"Henry, kau sendiri ada masalah apa hingga kau bisa berakhir di sini?" Diana masih duduk di depan sel penjara Henry, sudah beberapa menit sejak ia memberikan pria itu minum dan sekarang kondisi pria itu terlihat lebih baik. "Bukankah kalian sama-sama Werewolf?"
Henry tertawa kecil. "Ya, tapi aku adalah Werewolf liar. Aku tidak memiliki pack dan aku hidup di hutan lepas sana. Werewolf liar seperti kami di sebut Rogue." Henry hanya memandang kosong dinding di depannya.
"Lalu kenapa kau bisa di tangkap?" tanya Diana lagi.
Henry terdiam. "Ada sesuatu yang sulit untuk dijelaskan." Diana mengerti, mungkin saja Henry memiliki alasan yang tidak bisa disebutkan. Diana tidak ingin untuk bertanya lebih banyak.
"Astaga, aku sudah cukup lama di sini. Aku akan kembali ke atas." Diana buru-buru berdiri dan merapikan rok selututnya itu. "Aku akan mengunjungimu lagi nanti." Diana membalikkan tubuhnya lalu beranjak dari sana, sebelumnya ia mengambil kendi yang ia bawa tadi dan
"Kenapa?" tanya Adam. Ia menolehkan kepala dan menatap Diana yang menatap kosong udara."Ya, kau tahu si Alpha itu sangat kejam. Kau tidak lihat bagaimana dia memaksaku untuk melawan prajuritnya. Aku bahkan sekarat selama dua minggu." Mengingat hal itu membuat Diana seolah merasakan sakit di rusuknya. "Kenapa bukan kau saja?"Adam terkejut.Diana juga terkejut hingga refleks ia menutup mulutnya dengan tangan. "Uh, aku hanya bercanda. Hehe." Diana hanya menggaruk tengkuknya. "Kalau begitu aku pergi dulu." Diana bergegas pergi dari sana, ia harus segera pergi menyembunyikan wajahnya yang malu ini dari Adam.Adam memandangi punggung Diana yang menjauh dengan sudut bibir yang terangkat, gadis itu benar-benar sesuatu. Adam semakin menyukainya saja.Diana berlari kecil agar ia menjauh lebih cepat dari Adam. Diana merutuk dirinya sendiri karena telah berbicara aneh kepada Adam, apa-apaan t
Satu hal lagi yang Diana ketahui mengenai para Werewolf di sini adalah mereka yang suka makan daging, hal itu baru Diana ketahui ketika ia ke dapur dan menemukan banyak daging teronggok di atas meja. Daging-daging itu selesai di bakar karena jelas sekali terlihat matang dan mengeluarkan asap. Dianaa mendekati sebuah meja, di sana ada baki yang berisi daging yang sudah matang. Daging itu sudah diiris-iris dengan rapi dan mengeluarkan wangi enak. Menciumnya saja Diana sudah menjadi lapar. "Apa yang kau lakukan?" Suara itu membuat Diana terkejut hingga Diana memutar badannya, ternyata sudah ada salah satu pelayan yang menatapnya dengan berkacak pinggang. Diana hanya nyengir dan mengusap tengkuknya yang tidak gatal. "A-anu, tidak ada. Aku hanya melihat." Diana merasa canggung karena terpergok memandangi daging-daging itu dengan mata yang berbinar. Pelayan itu menggelengkan kepalanya. "Sebaiknya kau taruh ini di meja makan, sebentar lagi Alpha dan para petinggi lainnya akan makan malam.
"Hah?" Diana mendongak menatap Dedrick dengan pandangan bingung ditambah dengan mulutnya yang sedikit terbuka. Diana tidak salah dengar bukan? Dedrick si Alpha kejam itu menyuruhnya duduk di kursi itu.Namun, Diana buru-buru bangkit. Ia tidak mau membuat Dedrick marah, jadi, Diana duduk di salah satu kursi kosong di sana. Meja makan ini sebenarnya masih memiliki kursi yang kosong, banyak malahan karena meja makan ini berbentuk bulat yang panjang."Makanlah, jangan sampai suara perutmu itu membuat kami terganggu." Dedrick mengangkat sendok miliknya dan kembali memulai makan, begitu pun dengan yang lainnya.Diana tidak tahu apakah ini benar, tapi akhirnya Diana juga mengambil piring dan mengisinya dengan daging. Diana memulai makannya dengan lahap, ia abaikan beberapa pelayan yang berada di sekeliling meja makan ini yang menatapnya dengan pandangan menusuk.Adam juga begitu, ia terkejut awalnya. Sedikit bingung juga dengan apa yang dilakukan oleh Alpha-nya
"Ya, aku berharap tidak akan terjadi hal seperti itu. Aku sudah cukup menikmati hidup seperti ini." Bagi Diana tidak apa-apa hidup di dunia seperti ini, dari pada ia hidup di dunia manusia tapi membuat dirinya tidak nyaman dan selalu gelisah. Diana bertekad ia akan hidup lebih lama.Adam menaikan alisnya. "Benarkah tidak apa-apa bagimu untuk menjadi omega?" tanya Adam lagi, ia berdiri di samping Diana dan menyandarkan dirinya di samping Diana. Well, sepertinya Adam menyukai berbicara dengan Diana dengan posisi seperti itu."Omega?" tanya Diana lagi, ia pertama kali mendengar hal itu."Ya, omega adalah sebutan untuk pelayan, lebih tepatnya Werewolf dengan kasta rendah." Adam menjelaskan, mungkin Diana tidak tahu beberapa sebutan di sini mengingat ia berasal dari dunia manusia.Diana mengangguk mengerti. "Ah, begitu ... Tapi, aku bukan Werewolf, hehehe." Diana nyengir, jadi ia tidak memiliki sebutan apa-apa sekarang.Adam juga tertawa. "Kau benar jug
Diana tidak tahu obatan apa yang Adam berikan kepadanya, tapi Adam berpesan jika obat ini dipakai sebelum tidur saja. Jadi, Diana menurutinya. Beberapa saat yang lalu Adam ingin membantu Diana memakainya, tapi Diana menolak. Diana tidak ingin juga seorang laki-laki berlama-lama di kamarnya, nanti yang lain akan berpikiran yang tidak-tidak. Diana membenci orang-orang Nyang bergosip tentangnya meski Diana lebih sering mengabaikannya.Diana menempelkan obat yang berbentuk seperti herbal yang telah ditumbuk itu ke pergelangan kakinya, kemudian mengikatkannya dengan sebuah kain putih panjang. Bau herbal itu langsung memasuki indera penciuman Diana. "Ugh, baunya tidak enak." Diana menyimpan mangkuk itu jauh-jauh ke sudut kamarnya, meski membuat dirinya berjalan dengan tertatih-tatih."Aku ingin tidur." Diana merebahkan dirinya ke ranjang seukuran satu orang itu, tapi bagi Diana ini lebih dari cukup. Ia bersyukur masih dapat hidup meski seperti i
Diana telah siap dengan pakaian pelayannya, sekarang para petinggi di Pack ini sedang sarapan dan Diana lebih memilih untuk menyelamatkan diri dari rasa malu. Jadilah Diana kini berada di bawah pohon favoritnya seraya menatap matahari yang perlahan naik.Diana sangat malu ayam kejadian tadi dan Diana ingin melupakannya. Diana benar-benar tidak tahu jika di sana adalah tempat mandi khusus Alpha, setelah Diana bertanya kepada salah satu pelayan di dapur tadi barulah ia tahu."Aku tidak ingin bertemu dengannya." Diana menutup wajahnya. Meski berusaha melupakannya, tapi tetap saja kejadian itu selalu melintas di benaknya.Gadis itu menarik nafas. "Oke, Diana kau harus melupakannya. Itu hanya kecelakaan dan tidak disengaja." Diana mengatakan hal itu beberapa kali kepada dirinya sendiri.Perut Diana berbunyi."Aih, kenapa harus sekarang?" keluhnya, Diana bangkit, ia lapar dan ia harus mencari makanan.Diana pergi ke arah dapur, tidak ada banyak pe
Ember yang Diana pegang nyaris saja terlepas karena pertanyaan Dedrick yang sedikit membuatnya terkejut, tapi untung saja ia benar-benar membersihkan lorong itu dengan sapu dan air yang ia bawa. Sebelum keluar tadi Diana menyempatkan diri untuk menyikat kotoran yang ada di sana."Aku membersihkan penjara bawah," kata Diana seraya mengangkat ember dan sapu yang ia bawa.Dedrick menatap Diana menyelidik. "Siapa yang menyuruhmu ke bawah? kau tahu penjara bukan sesuatu yang bisa kau akses dengan mudah." Perkataan Dedrick membuat Diana terkejut. Tatapan Dedrick beralih menatap dua penjaga yang ada di sana. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian membiarkannya masuk?"Dua penjaga itu menunduk hormat. "Maaf Alpha, kami mendengar jika manusia ini telah mendapatkan izin dari Beta Adam." Sekarang ini Diana hanya bisa menggigit bibirnya, takut jika ia ketahuan berbohong. Apalagi ia membawa-bawa nama Adam yang tidak tahu permasalahann
Diana cukup heran dengan banyaknya warrior yang berada di sekitar istana ini, ketika ia ke belakang dapur pun ada warrior di sana. Dana ingin bertanya, tapi kalau bertanya kepada pelayan Diana ogah. Diana pergi ke tempat favoritnya, dibawa batang pohon yang berada di tempat yang lebih tinggi.Ia melihat beberapa warrior pergi secara berkelompok, ada yang pergi ke Utara, Selatan, Barat, dan timur. "Apa yang terjadi? Apakah akan ada perang?" Tentu saja Diana akan berpikir begitu ketika ia melihat beberapa Werewolf itu pergi secara berkelompok lengkap bedengan beberapa senjata yang mereka bawa.Diana memutar lehernya dan memandang ke tempat latihan para warrior, di sana ada Adam dan beberapa Werewolf lainnya. "Apa aku tanya pada Adam saja?" Adam tampak memberikan arahan kepada para warrior itu.Diana berlari kecil agar sampai di sana, ketika tiba di sana warrior yang berbicara dengan Adam itu pergi. "Ada apa Diana?" tanya Adam ketika Diana berdiri tidak.jauh dariny
Tidak terasa kandungan Diana semakin membesar, tapi itu juga membuat Diana kesulitan untuk melakukan beberapa hal. Perut Diana sangat besar, hingga Diana khawatir perutnya nakan meledak. Pemikiran konyol memang, tapi itulah yang Diana pikirkan mengingat usia kandungannya."Ugh." Diana bergerak gelisah dalam tidurnya, perutnya yang membuncit itu membuat dirinya kesulitan untuk mencari posisi nyaman untuk tidur. Diana hanya bisa tidur dengan posisi miring yang membuatnya pegal. Diana membuka matanya. "Ya, ampun sekarang aku bahkan lapar."Diana melihat Dedrick yang tertidur di sampingnya, hanya berselang beberapa detik kemudian Dedrick juga membuka matanya. Dedrick turut duduk. "Ada apa Diana? Apakah kau merasa tidak nyaman lagi?" Dedrick mengusap perut Diana yang membuncit itu. Akhir-akhir ini Diana sering mengeluh padanya perihal posisi tidurnya yang tidak nyaman, Dedrick kasihan dengan Diana yang tidak bisa tidur dengan tenang.Diana mengangguk. "Ya, tidak nyam
Diana berdiri gugup di dalam kamarnya, sekarang hanya ia dan Era yang berada di dalam kamar ini. Era baru saja selesai meriasnya. Kini Diana tampak sangat cantik dengan gaun abu-abu dan sebuah mahkota di atas kepalanya. "Aku gugup sekali." Tidak hanya gugup, Diana juga merasa gundah. Takut jika nantinya acara ini tidak berjalan lancar karena bisa saja dirinya melakukan kesalahan.Era yang memahami kegundahan hati Diana mendekati sahabatnya itu, ia menepuk pelan bahu Diana. "Tidak ada yang perlu dicemaskan, ini pasti akan berjalan dengan lancar." Acara ini diadakan pada malam hari, para tamu telah banyak berdatangan. Beberapa penduduk juga ada yang datang dan hal itu membuat Diana semakin gugup."Terima kasih, Era." Diana menghela nafas kemudian membuangnya perlahan, kedua tangannya yang dibalut sarung tangan memegangi dadanya agar rasa cemas dan gugup ini hilang.Era melebarkan senyumnya. Era sendiri juga tidak kalah cantik, ia memakai sebuah gaun hijau hingga E
Memang butuh waktu beberapa hari untuk Diana agar ia bisa lebih tenang dan melupakan kejadian di mana ia diculik, saat itu pula Dedrick selalu berada di samping Diana. Dedrick selalu menjaga Diana dan selalu ada untuk menenangkan Diana dari mimpi buruknya. Itu berhasil, Diana tidak lagi bermimpi buruk di saat ia tertidur. Dedrick sudah seperti obat penenang untuk Diana.Sekarang Diana dan Era tengah bersantai di bawah pohon favoritnya bersama seekor kelinci dipangkuannya. "Benarkah? Adam melamarmu?" Diana terkejut mendengarnya, ternyata hubungan Adam dan Era menginjak jenjang yang lebih serius. Diana baru mendengarnya karena beberapa hari ini ia jarang bertemu dengan Era, Era sibuk. Barulah sekarang kesempatan bagi mereka untuk bersantai.Era mengangguk antusias. "Ya, kami mungkin akan menikah setelah pernikahan mu dengan Alpha. Tidak mungkin bagi kami lebih dulu menikah bukan?" Era menggoda Diana. Pernikahan Diana dan Dedrick akan segera tiba, besok mereka mulai untuk
"Mengingat Calon Luna sudah mengandung anakmu, sebaiknya kita segera melangsungkan pernikahan dan penobatan Diana untuk jadi Luna. Kita tidak bisa menunda lagi."Tengah malam ini mereka mengadakan rapat, dihadiri oleh para tetua dan beberapa petinggi lainnya dari Pack. Dedrick duduk di kursi paling ujung, kursi yang tentunya khusus untuk dirinya yang seorang Alpha.Dedrick mengusap keningnya. "Kenapa kalian sangat terburu-buru, Diana bahkan belum sembuh dari lukanya." Dedrick tidak tahu apa yang para tetua itu pikirkan. Ayolah, mereka baru saja selesai bertarung melawan Rogue yang Diana baru saja kembali dari insiden penculikannya. Ini bahkan belum sehari."Maaf, Alpha, tapi kita harus segera melangsungkan acara itu. Akan lebih baik jika kau menikahinya di saat ia sedang hamil saat ini. Ketika bayi itu lahir statusnya akan lebih jelas jika ia adalah anak dari seorang Alpha dan Luna." Puerto memberikan sarannya. Ini adalah
Diana senang Dedrick mengikuti kemauannya untuk menguburkan Henry dengan layak, meski Henry adalah notabenenya adalah seorang Rogue yang pernah menyerang Diamond Pack. Diana tidak tahu mengapa orang sebaik Henry bergabung dengan Rogue, tapi Diana tidak mau mencari tahu. Biarlah ini menjadikan misteri.Diana yakin pasti ada alasan untuk itu dan Henry tidak ingin mengatakannya.Pemakaman Henry dilakukan di sekitar reruntuhan itu, warrior Dedrick yang menggali tanah untuk itu. Sekarang Henry sudah berada di sana. Diana berjongkok di hadapan makam Henry, ia menutup matanya dan menyatukan kedua telapak tangannya. "Semoga kau tenang di sana." Dalam hati Diana berdoa.Diana menyentuh gundukan tanah itu, mungkin Diana tidak bisa ke sini lagi mengingat ini adalah wilayah bebas. Tidak semua Werewolf bisa berkeliaran di sini karena Rogue. Beberapa dari mereka ada yang berhasil kabur dan pastinya mereka akan tetap ada disekit
Diana perlahan membuka matanya, sejak tadi ia masih sadar tapi rasa sakit yang ia derita tidak bisa membuatnya membuka mata. Ketika abu-abu itu memandang, Diana menemukan Era yang menatapnya. "Diana, kau membuka matamu." "Diana, minumlah ini. Kau kekurangan minum." Era memberikan Diana sebuah air yang Diana yakin itu adalah obat. Warna air itu agak kemerahan. Diana meminumnya hingga tandas, meski rasanya agak pahit tapi Diana tetap meminumnya. "Era, apakah ia baik-baik saja?" tanya Diana merujuk pada janinnya. Tangan Diana menyentuh perutnya yang sudah tidak sesakit tadi. Era menarik sudut bibirnya. "Tidak apa-apa, kau dan bayinya kuat. Hanya pendarahan sedikit, tapi itu sudah diatasi." Era mengeluarkan kain bersih kemudian mengikatkannya pada kepala Diana yang berdarah. Menutup lukanya. Wajah Diana yang tadinya terkena noda darah juga sudah dibersihkan, Era juga yang melakukannya. Diana lega sekali, tapi ia tiba-tiba saja terpikir dengan Dedrick. Diana memperhatikan sekitarnya, ia
Fulton mengumpat ketika mendapati Diana sudah berada di gendongan Dedrick. "Sialan, kejar mereka!" Fulton bangkit kemudian ikut mengejar Dedrick yang membawa Diana lari masuk ke dalam hutan.Di sisi lain Dedrick berlari dengan cepat, Diana yang berada dalam gendongannya meringis sakit. "Umh, sa-sakit." Mata Diana tertutup rapat, tapi keningnya mengkerut. Dedrick semakin khawatir di tambah dengan Rogue yang mengejarnya di belakang."Akh!" Diana kembali menjerit, tapi kaki ini lebih kencang. Diana memeluk erat perutnya yang terasa sakit luar biasa.Dedrick menatap cemas. "Diana.!" Kemudian Dedrick merasakan sesuatu yang hangat membasahi tangan kanannya, tangan yang menahan pinggul Diana agar tetap berada di posisinya. Mata Dedrick semakin terbelalak ketika mencium bau anyir darah dari Diana. "Diana, bertahan lah."Diana mengalami pendarahan.Jantung Dedrick berdegup kencang, ia semakin ketak
Diana tidak tahu ia mau di bawa ke mana, tapi Fulton terus menariknya dengan kasar. Kepala Diana pusing, bahkan pandangannya sudah berkunang-kunang tapi Fulton tidak mempedulikannya. Mereka berdua tiba di sebuah lapangan, Diana melihat ada banyak Rogue di sini.Fulton kembali menyentak kasar Diana agar mengikutinya ke tengah lapangan, para Rogue di sana memberi mereka jalan dan ketika tiba di tengah lapangan itu Fulton mendorong kasar tubuh Diana ke tanah hingga Diana tersungkur."Akh ....""Diana."Diana pikir ia berhalusinasi, ia mendengar suara yang akhir-akhir ini ia rindukan. Dengan hidung yang masih mengeluarkan darah, Diana mengangkat kepalanya. "Dedrick?" Diana melihat Dedrick yang berada di dalam kepungan para Rogue, sama seperti dirinya.Dedrick balas menatap Diana dengan pandangan nanar, Diana-nya menderita. Ini karena ketidakmampuan dirinya menjaga Diana hingga memb
"Sialan! Ternyata begitu?!"Henry dan Diana menoleh ke arah pintu, di sana Fulton berdiri dengan wajah marahnya. Fulton terlihat sangat menakutkan. Kedua tangannya terkepal dan matanya menatap tajam Diana dan Henry bergantian.Henry yang ada di sana segera pasang badan untuk Diana, ia maju dan membuat Diana berada di belakang tubuhnya, bermaksud melindungi Diana. Ia tidak akan membiarkan Fulton menyentuh Dian lagi. "Kau benar-benar brengsek, Fulton.""Henry, kau ingin mati?" Fulton maju.Henry tidak mengindahkan perkataan Fulton, ia menolehkan kepalanya pada Diana yang berada di belakang tubuhnya. "Diana, kau harus segera melarikan diri. Aku akan melawannya." Henry mengatakannya dengan nada pelan, tapi Diana masih bisa mendengarnya."Henry, tapi-""Diana kau harus menyelamatkan diri, aku tidak tahu apa yang akan Fulton lakukan padamu dan janin mu." Henry tidak tahu apakah