Nathan masih menatap Amala, bulu mata yang lentik, hidung mancung dan bibir yang terbentuk begitu sempurna. Nathan hampir saja tidak percaya jika wanita yang telah melahirkan putranya bisa secantik ini.Diakui olehnya, jika hatinya telah bergetar menatap wajah itu saat pertama melihatnya dengan jelas pada dalam kejadian beberapa malam yang lalu.Tapi di dalam hati dia cukup merasa bersyukur, jika wanita yang telah menggodanya malam itu ternyata wanita ini juga. Saat ini Nathan seperti mendapat anugerah, dua orang yang sedang ia cari ternyata adalah satu orang yang sama.Tangan Nathan bergerak mengambil ponsel kemudian menghubungi Nyonya Wilan.Dia mengenal baik bos Perusahaan Dexon tempat Amala bekerja, karena mereka adalah sama-sama anak dari seorang perusahaan yang bekerja sama. Wilan juga termasuk teman dekat Nathan.Dan ternyata dua orang ini sedang dijodohkan oleh kedua pihak keluarga besar mereka. Bahkan pertunangan mereka sudah diatur, meskipun belum diumumkan di depan publik.
Saat melirik Glen sudah berpindah tempat, Amala kembali menoleh pada Pria di sebelahnya itu. Kemudian dia berkata dengan pelan, "Terima kasih atas bantuanmu hari ini.""Tidak masalah. Aku melakukan ini semata demi putraku." Nathan menjawab dengan santai.Amala kembali menoleh setelah tadi menarik pandangannya. "Ya, aku mengerti. Tapi apapun alasanmu, aku tetap akan membalas semua kebaikanmu hari ini, agar tidak ada hutang kebaikan diantara kita."Saat Nathan ingin menjawab, Sopir di depan bertanya, "Tuan, kita akan kemana?""Kita pulang ke rumah." Jawab Nathan, itu membuat Amala langsung membantah."Tidak bisa. Pak, tolong antar kami ke perusahaan Dexon saja.""Amala. Sebaiknya hari ini kamu tidak perlu masuk bekerja. Kita pulang dulu ke rumahku, ada yang hal perlu kita bicarakan. Aku akan meminta izin pada Wilan untukmu.""Maaf, Tuan Nathan. Aku harus masuk bekerja. Masalah di kafe tadi, Nona Wilan belum mengetahuinya. Aku harus menjelaskannya."Beberapa saat setelah mereka adu penda
Gunakan saja putramu!Nathan mendengus kesal. Lagi-lagi Tuan besar terus menuntutnya dengan sebuah permintaan. Menikah! Cepat menikah! Beri cucu untuk mendingan anakku! Beri aku cicit! Yang lebih kesal, kakeknya itu terus memintanya untuk menikah dengan Wilan. Yang terbaik hanyalah dari keluarga Dexon! Tidak ada yang lain!Jika sebelum ini mungkin Nathan masih mengiyakan keinginan mereka saat mengatur pertunangan antara dia dan Wilan. Tapi sekarang? Dia sudah menemukan Glen. Mana mungkin dia akan menikah dengan wanita lain disaat dia sudah memiliki seorang putra? Dia tidak mungkin memberi seorang ibu tiri pada Glen. Yang ada Glen akan membencinya dan tidak mau bersamanya lagi.Memikirkan itu Nathan menjadi khawatir. Sepertinya kali ini dia perlu usaha keras untuk mencari cara agar bisa menolak perjodohan itu. Dia kemudian menoleh pada Kenzi, "Hubungi Erin. Suruh dia kemari."Kenzi kembali patuh, segera mengambil ponsel untuk menghubungi Erin."Kamu dimana sekarang? Cepat temui pres
Mendengar usul dari Kenzi, mata Nathan berbinar. Ini adalah hal yang tidak terpikirkan olehnya. Dia langsung menatap Kenzi dengan senyuman lebar."Kalau begitu, atur semuanya dengan baik. Setelah selesai aku akan membawa putraku pulang ke rumah utama.""Siap. Tapi jangan terburu-buru. Pertama-tama aku akan mengatakan pelan-pelan pada Tuan Besar mengenai kehadiran Tuan muda. Setelah itu, dia akan penasaran dan meminta anda mempertemukannya dengan Tuan Muda."Nathan sangat senang dengan ide Kenzi. Dia mengangguk setuju.Saat ini, Glen mulai terbangun. Dia menatap sekeliling. Lalu melihat sosok ayahnya yang tersenyum hangat padanya."Putraku sudah bangun?" Nathan segera mendekati Glen, mengusap wajah imut ciri khas bangun tidurnya."Ayah, apa aku tertidur?""Ya. Kamu tertidur. Pergilah ke kamar mandi dahulu. Aku akan menunggumu disini. Sebentar lagi kita akan pulang."Glen tetaplah seperti anak kecil pada umumnya. Mendengar kata pulang, tentu dia sangat senang. Dia langsung melompat dari
Nathan tersenyum lebar menatap Amala, kemudian beralih menatap Glen."Halo, selamat malam anak ayah," ucap Nathan segera berjongkok untuk menyambut pelukan dari Glen, lalu menggendong tubuh Glen dengan satu tangannya."Ayah, ibu bilang, kamu tidak akan datang." Adu Glen."Itu tidak mungkin, ayah akan menepati janji." Kemudian Nathan membawa Glen ke atas sofa dan meletakkan kantong makanan di atas meja.Amala masih berdiri disana, dia melangkah mendekat. "Kenapa kamu kemari?" Amala bertanya pada Nathan. Pria itu kembali mengulas senyuman."Disini ada anakku? Apa ada yang melarangku untuk kemari?""Ya, aku yang melarang. Apa kamu tidak punya aturan? Malam-malam datang ke rumah orang. Kita tidak ada hubungan kekeluargaan. Jika orang melihat, apa ini tidak akan menjadi fitnah kembali?"Nathan kembali tersenyum. "Siapa juga yang akan melihat? Tetangga? Lagi pula, aku ayah kandung Glen, tidak ada yang bisa melarang aku menemuinya."Amala tidak bisa lagi menjawab, dia hanya bisa duduk di sud
Pagi ini Nathan mengurus Glen dengan baik. Setelah mengajak Glen sarapan dia meminta Glen untuk ke kamar."Pergilah ke kamar sebentar. Ayah ingin berbicara pada Mama."Glen mengangguk, memberi kedua orang tuanya kesempatan.Nathan kemudian menoleh pada Amala."Jika kita tinggal bersama, dan menjaganya Glen bersama, dia pasti akan sangat senang. Menurutmu bagaimana?""Itu tidak mungkin." Amala menjawab dengan cepat."Kenapa tidak mungkin? Bukankah Glen adalah anak dari kita berdua?""Selain kita adalah orang lain, anda hanya sebagai ayah biologis saja. Jadi itu tidak memungkinkan kita untuk tinggal bersama."Nathan menghela nafas berat. Yang dikatakan Amala memang benar. Dia hanya ayah biologis saja. Tidak ada ikatan apapun antara dia dan Amala. "Baiklah. Kalau begitu, bagaimana jika kita menikah saja?"Seketika Amala mendongak. "Tuan Nathan. Mana bisa begitu? Anda sudah bertunangan dengan Wilan. Apa kamu lupa?""Di antara kami tidak ada perasaan apapun. Sepertinya itu akan jadi soal.
Tuan Besar Lazka mendengar dengan seksama cerita dan penjelasan dari Kenzi mengenai Glen. "Jadi,""Benar, Tuan Besar. Saat ini, Tuan Nath masih membujuk ibu dari Tuan Muda untuk menikah. Tapi Nona Amala terus menolaknya."Tuan Besar Lazka memanggut-manggutkan kepalanya tanda mengerti. Dia adalah orang tua yang bijak. Selama ini dia hanya mengkhawatirkan Nathan sang cucu satu-satunya yang tidak juga mau menikah dengan usia yang sudah lebih dari dewasa. Sikapnya begitu dingin dan angkuh. Sebab itu dia mengatur Perjodohan untuk Nathan. Selain Wanita yang baik dan dari keluarga terpandang, Wilan juga adalah teman baik Nathan. Tuan besar Lazka berharap jika Perjodohan mereka akan membawa kebaikan untuk cucu semata wayangnya.Tapi jika begini ceritanya, apakah dia masih akan meneruskan rencana perjodohan ini?Saat ini Tuan besar Lazka mulai berpikir, apakah sikap dingin Nathan selama ini ada kaitannya dengan jebakan yang menimpanya enam tahun yang lalu? Dia sedikit menyesal kenapa Nathan
Kenzi melirik jam. Satu jam lagi adalah waktu makan siang. Dia segera pergi ke ruangan Nathan untuk mengingatkan janjinya pada Tuan Besar."Tuan Nath." Sapa Kenzi, dia masuk tanpa disuruh dan menutup pintu dengan pelan."Bagaimana?" Tanyanya saat Nathan menoleh padanya. Nathan belum menjawab, malah mengusap wajahnya dengan kasar."Kenapa? Ada yang dikhawatirkan? Ayolah, bos. Hanya ini kesempatanmu jika ingin lepas dari perjodohan itu." Kenzi mengingatkan Nathan, tapi sebenarnya lebih kepada memberi dukungan."Bukan itu yang aku pikirkan. Kita harus meminta izin pada Amala, atau dia akan marah dan semakin sulit percaya padaku.""Itu bagus, kalau begitu hubungi saja Nona Amala." Nathan mengangguk setuju, kemudian mengambil ponselnya. Tetapi dia segera ingat jika dia tidak memiliki kontak Amala."Ada apa bos?" Tanya Kenzi karena melihat mimik kesal Bosnya."Aku tidak memiliki kontaknya.""Astaga! Kalau begitu, kita ke tempat kerjanya saja."Tanpa menjawab ucapan Kenzi, Nathan segera me