Pagi baru saja bersambut di halaman depan SMA Bina Bangsa. Penghuni yang sudah ada di wilayah sekolah sebelum bel berbunyi sudah meramaikan lapangan yang terletak di tengah gedung. Ada yang berkumpul dengan teman-temannya, ada juga yang menghabiskan waktu terlebih dahulu dengan bermain basket, serta ada juga beberapa puan yang berperan sebagai pemandu sorak.
Bergabung dengan murid lain, Irene juga baru lewat pintu gerbang sekolah sendirian. Biasanya dia pergi bersama anggota Fantasy Club yang lain, namun pagi ini mereka tidak kelihatan. Dia tidak tahu juga apakah mereka sudah hadir di sekolah atau belum. Makanya dia mendadak menyendiri dibandingkan murid-murid lain.
Saat langkahnya baru saja lewat di depan toilet wanita, dia berpapasan dengan Jingga yang baru kelihatan dari balik tembok. Melihat satu insan yang dia kenali, dia mendekat dan tanpa aba-aba merangkul bahu sang puan yang hampir merapalkan umpatan karena terlalu kaget. Jingga bernapas lega, sekaligus mendeli
Di belakang gedung yang sama dengan tempat Devin mengajak Leo bertemu empat mata tempo hari, Jingga mengumpulkan seluruh anggota Fantasy Club. Kecuali Jeslyn, mereka sudah berada di sana dan menunggu puan itu membuka pembicaraan dan menjelaskan alasan dia mengumpulkan mereka. Soal Jeslyn, puan itu mendadak tidak bisa ditemukan di kelas. Kabar terakhir, dia makan di kantin bersama Wisnu.Tadinya Jingga ingin mengajak Jeslyn juga untuk ikut dalam diskusi, namun dia sadar kalau dia tidak punya banyak waktu. Banyak kepala yang kesulitan jadi dia harus bertindak dengan lebih cepat. Soal itu, dia akan bicarakan nanti saat pulang sekolah.Jingga menyandarkan punggung di dinding. Sebelum menyampaikan beberapa patah kata, dia melipat tangan yang diletakkan di depan dada. "Gue tadi mergokin anak-anak sini nyolong makanan di kantin bareng Alden. Gue tanya alasannya. Jadi yang bisa disimpulkan adalah aturan kantin yang minta kita ngantri dari peringkat pertama menyulitkan mereka s
Waktu istirahat yang kali kedua di Bina Bangsa baru saja dimulai. Hampir semua murid keluar dari kelas untuk menghabiskan waktu kosong sebelum bel berbunyi lagi. Beda dari waktu istirahat bagian pertama, waktu istirahat kedua berlangsung lebih lama yakni satu jam. Memang sudah menjadi aturan yang seharusnya dilakukan karena waktu itu digunakan semua warga sekolah untuk makan siang.Begitu juga dengan Leo yang baru saja keluar dari kelas setelah menyampaikan bahan pembelajaran pada hari ini. Dia keluar dari kelas X IPS 1, kelas yang bukan ditempati anggota Fantasy Club. Tadinya, dia ingin menghabiskan waktu di ruang guru. Tidak banyak yang bisa dia lakukan. Dia hanya perlu menunggu sampai jam istirahat berakhir.Kalau saja anggota Fantasy Club tidak buru-buru mendekatinya. Bukan itu saja, dia juga diseret menjauh dari kelas ke suatu tempat. Bisa dikatakan juga kalau dia dipaksa pergi ke suatu tempat yang dia sendiri tidak mengerti. Awalnya dia ingin memberontak dan mint
Hari di mana seluruh murid kelas X SMA Bina Bangsa mengikuti kegiatan karyawisata yang diadakan oleh pihak OSIS telah tiba. Beberapa buah bus diparkir di depan sekolah. Mereka berkumpul di sekolah sebelum berangkat ke tempat tujuan. Tujuan mereka dikumpulkan adalah untuk mengetahui siapa yang mengikuti acara dan siapa yang tidak ikut. Hasilnya dari keseluruhan murid berjumlah 198 orang, hanya 5 orang dinyatakan tidak hadir.Termasuk juga anggota Fantasy Club yang hadir dalam acara ini. Jika bukan karena hukuman sanksi yang diancam oleh Justin, mereka memilih tidur di rumah daripada ikut liburan. Sebelum identitas mereka ketahuan, akan lebih baik kalau mereka ikut alur saja. Mereka juga tidak bisa berbuat sesuka hati.Satu per satu murid naik ke dalam bus dan bergabung dengan murid lain. Kebetulan seluruh anggota Fantasy Club masuk dalam bus yang sama. Mereka juga duduk bersebelahan. Alden bersama Jingga, Mentari bersama Devin, Rama bersama Jeslyn, dan Irene bersama sal
Seperti jodoh yang selalu muncul di saat tidak terduga, Jeslyn makin menjauh saat Mentari mendekat. Mereka sampai menyusuri jalan kecil yang jika diambil jalan lurus tidak tahu ke mana tujuan selanjutnya. Jeslyn yang tidak tahu apa pun tentang wilayah di sini hanya melangkah tanpa henti walau Mentari berulang kali meneriakkan namanya. Dia tidak mau tahu, dia sudah telanjur sakit hati kala menyaksikan semua yang terjadi."Jes!" seru Mentari lagi seakan-akan tidak menyerah memanggil nama sang puan. Walau dia dijauhi, namun dia ingin tahu apa yang membuat Jeslyn kecewa. "Lo marah sama gue?" sambungnya.Respons Jeslyn tetap sama. Beberapa kali namanya bergaung, dia tidak menoleh dan berhenti. Padahal ada yang ingin disampaikan Mentari, namun dia sudah kepalang kesal tanpa alasan."Gue bisa jelasin soal tadi, Jes," seru Mentari lagi yang tidak akan menyerah. Dengan kaki yang panjang, dia bisa menyusul Jeslyn untuk menghentikan langkahnya. Dia menarik tangan sang puan
Sebelum malam bersambut dan langit yang sebentar lagi akan gelap gulita, seluruh anggota Fantasy Club sudah berkumpul di vila yang disewa oleh Sagara dan Caraka. Letaknya tidak jauh dari penginapan yang sudah disewakan oleh OSIS SMA Bina Bangsa. Mereka pergi diam-diam dan ketika ditanya alasannya, mereka berkata kalau mereka mau turun ke bawah bukit untuk mencari makan.Kali ini mereka berkumpul tanpa Jeslyn yang sampai sekarang masih belum kelihatan batang hidungnya sejak tiba siang tadi. Serta alasan mereka berkumpul juga karena Jeslyn. Walau terkesan tidak mengingat hari ulang tahun Jeslyn sama sekali, tetapi mereka berkumpul untuk menyiapkan pesta ulang tahun kecil. Walau sederhana, tetapi mereka berharap Jeslyn bisa mengingat kenangan indah tersebut.Pesta ini juga menandakan bagaimana dalamnya hubungan persahabatan di antara mereka. Sudah hampir dua tahun juga mereka saling mengenal, mulai dari saat pertama kali mereka bertemu. Mereka yang awalnya tidak akrab jad
Lain hal dengan keadaan di penginapan Sagara dan Caraka yang rencananya malam ini akan mengadakan pesta ulang tahun. Pesta dan dekorasi sudah disiapkan sejak sore. Mereka juga sudah berkumpul setelah mengikuti acara malam keakraban di mana semua murid yang ikut acara berkumpul, lalu diminta istirahat sampai besok. Namun pemeran utama yang diharapkan tidak muncul.Sampai sekarang, mereka belum mendapat kabar apa pun mengenai keberadaan Jeslyn, sang pemeran utama. Sejak meradang dan memisahkan diri, dia tidak kelihatan di sekitar penginapan. Mentari sudah bolak-balik dari penginapan bawah ke penginapan murid, niatnya ingin meminta maaf atas kejadian beberapa jam sebelumnya tetapi puan yang dicari malah kabarnya belum kembali menurut siswi lain.Rama yang ikut menunggu kemudian menyandarkan punggung di sandaran karena terlalu lama menunggu. Tubuhnya juga terasa letih. Seharusnya dia istirahat saja jika begini keadaannya. "Dia belum ada kabar juga ya?" tanyanya ke anggota
Anggota Fantasy Club memutuskan berkumpul kembali di vila Sagara dan Caraka. Ada yang lebih penting walau mencari keberadaan Jeslyn juga sama pentingnya, yaitu menjaga Leo. Mereka harus memastikan agar lelaki itu tetap aman dan tidak jatuh ke tangan yang salah. Jika berhasil, maka secara otomatis mereka akan menerima royalti yang masuk di rekening bank masing-masing.Satu jam sejak pencarian, namun belum ada informasi apa pun yang bisa didapat setelah Jeslyn dinyatakan hilang. Mereka menemukan titik buntu, oleh karena itu mereka kembali ke penginapan untuk mendiskusikan jalan terbaik yang bisa ditempuh. Sampai sekarang, mereka khawatir akan keadaan sang puan di sana dan ingin tahu apa yang terjadi. Terutama Rama yang sejak tadi mondar-mandir di tempat.Rama kemudian duduk setelah membuat dirinya sendiri merasa capek dengan aksi tidak ada faedah tadi, dia duduk di sofa dan bergabung dengan anggota lain. "Tu orang bawa Jeslyn ke mana sih? Nyaman banget pacarannya sampe a
Jingga, Irene dan Mentari baru saja tiba di penginapan khusus siswi kelas X SMA Bina Bangsa. Menempuh perjalanan dari penginapan dua gurunya membuat mereka harus berlari. Mereka harus tiba di penginapan sebelum anggota OSIS tiba, agar tidak dicurigai juga. Bertemu dengan anggota OSIS khususnya Justin, mereka juga bisa mengorek informasi tentang keberadaan Wisnu yang mungkin sekarang bersama Jeslyn. Hanya itu jalan satu-satunya.Kehadiran mereka menjadi perhatian semua pasang mata yang hari ini sudah mengenakan sesuai dress code, yaitu mengenakan tanktop dan celana pendek. Mereka mengedarkan pandangan untuk membaca situasi, mungkin anggota itu sudah tiba. Namun tidak ada yang bisa ditemukan, mereka bergegas menuju ruang tidur. Mereka akan mengganti pakaian yang dikenakan sesuai dengan dress code.Tidak lama kemudian, seluruh anggota OSIS laki-laki sudah berkumpul di penginapan. Justin sebagai ketua berdiri di depan barisan. Mereka duduk di rua