Suasana setelah kepergian Huoyun Zhe begitu mencekam. Xu Tianyuan dan Bai Wushang, yang sebelumnya hampir saling membunuh, kini berdiri dalam diam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri.Zhen menatap ke arah langit yang perlahan kembali tenang. Peringatan Huoyun Zhe tentang Sekte Langit Hitam bukan sekadar ancaman biasa. Jika benar mereka telah kembali, maka seluruh dunia kultivasi akan terguncang.Guo Lian melangkah mendekati Zhen, suaranya dipenuhi kewaspadaan.> Guo Lian: "Apa yang akan kau lakukan sekarang? Jika Sekte Langit Hitam benar-benar bangkit, maka kita harus segera mengambil tindakan."Zhen menatap ke kejauhan sebelum menjawab.> Zhen: "Aku akan melanjutkan pelatihanku. Jika ingin menghadapi mereka, aku harus menjadi lebih kuat, baik dalam kultivasi maupun dalam penyulingan pil."Jiang Hao yang sejak tadi diam kini berbicara.> Jiang Hao: "Dan ke mana kau akan pergi? Tidak mudah menemukan tempat yang aman untuk berlatih dalam situasi seperti ini."Zhen terdiam
Dua sosok berjalan perlahan di tengah kabut tebal yang menggantung di antara pepohonan raksasa. Hutan Roh Hitam benar-benar seperti namanya—gelap, mencekam, dan dipenuhi suara-suara aneh yang bergema dari segala arah.Zhen memegang pedang di tangan kanannya, sementara tangan kirinya selalu siap mengeluarkan kekuatan elemen kapan saja. Di sampingnya, Guo Lian terlihat tenang, meski matanya terus mengawasi sekitar dengan waspada.> Guo Lian: "Tempat ini… terasa seperti memiliki kesadaran sendiri."Zhen mengangguk. Dia bisa merasakan energi di tempat ini berbeda dari tempat lain. Seakan-akan ada sesuatu yang selalu mengawasi mereka dari balik bayangan.> Zhen: "Jangan lengah. Menurut peta Jiang Hao, kita harus melewati tiga rintangan sebelum mencapai Kuil Obor Suci."> Guo Lian: "Rintangan pertama adalah…?"Sebelum Zhen sempat menjawab, tanah di sekitar mereka tiba-tiba bergetar. Dari dalam kabut, muncul makhluk raksasa berbentuk serigala dengan dua kepala, bulunya hitam pekat dengan mat
Zhen dan Guo Lian melanjutkan perjalanan melewati hutan berkabut, di mana setiap langkah terasa seperti menembus lapisan dimensi yang berbeda. Udara di sekitar semakin dingin, dan suara gemerisik aneh terdengar dari balik pepohonan.> Guo Lian: "Tempat ini tidak wajar… aku merasa seolah-olah ada sesuatu yang mengawasi kita."Zhen menghentikan langkahnya dan menutup matanya. Ia mengaktifkan persepsi spiritualnya, mencoba menembus kabut tebal yang menyelimuti sekeliling. Saat itu, dia menyadari sesuatu—kabut ini bukanlah kabut biasa, tetapi Kabut Ilusi yang mempengaruhi pikiran.> Zhen (dalam hati): "Ini ujian lain dari Langit Ketiga… jika kita terjebak dalam ilusi, kita bisa kehilangan arah dan terperangkap selamanya."Tiba-tiba, Guo Lian bergetar dan matanya menjadi kosong. Dia mulai berjalan sendiri, seperti sedang mengikuti sesuatu yang tidak terlihat.> Zhen: "Guo Lian! Berhenti!"Namun, sebelum Zhen sempat menghentikannya, bayangan dari kabut berubah, dan sosok seorang wanita deng
Zhen berdiri tegak di hadapan pria tua berjubah emas itu. Aura alkemis yang memancar darinya begitu mendominasi hingga membuat ruangan terasa semakin berat. Guo Lian, yang berada di sisi Zhen, menelan ludah dan berbisik pelan.> Guo Lian: “Aku punya firasat ini bukan sekadar ujian biasa…”Pria tua itu tersenyum tipis, lalu mengangkat tangannya. Seketika, pil-pil alkemis yang mengambang di udara mulai berputar, membentuk formasi yang kompleks.> Pria Tua: “Di Langit Ketiga, penyulingan pil bukan sekadar keterampilan. Ini adalah seni yang menyatu dengan harmoni alam. Jika kau ingin melanjutkan perjalananmu, kau harus membuktikan bahwa pemahamanmu tentang alkimia bukan hanya teori kosong.”Dengan satu gerakan tangannya, sebuah kuali perunggu kuno muncul di depan Zhen, dipenuhi dengan api biru yang berkobar lembut. Lalu, beberapa bahan langka melayang turun dan mendarat di hadapan Zhen.> Pria Tua: “Sulinglah Pil Penyeimbang Jiwa. Pil ini hanya bisa berhasil jika kau bisa menyesuaikan ele
Saat Zhen masih berdiri di dalam kehampaan, menghadapi bayangannya sendiri, tiba-tiba ruang di sekitarnya bergetar hebat. Dunia ilusi itu mulai retak, dan suara nyaring bergema di kepalanya.> Suara Misterius: “Ling Zhen! Kembali ke kesadaranmu! Situasi di dunia nyata sudah genting!”Seketika, kesadaran Zhen tertarik keluar dari ujian spiritualnya, dan dia terbangun dengan napas tersengal. Dia masih berada di ruang berbentuk kubah, tetapi kini Guo Lian berdiri di dekatnya dengan ekspresi tegang.> Guo Lian: “Kita punya masalah besar! Sebuah kabar baru saja sampai—ras iblis sedang bergerak menuju klanmu!”Zhen terkejut.> Zhen: “Apa?! Dari mana informasi ini?”> Guo Lian: “Dari intel yang baru kembali dari perbatasan. Ras iblis telah mengumpulkan pasukan besar dan bergerak menuju Wilayah Klan Ling! Mereka tidak hanya ingin menghancurkan kampung halamanmu… tetapi juga menguasainya!”Zhen mengepalkan tinjunya.> Zhen (dalam hati): “Jadi mereka akhirnya bergerak… Apakah mereka mengetahui
Malam itu, tanpa menunda lebih lama, Zhen dan Guo Lian berangkat menuju Lembah Cahaya Ilahi. Huang Bei telah memberikan mereka lencana Sekte Seribu Harmoni, yang bisa membantu mereka mendapatkan akses ke sekte penjaga lembah, Sekte Langit Purba.Saat mereka melintasi hutan berbatu, angin dingin bertiup kencang. Guo Lian melirik ke arah Zhen.> Guo Lian: “Jadi, apa rencanamu? Kita tidak bisa hanya datang dan meminta Kristal Matahari Terbit begitu saja.”> Zhen: “Aku belum tahu. Tapi aku ingin melihat situasi dulu. Jika mereka menolak, aku harus mencari jalan lain.”> Guo Lian: “Berharap mereka berbaik hati? Sekte Langit Purba dikenal sangat eksklusif. Mereka tidak suka orang luar.”> Zhen: “Maka kita akan memberi mereka alasan untuk mau berbicara.”Guo Lian hanya mendesah.Beberapa jam kemudian, mereka tiba di depan gerbang besar yang terbuat dari batu giok putih. Di puncak gerbang, terpahat simbol matahari yang memancarkan cahaya samar—bukti bahwa lembah ini memang memiliki hubungan e
Zhen tetap berdiri tegak, tidak bergerak sedikit pun meskipun hawa panas dari makhluk itu semakin meningkat. Guo Lian dan yang lainnya mulai mundur beberapa langkah, menyadari bahwa tekanan energi yang dipancarkan makhluk ini bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan.> Zhen: "Kami tidak datang untuk mengganggu atau merusak tempat ini. Aku hanya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi di sini."Makhluk api itu menggeram, nyala api di tubuhnya berkobar lebih tinggi. Namun, tatapan tajam Zhen tidak goyah.> Makhluk Api: "Tempat ini telah dikutuk... sejak ras iblis menyentuh kekuatan matahari!"Zhen tersentak. Ras iblis? Apakah ini ada hubungannya dengan berita tentang rencana mereka menyerang kampung halamannya?> Zhen: "Apa maksudmu? Jelaskan!"Makhluk itu menatap Zhen, seolah menilai apakah pemuda ini pantas mengetahui kebenarannya. Setelah beberapa saat yang terasa lama, nyala api di tubuhnya meredup sedikit, dan suaranya berubah menjadi lebih stabil.> Makhluk Api: "Beberapa waktu lalu
Langit Ketiga kembali tenang setelah Zhen menyelesaikan ujiannya. Cahaya matahari yang sebelumnya redup kini bersinar terang, menyelimuti kuil dengan kehangatan suci. Namun, di dalam pikirannya, badai baru mulai berkecamuk.Ras iblis… Mereka bukan hanya mencoba menodai kekuatan Langit Ketiga, tetapi juga bergerak menuju tempat yang lebih penting baginya—kampung halamannya, Klan Ling.> Zhen (dalam hati): “Jika mereka menargetkan klanku, berarti ada sesuatu di sana yang mereka inginkan. Tapi apa?”Sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, makhluk api penjaga kuil mendekat, tubuhnya berkobar dengan api emas.> Makhluk Api: "Kau tampaknya menyadari ancaman yang akan datang, Ling Zhen."> Zhen: "Apakah kau tahu sesuatu tentang rencana mereka?"> Makhluk Api: "Aku hanyalah penjaga tempat ini, tetapi aku bisa merasakan getaran kekacauan yang mulai menyebar di luar Langit Ketiga. Jika kau ingin jawaban, kau harus menemui Penguasa Langit Ketiga."Zhen mengernyit. Sejak tiba di Langit Ketiga, dia
Langit di atas Kota Kabut Hitam masih dipenuhi sisa-sisa energi pertempuran. Puing-puing bangunan berserakan, dan beberapa tempat masih dipenuhi asap hitam. Namun, meskipun kota ini baru saja mengalami serangan besar, mereka berhasil bertahan.Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri di tengah reruntuhan, napas mereka masih terengah-engah setelah pertarungan sengit melawan Mo Jian.> Wen Ling (menghela napas): "Dia berhasil kabur... tapi setidaknya kita sudah menghancurkan pasukan iblisnya."Zhen tidak menjawab. Tatapannya masih tajam menatap titik di mana Mo Jian menghilang. Perasaan tidak enak menyelimuti hatinya.> Zhen (dalam hati): "Orang sepertinya tidak akan menyerah begitu saja. Ini pasti belum selesai..."Suara langkah kaki mendekat.Dari sudut jalan, pasukan penjaga kota yang tersisa mulai berdatangan. Salah satu dari mereka adalah seorang pria paruh baya dengan jubah berwarna hitam dan lambang Kota Kabut Hitam di dadanya.> Pria itu: "Aku Jenderal Hu Wei. Siapa kalian? Dan bagai
Kota Kabut Hitam masih bergema dengan suara pertempuran. Api berkobar di beberapa sudut, dan mayat-mayat berserakan di jalanan. Paviliun Iblis Merah telah membawa kehancuran besar, dan sekarang Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling harus menghadapi pemimpinnya—Mo Jian.Mo Jian berdiri dengan santai di tengah reruntuhan, jubah ungunya berkibar ditiup angin malam. Tatapannya dingin, tetapi senyum di wajahnya menunjukkan rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.> Mo Jian: "Kalian benar-benar berani melawanku? Bahkan tiga orang pun tidak cukup untuk menjatuhkanku."SWOOSH!Tiba-tiba, Bai Yue menghilang dari pandangan! Dalam sekejap, ia sudah muncul di belakang Mo Jian, pedangnya meluncur dengan kecepatan luar biasa!> Bai Yue: "Tebasan Langit Es!"ZRAAAAK!Sebuah gelombang energi es menerjang tubuh Mo Jian, membekukan udara di sekitarnya. Jalanan di bawah kaki mereka berubah menjadi lapisan es, dan suhu turun drastis.Namun, Mo Jian hanya terkekeh.> Mo Jian: "Menarik... tapi tidak cukup."CRACK!Ia
Zhen, Wen Ling, dan Shen Lao akhirnya meninggalkan reruntuhan Lembah Kegelapan. Mereka melintasi jalur berbatu yang dipenuhi kabut tebal, menuju kembali ke Kota Kabut Hitam. Akar Roh Suci kini berada di tangan Zhen, dan ia tahu bahwa benda ini bisa menjadi harapan terakhir kota yang hampir hancur karena kutukan Bai Yun.> Zhen (dalam hati): "Semoga kita tidak terlambat..."Namun, saat mereka mendekati gerbang kota, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan. Darah menggenang di jalanan, mayat-mayat para penjaga berserakan di tanah, dan bangunan utama kota tampak terbakar.> Wen Ling: "Tidak… apa yang terjadi di sini?! Baru beberapa hari kita pergi, tapi kota ini sudah jadi seperti neraka!"Shen Lao menghela napas panjang, tatapannya kelam.> Shen Lao: "Sepertinya kita sudah kedatangan tamu tak diundang..."Di tengah kota yang hancur, terlihat sekelompok orang berbaju hitam dengan lambang mata merah di dada mereka. Mereka berdiri di tengah jalan, mengelilingi seorang pria tua y
Bai Yun meraung keras, suaranya menggema hingga ke seluruh lembah. Aura darah mengalir dari tubuhnya, menciptakan tekanan besar yang membuat Zhen dan Wen Ling sulit bernapas.> Bai Yun: "DARAH! BERIKAN AKU DARAH KALIAN!!"Dalam sekejap, tubuh monster itu melesat ke depan dengan kecepatan yang tidak masuk akal untuk ukurannya.BOOM!Tanah di bawah mereka hancur akibat hentakan cakar Bai Yun. Zhen dan Wen Ling nyaris tidak bisa menghindarinya tepat waktu.> Zhen (dalam hati): "Kecepatannya bahkan lebih tinggi dari Xu Lie?! Makhluk ini… bukan hanya sekadar kutukan!"Zhen segera mengaktifkan Teknik Langkah Petir, meningkatkan kecepatannya hingga ia hampir menjadi bayangan yang bergerak di antara reruntuhan. Namun, Bai Yun dengan mudah mengikuti pergerakannya, seolah-olah bisa merasakan ke mana Zhen akan bergerak.> Wen Ling: "Kita tidak bisa menyerangnya secara langsung! Kita harus mencari celah!"Wen Ling segera mengangkat tangannya, menciptakan tiga bola api biru yang menyala-nyala.> W
Akar Roh Suci bergetar, memancarkan cahaya emas yang lembut. Aura kehidupan yang terpancar darinya begitu kuat hingga Zhen dan Wen Ling bisa merasakan Qi mereka pulih secara instan hanya dengan berdiri di dekatnya.Namun, sebelum mereka bisa mengambilnya, Shen Lao tiba-tiba mengangkat tangannya.> Shen Lao: "Tunggu. Sebelum kalian mengambilnya, ada sesuatu yang harus kalian ketahui."Zhen mengerutkan kening.> Zhen: "Apa maksudmu?"Shen Lao menatap mereka dengan mata serius.> Shen Lao: "Akar Roh Suci ini bukan sekadar obat biasa. Ini adalah inti kehidupan dari lembah ini. Jika kalian mengambilnya, keseimbangan tempat ini akan hancur."Wen Ling terkejut.> Wen Ling: "Tapi ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Kota Kabut Hitam!"Shen Lao menghela napas panjang.> Shen Lao: "Benar. Tapi kalian harus siap dengan konsekuensinya. Jika akar ini diambil, Lembah Kegelapan akan runtuh. Para roh yang terperangkap di sini akan bebas… dan beberapa dari mereka bukanlah makhluk baik."Zhen meny
Setelah mengalahkan dua Iblis Qi Yin, Zhen dan Wen Ling melanjutkan perjalanan ke pusat Lembah Kegelapan, tempat di mana Akar Roh Suci konon berada.Kabut hitam semakin tebal. Suasana mencekam, udara dipenuhi energi Yin yang menggerogoti Qi alami. Bahkan Wen Ling, yang memiliki Api Roh Suci, mulai merasa tubuhnya berat.> Wen Ling: "Tempat ini menghisap energi kita perlahan… Jika kita tidak cepat, kita bisa kehilangan kekuatan sebelum mencapai tujuan."> Zhen: "Aku punya sesuatu yang bisa membantu."Zhen merogoh kantong penyimpanannya dan mengeluarkan dua pil berwarna merah tua—Pil Penolak Yin.> Zhen: "Ini pil buatanku. Bisa menahan efek energi Yin untuk sementara."Wen Ling menerima pil itu dan langsung menelannya. Efeknya langsung terasa. Aura Yin yang mencekik tubuhnya berkurang drastis.> Wen Ling: "Kau benar-benar alkemis jenius, Zhen."Zhen hanya tersenyum tipis.---Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka sampai di sebuah gerbang batu besar yang tertutup rapat. Di tengahnya,
Kabut masih menggantung tebal di Kota Kabut Hitam saat Zhen dan Wen Ling bersiap untuk berangkat. Mereka berdiri di gerbang kota, memperhatikan jalan berbatu yang mengarah ke Lembah Kegelapan, tempat bahan utama Pil Pemurni Qi bisa ditemukan—Akar Roh Suci.> Wen Ling: "Lembah Kegelapan bukan tempat yang bisa dimasuki sembarangan. Legenda mengatakan bahwa makhluk roh jahat di sana dapat menyerap Qi kita hanya dengan berada di dekatnya."Zhen mengangguk, matanya tetap fokus pada jalan di depan.> Zhen: "Kita tidak punya pilihan lain. Jika wabah ini benar-benar disebabkan oleh kutukan, maka Pil Pemurni Qi adalah satu-satunya harapan mereka."Seorang pria tua berjubah coklat—tabib yang sebelumnya mereka temui—berjalan mendekat, ekspresi wajahnya penuh kekhawatiran.> Tabib: "Kalian akan ke Lembah Kegelapan? Tolong, berhati-hatilah. Tak ada yang pernah kembali dengan selamat dari sana."> Zhen: "Kami akan kembali. Dan kami akan membawa obat untuk kota ini."Dengan itu, mereka berdua memula
Malam di Kota Kabut Hitam terasa lebih suram dari biasanya. Kabut pekat melayang di jalan-jalan sempit, membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Zhen berjalan perlahan di antara bangunan-bangunan tua yang tampak suram, pikirannya terus menganalisis rencana ke depan.Kota ini memang dikenal berbahaya, terutama bagi pendatang baru. Namun, bukan tanpa alasan ia memilih tempat ini. Di Kota Kabut Hitam, terdapat banyak informasi tersembunyi, bahan alkemis langka, dan peluang besar bagi mereka yang berani mengambil risiko.Zhen mempercepat langkahnya menuju salah satu kedai minuman yang cukup terkenal di kalangan petualang dan pemburu hadiah—Paviliun Seribu Bayangan. Tempat ini adalah pusat informasi bagi siapa saja yang ingin mengambil misi atau menemukan sesuatu yang tersembunyi di dunia bawah tanah Langit Ketiga.---Begitu masuk, aroma alkohol bercampur dengan bau asap herbal menyambutnya. Para kultivator duduk di berbagai sudut, berbincang dengan suara rendah. Beberapa dari mereka tamp
Malam itu, langit di Kota Kabut Hitam tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah kemenangan mereka di Kuil Langit Gelap, Zhen dan Bai Yue kembali ke penginapan untuk beristirahat. Namun, kata-kata Lang Tian tentang misi sekte tingkat tinggi terus terngiang di kepala Zhen.Di dalam kamar, Zhen duduk bersila dengan mata tertutup, merasakan aliran energi dalam tubuhnya. Pil Roh Langit yang ia telan sebelumnya telah memberikan efek luar biasa. Tidak hanya menyembuhkan luka-lukanya, tetapi juga semakin menstabilkan Jiwa Baru Lahir di dalam Dantiannya.> Zhen (dalam hati): “Aku semakin dekat dengan Transformasi Kekosongan. Tapi masih ada sesuatu yang kurang… Aku butuh sumber energi yang lebih besar.”Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk pelan.TOK TOK> Bai Yue (dari luar): “Zhen, Lang Tian sudah datang.”Zhen membuka matanya dan bangkit. Ia melangkah keluar dan melihat Lang Tian menunggu di lorong bersama seorang pria tua berjubah hitam.> Lang Tian: “Zhen, ini adalah Penatua Gu, salah satu te