Share

Bab 5

"Benar-benar makhluk lemah." Dedrick menggelengkan kepalanya ketika selesai membaca buku yang beberapa jam lalu Adam berikan kepalanya. Buku yang menjelaskan semua tentang manusia. Hari semakin larut, tapi Dedrick tidak juga tidur. Ia masih tenggelam dalam buku yang ia baca.

Dedrick nyaris membalik satu halaman lagi jika saja ia tidak mendapatkan mindlink dari Adam yang mengatakan jika ada penyerangan di perbatasan utara Pack. "Bagaimana keadaan di sana?" 

"Gamma Collin tengah berjaga di sana, tapi Rogue di sana lebih banyak. Mereka berhasil mengalahkan beberapa warrior kita." Suara Adam terdengar, menjelaskan situasi yang ia peroleh dari bawahannya.

Dedrick mendecih seraya bangkit, kemudian ia berlari keluar dari perpustakaan. "Siapkan pasukan, untuk sementara kirim warrior yang berjaga di bukit ke sana." 

Ada satu bukit yang terletak tidak jauh dari perbatasan utara Diamond Pack, Dedrick sengaja menyuruh warrior di sana untuk berjaga-jaga sekaligus menjadi pasukan cadangan jika situasi mendesak terjadi. Seperti sekarang. 

"Baik, Alpha." Adam menjawab setelah itu mereka memutuskan mindlink-nya.

Bulan sabit menggantung di langit, Dedrick tiba di halaman depan di mana pasukan telah berbaris. Siap untuk melakukan pertempuran dengan Rogue liar yang ingin menyerang Pack-nya. "Perketat penjagaan, jangan biarkan salah satu Rogue lolos dan menyerang Istana. Kita berangkat!" 

Dalam sekejap Dedrick berubah wujud dan berlari, menuju perbatasan utara di mana Rogue itu menyerang.

Ketika tiba di lokasi, Dedrick dapat melihat beberapa warriornya terkapar dengan darah yang keluar dari tubuhnya. Beberapa dari mereka juga masih ada yang bertarung. Laporan dari Adam benar, Rogue kali ini jumlahnya lebih banyak. 

Dedrick berlari, kemudian menerjang seekor Rogue yang ingin menyerangnya. Dengan sekali tebasan dari cakarnya, Rogue itu memuntahkan darah. Dedrick memiliki gerakan yang lebih cepat.

"Apa yang kau inginkan dengan menyerang wilayahku, Rogue liar?" David menusuk perut serigala itu, tidak terlalu dalam tapi cukup menyakitkan.

Rogue itu tidak menjawab, ia hanya menatap Dedrick yang sedang dalam wujud serigalanya, David.

"Kau tidak mau menjawab?" David menusuk lebih dalam, hingga Rogue itu menggeram kesakitan. "Ucapkan selamat tinggal pada dunia." 

Crash

David membunuhnya.

~~~

Diana membuka matanya ketika ia mendengar suara ribut disertai suara gemerincing rantai. Gadis dengan bola mata abu-abu itu mencoba duduk kemudian berdiri dan mendekati pintu. Berharap ini adalah waktu bebasnya.

Tapi itu hanyalah angan-angan kosong. Ketika pintu itu terbuka, sebuah benda dilemparkan ke dalam, mengenai Diana hingga tubuh gadis itu oleng dan ambruk di lantai.

"Akh ...." Diana meringis, sungguh tubuhnya seperti ditimpa batu saja. "Astaga! Apa ini!?" Diana menarik tubuhnya menjauh dari benda yang menimpanya tadi dan menemukan seorang pria yang hanya mengenakan celana pendek berbaring. Tidak sadarkan diri.

"Astaga!" Kembali dirinya syok. Diana dapat melihat tubuh pria ini penuh luka disertai dengan darah yang mengalir di sana. "Dia kenapa?"

Dia bangkit dan menuju pintu. "Adam! Tolong! Ada orang di sini." Diana menggedor-gedor pintu tapi tidak ada satu orangpun yang mendengarnya. Mungkin ada yang mendengar, tapi memilih untuk tidak peduli. 

Kembali Diana menolehkan kepalanya menatap pria yang bersimbah darah, sungguh hal itu membuat Diana sedikit takut. Apalagi ketika matanya tidak sengaja melihat kuku panjang pria itu, mirip seperti pria yang dipanggil Adam dengan sebutan Alpha. Diana bergidik, pria ini pasti bukan manusia.

"Apakah mereka ingin membunuhku?" Diana menjauh dari pria itu, tidak mengerti mengapa ia ditempatkan satu ruangan dengan orang asing ini.

Pria itu tidak kunjung bangun, hal itu membuat Diana sedikit penasaran. Perlahan tapi Diana mendekati pria itu, seperti mencari mati saja padahal Diana sudah tahu jika makhluk di depannya ini bukan manusia. 

"Apakah ia sudah mati?" Lagi-lagi Diana bertanya pada udara kosong di sana, ia sudah dekat dengan pria itu. Dengan jarak sedekat ini Diana bisa melihat luka di tubuh pria itu lebih jelas.

"Masih hidup?" Gerakan samar di perut pria itu menjawab pertanyaan Diana. Pria itu bernapas meski tidak terlalu kentara. 

Satu hal yang Diana tahu, pria ini sekarat.

Diana menatap darah yang keluar dari dada kanan pria itu, luka-luka di tubuh pria itu membuat Diana ngeri. "Apa yang harus ku lakukan?" Diana mendekati pria itu. Pendarahan pria ini harus di hentikan.

Dengan kekuatan yang tersisa, Diana merobek bajunya. Hanya bagian bawah, dengan robekan memanjang. Setelah itu Diana mengikatkannya pada dada pria berambut hitam itu. Cukup untuk menghentikan pendarahannya. "Aku pasti gila." 

Diana sendiri tidak mengerti kenapa ia harus membantu pria yang bukan manusia ini. Mungkin karena kasihan, mereka sama-sama di kurung di sini. "Ah, sudahlah." Diana kembali menjauhkan tubuhnya. Ia akan tidur, lagipula pria ini terlihat tidak berdaya, Diana yakin ia akan baik-baik saja.

~~~

"Kau sudah memasukan Rogue-rogue itu ke penjara?" Adam menatap Collin, yang memiliki posisi sebagai Gamma. Satu tingkat di bawahnya. Collin berperan penting untuk mengatur penjagaan. Termasuk perbatasan.

Collin mengangguk. "Sudah, Beta."

Adam mengangguk puas. Memang, Alpha-nya menyuruh mereka untuk tidak membunuh semua Rogue itu, sisakan beberapa untuk diintrogasi dan disiksa.

Mereka diintrogasi tentang siapa yang mengirim mereka dan apa tujuannya. Rogue itu telah membuat rakyat mereka menjadi resah. Mereka suka menyerang, tidak kenal waktu, sekalipun tengah malam seperti tadi. Kadang mereka juga berbuat onar.

"Kau boleh kembali, aku akan melaporkan ini pada Alpha."

Collin mengangguk, kemudian ia beranjak dari sana. Setelah itu Adam juga beranjak, ia akan menemui Alpha-nya. Alpha-nya pasti berada di kamarnya untuk membersikan diri. Selama perjalanan ke kamar Alpha-nya, Adam sesekali berpapasan dengan beberapa Omega, Werewolf dengan tingkatan paling rendah. Mereka menjadi pelayan di istana ini.

Setelah sampai di depan pintu kamar Alpha-nya, Adam mengetuk. Dedrick tidak menyukai jika ada sembarangan orang masuk ke dalam kamarnya. "Masuk." 

"Bagaimana?" Suara itu menyambut Adam ketika ia baru satu langkah memasuki kamar Alpha-nya. 

"Rogue yang masih hidup sudah di masukan ke dalam penjara bawah tanah. Ada sekitar 15 yang masih hidup, apa yang akan kita lakukan kepada mereka, Alpha?" Adam bertanya, meski ia sudah tahu.

Dedrick yang tengah duduk dengan tubuh yang telah bersih dari sisa pertempuran itu menatap Beta-nya. "Seperti biasa, tapi kita eksekusi mereka besok," jawab Dedrick. "Ah, bagaimana dengan gadis itu?" lanjutnya.

"Dia masih berada di penjara bawah tanah, Alpha." 

Dedrick manggut-manggut kemudian menyeringai. Ia ada sesuatu untuk gadis itu. "Bagus. Kau boleh pergi."

Adam undur diri dari sana, dalam hati ia berharap agar Alpha-nya tidak melakukan sesuatu yang buruk untuk gadis itu. Perasaan Adam tidak enak ketika ia melihat seringai dari Alpha-nya tadi.

"Sudahlah. Sebaiknya aku beristirahat." Ya, ia akan beristirahat. Beberapa jam lagi matahari akan terbit dan Adam mungkin akan melihat apa yang Alpha-nya itu rencanakan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status