Caden bertanya, “Siapa yang kasih tahu kamu?”Naomi membalas, “Dylan kasih tahu Camila. Camila kasih tahu kami …. Apa kamu sudah tahu dari awal?”Caden sangat pintar dalam membela diri. Dia pun menjelaskan, “Aku baru tahu semalam. Aku lupa beri tahu kamu.”Naomi merasa kesal. “Lain kali kalau ada masalah yang berhubungan dengan Camila dan Tiara, kamu mesti beri tahu aku di awal!”“Iya! Aku akan perhatikan.”Naomi bertanya lagi, “Oh, ya, dengar-dengar Dylan lagi pacaran secara diam-diam. Apa kamu tahu siapa orangnya?”Caden berkata, “Dia lagi pacaran secara diam-diam? Mana mungkin dia akan diam-diam? Setiap kali punya pacar, dia selalu memublikasikannya. Kamu dengar dari siapa?”Begitu mendengar jawaban Caden, Naomi juga tahu bahkan Caden juga tidak jelas dengan masalah ini.“Aku dengar dari Kak Fiona ….”Usai mendengar, Caden menggigit bibirnya. Sepertinya Dylan telah mengelabui Lyana dan Kevin! Dia tidak membongkar kebohongan Dylan, melainkan bertanya, “Apa masalah ini ada hubungannya
“Nanti malam kalian mesti patuh, mesti dengar apa kata Kakek dan Nenek.”Baby yang sedang menggendong Angel pun terus mengangguk. “Mama tenang saja, nanti malam kami pasti nggak tagih donat dari Kakek. Kalaupun dikasih ayam goreng dan kentang goreng, kami juga nggak bakal minum soda.”Joseph segera menutup mulut Baby sembari menatap Naomi dengan tersenyum canggung.Keempat kakak beradik pun menepuk keningnya. Dasar adik bodoh! Semuanya jadi terbongkar, deh.Naomi berlagak tidak menyadarinya. Dia berkata dengan tersenyum, “Iya, pergilah.”Biasanya Naomi tidak mengizinkan anak-anak makan makanan seperti itu, tetapi sesekali juga bukan masalah.Setelah Joseph dan Maria membawa anak-anak pergi, Naomi pun memasang celemek, lalu pergi ke dapur, membuat kue tar untuk Caden. Sambil membuat kue, Naomi sambil melakukan panggilan video dengan Camila dan Tiara.Camila bertanya, “Apa rencanamu untuk ulang tahun Pak Caden besok?”Naomi berkata, “Besok siang kami rayakan bersama orang tuaku dan juga
Steven tidak berani menunda waktu. Dia segera memutar setir mobil! Mobil melaju menjauhi jalan utama, beralih ke jalan kecil.Pada saat ini, Caden berkata lagi, “Sampai ujung nanti, putar arah, lalu berhenti!”Steven mengikuti perintah Caden. Dia menyetir hingga ke ujung, lalu memutar arah mobil, dan menginjak pedal rem. Mobil berhenti dengan stabil.Di depan sana, ada 3 mobil yang mengikutinya. Semuanya membuat lampu sein berhenti di pinggir jalan.Sejak keluar dari Kediaman Keluarga Pangestu, mereka pun melihat keberadaan ketiga mobil ini. Mereka terus mengapit mobil Caden dari depan dan belakang, berusaha untuk menabrak mobil Caden.Jadi, sebenarnya Caden bisa tiba di rumah pada pukul 10, alhasil sekarang dia masih di jalan.Caden tahu Naomi ingin dirinya pulang sebelum jam 12. Dia juga buru-buru ingin bertemu dengan istrinya. Setelah menghabiskan waktu 1 jam di jalan, kesabaran Caden pun sudah hilang.“Turun!” pesan Caden kepada Steven, lalu membuka pintu mobil menuruni mobil.Stev
Musiknya berhenti dan Naomi berkata, “Aku mau gantikan Ayah dan Ibu untuk ucapkan selamat ulang tahun padamu dulu. Sekarang, kamu boleh buat permohonan dan tiup lilinnya.”Caden pun tercengang. Naomi memutar lagu kebangsaan ternyata karena orang tuanya .... Caden yang sangat terharu pun memejamkan, lalu membuat permohonan dan meniup lilin. Baru saja Caden meniup lilinnya, Naomi menyalakannya lagi.“Selanjutnya, aku, orang tuaku, dan anak-anak juga mau ucapkan selamat ulang tahun padamu.”Kemudian, terdengar lantunan musik lagi. Kali ini, itu adalah lagu ulang tahun yang sebenarnya. Selain itu, itu juga merupakan lagu ulang tahun yang dinyanyikan Naomi, Joseph, Maria, dan anak-anak bersama.“Selamat ulang tahun, kami ucapkan ....”Setelah mendengar lagu itu, Caden pun tidak dapat menahan tawanya. Suasana hatinya sangat berbeda dengan sebelumnya. Lagu kebangsaan terkesan sangat khidmat dan serius, sedangkan lagu ulang tahun yang dinyanyikan Naomi dan yang lain terkesan sangat riang, jug
Begitu mendengar suara musik yang menggoda, ada keterkejutan yang melintasi mata Caden. Dia merasa sangat penasaran dan diam-diam membuka mata untuk mengintip melalui celah jarinya.Kamar yang remang ini dipenuhi dengan titik-titik cahaya yang warna-warni sehingga menciptakan suasana misterius. Naomi mengenakan gaun tidur berwarna merah yang terbuat dari sutra asli. Dia berdiri di depan tempat tidur dan sedang menyalakan aromaterapi. Wangi aromaterapi langsung menyerbak di seluruh kamar dan menambah sentuhan harum dalam suasana misterius ini.Kemudian, Naomi berbalik dan berjalan ke arah Caden dengan gugup. Setelah berjarak kira-kira 2 meter dari Caden, dia melambaikan tangannya ke arah Caden, seperti sedang menguji apakah Caden sedang mengintip atau tidak.Di kepala Naomi, terdapat bando berbentuk telinga kucing. Begitu memiringkan kepala, telinga kucing itu juga ikut bergerak. Dia terlihat teramat sangat imut!Naomi juga mengenakan topeng bergaya kucing yang hanya menutupi matanya. H
Setelah mendengar ucapan Caden, Naomi baru merasa lega. Dia membenamkan kepala ke pelukan Caden dan bertanya, “Kalau makan malamnya bareng Ayah, Ibu, dan anak-anak, kamu mana bisa temani teman-temanmu?”Caden menjawab, “Mereka nggak perlu ditemani. Habis makan malam, aku akan mampir ke tempat Dylan. Kalau nggak pengen pergi, aku tinggal video call sama mereka.”Naomi segera membantah, “Mana boleh begitu! Kamu itu tokoh utama hari ini. Mana bisa kamu nggak hadir ke pesta ulang tahunmu sendiri!”Caden pun tertawa. “Nggak apa-apa. Aku juga nggak pernah rayakan ulang tahunku selama ini. Mereka sudah terbiasa.”“Tahun ini beda,” ujar Naomi sambil menyentuh wajah Caden. Kemudian, dia melanjutkan dengan tampang sedih, “Dulu, kamu nggak rayakan ulang tahunmu karena Rayden. Tahun ini, kita sudah bersatu lagi. Kelak, kamu harus rayakan ulang tahunmu.”Dulu, Rayden hanya merindukan ibunya dan tidak bersedia merayakan ulang tahun. Setiap berulang tahun, dia selalu merasa sangat sedih. Berhubung Ra
Caden mengecup dahi putrinya dan berkata, “Makasih, Baby.”Hayden menyela, “Kami juga mau ucapkan selamat ulang tahun buat Papa!”Caden mengelus kepala Hayden sambil tersenyum. “Makasih, Braden, Hayden, Jayden, Rayden. Ayah, Ibu, makasih.”Joseph menjawab dengan gembira, “Jangan berdiri di depan pintu lagi. Ayo masuk! Cucilah tangan kalian. Habis itu, kita makan.”Caden sekeluarga berjalan masuk ke rumah, lalu pergi ke ruang makan. Di atas meja, sudah terletak berbagai makanan lezat yang dimasak oleh Joseph secara pribadi. Demi merayakan ulang tahun Caden, Joseph sudah membuat daftar makanan yang akan dimasaknya dari beberapa hari lalu. Dia juga mempertimbangkan keseimbangan daging dan sayur. Setiap jenis makanan yang disiapkannya menunjukkan perhatian dan usaha yang dicurahkannya.Joseph menyayangi putrinya, sedangkan Caden juga sangat baik terhadap putrinya. Jadi, dia juga bersedia bersikap baik terhadap Caden. Seorang ayah yang menyayangi menantu laki-lakinya biasanya karena demi
Hayden memberi Caden sebuah model pesawat tempur.“Ini pesawat tempur pertama yang kukembangkan. Pesawat tempur ini bisa melaju di darat, terbang di langit, dan menyelam! Ini juga model yang paling kusuka. Kata Kakek Buyut Kelima, pesawat ini pasti bisa jadi dewa tempur di masa depan. Aku kasih ke Papa karena berharap Papa bisa hadapi apa saja dan meraih kemenangan.”Ketika berbicara, Hayden melontarkan kata-kata penuh semangat dan ambisi. Sementara itu, Rayden mengucapkan kata-kata yang penuh kasih sayang.“Papa, ini hadiah dariku. Kelak, kamu harus sama kayak Kakek Darman dan temani kami main puzzle.”Puzzle yang gambarnya adalah peta dunia itu adalah buatan Rayden sendiri. Warna dan bahan yang digunakan sama persis dengan puzzle yang dikeluarkan Caden dari peti mati Darman. Hadiah ini dipenuhi dengan memori dan kasih sayang.Caden melihat model pesawat tempur dan puzzle itu, lalu memeluk Hayden dan Rayden.“Makasih, Hayden, Rayden. Papa suka banget sama hadiah-hadiah ini! Benar-bena
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu