Dua sosok berjalan perlahan di tengah kabut tebal yang menggantung di antara pepohonan raksasa. Hutan Roh Hitam benar-benar seperti namanya—gelap, mencekam, dan dipenuhi suara-suara aneh yang bergema dari segala arah.Zhen memegang pedang di tangan kanannya, sementara tangan kirinya selalu siap mengeluarkan kekuatan elemen kapan saja. Di sampingnya, Guo Lian terlihat tenang, meski matanya terus mengawasi sekitar dengan waspada.> Guo Lian: "Tempat ini… terasa seperti memiliki kesadaran sendiri."Zhen mengangguk. Dia bisa merasakan energi di tempat ini berbeda dari tempat lain. Seakan-akan ada sesuatu yang selalu mengawasi mereka dari balik bayangan.> Zhen: "Jangan lengah. Menurut peta Jiang Hao, kita harus melewati tiga rintangan sebelum mencapai Kuil Obor Suci."> Guo Lian: "Rintangan pertama adalah…?"Sebelum Zhen sempat menjawab, tanah di sekitar mereka tiba-tiba bergetar. Dari dalam kabut, muncul makhluk raksasa berbentuk serigala dengan dua kepala, bulunya hitam pekat dengan mat
Zhen dan Guo Lian melanjutkan perjalanan melewati hutan berkabut, di mana setiap langkah terasa seperti menembus lapisan dimensi yang berbeda. Udara di sekitar semakin dingin, dan suara gemerisik aneh terdengar dari balik pepohonan.> Guo Lian: "Tempat ini tidak wajar… aku merasa seolah-olah ada sesuatu yang mengawasi kita."Zhen menghentikan langkahnya dan menutup matanya. Ia mengaktifkan persepsi spiritualnya, mencoba menembus kabut tebal yang menyelimuti sekeliling. Saat itu, dia menyadari sesuatu—kabut ini bukanlah kabut biasa, tetapi Kabut Ilusi yang mempengaruhi pikiran.> Zhen (dalam hati): "Ini ujian lain dari Langit Ketiga… jika kita terjebak dalam ilusi, kita bisa kehilangan arah dan terperangkap selamanya."Tiba-tiba, Guo Lian bergetar dan matanya menjadi kosong. Dia mulai berjalan sendiri, seperti sedang mengikuti sesuatu yang tidak terlihat.> Zhen: "Guo Lian! Berhenti!"Namun, sebelum Zhen sempat menghentikannya, bayangan dari kabut berubah, dan sosok seorang wanita deng
Zhen berdiri tegak di hadapan pria tua berjubah emas itu. Aura alkemis yang memancar darinya begitu mendominasi hingga membuat ruangan terasa semakin berat. Guo Lian, yang berada di sisi Zhen, menelan ludah dan berbisik pelan.> Guo Lian: “Aku punya firasat ini bukan sekadar ujian biasa…”Pria tua itu tersenyum tipis, lalu mengangkat tangannya. Seketika, pil-pil alkemis yang mengambang di udara mulai berputar, membentuk formasi yang kompleks.> Pria Tua: “Di Langit Ketiga, penyulingan pil bukan sekadar keterampilan. Ini adalah seni yang menyatu dengan harmoni alam. Jika kau ingin melanjutkan perjalananmu, kau harus membuktikan bahwa pemahamanmu tentang alkimia bukan hanya teori kosong.”Dengan satu gerakan tangannya, sebuah kuali perunggu kuno muncul di depan Zhen, dipenuhi dengan api biru yang berkobar lembut. Lalu, beberapa bahan langka melayang turun dan mendarat di hadapan Zhen.> Pria Tua: “Sulinglah Pil Penyeimbang Jiwa. Pil ini hanya bisa berhasil jika kau bisa menyesuaikan ele
Saat Zhen masih berdiri di dalam kehampaan, menghadapi bayangannya sendiri, tiba-tiba ruang di sekitarnya bergetar hebat. Dunia ilusi itu mulai retak, dan suara nyaring bergema di kepalanya.> Suara Misterius: “Ling Zhen! Kembali ke kesadaranmu! Situasi di dunia nyata sudah genting!”Seketika, kesadaran Zhen tertarik keluar dari ujian spiritualnya, dan dia terbangun dengan napas tersengal. Dia masih berada di ruang berbentuk kubah, tetapi kini Guo Lian berdiri di dekatnya dengan ekspresi tegang.> Guo Lian: “Kita punya masalah besar! Sebuah kabar baru saja sampai—ras iblis sedang bergerak menuju klanmu!”Zhen terkejut.> Zhen: “Apa?! Dari mana informasi ini?”> Guo Lian: “Dari intel yang baru kembali dari perbatasan. Ras iblis telah mengumpulkan pasukan besar dan bergerak menuju Wilayah Klan Ling! Mereka tidak hanya ingin menghancurkan kampung halamanmu… tetapi juga menguasainya!”Zhen mengepalkan tinjunya.> Zhen (dalam hati): “Jadi mereka akhirnya bergerak… Apakah mereka mengetahui
Malam itu, tanpa menunda lebih lama, Zhen dan Guo Lian berangkat menuju Lembah Cahaya Ilahi. Huang Bei telah memberikan mereka lencana Sekte Seribu Harmoni, yang bisa membantu mereka mendapatkan akses ke sekte penjaga lembah, Sekte Langit Purba.Saat mereka melintasi hutan berbatu, angin dingin bertiup kencang. Guo Lian melirik ke arah Zhen.> Guo Lian: “Jadi, apa rencanamu? Kita tidak bisa hanya datang dan meminta Kristal Matahari Terbit begitu saja.”> Zhen: “Aku belum tahu. Tapi aku ingin melihat situasi dulu. Jika mereka menolak, aku harus mencari jalan lain.”> Guo Lian: “Berharap mereka berbaik hati? Sekte Langit Purba dikenal sangat eksklusif. Mereka tidak suka orang luar.”> Zhen: “Maka kita akan memberi mereka alasan untuk mau berbicara.”Guo Lian hanya mendesah.Beberapa jam kemudian, mereka tiba di depan gerbang besar yang terbuat dari batu giok putih. Di puncak gerbang, terpahat simbol matahari yang memancarkan cahaya samar—bukti bahwa lembah ini memang memiliki hubungan e
Zhen tetap berdiri tegak, tidak bergerak sedikit pun meskipun hawa panas dari makhluk itu semakin meningkat. Guo Lian dan yang lainnya mulai mundur beberapa langkah, menyadari bahwa tekanan energi yang dipancarkan makhluk ini bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan.> Zhen: "Kami tidak datang untuk mengganggu atau merusak tempat ini. Aku hanya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi di sini."Makhluk api itu menggeram, nyala api di tubuhnya berkobar lebih tinggi. Namun, tatapan tajam Zhen tidak goyah.> Makhluk Api: "Tempat ini telah dikutuk... sejak ras iblis menyentuh kekuatan matahari!"Zhen tersentak. Ras iblis? Apakah ini ada hubungannya dengan berita tentang rencana mereka menyerang kampung halamannya?> Zhen: "Apa maksudmu? Jelaskan!"Makhluk itu menatap Zhen, seolah menilai apakah pemuda ini pantas mengetahui kebenarannya. Setelah beberapa saat yang terasa lama, nyala api di tubuhnya meredup sedikit, dan suaranya berubah menjadi lebih stabil.> Makhluk Api: "Beberapa waktu lalu
Langit Ketiga kembali tenang setelah Zhen menyelesaikan ujiannya. Cahaya matahari yang sebelumnya redup kini bersinar terang, menyelimuti kuil dengan kehangatan suci. Namun, di dalam pikirannya, badai baru mulai berkecamuk.Ras iblis… Mereka bukan hanya mencoba menodai kekuatan Langit Ketiga, tetapi juga bergerak menuju tempat yang lebih penting baginya—kampung halamannya, Klan Ling.> Zhen (dalam hati): “Jika mereka menargetkan klanku, berarti ada sesuatu di sana yang mereka inginkan. Tapi apa?”Sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, makhluk api penjaga kuil mendekat, tubuhnya berkobar dengan api emas.> Makhluk Api: "Kau tampaknya menyadari ancaman yang akan datang, Ling Zhen."> Zhen: "Apakah kau tahu sesuatu tentang rencana mereka?"> Makhluk Api: "Aku hanyalah penjaga tempat ini, tetapi aku bisa merasakan getaran kekacauan yang mulai menyebar di luar Langit Ketiga. Jika kau ingin jawaban, kau harus menemui Penguasa Langit Ketiga."Zhen mengernyit. Sejak tiba di Langit Ketiga, dia
Zhen tiba di langit di atas benteng utama Klan Ling. Di bawahnya, medan perang terbentang luas—pasukan iblis mengepung benteng, sementara para anggota klan berusaha bertahan dengan segala daya mereka. Teriakan pertempuran menggema, disertai ledakan energi yang menghancurkan tanah dan bangunan.Namun, yang paling menarik perhatian Zhen adalah sosok yang berdiri di depan gerbang benteng. Seorang pria paruh baya dengan jubah klan Ling, tubuhnya berlumuran darah, tetapi matanya tetap tajam dan penuh tekad.> Zhen (dalam hati): "Ayah…!"Ling Jian, ayahnya, berdiri di garis depan, mengayunkan pedangnya untuk menahan serangan dari iblis-iblis yang berusaha menerobos masuk. Wajahnya dipenuhi luka, tetapi dia tidak mundur sedikit pun.Zhen merasakan dadanya sesak. Dulu, hubungan mereka penuh konflik, tetapi sekarang, melihat ayahnya mempertaruhkan nyawa untuk melindungi klan, dia tidak bisa tinggal diam lebih lama.Dengan satu gerakan cepat, dia turun seperti meteor, tangannya menyatu dalam se
Wei Tian menyadari bahaya yang mengancamnya. Makhluk iblis di belakangnya meraung dan mulai menyatu dengan tubuhnya, membuat matanya bersinar merah darah. Aura hitam menyelimuti tubuhnya, dan cakarnya tumbuh semakin tajam.Wei Tian: "Kalau kau ingin melihat kekuatan sejati, maka aku akan menunjukkan padamu!"Dia melesat maju, menerjang dengan kecepatan luar biasa. Bayangan hitamnya bergerak begitu cepat hingga menciptakan ilusi bahwa ada beberapa Wei Tian yang menyerang sekaligus.Namun, Zhen tetap tenang. Dia mengangkat pedangnya, dan seketika langit di atas mereka bergetar.Zhen: "Aku sudah melihat kelemahanmu, Wei Tian. Teknikmu kuat, tapi kau tidak bisa mengendalikan kekuatan iblis sepenuhnya. Itu akan menjadi kehancuranmu sendiri."Zhen mengayunkan pedangnya ke udara, dan dari ujung bilahnya, sebuah gelombang energi keemasan berkelebat, membelah bayangan ilusi Wei Tian seolah itu hanya asap.Wei Tian terkejut, tapi dia tetap maju. Dia mengerahkan semua energinya, membentuk tombak
Zhen kembali ke sekte dengan pikiran yang dipenuhi pertanyaan. Peninggalan kuno? Garis keturunan? Apa yang sebenarnya dirahasiakan tentang dirinya?Saat tiba di paviliunnya, dia segera mengambil beberapa gulungan kitab kuno yang membahas sejarah keluarganya. Ayahnya jarang membicarakan masa lalu, dan ibunya sudah lama tiada. Jika ada sesuatu yang berkaitan dengan garis keturunannya, maka mungkin ada petunjuk di dalam kitab-kitab ini.Namun, belum sempat dia membuka gulungan pertama, suara langkah kaki terdengar dari luar.> ???: "Ling Zhen, keluar dan hadapi aku!"Zhen menghela napas. Sudah bisa ditebak. Dia keluar dari paviliun dan menemukan seorang pemuda berbaju hitam dengan tatapan penuh amarah berdiri di halaman.> Zhen: "Siapa kau?"> Pemuda: "Aku Wei Tian, murid utama dari Sekte Langit Hitam. Aku datang untuk menantangmu!"Mendengar nama itu, Zhen ingat bahwa Sekte Langit Hitam adalah sekte tempat Shen Lu pernah menjadi tetua. Apa mungkin kehadiran Wei Tian ada hubungannya deng
Di dalam aula utama Sekte Gunung Azure, beberapa tetua sudah berkumpul. Suasana ruangan dipenuhi tekanan kuat dari para ahli yang sedang berdiskusi serius. Begitu Zhen masuk, semua mata langsung tertuju padanya.> Tetua Mo: "Ling Zhen, kau akhirnya kembali. Kami baru saja menerima kabar buruk dari Langit Pertama.”Zhen mengepalkan tangannya.> Zhen: "Aku sudah mendengar sedikit di gerbang. Tolong jelaskan lebih rinci, Tetua Mo."Tetua Mo mengangguk, lalu mengeluarkan gulungan pesan dan membukanya.> Tetua Mo: "Menurut informasi yang kami terima, sekelompok pasukan iblis muncul di dekat wilayah klanmu. Mereka belum menyerang secara langsung, tetapi tanda-tanda aktivitas mereka menunjukkan bahwa ini bukan kunjungan biasa."Zhen mengerutkan kening.> Zhen: "Apa tujuan mereka? Kampung halamanku bukan tempat strategis bagi ras iblis. Mengapa mereka tiba-tiba tertarik?"Seorang tetua lain, Tetua Han, menjawab dengan nada serius.> Tetua Han: "Kami menduga ini berkaitan dengan peninggalan ku
Wei Liang melesat melewati kerumunan Pasar Obat Langit dengan kecepatan tinggi, tubuhnya seperti bayangan yang sulit ditangkap. Namun, Zhen tidak membiarkan targetnya lolos begitu saja.> Zhen: “Hmph, kau kira bisa kabur dariku?”Dengan satu langkah, tubuhnya melesat seperti kilat, menggunakan teknik gerakan Bayangan Petir untuk menutup jarak. Wei Liang menyadari ancaman itu dan dengan cepat meraih sebuah kantong kecil di pinggangnya, melemparkan sejumput serbuk ke udara.WHUUSH!Kabut hitam langsung menyebar, menutupi sekeliling dan mengaburkan pandangan. Para pedagang dan pembeli di sekitar berteriak panik, mundur ketakutan.> Wei Liang: “Hahaha! Anak kecil, kau tidak tahu siapa yang sedang kau hadapi! Jika kau terus ikut campur, aku jamin kau akan berakhir lebih buruk dari yang kau bayangkan!”Zhen tidak menjawab. Dengan satu gerakan tangan, dia mengaktifkan Api Roh Surgawi, membakar kabut hitam dalam sekejap.WUSH!Kabut menghilang, tetapi Wei Liang sudah jauh di depan, melompati
Setelah menemukan jejak energi iblis dalam bahan-bahan penyulingan pil, Zhen tahu dia tidak bisa menganggap remeh situasi ini. Sekte Daun Abadi adalah salah satu pilar alkemis di Langit Ketiga, dan jika mereka sudah disusupi, maka kemungkinan besar ini hanyalah permulaan.Tetua Han Mei berdiri dengan wajah tegang.> Tetua Han Mei: “Jika benar ada energi iblis yang merusak bahan-bahan kami, maka kita harus mencari sumbernya segera.”> Zhen: “Dari mana sektemu mendapatkan bahan-bahan ini?”Tetua Han Mei melambaikan tangannya ke salah satu murid sekte, seorang pria bertubuh kurus dengan jubah hijau muda.> Tetua Han Mei: “Qin Yu, kau yang bertanggung jawab atas pasokan bahan. Jawab pertanyaan Ling Zhen.”Murid bernama Qin Yu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab.> Qin Yu: “Kami mendapatkan bahan dari berbagai sumber, tetapi sebagian besar berasal dari Pasar Obat Langit di kota utama. Namun, beberapa bulan terakhir, kami juga menerima pasokan dari seorang pedagang keliling bernam
Dengan Bunga Roh Esensi di tangannya, Zhen kembali ke Istana Langit Ketiga. Gerbang teleportasi membawanya langsung ke aula utama, di mana Penguasa Langit Ketiga sudah menunggunya dengan tatapan tajam namun penuh ketenangan.> Penguasa Langit Ketiga: “Kau kembali lebih cepat dari yang kuduga. Itu berarti kau telah memahami makna ujian ini.”Zhen mengangguk dan menyerahkan bunga itu. Begitu bunga tersebut menyentuh telapak tangan Penguasa Langit Ketiga, cahaya keemasan menyelimuti ruangan.> Zhen: “Aku belajar bahwa harmoni bukan tentang mengendalikan lingkungan, tetapi tentang menyatu dengannya.”Penguasa Langit Ketiga tersenyum tipis.> Penguasa Langit Ketiga: “Bagus. Pemahaman ini akan membantumu, bukan hanya dalam kultivasi, tetapi juga dalam alkimia.”Dia mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, sebuah gulungan kuno melayang di udara. Energi murni mengalir darinya, memenuhi ruangan dengan aura yang dalam dan menenangkan.> Penguasa Langit Ketiga: “Ini adalah teknik inti dari waris
Zhen meninggalkan Istana Langit Ketiga dengan pemikiran yang berat. Warisan Langit Ketiga bukan sekadar teknik, melainkan pemahaman tentang keseimbangan antara kultivasi dan alkimia. Untuk mendapatkannya, dia harus menemukan Bunga Roh Esensi di Lembah Harmoni—sebuah tugas yang terdengar sederhana, tetapi dari nada bicara Penguasa Langit Ketiga, Zhen tahu bahwa ujian ini tidak akan mudah.Langkahnya mantap saat dia melangkah ke arah gerbang teleportasi yang akan membawanya ke lembah tersebut. Begitu dia memasuki gerbang, dunia di sekitarnya berputar, dan dalam sekejap, dia sudah berdiri di tepi sebuah lembah yang dipenuhi kabut keemasan.---Lembah Harmoni adalah tempat yang aneh. Tidak ada suara burung atau angin yang berdesir, hanya kesunyian yang mendalam. Tanahnya ditumbuhi tanaman langka, dan energi spiritual yang mengalir terasa murni, namun juga memiliki ketidakseimbangan yang sulit dijelaskan.> Zhen (dalam hati): “Kalau ini ujian tentang harmoni, pasti ada sesuatu yang harus k
Ledakan petir melesat dari tangan Yan Qingshan, menyambar ke arah Zhen dengan kecepatan luar biasa. Udara bergetar, dan tanah di bawah mereka mulai retak akibat tekanan energi yang dilepaskan.Namun, Zhen tidak mundur. Dengan cepat, dia mengangkat tangannya dan memanggil elemen tanah serta angin. Dalam sekejap, sebuah perisai batu terbentuk di depannya, diperkuat oleh pusaran angin yang menyelimuti permukaannya.BOOM!Serangan petir menghantam perisai Zhen, menciptakan percikan energi yang menyebar ke segala arah. Beberapa pengamat yang terlalu dekat terpaksa mundur karena tekanan yang dihasilkan.Yan Qingshan menyeringai. “Refleks yang bagus. Tapi apakah itu cukup?”Dia menggerakkan jarinya, dan dari langit, muncul puluhan tombak petir yang berkilauan. Masing-masing mengandung kekuatan penghancur yang bisa merobohkan gunung.Zhen menyipitkan matanya. Dia tahu bahwa ini bukan pertarungan biasa. Yan Qingshan bukan hanya seorang tetua sekte, tetapi juga salah satu ahli paling dihormati
Angin malam berdesir pelan, membawa hawa dingin yang menusuk. Zhen berdiri tegak, tangannya menggenggam erat gagang pedangnya. Tiga pria berjubah hitam mengelilinginya dengan senyum penuh ejekan. > Pemimpin Kelompok: "Sepuluh jurus? Aku ragu kau bisa bertahan sampai lima jurus."Zhen tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia mengaktifkan Qi Elemen Angin, membuat tubuhnya terasa lebih ringan dan gesit. Srak!Salah satu pria melesat lebih dulu, tangannya dipenuhi energi hitam yang membentuk cakar tajam. Serangannya cepat, langsung mengarah ke leher Zhen! > Zhen (dalam hati): "Cepat, tapi belum cukup."Dengan satu langkah ringan, Zhen menghindar ke samping, lalu membalas dengan tebasan horizontal. Lawannya mundur, nyaris terkena serangan. > Pria Berjubah: "Hm, refleks yang bagus."Dua lawan lainnya tak memberi kesempatan. Mereka menyerang bersamaan, satu dengan tinju berlapis energi gelap, satu lagi dengan pedang tipis yang memancarkan cahaya ungu. Zhen tetap tenang. Benturan per