Oleh karena itu, Morris memutuskan untuk menetap di Kota Jawhar. Selain bisa melihat cucunya setiap saat, dia juga bisa mengajarkan keterampilannya kepada Jayden kapan pun itu. Dia ingin mengajarkan semua pengetahuannya kepada Jayden selama dia masih hidup. Dengan begitu, Jayden bisa mewarisi posisinya dan lanjut berkembang di dunia mode.Naomi berkata dengan terharu, “Terima kasih! Maaf, kamu jadi harus mengalah.”“Nggak masalah. Aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Tanpamu, mana mungkin ada Jayden yang sekarang. Dia bisa hidup sehat dan begitu pengertian berkat kamu. Hari ini, aku datang terburu-buru sehingga nggak sempat persiapkan hadiah. Tapi jangan khawatir, waktu kita masih panjang.”Naomi ingin menolak, tetapi dia tiba-tiba teringat Camila. Camila sangat menyukai karya Morris. Jika mengetahui putra angkatnya adalah cucu kandung Morris, dia pasti akan sangat gembira. Jadi, Naomi akan menerima hadiah dari Morris supaya bisa memberikannya pada Camila. Setelah Camila kembali
Caden bersikap sangat sopan terhadap Morris.“Jayden sangat patuh. Dia sudah membawa banyak kegembiraan dan kehangatan pada keluarga kami. Semua itu nggak ternilai. Lagian, aku juga ingin berterima kasih padamu karena kamu tetap bersikap rasional, juga setuju untuk membiarkan Jayden lanjut hidup bersama kami. Jadi, jangan berkata begitu. Semua yang kita lakukan adalah demi kebaikan Jayden.”Setelah mengobrol sesaat, Morris mengetahui bahwa Naomi dan Caden sudah bergadang di rumah sakit semalaman demi menjaga Mia. Dia segera menyuruh mereka pulang untuk beristirahat.“Aku akan jaga Mia. Kalau ada apa-apa, aku akan segera hubungi kalian. Kalian pulang saja dan istirahat yang baik. Sekalian bawa Jayden pulang juga, ya. Di rumah sakit banyak kuman.” Naomi merasa tenang karena ada Morris yang menjaga Mia. Dia juga memang merasa lelah. Jadi, dia pun berpamitan dengan Morris.Jayden tidak lupa memberikan sarapan yang dimasaknya kepada Morris. Morris pun merasa sangat terharu dan tidak berhen
Orang tua Yuna meninggal karena dibuat kesal oleh Yuna. Keluarganya yang lain juga sudah memutuskan hubungan dengannya dari dulu. Sementara itu, kedua mertuanya telah meninggal. Sanak saudara dari pihak ayah tirinya Loki juga tidak peduli pada Yuna. Jika Naomi sekeluarga tidak peduli, mungkin tidak akan ada orang yang menangani jasadnya.“Oke, aku akan tangani hal ini,” jawab Caden tanpa keberatan.“Kalau Mia sudah sadar, kita pindahkan saja dia ke rumah sakit Jawhar. Kebetulan, Pak Morris juga mau menetap di Jawhar. Kita semua bisa pulang bersama.”“Oke, aku akan telepon Robbin untuk memberitahunya. Biarkan saja Mia transfer ke rumah sakitnya.”“Oh iya, apa Loki akan dijatuhkan hukuman berat?”“Tentu saja! Kejahatannya itu sangat berat. Meski nggak dihukum mati, dia juga akan dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup. Dia nggak mungkin dibebaskan dari penjara selama sisa hidupnya.”Naomi menimpali dengan marah, “Mampus! Dia pantas menerimanya!”Naomi bukanlah orang maha pengasih. Dia ti
Orang yang berbuat salah harus menerima konsekuensi. Hanya menutup mulut setelah menyadari kesalahan tidaklah cukup. Bagaimanapun juga, luka yang ditimbulkan makian-makian mereka itu nyata.Pagi ini, Morris sudah mengirim surat pengacara kepada orang-orang itu. Selanjutnya, Joseph juga menyuruh Perusahaan Pelayaran Howie untuk mengirim surat pengacara kepada mereka. Morris melakukannya untuk menegakkan keadilan bagi cucunya, sedangkan Joseph melakukannya untuk menegakkan keadilan bagi putrinya.Surat pengacara yang dikirim kedua orang itu bukanlah surat pengacara biasa. Bagaimanapun juga, Morris memiliki dukungan seluruh dunia mode, dunia perfilman, dan para tokoh besar di dunia ekonomi. Sementara itu, Joseph memiliki dukungan Perusahaan Pelayaran Howie yang reputasinya mendunia dan Keluarga Cempaka yang misterius.Setelah mengetahui diri mereka menyinggung begitu banyak orang, mereka pun mulai ketakutan. Namun, begitu Caden bertindak, mereka baru tahu bahwa mereka sudah ketakutan terl
Naomi mengambil ponsel dari meja di samping tempat tidur. Awalnya, dia hanya ingin melihat waktu. Alhasil, layar ponselnya malah dipenuhi notifikasi berita yang direkomendasikan untuknya. Dia pun tercengang.Begitu melihat Caden menduduki peringkat pertama trending topic, Naomi segera melihat kolom komentar.[ Sudah kubilang, siapa yang nggak suka sama presdir dingin yang berkuasa dan berwibawa. Jangankan wanita, bahkan seorang pria sepertiku juga suka! ][ Meski nggak bisa jadi orang Pak Caden selama masih hidup, aku akan menghantuinya setelah mati nanti dan berjaga di sisinya! ][ Masalah Caden sudah membuatku menyadari kebaikan Bu Naomi. Tapi, aku tetap nggak bisa memaafkannya karena dia sudah berebutan suami denganku! ]Ketika membaca komentar-komentar itu, Naomi pun sesekali tersenyum dan sesekali merinding. Rasa suka orang-orang ini terhadap Caden benar-benar ... sulit dideskripsikan. Selain melihat komentar aneh orang terhadap Caden, dia juga mengetahui alasan Caden menjadi tren
Saat makan malam, Naomi menyadari bahwa Jayden terlihat kurang gembira dan hanya makan beberapa suap bubur. Naomi tentu saja merasa sedih.Akhir-akhir ini, ada banyak masalah yang menimpa Jayden. Meskipun masih kecil, dia pasti juga akan terpengaruh oleh hal-hal itu. Jika bukan karena Loki menarik perhatian media dan mengekspos foto Jayden, Naomi pasti akan menyelesaikan masalah ini secara pribadi tanpa memberi tahu Jayden. Bagaimanapun juga, ini bukanlah hal baik. Jayden pasti sedih setelah mengetahuinya. Naomi diam-diam mengernyit. Ini semua gara-gara Loki! Pria bajingan itu sama sekali tidak layak menjadi ayah Jayden!Seusai makan malam, Naomi mencari alasan dan membawa Jayden ke taman hotel. Anak dan ibu itu duduk di bangku taman sambil memandang bintang di langit.Setelah mengobrol sejenak, Naomi bertanya, “Jayden punya beban pikiran, ya?”Jayden menatap Naomi, lalu mengedipkan matanya dengan imut. Naomi pun tersenyum dan mengelus kepalanya sambil berkata dengan lembut, “Jayden p
Setelah mendengar ucapan Naomi, Jayden akhirnya merasa jauh lebih lega. Dia lanjut bertanya, “Kalau begitu ... kenapa Ayah melukai Ibu? Mereka itu suami istri, bukannya mereka seharusnya saling mencintai?”Naomi menjawab dengan jujur, “Di dunia ini, nggak setiap pasangan suami istri itu saling mencintai.”Jayden bertanya lagi, “Apa kelak Papa akan pukul Mama?”Naomi pun tertawa dan menjawab, “Tentu saja nggak. Papa baik banget sama Mama.”Mendengar jawaban Naomi, Jayden pun menghela napas lega. Dia mengkhawatirkan Naomi karena kematian Yuna diakibatkan oleh tindak kekerasan yang dilakukan suaminya. Jayden benar-benar polos, baik hati, dan perhatian.“Mama, apa Kakak bisa sembuh?”Naomi diam-diam menghela napas dan menjawab, “Kita doakan saja supaya dia cepat sadar. Kalau memang terjadi sesuatu, kita cuma bisa menerimanya dengan lapang dada. Yang namanya hidup, pasti ada hal baik dan buruk. Tapi, Kak Mia pasti berharap Jayden bisa gembira. Selama kamu gembira, dia juga akan gembira. Dem
Pagi ini, setelah menjenguk Mia di rumah sakit, Naomi dan Caden membawa Jayden ke rumah duka. Setelah menangani urusan upacara pemakaman besok, Naomi juga menyuruh Jayden untuk memilih sendiri makam untuk Yuna.Keesokan harinya lagi adalah hari upacara pemakaman Yuna. Jayden menghadiri upacara itu dengan status putra kandung, sedangkan Naomi dan Caden hadir dengan status teman. Maria, anak-anak lain, Tiara, dan Intan juga hadir.Tidak peduli bagaimana sikap Yuna saat masih hidup, dia sudah meninggal dan semua masalah sebelumnya tidak perlu diungkit lagi. Semua orang memberikan penghormatan terakhir kepadanya untuk berterima kasih atas jasanya melahirkan Jayden.Morris juga datang secara pribadi dan memberi hormat pada Yuna dengan serius. Dia merasa berterima kasih kepada Yuna karena sudah melahirkan sepasang anak perempuan dan laki-laki untuk meneruskan keluarganya.Tak disangka, para paman, bibi, dan saudara sepupu Yuna juga datang. Begitu masuk ke rumah duka, mereka mulai menangis hi
[ Astaga, apa kalian berdua benar-benar telah jadian? ]Kepala Camila berdengung. Dia tidak membalas pesan, melainkan memalingkan kepala untuk membelalaki Dylan. “Apa kamu gila! Apa aku pulang demi kamu? Aku pulang karena Bibi Lyana dan Paman Kevin! Lagi pula ….”Dylan memotongnya, “Bukannya sama saja pulang demi orang tuaku dengan pulang demiku? Lagi pula, semua itu juga masalahku!”“Apa bisa disamakan?”“Kenapa nggak bisa? Sama saja!”Camila menggertakkan giginya. Kalau bukan karena sedang mengendarai mobil, Camila pasti akan menendangnya!Jika mengatakan Camila pulang demi Lyana dan Kevin, Helen pasti tidak akan berpikir banyak. Dia tahu hubungannya dengan Lyana cukup dekat.Namun sekarang, Camila pulang demi Dylan. Masalah itu akan memicu prasangka orang-orang.Apalagi Dylan juga mengatakan dirinya tidak memiliki selera makan. Hanya karena masalah kecil ini, Camila malah diam-diam pulang. Bukannya semua itu adalah gerak-gerik yang dimiliki sepasang kekasih?Kekasih yang lagi diland
Camila menjulingkan bola matanya. Dia mengendarai mobil sembari menghubungi Naomi.“Naomi, apa kalian sudah sampai di rumah sakit?”“Kami akan segera tiba. Apa kamu sudah lapar?”“Lapar sekali. Tapi kali ini, terjadi sesuatu sama aku dan Dylan. Kalau kamu nggak ada masalah lain, kamu tunggu kami di kamar pasien.”Naomi merasa penasaran. “Kalian mau keluar?”“Emm, kalau nggak ada masalah, seharusnya kita bisa kembali dalam waktu 40 menit.”“Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu di kamar pasien.”“Emm, emm.”Ketika melihat Camila memutuskan panggilan, Dylan spontan berkata, “Apa kita bisa pulang dalam waktu 40 menit?”“Bisa.”Dylan melihat navigasi sekilas.“Sekarang masih ada 10 menit baru bisa tiba di kantor catatan sipil. Dari kantor catatan sipil ke rumah sakit sekiranya butuh waktu 30 menit. Apa kamu nggak perlu tatap muka sama Catherine?”Camila membalas, “Ketemuan sama dia juga nggak butuh waktu panjang.”Saat Dylan ingin mengatakan sesuatu, ponsel Camila berdering. Dia menerima pang
[ Kak, siapa yang bikin video ini? Tolong lepaskan Kota Yorta! Ular keberuntungan Kota Yorta nggak boleh disebarluaskan lagi! ][ Kak, dunia Kota Yorta sudah runtuh. Mohon danai yang versi baru. ]Selesai warganet di Kota Yorta menangis, giliran warganet Kota Ciawi yang menangis.[ Kak, mohon selamatkan ular pemakan manusia kami! ]Selesai warganet Kota Ciawi menangis, giliran warganet Kota Gora menangis.[ Kak, mohon selamatkan kami. Kami kebanyakan makan kentang di rumah. Huhuhu. ]Selesai warganet Kota Gora menangis, giliran warganet Kota Howi yang menangis.[ Kak, saudara kami sudah pingsan di toilet karena menangis kebanyakan. Mohon selamatkan mereka. Kami nggak sanggup lihat ular keberuntungan kami lagi. ]Bahkan ada yang sengaja datang untuk berlutut memohon kepada orang berotoritas untuk menstabilkan dunia hiburan.Pihak berotoritas pun melakukan respons.[ Dia nggak berada di dunia hiburan, tapi kedudukannya di dunia hiburan nggak bisa tergoyahkan. ]Dylan bahkan tidak membaca
Camila merasa penasaran. “Kenapa kamu tiba-tiba melepaskannya?”Dylan terdiam beberapa detik baru membalas, “Aku juga nggak tahu. Tiba-tiba aku bisa mengobrol masalah dia dengan terang-terangan.”Camila pun terdiam.Mereka berdua bertukar pandang selama beberapa saat. Tiba-tiba Dylan berdeham, lalu berkata, “Itu … kamu jangan sembarangan tidur di luar sana. Cara yang aku ajari sepertinya nggak terlalu bagus.”Camila terdiam membisu.Dylan menjelaskan, “Coba kamu lihat aku, aku sudah tidur dengan begitu banyak wanita, tapi aku tetap nggak bisa melepaskannya. Hari ini aku baru merasa bisa melepaskannya. Jadi, cara bermain di luar sana nggak efektif!”Topik pembicaraan ini membuat Camila merasa canggung. Dia pun memaksa dirinya untuk bertanya sekali lagi, “Sebenarnya bagaimana kamu bisa melepaskannya hari ini?”Dylan membalas, “Aku juga nggak tahu, mungkin aku sudah melepaskannya dari beberapa hari lalu. Semuanya terasa aneh, tapi aku yakin bukan karena tidur dengan yang lain. Pokoknya, k
Biasanya rasa sedih di hati tidak akan dibicarakan kepada orang luar. Dylan sama sekali tidak memberi Furla kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata, “Jujur saja, sekarang kamu adalah orang yang paling menjijikkan di antara mantan-mantanku.”“Kita nggak usah omong kosong lagi. Semakin banyak kamu bicara, aku malah akan semakin kesal sama kamu! Kelak mohon jauhi aku, juga jauhi leluhurku. Coba saja kalau kamu mengganggunya lagi!”Terlintas ekspresi syok di dalam mata Camila.Furla malah melihat Dylan dengan takut. Kali ini, dia merasa syok hingga tidak berani bernapas.Pemikirannya dibongkar dengan terang-terangan. Furla bukan hanya merasa gugup, melainkan juga merasa lebih takut lagi!Siapa si Dylan itu? Hanya dengan menggerakan jari tangannya, dia pun bisa menghabisi Furla!Furla bahkan tidak berani bersuara sama sekali. Dia menopang dirinya untuk berdiri, lalu meninggalkan kamar pasien dengan keadaan berantakan.Suasana di dalam kamar pasien kembali hening ….Camila masih sedang m
Dylan bersandar di ranjang pasien sembari meminum air. Setelah tenggorokannya tidak kering lagi, dia baru berkata, “Masalah aku sakit juga nggak ada hubungannya sama kamu. Kamu nggak usah berpikir kebanyakan, apalagi merasa bersalah. Kamu seharusnya tahu karakterku. Setiap kalinya aku akan putus dengan tegas, nggak suka tarik ulur. Kalau sudah putus, ya berarti kita sudah putus. Aku pasti nggak akan bersedih.”“Kita juga nggak mungkin akan baikan lagi. Aku nggak suka balikan dengan mantan. Jadi, aku dan kamu sudah nggak memungkinkan lagi.”Furla pun menangis. “Waktu itu, aku juga gegabah, makanya aku bisa kepikiran untuk putus sama kamu. Aku ….”Furla benar-benar tidak menyangka Dylan benar-benar tidak mencarinya!Selama beberapa hari ini, Dylan bahkan tidak mengirim pesan apa pun kepadanya!Dylan berkata dengan tersenyum, “Furla, aku memang gampang luluh sama cewek cantik, tapi aku hanya peduli dengan air mata pacarku.”“Kita berdua sudah putus. Nggak ada gunanya kamu menangis di hada
Furla merasa putus asa. Dia meminta pengampunan kepada Dylan dengan menangis. “Dylan, selamatkan aku. Huhuhu ….”Tanpa menunggu buka mulut dari Dylan, Camila mengambil setangkai bunga mawar merah dari buket bunga bawaan Furla. Dia mengopek kelopak bunga, lalu memasukkannya ke dalam mulut Furla!“Enak?” Furla merasa kesal hingga air mata tidak berhenti mengalir.Camila menyembunyikan senyumannya. Ekspresinya kelihatan dingin. “Kelak, kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku nggak akan kasih kamu makan bunganya, aku akan kasih kamu makan duri bunga mawar! Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa coba!”Kedua mata Furla memerah. Dia sungguh ketakutan.Camila melepaskannya, lalu melempar tangkai bunga ke wajahnya.Duri di tangkai bunga itu mengenai pipi Furla. Furla pun tidak berani bersuara lagi.Camila berdiri, lalu berjalan ke sisi ranjang. Dia mengambil tisu basah untuk menyeka tangannya, lalu merapikan rambutnya sembari melihat ke sisi Dylan. “Aku sudah selesai ngobrol sama dia. Aku kelu
Furla benar-benar tidak menyangka ada Camila di dalam kamar pasien. Dia menatap Camila selama beberapa saat, baru tersadar dari bengongnya. Setelah itu, dia menyapa dengan tersenyum, “Kak Camila ….”Camila tidak menghiraukan Furla. Dia hanya tersenyum sembari mengamati Furla saja ….Hari ini Furla berpenampilan sederhana. Dia hanya merias wajahnya dengan polos, menguncir tinggi rambutnya, dengan mengenakan set seragam santai dan sepasang sepatu kanvas.Furla bergaya anak sekolah hari ini, kelihatannya seperti anak SMA saja.Tiba-tiba Camila teringat dengan cinta pertama Dylan, gadis yang bernama Citrus itu. Camila pun tersenyum sinis sembari membatin, ‘Furla ini cukup pintar. Dia tahu memanfaatkan keunggulannya untuk mendapatkan rasa suka Dylan.’Dylan bisa bersama Furla karena dia mirip sama Citrus. Dia belum pasti tahu siapa si Citrus itu. Hanya saja, Furla pasti bisa menebak orang yang tidak bisa dilupakan Dylan hanyalah cinta pertamanya.Bagaimanapun, cinta pertama itu biasanya ter
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu