Nada bicara Kevin sangat serius. “Alkohol di dalam gudang itu adalah koleksi dari para leluhur Keluarga Hermanto. Hanya orang yang sudah berkeluarga baru diperbolehkan untuk mendapatkan kunci. Sekarang Papa duluan menyerahkan kunci kepadamu supaya kamu bisa mengejar Camila. Kamu mesti berusaha. Jangan sia-siakan jerih payah ayahku!”Dylan merasa agak bersalah. Demi mengejar Camila, Kevin malah mengeluarkan barang berharga seperti ini!Iya, Dylan merasa agak bersalah, tapi tidak tergolong banyak juga. Dia lebih merasa gembira! Hanya dengan berbohong, dia bahkan mendapatkan kunci gudang koleksi alkohol!Saat ini, Dylan masih tidak tahu apa yang akan dia korbankan akibat kebohongan ini. Dia tidak berhenti mengangguk. “Kamu tenang saja. Dengan adanya dukungan kamu dan Mama, aku pasti akan mendapatkan Camila, menjadikan Camila sebagai bagian dari keluargaku!”Kevin langsung menepuk pahanya. Dia merasa lebih gembira daripada menandatangani kontrak triliunan. “Bagus! Papa yakin kamu bisa!”D
Naomi berkata, “Kak Fiona juga merasa bingung, tapi Bibi Lyana dan Paman Kevin malah sangat yakin.”Camila bertanya, “Apa mereka dikelabui sama Dylan?”Naomi berkata, “Tapi aku merasa Bibi Lyana dan Paman Kevin bukan tipe orang yang gampang untuk dikelabui.”Camila bertanya lagi, “Jangan-jangan karena Catherine?”“Emm?”Camila berkata, “Semalam Dylan bilang sama aku, Angeline bisa pukul aku karena Catherine ….”Camila menceritakan masalah Angeline dan Catherine kepada mereka. Naomi dan Tiara spontan mengernyit. Tiara berucap, “Memang orang itu nggak boleh dilihat dari luar saja. Dengan penampilan luar Catherine, siapa pun nggak akan menyangka kalau hatinya kotor sekali!”Lantaran kepikiran sesuatu, tiba-tiba Tiara berkata, “Menurut kalian, apa mungkin Pak Dylan pacaran secara diam-diam. Kekasihnya juga nggak bersedia untuk memublikasikan hubungan mereka. Pak Dylan menghormati keputusannya. Jadi, demi melindunginya, Pak Dylan baru pacaran secara diam-diam?”“Atau Pak Dylan berencana me
“Percayalah padaku, aku akan bertanggung jawab! Aku juga akan membuatmu jadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia ini!” bisik pria itu dengan nada tegas.Naomi menggeleng kuat dan berseru, “Jangan ... jangan .... Ah!”Begitu pria itu mengerahkan kekuatannya, Naomi pun berteriak kesakitan dan langsung pingsan saking sakitnya. Saat tersadar kembali, sudah tidak ada lagi orang di sisinya, hanya terlihat tumpukan tisu dan pakaiannya yang berserakan di atas lantai. Semua itu adalah bukti kegilaan yang baru saja terjadi sebelumnya.Naomi menggigit bibirnya sambil mencengkeram seprai dengan kuat. Pandangannya berangsur-angsur kabur ....Naomi Tandi sudah menikah. Hari ini, dia datang ke bandara untuk menjemput suaminya. Namun, dia tidak bertemu suaminya, malah kehilangan kesuciannya. Apa ini termasuk perselingkuhan? Selanjutnya, apa yang harus dia lakukan? Bagaimana dia bisa menghadapi suaminya?Saat Naomi datang menjemput suaminya, tiba-tiba terjadi kekacauan di bandara. Dalam kepani
Enam tahun kemudian, di stasiun kereta api Kota Jawhar. Naomi yang membawa 3 putra kembarnya keluar dari stasiun kereta api langsung menarik perhatian semua orang. Naomi sendiri berpenampilan sederhana, tetapi luar biasa cantik meski tidak berdandan. Gerak-geriknya mampu membuat orang-orang terpana. Sementara itu, anak-anaknya juga terlihat sangat menggemaskan. Mereka memakai masker sehingga hanya menunjukkan mata besar yang sangat jernih dan bulu mata yang panjang. Namun, semua itu sudah cukup untuk meluluhkan hati semua orang.Naomi mengabaikan tatapan orang-orang. Dia berdiri di depan gerbang stasiun kereta api sambil menatap lingkungan di sekitar yang terasa familier nan asing dengan perasaan campur aduk.Dulu, Naomi langsung diceraikan tanpa mendapatkan apa-apa karena Caden menuduhnya berselingkuh. Sebulan kemudian, dia dinyatakan hamil dan tuduhan Caden terbukti. Gosip-gosip yang timbul hampir mematahkan semangat hidupnya.Orang tua asuh Naomi merasa dia sangat memalukan dan sud
Berhubung tidak sempat menghentikan Hayden, Braden pun memapah Jayden untuk berdiri sambil bertanya dengan penuh kasih sayang, “Jayden, mana yang sakit?”“Bagian sini ... sama sini,” jawab Jayden dengan terisak sambil menunjuk bokong dan kakinya.Begitu mengangkat celana Jayden, Braden langsung tercengang. Sebab, ada memar besar yang menghiasi kaki mulus Jayden. Braden langsung mengepalkan tangannya dan merasa sangat marah. Dia awalnya tidak berharap Hayden menimbulkan masalah. Sekarang, dia justru mendukung Hayden memberi pelajaran pada orang itu. Apa orang itu mengira Jayden bisa ditindas dengan seenaknya?“Nggak apa-apa. Jayden, Kakak bantu tiup, ya. Habis ditiup, lukanya nggak akan sakit lagi,” hibur Braden.Jayden mengangguk dan menjawab dengan tampang sedih, “Emm.”Di sisi lain, Hayden sudah mengejar Jessica sampai ke luar stasiun kereta api. Begitu melihat Jessica hendak naik ke mobil, dia segera mengadang di hadapan Jessica dan bertanya dengan tampang garang, “Woi, Jelek! Beran
Pada saat yang sama, Hayden sudah berkumpul kembali dengan Naomi.Naomi tidak tahu masalah besar apa yang sudah ditimbulkan Hayden. Saat melihat Hayden berlari kembali, dia bertanya dengan khawatir, “Hayden, kamu ke mana saja? Mama sudah cari kamu dari tadi.”Melihat sikap ibunya, Hayden tahu bahwa ibunya yang polos itu pasti belum tahu apa yang sudah terjadi. Dia pun menjawab sambil tersenyum, “Mama, nggak usah khawatir. Karena baru pertama kali datang, aku pun penasaran, jadi aku jalan-jalan ke sekeliling. Tempat ini ramai banget, ya!”“Tentu saja! Ini adalah salah satu kota terbesar di negara ini! Jadi, kamu nggak boleh keluyuran, ya! Kalau kamu diculik orang, bagaimana dengan Mama, Braden, dan Jayden?”Hayden memukul dadanya sembari menjawab, “Mama, nggak usah khawatir. Kalau ada penculik yang ingin menangkapku, seharusnya Mama khawatir sama penculiknya. Siapa suruh mamaku melahirkan anak sepintar aku. Mana mungkin aku bisa diculik?”“Kamu memang paling jago melawan!” tegur Naomi.
Saat melihat Naomi, ada kilatan aneh yang juga melintasi mata Caden. Dia bereaksi seperti itu bukan karena Naomi sangat cantik, melainkan merasa Naomi lumayan familier .... Caden merasa seperti pernah bertemu dengan Naomi sebelumnya. Namun, setelah mengamati Naomi dengan saksama, dia tetap tidak ingat di mana mereka pernah bertemu. Setelah itu, dia pun berjalan ke depan meja rapat dan duduk dengan ekspresi dingin.Saat melihat tatapan membunuh Naomi, Caden mau tak mau mengerutkan keningnya. Putra Naomi sudah merusak mobilnya, tetapi Naomi bukannya meminta maaf, malah menatapnya dengan tatapan seperti sedang memelototi musuh. Meskipun berperawakan kecil, Naomi benar-benar bernyali seperti putranya.“Kenapa kamu suruh anakmu merusak mobilku?” tanya Caden. Dia langsung menyalahkan Naomi atas perbuatan Hayden.Naomi masih mengepalkan tangannya dan memelototi Caden. Berhubung terlalu emosi, seluruh tubuhnya pun gemetar. Begitu mendengar ucapan Caden, dia merasa agak bingung. Apa pria itu t
Sangat jelas bahwa Caden telah menyalahartikan maksud Naomi. Dia merasa Naomi sedang merayunya di depan umum. Dia pun memaki, “Dasar nggak tahu malu!”Naomi membelalak dan tahu bahwa Caden telah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Kamu salah paham. Aku cuma mau lihat ....” (Apa ada bekas gigitan di bahumu atau nggak!)Setelah pingsan dulu, Naomi sempat tersadar lagi karena kesakitan. Jadi, dia pun menggigit bahu pria itu dengan kuat. Dengan kekuatan seperti itu, gigitannya pasti akan meninggalkan bekas di kulit orang normal. Apabila ada bekas gigitan di bahu Caden, dia sudah bisa membuktikan bahwa Caden adalah pria bajingan itu. Namun, sebelum Naomi menyelesaikan kalimatnya, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkat teleponnya dan bertanya, “Ada apa?”Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon sehingga membuat ekspresi Caden berubah drastis. Kemudian, terdengar Caden menjawab, “Aku akan segera pulang.”Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden langsung pergi den
Naomi berkata, “Kak Fiona juga merasa bingung, tapi Bibi Lyana dan Paman Kevin malah sangat yakin.”Camila bertanya, “Apa mereka dikelabui sama Dylan?”Naomi berkata, “Tapi aku merasa Bibi Lyana dan Paman Kevin bukan tipe orang yang gampang untuk dikelabui.”Camila bertanya lagi, “Jangan-jangan karena Catherine?”“Emm?”Camila berkata, “Semalam Dylan bilang sama aku, Angeline bisa pukul aku karena Catherine ….”Camila menceritakan masalah Angeline dan Catherine kepada mereka. Naomi dan Tiara spontan mengernyit. Tiara berucap, “Memang orang itu nggak boleh dilihat dari luar saja. Dengan penampilan luar Catherine, siapa pun nggak akan menyangka kalau hatinya kotor sekali!”Lantaran kepikiran sesuatu, tiba-tiba Tiara berkata, “Menurut kalian, apa mungkin Pak Dylan pacaran secara diam-diam. Kekasihnya juga nggak bersedia untuk memublikasikan hubungan mereka. Pak Dylan menghormati keputusannya. Jadi, demi melindunginya, Pak Dylan baru pacaran secara diam-diam?”“Atau Pak Dylan berencana me
Nada bicara Kevin sangat serius. “Alkohol di dalam gudang itu adalah koleksi dari para leluhur Keluarga Hermanto. Hanya orang yang sudah berkeluarga baru diperbolehkan untuk mendapatkan kunci. Sekarang Papa duluan menyerahkan kunci kepadamu supaya kamu bisa mengejar Camila. Kamu mesti berusaha. Jangan sia-siakan jerih payah ayahku!”Dylan merasa agak bersalah. Demi mengejar Camila, Kevin malah mengeluarkan barang berharga seperti ini!Iya, Dylan merasa agak bersalah, tapi tidak tergolong banyak juga. Dia lebih merasa gembira! Hanya dengan berbohong, dia bahkan mendapatkan kunci gudang koleksi alkohol!Saat ini, Dylan masih tidak tahu apa yang akan dia korbankan akibat kebohongan ini. Dia tidak berhenti mengangguk. “Kamu tenang saja. Dengan adanya dukungan kamu dan Mama, aku pasti akan mendapatkan Camila, menjadikan Camila sebagai bagian dari keluargaku!”Kevin langsung menepuk pahanya. Dia merasa lebih gembira daripada menandatangani kontrak triliunan. “Bagus! Papa yakin kamu bisa!”D
“Iya! Iya!” Kevin dan Lyana saling menimpali satu sama lain. Kepala Dylan pun berdengung ketika mendengarnya. Padahal Dylan mengatakan hubungan mereka belum apa-apa, sekarang orang tuanya malah sudah membahas soal anak!Lyana yang gembira itu lanjut bertanya, “Tapi tadi saat aku sudah bilang ingin menjadikan Camila sebagai putri angkatku, Camila langsung setuju. Dia sangat bersedia untuk menjadi adikmu.”Dylan lanjut mengarang indah. “Dengan dia setuju untuk menjadi putri angkat kalian, dia baru memiliki alasan untuk mendekati kalian. Kalau nggak, dia mesti menghindar dari kalian. Kalau dia nggak menghindar, orang luar akan mencurigai hubungan aku sama dia. Namanya kami nggak ada hubungan apa-apa, kenapa bisa sedekat itu dengan Mama?”“Coba kalian lihat rambutku. Semua ini digunting Camila! Aku melakukannya juga demi menyenangkannya. Aku saja nggak peduli lagi dengan penampilanku! Apa kalian pernah melihat aku memperlakukan cewek seperti ini?”“Selain itu, saat giok kesayanganku itu d
Dari sekian banyak ucapan putranya, Kevin hanya kedengaran kata “mengumumkan kabar pernikahan”!Kevin langsung meneteskan air mata bahagia. Air mata itu pun mengaburkan pandangannya. “Nak, akhirnya kamu melakukan hal yang bermanusiawi! Kita sudah menjadi ayah dan anak selama 30 tahun. Ini pertama kalinya kamu membuatku terharu! Akhirnya kamu bersedia untuk menikah juga. Akhirnya Keluarga Hermanto bisa diselamatkan. Leluhur juga nggak usah marah hingga bangkit dari kubur!”Ekspresi Lyana kelihatan berkerut. Dia tidak tahu harus gembira atau marah. Beberapa saat kemudian, Lyana baru berkata, “Camila unggul sekali. Seleranya pasti tinggi. Kenapa dia bisa menyukaimu?”Kevin tidak terima dengan pertanyaan Lyana. Dia membela putranya, “Kenapa kamu berbicara seperti ini? Meski dia bukan anak baik, dia juga anakku. Dia memang nggak bisa diandalkan, tapi bukan berarti dia nggak bisa apa-apa. Setidaknya dia cukup tampan, ‘kan?”Dylan terdiam membisu. Maksudnya, selain memiliki wajah yang tergolo
“Emm!” Lyana sungguh kehabisan kata-kata. Dia mewakili putranya untuk menjelaskan, “Dia mencuri alkohol kakek buyutnya untuk Camila karena dia tahu kita suka sama Camila. Jadi, demi Camila, kita jangan salahin dia!”“Kalau dia diam-diam ke kamar Camila …. Eits, Dylan, ngapain kamu diam-diam ke kamar Camila?” Saat mengungkit soal Camila, Lyana tiba-tiba bersemangat. “Dia itu cewek. Kalau kamu nggak takut digosip, bukan berarti dia nggak takut! Pantas saja papamu mengatakan kalau kalian nggak bersama, dia bakal patahin kakimu. Kalau kamu nggak jelaskan hari ini, sebelum papamu turun tangan, aku akan turun tangan duluan!”Dylan sungguh tidak berdaya. Dia pun berkata, “Pemikiran kalian berdua terlalu konservatif. Kamar cewek apaan? Sudah zaman apa sekarang. Teman juga boleh masuk ….”Lyana langsung menampar wajah Dylan. “Apa kamu boleh keluar masuk kamar seorang wanita?”Kevin menimpali, “Malah diam-diam!”Lyana mengangguk. “Iya, kamu dan Camila hanyalah teman biasa. Kenapa kamu mencariny
Di sebelah, Dylan masih tidak tahu bahwa sesi pemukulan sedang menunggunya. Dia sedang memperhatikan model rambutnya.Setelah Camila keluar dari kamar, Dylan mengambil gunting untuk merapikan rambutnya lagi. Namun semakin dirapikan, rambutnya semakin jelek saja! Sangat amat jelek!Camila kembali ke kamar. Ketika melihat potongan rambut berserakan di dalam kamar mandi, tensi darahnya langsung memelesat tinggi!Baru saja hendak memarahi Dylan, Camila pun melihat rambut model “baru” Dylan ….“Pftz!” Camila tidak sanggup untuk menahan tawanya!Raut wajah Dylan kelihatan muram. “Saat mentertawakan orang lain di depan, bisa nggak suaramu lebih kecil lagi? Apa orang lagi nggak punya harga diri?”Dylan memiringkan kepalanya. Namun, Camila semakin tidak bisa menahan tawanya. “Dylan, kamu … kamu … kamu keren sekali! Model belahan samping kelas atas bahkan bisa kamu ubah jadi gaya rambut alpaka, haha ….”Camila benar-benar mengeluarkan ponselnya. Dia tertawa terbahak-bahak sambil mencari gambar d
Bagus juga untuk menjadi putri angkat!Setelah menjadi putri angkat, Camila dan Dylan otomatis menjadi saudara angkat! Hubungan ini lebih bagus daripada putrinya menjadi menantu Keluarga Hermanto!Mereka tidak memiliki kesan buruk terhadap Dylan. Namun sayangnya … Dylan terlalu playboy dan tidak bisa diandalkan!“Aku nggak keberatan.”Camila berjalan ke sisi Lyana dengan tersenyum. “Bibi Lyana, Paman Kevin.”Ketika Lyana melihat Camila, dia merasa gembira dan juga sakit hati. Dia langsung bertanya kabarnya menunjukkan perhatiannya.Sementara itu, Kevin malah terbengong karena tercium aroma alkohol dari tubuh Camila! Selama ini Keluarga Hermanto suka meneliti alkohol. Jadi, dia merasa familier dengan aroma alkohol di tubuh Camila. Seharusnya alkohol ini adalah hasil koleksi kakek buyutnya Dylan! Dylan pergi mencuri alkohol di aula persembahan lagi!Amarah mengitari hati Kevin. Putranya ini memang tidak berguna, selalu saja memancing emosinya!Sekarang Kevin tidak bisa meluapkan amarahny
Jantung Camila berdegup kencang dan hampir copot!Nancy yang berdiri di lantai 1 bertanya, “Camila, suara apa itu?”Camila terpaksa berbohong. “Nggak kenapa-napa. Aku lagi nonton. Aku akan segera selesai.”“Oh, lagi nonton.” Para senior juga tidak menggubris lagi, lalu melanjutkan obrolan mereka.Camila menghela napas panjang. Dia pun memelototi Dylan dengan emosi dan ingin memakinya. Namun, ketika melihat Dylan sedang menunjuk rambutnya sendiri, emosi di hati Camila pun mereda.Model rambut Dylan bukan soal tampan atau tidak, melainkan kelihatan sangat lucu!Camila bergumam, “Kamu sendiri yang ngotot ingin kugunting!”Dylan menggertakkan giginya. “Tapi kamu juga nggak boleh gunting sejelek ini?”Camila berkata, “Siapa suruh kamu memalingkan kepalamu!”Dylan memelototinya. “Jadi, semua ini salahku?”Camila membelalakinya. “Kalau bukan salahmu, memangnya salahku? Kamu yang paksa aku buat gunting. Sebelumnya kamu juga sudah bilang kamu nggak bakal marah!”Dylan sungguh kesal. “Siapa san
Dalam seketika, Camila tidak tahu harus berkata dan berbuat apa.Dylan berkata, “Mamamu mengagetkanku saja. Sudah selesai guntingnya?”Camila segera menggigit bibirnya. Saat dia tidak tahu bagaimana untuk menjelaskan, terdengar suara Lyana dari luar. “Bu Nancy, maaf sudah mengganggumu. Aku datang untuk mengunjungi Camila.”Nancy berkata, “Nggak mengganggu. Ayo, cepat masuk. Kalian cukup datang saja, ngapain bawa hadiah sebanyak ini. Herbert, Pak Kevin dan Bu Lyana datang.”Herbert segera berkata, “Iya, iya, aku lagi sibuk di dapur, maaf nggak menjamu kalian dengan baik. Ayo, silakan masuk.”Kevin membalas, “Kamu nggak usah sungkan. Hari ini Camila telah menderita akibat ulah putraku. Kami datang kemari untuk minta maaf.”Herbert berucap, “Camila baik-baik saja. Kalian malah jauh-jauh kemari. Ayo, cepat duduk. Aku seduhkan teh untuk kalian.”Nancy berkata, “Aku pergi panggil Camila.”Lyana mengatakan, “Jangan panggil dia. Biarkan dia istirahat. Biar aku saja yang pergi melihatnya.”Mere