“Aku mau tidur. Kalian keluar sana!”Tanpa menunggu balasan dari mereka, Rayden pun duluan mengusir. Pintu ditutup, kemudian dikunci dari dalam.Setelah tidak terdengar suara dan memastikan mereka bertiga telah meninggalkan tempat, Rayden baru berbisik, “Keluarlah.”Braden dan Hayden keluar dari bawah ranjang. Begitu Hayden keluar, dia segera berkata, “Pokoknya di hatiku, mamaku adalah mama terbaik di dunia ini! Siapa pun nggak bisa dibandingkan sama Mama!”Raut wajah Rayden menjadi muram. “Mamaku yang terbaik!”Braden sungguh kehabisan kata-kata. Dia segera berkata, “Kalian berdua jangan bertengkar lagi. Nggak masalah siapa yang terbaik di hati kalian. Kalian nggak perlu bertengkar demi masalah ini.”Rayden dan Hayden mengerutkan keningnya, tidak berbicara lagi. Di dalam hati mereka, ibu mereka adalah yang terbaik.Braden melihat Rayden, lalu bertanya dengan lembut, “Rayden, apa kamu tahu sebenarnya mamaku sangat mencintaimu.”“Emm ….”“Baguslah kalau kamu mengetahuinya. Jadi, aku be
Baru saja mereka keluar kompleks, Braden pun berkata, “Ada telepon dari Mama. Seharusnya Rayden mengatakan sesuatu tentang masalah menyembah leluhur. Jadi, Mama merasa panik lagi.”“Gimana sekarang? Kalau Mama tahu kita pergi menemui Rayden, dia pasti akan semakin panik lagi!”“Jangan sampai Mama tahu masalah ini. Mama kita bodoh, gampang untuk dibohongi.”Braden mencari tempat yang lebih sunyi untuk mengangkat telepon. Dia mengatakan dirinya sedang berada di rumah.Naomi bertanya dengan gugup, “Kamu lagi di rumah? Tapi, Rayden, dia ….”“Ada apa dengan Rayden?”Naomi berkata dengan suara kecil, “Papanya Rayden nggak ungkit masalah menyembah leluhur, tapi Rayden malah bisa mengetahui detailnya. Mama ingin tanya apa kamu yang beri tahu dia?”Braden membalas dengan sangat tenang, “Bukan aku. Tapi ada banyak orang yang menghadiri penyembahan leluhur tadi. Bisa jadi ada orang lain yang membahas masalah itu dengan Rayden.”“Orang lain?”“Emm, misalnya Paman Steven. Dia terus mengikuti aku da
Caden mengerutkan keningnya melihat ke sisi Rayden. Dia sedang mengiakan.Raut wajah Caden berubah serius. “Siapa yang beri tahu kamu?”“Itu bukan intinya.”Namun, masalah itu adalah hal yang sangat penting bagi Caden! Tidak banyak yang mengetahui masalah pernikahannya, apalagi mereka juga tidak akan memberitahukannya kepada Rayden. Jadi, Caden penasaran siapa yang telah memberi tahu Rayden? Apa tujuan orang itu memberi tahu masalah perceraiannya terhadap Rayden?Hanya saja, berhubung Rayden tidak bersedia untuk mengatakannya, Caden juga tidak akan memaksanya. Setelah terdiam beberapa saat, Caden pun bertanya lagi, “Apa lagi yang kamu ketahui?”Rayden berkata, “Aku ingin dengar penjelasanmu.”Mereka berdua saling bertatapan. Caden terdiam lama, baru berkata, “Kamu masih kecil. Aku juga nggak berencana untuk beri tahu masalah Keluarga Pangestu kepadamu. Tapi, berhubung kamu sudah bertanya, aku akan jelaskan satu per satu kepadamu.”“Waktu itu, saat nenekmu bersama dengan kakekmu, kakek
Ketika melihat raut serius putranya, Caden terdiam beberapa saat. Pada akhirnya, dia memilih untuk jujur.“Dulu aku memang pernah membohongimu. Aku nggak kenal sama mamamu. Aku juga nggak tahu siapa dia. Kami bisa memilikimu juga karena hubungan 1 malam.”Rayden menarik napas dalam-dalam. Kedua matanya terbelalak lebar! Dia menatap Caden dengan tatapan tidak percaya.Caden berkata lagi, “Waktu itu, aku baru saja kembali dari luar negeri untuk mengambil alih Grup Pangestu. Demi keuntungan, mereka mengutus orang untuk membunuhku. Aku nggak sengaja terbius obat. Waktu itu, kondisi sangat mendesak, nggak sempat untuk ke rumah sakit. Itulah sebabnya aku bisa berhubungan dengan mamamu.”“Lokasi sangatlah gelap. Aku nggak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Saat masalah sudah terselesaikan, aku pergi mencarinya, tapi dia malah menghilang. Aku terus mencarinya selama 6 tahun ini. Tapi nggak peduli bagaimana caranya, aku tetap nggak bisa menemukannya. Mungkin karena aku juga nggak tahu bagaiman
Caden memeluk putranya dengan panik!Caden sungguh tidak mengerti kenapa putranya bisa bersikap seemosional ini. Hanya saja, dia tidak berani mengulur waktu lagi. Caden bergegas membungkus tubuh Rayden dengan jaket, lalu membawanya keluar rumah.Lantaran ingin segera bertemu dengan Naomi, Caden sendiri bahkan kelupaan untuk mengenakan jaket. Di malam yang dingin ini, Caden hanya mengenakan sepotong kemeja tipis saja. Namun, dia malah keringatan!Rayden adalah buah hatinya dan juga nyawanya. Ini pertama kalinya Caden menjadi seorang ayah. Dia tidak tahu bagaimana caranya menjadi seorang ayah, hanya saja dia sudah cukup berusaha.Caden melangkah dengan cepat ke sisi mobil. Dia memasukkan Rayden ke baris belakang, lalu memasangkan sabuk pengaman.Rayden masih terisak-isak. Kedua matanya tampak memerah. Wajahnya telah dipenuhi dengan air mata dan juga ingus.Biasanya, Rayden sama seperti Caden yang sangat memperhatikan soal kebersihan. Hari ini, Rayden malah tidak mengusap ingus di wajahny
Hayden dan Jayden yang sedang menguping juga tidak bisa menahan diri mereka lagi. Mereka bergegas keluar dari kehangatan selimut, lalu mencondongkan kepala mereka.“Bagaimana sama aku? Apa aku bukan kesayangan Mama?” ucap kedua bocah cilik dengan serempak. Mereka berdua menatap Naomi dengan mata berlinang.Naomi terbengong sejenak. “Jadi, kalian berdua juga belum tidur?”Naomi mencubit pipi Hayden, lalu beralih mencubit pipi Jayden. “Tentu saja kalian juga adalah kesayangan Mama. Kalian semua adalah matahari yang menghangatkan hati Mama! Dengan adanya kalian, hati Mama baru bisa terasa hangat.”Hayden paling gampang untuk dibujuk. Setelah mendengar ucapan Naomi, dia langsung menunjukkan senyuman lebar.“Dengar-dengar suasana hati itu bisa menular. Kalau suasana hati Mama bagus, otomatis suasana hati kami jadi ikut bagus. Jadi, Mama mesti bahagia setiap hari.”Usai berbicara, Hayden melirik abangnya sekilas, lalu berkata, “Bukan hanya Kak Braden saja yang bisa membujuk Mama. Aku juga bi
Tiara dan ketiga bocah cilik sedang makan di ruang tamu. Naomi pun buru-buru berjalan ke sisi rak sepatu. Dia mengenakan sepatu sembari menjelaskan, “Rayden lagi di bawah. Aku pergi lihat dia sebentar. Kalian lanjutkan makan kalian saja. Braden, Hayden, Jayden, selesai makan, cepat gosok gigi, lalu tidur.”Sebelum pergi, Naomi memberi isyarat mata kepada Tiara. Naomi berpesan agar Tiara menjaga ketiga anak-anak, jangan sampai mereka ke lantai bawah.Tiara pun membalas dengan isyarat mata tanda menyuruh Naomi untuk tetap tenang.Saat berada di lantai bawah, Naomi melihat Caden dan Rayden sedang berdiri di tengah hujan. Dia sungguh merasa syok. Tadi Naomi keluar rumah dengan buru-buru, dia kelupaan untuk mengambil payung.Naomi berlari menerjang hujan, lalu memeluk Rayden ke dalam gedung. Lantaran tidak ada handuk, Naomi menyeka wajah dan rambut Rayden dengan pakaiannya.Setelah menyeka wajah Rayden, Naomi baru menyadari ternyata Rayden sedang menangis. Naomi terbengong sejenak. “Rayden,
Caden memayungi Naomi dan Rayden, sedangkan dirinya malah kehujanan.Setelah berjalan ke sisi mobil, Caden mengantar Naomi dan Rayden ke dalam mobil. Kemudian, dia baru bergegas masuk ke dalam bangku pengemudi.Mobil melaju meninggalkan kompleks.Di bagian ujung yang gelap, terlihat sesosok bayangan hitam yang sedang berdiri di bawah payung. Dia menatap ke arah perginya Caden dan Naomi dengan muram ….Di dalam mobil, Naomi mengirim pesan kepada Tiara.[ Ada yang aneh dengan Rayden hari ini. Aku mesti temani dia pulang ke rumah. Mohon bantuannya untuk menjaga ketiga bocah cilik. ]Tiara juga segera membalas.[ Emm, aku mengerti. Kamu jaga Rayden saja, nggak usah khawatirin anak-anak. Ada aku yang akan menjaga mereka. ]Naomi merasa tenang. Dia membalas sebuah emotikon tersenyum, lalu menyimpan ponselnya.Rayden sedang memejamkan matanya bersandar di dalam pelukan Naomi. Dia sudah menangis di sepanjang perjalanan datang tadi. Sepertinya dia akan menangis lagi setelah terbangun nanti.Set