Beranda / Semua / Amanda, Angel dan Ana / BAB VI CINTA ANGEL

Share

BAB VI CINTA ANGEL

Penulis: Poetri Fadjar
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-25 00:12:17

            Pagi minggu yang cerah, ketika matahari baru saja menunjukkan wajahnya dilangit biru. Amanda, Angel dan Ana sudah berada di Pantai Rindu. Ini adalah agenda rutin mereka, olahraga pagi sekaligus melepas penat setelah seminggu full beraktivitas.

            “Berasa gadis ya bu!”ledek Angel pada Amanda.

            “Ho oh, nggak keliatan kan diriku ini emak anak dua.” Amanda memuji dirinya sendiri.

            “Nggak usah sok deh, Mbk ni keliatan sebaya kan dengan kalian? Padahal 10 tahun lo jarak kita.”ungkap Ana sambil berkacak pinggang.

            “Ya…ya… itu lebih tepat memang.”aku Angel atas peenyataan Ana. Mereka pun melanjutkan olahraga pagi mereka. Dinginnya pagi cukup menusuk kulit ditambah dengan angin yang cukup kencang berhembus sedari tadi. Tapi, tidak menyurutkan ketiga wanita itu untuk berolahraga.

            “Mbak, aku nyerah deh! Aku istrahat duluan ya…”ungkap Angel.

            “Halah…baru segitu doank Njel! Baru juga dua puteran.”ledek Amanda yang melanjutkan larinya lagi. Angel pun duduk kursi taman yang dibuat di Pantai itu kemudian ia kembali berjalan ke mobilnya dan mengambil tiga botol air mineral.

            “Mbak Angel, apa kabar?” Tiba-tiba ada suara mengagetkan Angel saat menutup pintu mobilnya. Angel pun menoleh kebelakang. Oh.. ternyata Hari. Teman saat dia diklat Prajabatan dulu.

            “Baik, Har! Kamu gimana? Lama nggak kelihatan. Sama siapa kesini?” Angel menjawab kemudian balik bertanya.

            “Baik juga mbk, Mbk tuh yang hilang dari peredaran, nomor handphone ganti nggak bilang-bilang.”ujar Hari kemudian.

            “Oh…iya, Handphone Mbak kemaren hilang, mau ngurus nomornya males. Jadi, Mbak ganti deh!”jelas Angel pada Hari.          

            “Kalo gitu minta nomor Mbak yang baru ya!”pinta Hari sambil mengeluarkan handphone dari sakunya. Angel pun menyebutkan nomor handphonenya yang langsung disimpan oleh Hari. Mereka pun akhirnya mengobrol sambil bersenda gurau.

            “Har, kamu aku cariin kemana-mana taunya disini!”Seorang perempuan dengan muka masam dan pandangan sinis datang dihadapan mereka.

            “Sory Met, tadi aku lagi lari-lari liat Mbak Angel makanya kusapa.”unkap Hari pada Meta. “Mbk, kenalin ini Meta.” Hari mengenalkan Meta pada Angel.

            “Meta pacarnya Hari.”Meta memperkenalkan diri dan meegaskan statusnya. Sambil mengulurkan tangan pada Angel.

            “Angel.”Angel menjabat tangan Meta. “Oh, ini Meta yang sering kamu certain itu ya Har? Awet juga ya kalian.”wajah Hari langsung berubah.

            “Heheh, iya Mbak. Ya udah kami pamit ya Mbak.”Hari bergegas pamit sebelum kedua wanita itu terlibat obrolan lebih serius. Hari pun langsung menggandeng tangan Meta.

            “Ok,deh. Hati-hati ya. Kalo nikah jangan lupa undang Mbak, Ya!” Angel melambaikan tangan pada pasangan yang berlalu meninggalkannya.

            Angel kembali ke kursi taman untuk duduk kembali menunggu kedua sahabatnya sambil memutar playlist lagu favoritnya dan mengenang Hari. Ya.. Hari, Hari yang bertemu dengannya beberapa saat yang lalu. Hari merupakan pemuda yang usianya jauh dibawah Angel. Hampir tujuh tahun selisih umur mereka. Mereka dekat seperti kakak dan adik. Tapi, itu dulu ketika mereka Diklat Prajabatan dua tahun yang lalu.  Layaknya seorang kakak, Angel sering menjadi tempat Hari berkeluh kesah. Terutama tentang Meta, perempuan yang sudah tujuh tahun dipacarinya.  Meta yang possessive, cemburuan dan manja. Tapi, Hari tidak tega untuk mengakhiri hubungan dengan Meta. Layaknya seorang adik, Hari juga selalu ada buat Angel. Dari sekadar membawakan tas sampai mengerjakan tugas Hari. Tapi, itu dulu. Hari tidak pernah menceritakan tentang Angel pada Meta. Karena ia takut, Meta cemburu dan akhirnya melukai Angel. Karena Hari tahu betapa rapuhnya Angel yang terlihat kuat itu. Hari juga seperti penjaga untuk Angel. Bahkan terkesan berlebihan, sehingga itu menjadi awal renggangnya hubungan mereka.

            Malam itu, ketika malam terakhir diklat, semua peserta diklat menampilak pentas seni mereka. Angel menampilkan music akustik bersama dengan Ferli, yang juga teman prajabatan Angel. Sedangkan Hari saat itu bersama timnya menampilkan drama.. Melihat kedekatan Ferli dan Angel, Hari marah. Padahal tidak ada yang terjadi antara Ferli dan Angel. Sebatas pasangan duet.

            Bukk!”sebuah tinju mendarat di wajah Ferli kala itu.

            “Lo kenapa Har? Apa salah gue?”tanya Ferli bingung.

            “Lo gak usah deket-deketin Mbk Angel, gue tau lo udah punya istri.”kata Hari berapi-api.

            “Siapa yang deketin Angel sih Har? Lo lebay. Lo juga siapanya Angel sih?”Ferli menyangkal dan balik bertanya pada Hari.

            “Iya, kamu siapanya aku Har? Seenaknya main tinju orang, nggak tanya-tanya dulu. Emang Mbak ngapain sama dia?” Tiba-tiba Angel datang.

            “Mbk.”Hari kaget melihat kedatangan Angel. “Mbk, aku Cuma nggak mau Mbak di modusin ama cowok ini.”lanjut Hari kemudian.

            “Modusin apa Har? Mbk, tau dia udah punya istri. Kamu berlebihan Har! Kalo pun mbak ada hubungan ama dia itu juga bukan urusan kamu!” Angel semakin marah pada Hari kemudian meninggalkan kedua pria itu. Hari berusaha mengejar Angel. Namun, ia tak bisa mengejar Angel karena Angel begitu cepat hilang dari pandangannya.

Sejak malam itu, Hari tidak pernah bertemu Angel lagi, sampai dengan berakhirnya Diklat.  Pernah beberapa kali Hari berusahan menghubungi Angel, tapi tidak pernah ada respon dari Angel. Sampai akhirnya Angel mengganti nomor ponselnya. Angel bersikap hangat dengan Hari tadi, karena ia juga sudah tidak terlalu memikirkan peristiwa itu lagi. Dulu dia marah karena dia marah pada dirinya sendiri, dia takut dirinya sudah menaruh harapan pada Hari. Sedangkan Hari tak pernah memberi kepastian akan kedekatan mereka. Diklat itu memang hanya satu bulan, tapi itu sudah cukup membuat benih cinta tumbuh dihati Angel dan Hari. Bagi Angel daripada dia mempersulit Hari menentukan pilihan, lebih baik dia mengubur perasaan yang belum sempat tumbuh itu.

Bab terkait

  • Amanda, Angel dan Ana   BAB VII KISAH CINTA ANA

    “Woy!” Amanda mengagetkan Angel. “Melamun aja, masih pagi kali Buuu, bagi minum aku haus!” “Noh…”Angel melempar botol minumnya pada Amanda. “Mana Mbak Ana?”tanya Angel karena melihat Ana tidak bersama Amanda. “Tuh, nyangkut! Amanda menunjuk ke arah Ana yang sedang membeli siomay. “Huh… percuma aja lari keliling-keliling udahnya langsung beli siomay.”gerutu Angel. “Itu seimbang namanya, Jumlah kalori keluar dan masuknya!”protes Amanda. 

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-25
  • Amanda, Angel dan Ana   BAB VIII Terimakasih, Telah Membahagiakan Suami Saya!

    Tok..tok.”seseorang mengetuk jendela mobil Angel. Sontak mereka bertiga kaget melihat sosok yang mengetuk jendela. “Mbk, gimana?”tanya Angel panik. “Ya uda buka aja gih.”jawab Ana. Angel pun membuka kaca jendelanya. “Ada apa bu?”tanya Angel kepada perempuan yang ada diluar mobilnya “Cuma mau balikin ini, kayaknya ini punya Ana. Iya bukan An?”ungkap wanita itu dengan menunjukkan sebuah gelang. Gelang itu gelang yang sama dengan milik Angel dan Amanda. Kebetulan hari ini gelang itu dipakai oleh Angel dan Amanda. Sedangkan Ana tidak mengenakannya. “Eh…hmm…iya Mbk, itu pu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Amanda, Angel dan Ana   Bab IX Pertemuan

    Café HDS sore itu belum begitu ramai, hanya ada beberapa orang terlihat di dalam café. Waktu menunjukkan Pukul 14.55 WIB. Ana masih duduk dengan pandangan hampa, masih ada seribu tanya yang mungkin dia akan temukan jawabnya sore ini. Aini nampak belum tiba, hanya segelas es kopi susu alpukat favorit Ana yang menemani Ana menunggu kedatangan Aini. Tak lama waktu berselang, sebuah sedan berwarna ungu tiba di halaman Café HDS. Ana menebak-nebak bahwa itu adalah mobil Aini. Sedikit banyak Danu menceritakan sosok istrinya ini. Aini istri yang baik menurut Danu. Hanya menjadi baik saja tidak cukup. Betul dugaan Ana, mobil sedan berwarna ungu itu memanglah Aini. “ Sudah lama An?”tanya Aini sesampainya dia di café itu. “Nggak mbk, baru sebentar juga.”jawab Ana. Aini pun langsung dud

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31
  • Amanda, Angel dan Ana   BAB X PANIK

    “Nda, kok gak kasih tau Mbk sih.”protes Ana pada Amanda setibanya dikamar Zea dirawat. “Udah dikasih tau kali Mbk, coba liat WA Mbk deh! Telpon juga nggak diangkat-angkat.”sambar Angel pada Ana. “Iya…ya…maaf yah. Mbk, tadi pusing banget. Terus juga tadi mbk ketemuan sama Istrinya Mas Danu.” “Apa?” Amanda dan Angel kaget berbarengan. “Biasa aja dong. Nanti aja ceritanya. Gimana Zea?”Ana menolak bercerita, sebelum ditagih dua sahabtnya itu. Sambil duduk disebelah ranjang Zea yang sedang tidur. Anak berumur 3 th itu tampak lemas dengan jarum infus ditangannya. &nbs

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Amanda, Angel dan Ana   BAB XI DILEMA

    Amanda berjalan melewati koridor rumah sakit, ia hendak menenangkan dirinya sejenak. Pernikahan yang sudah tak tahu harus dibawa kemana arahnya. Dulu Puja adalah sosok yang dia puja. “Halo, Ma!”Amanda mengangkat telepon yang sedari tadi berdering. “Halo,sayang! Apa kabar?”tanya suara diseberang sana. “Baik,Ma! Mama apa kabar?”Amanda balik bertanya. “Baik juga sayang, Nda ini udah tanggal 30, Aida belum bayar semesterannya. Katanya besok terakhir, Nda!”ujar sang Mama. “Ya, ma! Manda ngerti, nanti malam Manda transfer ya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-07
  • Amanda, Angel dan Ana   BAB 1 Hai........

    POV AMANDA Namaku Amanda, Amanda Shafa Damayanti. Namaku cantik tapi tidak secantik fisikku. Yah, aku wanita yang gampang insecure dengan kecantikan wanita lain. Bagiku aku bukanlah wanita yang menarik. Sangking merasa tidak menarik, aku sering menyangkal jika ada lawan jenis yang tertarik padaku. Bagiku mereka mendekatiku selalu ada udang dibalik rempeyek”opss…bukan udang dibalik batu. Di usia 25 tahun aku sudah menikah. Yah, tidak terlalu cepat dan tidak juga terlalu lama. Standar, cukup dan pas. Itulah jalan hidupku, selalu pas, cukup dan standar. Tidak ada yang special. Diusiaku yang sudah kepala 3 sekarang, aku sudah memiliki dua anak laki-laki dan perempuan. Lagi-lagi standar, cukup dan pas. Aku bekerja di sebuah perusahaan perbankan. Jabatanku juga standar,pas dan cukup. Sejauh ini aku bersyukur atas semua yang aku miliki diusia kepala 3 ku ini. Walup

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Amanda, Angel dan Ana   BAB II Amanda

    POV AMANDAAku, Angel dan Ana makan siang bersama siang ini. Ada hal yang ingin kuceritakan pada dua sahabatku ini. Hal yang membuat sesak dadaku beberapa minggu belakangan ini. Saat asyik becengkrama mengeluarkan segala keluh kesah dan cerita dengan mereka, aku teringat Haryo. “Kenapa harus pergi sih, Nda?Aku pasti bantu kamu kok kalo kamu mau tetap disini.”tanya Haryo waktu itu. Waktu dimana aku menyampaikan niatku untuk pindah ke cabang baru perusahaan. Haryo, kisah terlarang yang sampai saat ini masih kujaga.“Kenapa kamu begini, Yo?”tanyaku pada Haryo ketika dia menyatakan cintanya padaku disaat kami berdua sudah memiliki pasangan hidup masing-masing.“Ini masalah perasaan,Nda. Jauh sebelum kita menikah dengan pasangan kita masing-masing aku sudah memiliki perasaan kepadamu,Nda! Tapi,kamu begitu sulit untuk aku dekati sebagai kekasih. Kamu memberi benteng persahabatan kepadaku.”aku Haryo padaku.&l

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-20
  • Amanda, Angel dan Ana   Bab III Angel

    POV ANGEL Waktu menunjukkan Pukul 11.00 WIB, hari ini Amanda menelpon mengajak aku dan Mbak Ana untuk makan siang bersama. Bukan karena dia mau menraktir kami berdua, tetapi dia sedang ada masalah dan ingin berbagi dengan kami. Amanda, awalnya aku cukup iri dengan kehidupannya. Ternyata, hidupnya tidak seindah terlihat. Sebelum berangkat ke Resto tempat kami janjian, aku mencari Mbk Ana diruangannya tapi dia tidak ada di ruangannya. “Gung, Mbk Ana dimana?”tanyaku pada Agung, staf Mbk Ana. “Tadi dipanggil Pak Yoga, Mbak. Mungkin masih diruangan Pak Yoga.”jawab Agung. “Oh, nanti kalo Mbak Ana udah keluar dar

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-22

Bab terbaru

  • Amanda, Angel dan Ana   BAB XI DILEMA

    Amanda berjalan melewati koridor rumah sakit, ia hendak menenangkan dirinya sejenak. Pernikahan yang sudah tak tahu harus dibawa kemana arahnya. Dulu Puja adalah sosok yang dia puja. “Halo, Ma!”Amanda mengangkat telepon yang sedari tadi berdering. “Halo,sayang! Apa kabar?”tanya suara diseberang sana. “Baik,Ma! Mama apa kabar?”Amanda balik bertanya. “Baik juga sayang, Nda ini udah tanggal 30, Aida belum bayar semesterannya. Katanya besok terakhir, Nda!”ujar sang Mama. “Ya, ma! Manda ngerti, nanti malam Manda transfer ya.

  • Amanda, Angel dan Ana   BAB X PANIK

    “Nda, kok gak kasih tau Mbk sih.”protes Ana pada Amanda setibanya dikamar Zea dirawat. “Udah dikasih tau kali Mbk, coba liat WA Mbk deh! Telpon juga nggak diangkat-angkat.”sambar Angel pada Ana. “Iya…ya…maaf yah. Mbk, tadi pusing banget. Terus juga tadi mbk ketemuan sama Istrinya Mas Danu.” “Apa?” Amanda dan Angel kaget berbarengan. “Biasa aja dong. Nanti aja ceritanya. Gimana Zea?”Ana menolak bercerita, sebelum ditagih dua sahabtnya itu. Sambil duduk disebelah ranjang Zea yang sedang tidur. Anak berumur 3 th itu tampak lemas dengan jarum infus ditangannya. &nbs

  • Amanda, Angel dan Ana   Bab IX Pertemuan

    Café HDS sore itu belum begitu ramai, hanya ada beberapa orang terlihat di dalam café. Waktu menunjukkan Pukul 14.55 WIB. Ana masih duduk dengan pandangan hampa, masih ada seribu tanya yang mungkin dia akan temukan jawabnya sore ini. Aini nampak belum tiba, hanya segelas es kopi susu alpukat favorit Ana yang menemani Ana menunggu kedatangan Aini. Tak lama waktu berselang, sebuah sedan berwarna ungu tiba di halaman Café HDS. Ana menebak-nebak bahwa itu adalah mobil Aini. Sedikit banyak Danu menceritakan sosok istrinya ini. Aini istri yang baik menurut Danu. Hanya menjadi baik saja tidak cukup. Betul dugaan Ana, mobil sedan berwarna ungu itu memanglah Aini. “ Sudah lama An?”tanya Aini sesampainya dia di café itu. “Nggak mbk, baru sebentar juga.”jawab Ana. Aini pun langsung dud

  • Amanda, Angel dan Ana   BAB VIII Terimakasih, Telah Membahagiakan Suami Saya!

    Tok..tok.”seseorang mengetuk jendela mobil Angel. Sontak mereka bertiga kaget melihat sosok yang mengetuk jendela. “Mbk, gimana?”tanya Angel panik. “Ya uda buka aja gih.”jawab Ana. Angel pun membuka kaca jendelanya. “Ada apa bu?”tanya Angel kepada perempuan yang ada diluar mobilnya “Cuma mau balikin ini, kayaknya ini punya Ana. Iya bukan An?”ungkap wanita itu dengan menunjukkan sebuah gelang. Gelang itu gelang yang sama dengan milik Angel dan Amanda. Kebetulan hari ini gelang itu dipakai oleh Angel dan Amanda. Sedangkan Ana tidak mengenakannya. “Eh…hmm…iya Mbk, itu pu

  • Amanda, Angel dan Ana   BAB VII KISAH CINTA ANA

    “Woy!” Amanda mengagetkan Angel. “Melamun aja, masih pagi kali Buuu, bagi minum aku haus!” “Noh…”Angel melempar botol minumnya pada Amanda. “Mana Mbak Ana?”tanya Angel karena melihat Ana tidak bersama Amanda. “Tuh, nyangkut! Amanda menunjuk ke arah Ana yang sedang membeli siomay. “Huh… percuma aja lari keliling-keliling udahnya langsung beli siomay.”gerutu Angel. “Itu seimbang namanya, Jumlah kalori keluar dan masuknya!”protes Amanda. 

  • Amanda, Angel dan Ana   BAB VI CINTA ANGEL

    Pagi minggu yang cerah, ketika matahari baru saja menunjukkan wajahnya dilangit biru. Amanda, Angel dan Ana sudah berada di Pantai Rindu. Ini adalah agenda rutin mereka, olahraga pagi sekaligus melepas penat setelah seminggu full beraktivitas. “Berasa gadis ya bu!”ledek Angel pada Amanda. “Ho oh, nggak keliatan kan diriku ini emak anak dua.” Amanda memuji dirinya sendiri. “Nggak usah sok deh, Mbk ni keliatan sebaya kan dengan kalian? Padahal 10 tahun lo jarak kita.”ungkap Ana sambil berkacak pinggang. “Ya…ya… itu lebih tepat memang.”aku Angel atas peenyataan Ana. Mereka pun melanjutkan olahraga pagi mereka. Dinginnya pagi cukup menusuk ku

  • Amanda, Angel dan Ana   Bab V Pernikahan Amanda

    “Ya, kalo Mbk sih mendingan kamu ambil keputusan. Pisah atau lanjut. Udah gitu aja!”ungkap Ana pada Amanda. “Anak-anak aku gimana mbk?”tanya Amanda sambil menyeka air matanya. “Dari dulu akum aku mau pisah dengan Mas Puja sejak Zea lahir, tapi selalu aku kembali berpikir gimana kehidupan selanjutnya nanti. Aku berharap Mas Puja itu bisa berubah,Mbk.”Lanjut Amanda kemudian. “Manda, susah buat kita merubah seseorang. Kamu aja deh, kamu bilang kamu gak bisa masak, kamu gak bisa dandan dan kamu cuek. Bisa gak kamu berubah? Setelah sekian lama ini?” Angel memberi gambaran kepada Amanda. “Ya, aku tahu emang mengubah seseorang itu susah. Aku berharap dia selingkuh sehingga dengan mudah aku menceraikan dia. Kalo sekarang, selalu

  • Amanda, Angel dan Ana   Bab IV Ana

    POV Ana “Iya, sayang! Nanti, perginya cuma ama Manda dan Angel kok. Klo gak percaya telepon saja si Angel.” Ujarku pada Mas Danu. Pria beristri yang kukencani dan tergila-gila padaku. “Yadeh, hati-hati ya sayang. I Love U.”ungkapnya padaku. “Love u too, Mas jangan lupa makan siang ya.” Kami mengakhiri panggilan. Tok..tok!” Suara pintu ruanganku diketuk. “Masuk!”perintahku sambil memasukkan ponselku dalam tas. Seorang pria Nampak muncul dari balik pintu, pria yang umurnya nyaris setengah dari umurku. Ya… dia Agung s

  • Amanda, Angel dan Ana   Bab III Angel

    POV ANGEL Waktu menunjukkan Pukul 11.00 WIB, hari ini Amanda menelpon mengajak aku dan Mbak Ana untuk makan siang bersama. Bukan karena dia mau menraktir kami berdua, tetapi dia sedang ada masalah dan ingin berbagi dengan kami. Amanda, awalnya aku cukup iri dengan kehidupannya. Ternyata, hidupnya tidak seindah terlihat. Sebelum berangkat ke Resto tempat kami janjian, aku mencari Mbk Ana diruangannya tapi dia tidak ada di ruangannya. “Gung, Mbk Ana dimana?”tanyaku pada Agung, staf Mbk Ana. “Tadi dipanggil Pak Yoga, Mbak. Mungkin masih diruangan Pak Yoga.”jawab Agung. “Oh, nanti kalo Mbak Ana udah keluar dar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status