai anak berbakti? Joseph pun berseru marah, “Ibu sudah hilang, tapi kamu masih sempat sandiwara? Dasar bajingan!”“Kamu yang bajingan! Kamu itu bencana! Pembawa sial! Putrimu hilang, istrimu jadi gila, ibu kandungmu hilang karena kamu! Apa lagi ini namanya kalau bukan pembawa sial? Untung aku nggak dekat sama kamu. Kalau nggak, aku pasti juga ketimpa sial! Semua orang yang punya hubungan dekat denganmu pasti tertimpa masalah!”Ucapan itu sudah sepenuhnya menusuk hati Joseph.
Joseph mengerti dan menjawab, “Paman, jangan menyalahkan diri. Aku mengerti nggak ada yang bisa menolongku dalam masalah saham ini.”Wahyu dan Lingga merasa sangat bersalah.“Meski kami nggak bisa bantu kamu soal itu, kamu boleh cari kami kalau ada kesulitan lain. Habis rapat dewan direksi besok, orang-orang itu pasti akan menghabisimu. Kamu dan Maria nggak bisa lanjut tinggal di Kota Haidi lagi.”“Aku dan Wahyu sudah berdiskusi. Nanti, kami akan kasih kamu sejumlah uang. Kamu dan Maria pindah saja ke luar negeri.”Joseph merasa sangat terharu, tetapi menggeleng dan berujar, “Paman, terima kasih atas niat baik kalian. Tapi, Maria nggak akan setuju untuk tinggalkan Kota Haidi. Aku juga nggak mungkin tinggalkan dia. Kita hadapi saja satu per satu masalah yang datang. Kalau mereka memang mau habisi aku, itu nasibku. Aku akan merelakannya.”“Haih .... Joseph, kami sudah dengar tentang masalah kemarin. Coba jujur dulu sama kami, Pak Caden dari Kota Jawhar itu bala bantuan yang kamu cari?”J
Joseph bertanya dengan suara mengantuk, “Ada apa?”“Bu Ester hilang!”Mata Joseph langsung terbuka lebar dan kantuknya seketika hilang. Dia duduk di tempat tidur sambil bertanya, “Bukannya dia ada di kuil?”“Kuil itu tiba-tiba kebakaran di tengah malam dan baru berhasil dipadamkan jam 4-5 dini hari tadi. Habis itu, semua orang baru menyadari Bu Ester hilang.”Joseph bertanya dengan napas berat, “Hilang atau ....”“Hilang. Waktu baru mulai kebakaran, Bu Ester sudah diselamatkan tanpa terluka sedikit pun.”Joseph diam-diam menghela napas lega. “Lapor polisi, lalu aturkan orang untuk mencarinya!”Setelah memutuskan sambungan telepon, Joseph turun dari tempat tidur dengan hati-hati supaya tidak membangunkan Maria yang sudah tidur lelap. Dia berjalan ke kamar mandi dengan mengambil ponselnya untuk lanjut menelepon.Joseph menelepon pembantu yang selalu bersama Ester, orang di kuil, dan pengawal yang ditempatkannya di gunung sekitar kuil. Setelah menelepon begitu banyak orang untuk mencari t
“Ada kabar baik. Kediaman lama Keluarga Khoman kebakaran. Mereka mengalami kerugian yang sangat besar dan beberapa gedung itu juga rusak total. Para dewan direksi Perusahaan Pelayaran Howie juga dihajar orang sampai masuk rumah sakit."“Lisa dan Keenan dipaksa minum air cabai dan makan wasabi. Mereka juga rasakan bagaimana perasaan ditusuk jarum. Waktu ditemukan, bukan cuma kesepuluh jari tangan mereka yang tertancap jarum, bahkan jari kaki mereka juga begitu. Keadaan mereka sangat tragis,” ujar Caden.Joseph pun tertegun dan bertanya, “Serius? Siapa yang melakukannya?”“Iya, tapi aku juga nggak tahu siapa yang melakukannya,” jawab Caden. Dia tahu itu bukan perbuatan Hayden.Joseph buru-buru mengeluarkan ponselnya dan membaca berita. Meskipun semua warganet mencurigainya sebagai pelaku, dia tidak peduli dan malah merasa gembira.“Bagus! Bagus sekali! Ini benar-benar bukan tindakan Pak Caden?”“Bukan aku.”Joseph melirik kakak beradik Keluarga Cempaka lagi dan bertanya, “Ini tindakan Ke
“Papa, mana Mama?” tanya Baby begitu melihat Caden.Caden menggendongnya dan menjawab, “Mama lagi masak di dapur. Kalian sapa dulu kakek-kakek kalian.”Caden membawa Rayden dan Baby masuk ke rumah, lalu memperkenalkan mereka pada kakak beradik Keluarga Cempaka. Saat ini, hanya ada mereka bertiga di ruang tamu. Setelah mendengar kabar mengenai Umran, Joseph langsung pergi dengan terburu-buru.Rayden sudah mengenal Surendra bertahun-tahun dari internet, tetapi tidak pernah bertemu dengan Surendra. Dia pun dengan sopan menyapa Surendra dengan sebutan kakek.Di sisi lain, Surendra juga tidak mengungkapkan identitasnya. Dia ingin menemukan Celine terlebih dahulu sebelum mengungkapkan identitasnya pada Rayden. Ini adalah janji mereka. Jika dia mengungkapkan identitasnya pada Rayden sekarang, dia merasa dirinya terkesan seperti sudah tidak bisa menemukan Celine lagi.Selain itu, keadaan Keluarga Cempaka saat ini kurang bagus. Mereka yang membantu Joseph setara dengan bermusuhan dengan publik.
“Demi kamu, aku sudah tunjukkan belas kasihan,” jawab master.“A ... apa yang sudah kamu lakukan?” tanya Hayden.Master menjawab dengan bangga, “Aku lebih jago menyiksa orang dari kamu!”Hayden bertanya dengan bingung, “Kenapa kamu membantuku?”“Anggap saja itu hadiah pertemuan dari gurumu.”“Apa?”“Nak, aku sudah bantu kamu. Kelak, kamu harus nurut sama aku!”Hayden merasa sangat tercengang. Apa-apaan ini? Menuruti orang ini? Dia merasa ini pasti hanyalah jebakan dan buru-buru berseru, “Berhenti! Aku nggak suruh kamu bantu aku!”Baru saja Hayden selesai berbicara, lututnya tiba-tiba terasa lemas. Sebelum sempat bereaksi, dia sudah berlutut di lantai. Master juga dengan cepat menekan kepalanya supaya dia bersujud pada master.Hayden buru-buru menepis tangan master, lalu berdiri dengan marah dan melangkah mundur. “Apa-apaan kamu!”Master menjawab dengan gembira, “Upacara penerimaan murid sudah selesai. Mulai sekarang, kamu itu muridku! Kamu dan bajingan tua itu nggak punya hubungan apa-