Dua orang ini sekarang sudah duduk berhadap-hadapan.Amala nampak tegang. Ada banyak rasa khawatir dan ketakutan dalam hatinya. Kemarin dia sengaja mencari informasi detail tentang Nathan Alazka beserta keluarga Alazka. Amala ingin mencari celah agar bisa melawan Nathan untuk mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu Nathan benar-benar ingin mengambil putranya.Tetapi Amala justru menemukan fakta menyeramkan tentang keluarga ini. Sebenarnya bukan Nathan Alazka yang kuat dan ditakuti oleh banyak orang, melainkan Tuan Besar Lazka. Pemilik utama perusahaan Alazka sebelum dipimpin oleh Nathan. Dia terkenal dengan ketegasannya serta kekejamannya tanpa kenal toleransi. Dan saat ini orang itu telah duduk di hadapannya.Sementara Tuan Lazka sendiri tampak biasa-biasa saja. Meskipun di dalam hatinya, dia cukup merasa gugup untuk menjalankan rencana yang telah disusunnya sebelum wanita yang telah melahirkan putra dari cucunya ini datang.Dia terlihat menarik nafas panjang dan mengeluarkannya perla
"Menikahlah dengan ayah putramu dan berikan keluarga yang utuh untuk cicitku, baru setelah itu, aku akan mengijinkan kamu bersama dengan Glen lagi."Amala terbelalak. Permintaan macam apa ini? Apakah Tuan Lazka tidak sedang salah bicara?"Maksud anda bagaimana?" Amala terbata, dia belum sepenuhnya mengerti maksud omongan dari Tuan besar Lazka.Tuan Besar tertawa kecil, "Menikahlah dengan Nathan dan berikan keluarga lengkap untuk Glen, bukankah itu bijak?"Amala masih belum sepenuhnya percaya, menyuruhnya menikah dengan cucunya. Apa itu artinya, orang tua ini menyukainya? Atau hanya sekedar ingin mempermainkan dirinya?"Amala, jangan pikir karena aku menyuruhmu Menikahi cucuku, lalu aku menyukaimu. Aku tidak peduli kamu siapa. Aku menginginkan ini demi kebaikan Tuan Muda Glen. Karena dia, mau tidak mau telah terlahir sebagai putra mahkota keluarga Lazka, jadi aku harus melakukan yang terbaik untuk dia."Sejenak, Amala linglung. Dia mengerti jika Tuan Besar Lazka tidak mungkin menyukainy
Amala mendongak, menatap Nathan dengan kesal."Kamu pikir menikah itu untuk main-main?""Amala, dengar aku. Kita menikah saja. Kontrak selama beberapa minggu atau bulan. Asal kita sudah menikah, Kakek akan mengizinkanmu membawa Glen dari sana. Dari pada Kakek membawa Glen pergi?"Amala benar-benar pusing dengan situasi seperti ini.Dia melihat Nathan lagi. "Jika kita menikah, bagaimana dengan Wilan? Dia itu menyukaimu. Dia akan kecewa.""Sudah ku katakan, kami ini hanya berteman. Dia tidak mungkin menyukaiku.""Dia menyukaimu, Tuan Nathan!""Jangan panggil aku Tuan, aku ini ayah dari anakmu." Nathan malah marah karena Amala selalu memanggilnya Tuan."Ya, baiklah. Wilan itu menyukaimu, Nathan. Aku tahu itu. Kita tidak boleh menikah, meskipun hanya kontrak. Itu akan menyakiti hatinya.""Tapi aku tidak! Dan aku lebih mementingkan Glen, putraku, dari pada urusan yang lain." Nathan menjawab demikian, membuat Amala terdiam.Benar juga. Urusan Glen adalah nomor satu. Yang utama. Amala menden
Sesaat, pikiran Amala linglung. Satu tahun? Selama satu tahun dia tidak bisa bersama dengan putranya? Bukan, bukan seperti itu maksud dari Tuan Besar Lazka. Tapi memberi waktu selama satu tahun untuk mereka membuktikan jika bisa menjadi orang tua yang baik untuk Glen. Apa maksudnya? Amala benar-benar tidak paham."Tuan Besar, anda hanya meminta kami untuk menikah dan memberi keluarga yang lengkap untuk Glen. Kami sudah melakukan, lalu apa lagi?" Amala memberanikan diri untuk memprotes."Aku tidak mau ditipu oleh kalian." Jawab Tuan Besar, dia kemudian menoleh pada Nathan."Untuk Nathan, aku bahkan sudah rela membatalkan perjanjian Perjodohanmu dengan Keluarga Dexon. Aku tahu, kamu tidak pernah setuju dengan perjodohan itu. Tapi aku berani membatalkan demi putramu. Karena untuk menjaga perasaan putramu. Harusnya kamu berterima kasih padaku, bukan malah ingin membantu wanita ini untuk mendapatkan putranya kembali." Lalu Tuan Besar menoleh pada Amala. "Untuk kamu. Aku tahu mungkin kam
Amala tidak punya pilihan lain selain hanya patuh.Pintu dibuka seseorang dari dalam. Seorang pria dan wanita separuh baya menyambut kedatangan mereka."Tuan Nath, selamat datang. Apa ini Nyonya Amala?" Bibi Vi bertanya sambil menoleh dan menunduk hormat pada Amala."Ya. Benar Bi. Mulai sekarang kami akan tinggal disini." Jawab Nathan."Oh. Sangat senang sekali. Rumah ini akan kembali berpenghuni." Paman Robi yang menjawab.Nathan menoleh dan berbicara pada Amala. "Masuklah. Aku harus pergi ke perusahaan dulu. Mereka berdua akan membantumu." Amala hanya mengangguk, menatap punggung Nathan yang memasuki mobil dan menghilang dari pandangannya."Nyonya Amala, mari bibi antar ke kamar." Bibi Vi berkata dan memimpin Amala.Mereka berhenti di depan sebuah pintu kamar. "Ini adalah kamar Tuan Nathan. Sudah lama tidak ditempati sejak lima tahun yang lalu. Hanya sesekali dia menginap disini. Itu pun bisa satu tahun sekali. Semoga kehadiran Nyonya Amala, membuat Tuan Nathan betah tinggal di ru
Nathan mendengar pembicaraan Amala dan Wilan. Dia kemudian bertanya. "Kamu akan pindah bekerja di Perusahaan Larw?"Amala mengangguk. "Hanya sementara. Wilan memintaku untuk mewakili dirinya.""Tapi itu bagus. Jadi kamu tidak akan canggung karena tidak bertemu dengan Wilan untuk sementara waktu."Amala mendongak, apa yang dikatakan Nathan ada benarnya. Setelah menikah dengan Nathan, sudah bisa dipastikan jika dia akan sangat canggung ketika bertemu dengan Wilan nantinya.Sore berganti malam, mereka menikmati makan malam yang disajikan oleh Bibi Vi. "Amala. Aku ingin memberimu sesuatu." Nathan berkata setelah mereka selesai makan.Amala belum menjawab, melihat Nathan mengeluarkan sebuah kotak Cincin."Aku lupa membeli cincin pernikahan saat kita menikah kemarin." Amala tercengang. Dia tidak pernah menyangka jika Nathan akan memikirkan cincin untuk pernikahan mereka."Seharusnya tidak perlu serepot ini. Pernikahan kita hanya formalitas saja. Cincin pernikahan, sepertinya tidak terlal
Di kantor Grup Alazka."Bagaimana dengan malam pertama anda, bersama Nyonya Amala, Tuan? Apakah berkesan?" Kenzi bertanya meledek sambil menghampiri Nathan.Nathan merasa kesal dan melempar Kenzi dengan sebuah buku tebal. "Tidak ada malam pertama. Yang ada adalah malam kelabu!" Jawab Nathan.Tapi sejenak Nathan tersenyum, dia mengingat saat bangun tadi pagi. Ketika dia membuka mata, dia mencium aroma wangi sampo. Saat dia melihat, kepala Amala telah berada di dadanya.Dia begitu senang sampai tidak ingin bergerak sedikitpun karena takut Amala terbangun. Nathan memilih untuk kembali memejamkan matanya sambil menikmati kehangatan pelukan Amala. Semalam adalah hal sangat berkesan dalam hidup Nathan. Meskipun tidak ada adegan aneh-aneh, tapi dia begitu bahagia bisa tidur satu ranjang dengan wanita yang satu-satunya pernah tidur dengannya ini.Ketika memikirkan ini, Nathan mulai mengerti jika dia sepertinya benar-benar telah jatuh cinta pada wanita yang telah melahirkan putranya itu."Tua
Khale benar-benar membeku di tempat. Dunia rasanya seketika gelap baginya."Jadi," pikirannya linglung. Dia belum sepenuhnya percaya dengan apa yang ia dengar barusan."Mana mungkin? Tidak mungkin Amala yang hanya perempuan murahan itu bisa menikah dengan Presdir Alazka?"Meskipun pernikahan mereka belum dipublikasikan, tetapi Khale merasa jika itu adalah hal yang sangat mustahil. Secara semua orang mengenal siapa Nathan Alazka, seorang pria yang sangat dingin dan bahkan sangat sulit untuk didekati oleh wanita manapun.Mana mungkin Presdir Alazka menikahi seorang Amala, yang bahkan adalah orang buangan keluarga Anderson. Apa lagi Amala sudah memiliki seorang putra hasil hubungan gelapnya dengan pria yang belum jelas siapa.Memikirkan itu, Khale benar-benar sangat kesal!Tapi sekarang, dia harus berhati-hati. Amala dalam perlindungan Nathan, dia tidak bisa semena-mena lagi. Dia memutuskan untuk kembali ke ruangannya. Dan merenungkan semuanyaDia duduk menyandarkan kepalanya di sofa. Te