Di dalam Kuil Tertinggi, Zhen, Yulan, dan Lin Hai menghadapi sosok bayangan yang kini mengungkapkan identitasnya sebagai perwujudan dari energi gelap dunia yang telah ada sejak awal waktu. Sosok itu, yang menyebut dirinya Akar Kegelapan, mengklaim bahwa kehancuran dunia adalah siklus yang tidak dapat dihindari. Pertempuran berlangsung sengit. Bayangan itu menggunakan ilusi untuk memanipulasi ketakutan dan keraguan mereka, memperlihatkan kekalahan, kehilangan, dan kematian yang akan datang. Namun, Zhen menemukan kekuatan dalam dirinya yang tak pernah ia sadari sebelumnya. "Kamu salah," teriak Zhen, berdiri dengan tegas di tengah bayangan itu. "Kami tidak akan menyerah pada kegelapan. Dunia ini layak untuk diperjuangkan!" Yulan dan Lin Hai memberikan kekuatan mereka kepada Zhen, menciptakan harmoni elemen yang belum pernah terjadi sebelumnya. Zhen mengaktifkan Siklus Elemen Legendaris miliknya, memanfaatkan kekuatan ketujuh elemen untuk menciptakan serangan akhir yang mampu menghap
Setelah menyelesaikan pertarungannya di Langit Pertama dan mengatasi penindasan dari anggota klan yang iri, Zhen mulai merasakan bahwa energi di sekelilingnya terasa aneh. Dalam meditasi malam yang sunyi di dekat Danau Purnama, tempat energi elemen terkonsentrasi, sebuah suara bergema dalam pikirannya.> Suara Misterius: "Wahai pewaris tujuh elemen, keharmonianmu akan diuji. Temukan Celah Arcanis, dan kau akan melangkah ke Langit Kedua. Namun ingat, setiap langkah membawa ujian lebih berat."Zhen membuka matanya. Cahaya lembut dari danau mulai berpendar, membentuk sebuah pola misterius di permukaan air.---Cahaya dari danau memandu Zhen ke sebuah lembah tersembunyi di ujung hutan klan. Di sana, dia menemukan Gerbang Arcanis, sebuah portal kuno yang dijaga oleh sosok misterius berbentuk cahaya, Eldara, Sang Penjaga Cahaya.> Eldara: "Kau ingin melangkah ke Langit Kedua? Maka kau harus membuktikan dirimu layak."Zhen: "Aku siap menghadapi ujian apa pun. Dunia ini terlalu sempit untuk p
Zhen berdiri di tepi sebuah dataran yang memancarkan cahaya lembut. Langit Ketiga berbeda dari yang sebelumnya. Di sini, segalanya tampak tenang. Tidak ada badai, tidak ada ledakan energi, hanya hamparan luas penuh bunga yang bercahaya seperti bintang.> Zhen (dalam hati): "Aneh. Tempat ini terlalu tenang. Seperti perangkap yang belum terlihat."Dia mulai berjalan, setiap langkahnya menciptakan riak kecil di tanah bercahaya. Namun, semakin jauh dia melangkah, dia mulai merasakan sesuatu yang mengganggu pikirannya. Udara di sekeliling menjadi berat, bukan karena tekanan energi, tetapi seolah-olah ada sesuatu yang menggali emosi terdalamnya.---Saat berjalan, Zhen tiba di sebuah desa kecil. Rumah-rumahnya terlihat seperti peninggalan kuno, hampir runtuh, tapi tetap berdiri kokoh melawan waktu. Di tengah desa, seorang pria tua duduk di kursi kayu, menghisap pipa yang mengeluarkan asap berwarna biru.> Pria Tua: "Akhirnya kau datang, Ling Zhen."Zhen langsung berjaga.> Zhen: "Siapa kau?
Setelah cahaya dari Inti Kehidupan menyatu dengan tubuhnya, Zhen merasakan kekuatan yang mengalir seperti arus sungai di dalam dirinya. Namun, ia tahu perjalanan ini masih jauh dari selesai. Saat dia berdiri di tengah altar, pintu besar lainnya muncul, kali ini berkilauan dengan warna ungu tua, seolah-olah menyimpan misteri yang lebih dalam.> Zhen (dalam hati): "Langit Keempat... Apa lagi yang akan kuhadapi kali ini?"Tanpa ragu, Zhen melangkah maju. Saat pintu itu terbuka, dia disambut oleh kegelapan total. Tidak ada cahaya, tidak ada suara, hanya kekosongan yang membuatnya merasakan seolah-olah dia melayang di tengah kehampaan.---Ketika matanya mulai terbiasa dengan kegelapan, sebuah suara berat bergema di sekelilingnya.> Suara Misterius: "Selamat datang di Langit Keempat, Ling Zhen. Di sini, kau akan menghadapi apa yang paling kau takuti. Tidak ada jalan keluar, hanya keberanianmu yang akan menuntunmu."> Zhen: "Apa maksudmu? Apa yang akan kuhadapi di sini?"Suara itu tidak men
Zhen duduk di bawah pohon raksasa di kawasan hutan, bersama Fei Yun, murid dari Sekte Daun Abadi. Angin sejuk bertiup, tetapi tidak ada rasa damai dalam pikirannya. Waktu di Langit Keempat terasa melar, seolah-olah dunia ini tidak mengenal akhir.> Zhen: "Berapa lama aku sudah di sini? Hari-hari terasa seperti tahun, tapi aku tidak pernah tahu pasti."Fei Yun: "Itulah sifat Langit Keempat. Waktu tidak bergerak seperti di dunia bawah. Hanya mereka yang dapat menemukan harmoni dalam perjalanan ini yang mampu menyeimbangkan pikiran mereka."Fei Yun memandang Zhen dengan tatapan penuh simpati.> Fei Yun: "Namun, harmoni di sini lebih sulit ditemukan. Langit Keempat ini penuh intrik, penuh perjuangan. Bahkan sekteku sendiri tidak bebas dari konflik."---Fei Yun menjelaskan bahwa sekte-sekte besar di Langit Keempat sebenarnya sedang terlibat perang dingin, memperebutkan sebuah artefak legendaris bernama Inti Harmoni Semesta, yang diyakini sebagai kunci untuk menaklukkan Langit Kelima. Arte
Setelah berbicara dengan suara Langit Keempat di Puncak Langit Senja, Zhen merasakan kebenaran yang mengejutkan mengalir ke dalam pikirannya. Langit Keempat bukan hanya sekadar tempat ujian; itu adalah sisa dari dunia kuno yang pernah runtuh karena perang besar antar sekte. Mereka yang gagal menjaga harmoni di masa lalu dihukum untuk tetap di sini, selamanya terjebak dalam siklus kekuasaan dan konflik.Namun, sebelum Zhen dapat sepenuhnya memahami pesan itu, Fei Yun mengguncang lengannya.> Fei Yun: "Kita tidak sendiri, Zhen."Dari balik kabut di sekitar Puncak Langit Senja, sosok tinggi dan berwibawa muncul. Dia mengenakan jubah emas dengan corak seperti petir yang mengalir di kainnya. Itu adalah Lei Xianzun, Penguasa Langit Keempat.---> Lei Xianzun: "Ling Zhen. Aku telah mengawasi perjalananmu sejak kau menginjakkan kaki di sini. Kau memiliki potensi yang besar, tetapi potensi itu juga bisa menjadi kehancuranmu."Zhen berdiri tegak, matanya penuh rasa ingin tahu tetapi juga waspad
Perjalanan menuju Kuil Cahaya Pudar membawa Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian melewati hutan kuno yang disebut Hutan Purnama Kelam. Tempat itu gelap meski siang hari, dipenuhi pohon-pohon tinggi dengan dedaunan berwarna keunguan. Tiap langkah yang mereka ambil terasa berat, bukan karena fisik, tetapi karena aura misterius yang menyelimuti hutan tersebut.> Huang Tiantian: "Hutan ini dulunya adalah tempat di mana para kultivator mencoba mencapai harmoni sempurna. Namun, mereka gagal dan meninggalkan jejak kegelapan di sini."Zhen hanya mengangguk. Dia merasakan energi yang aneh di sekitarnya, seperti suara bisikan dari bayangan yang bergerak di antara pepohonan.---Tiba-tiba, mereka dihentikan oleh makhluk-makhluk yang menyerupai manusia tetapi memiliki tubuh transparan seperti kabut. Mata mereka bersinar merah, dan aura mereka memancarkan kebencian.> Fei Yun: "Apa ini?!"Huang Tiantian mengangkat tangannya, menciptakan lingkaran cahaya untuk melindungi mereka.> Huang Tiantian: "Mer
Setelah meninggalkan Kuil Cahaya Pudar, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian melanjutkan perjalanan mereka menuju pusat Langit Keempat, sebuah wilayah yang dikenal dengan nama Lembah Tanpa Batas. Lembah itu adalah tempat di mana berbagai sekte dan kekuatan berkumpul untuk menguasai sumber daya unik di Langit Keempat—Kristal Roh Harmoni, batu langka yang dapat meningkatkan kemampuan kultivator secara drastis.---Di tengah perjalanan, kelompok Zhen bertemu dengan rombongan lain yang mengenakan jubah hitam dengan lambang bulan sabit dan bintang terbalik. Aura mereka penuh dengan energi gelap, dan pemimpin mereka, seorang pria muda dengan rambut perak panjang dan mata seperti api biru, menatap Zhen dengan tajam.> Pria Berambut Perak: "Aku merasa kekuatan yang menarik di sekitarmu, Ling Zhen. Kau membawa sesuatu yang menarik."Huang Tiantian langsung berjaga, menarik pedang pendeknya.> Huang Tiantian: "Siapa kalian? Dan apa yang kalian inginkan dari kami?"Pria itu tersenyum dingin.> Pria
Langit di atas Kota Kabut Hitam masih dipenuhi sisa-sisa energi pertempuran. Puing-puing bangunan berserakan, dan beberapa tempat masih dipenuhi asap hitam. Namun, meskipun kota ini baru saja mengalami serangan besar, mereka berhasil bertahan.Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri di tengah reruntuhan, napas mereka masih terengah-engah setelah pertarungan sengit melawan Mo Jian.> Wen Ling (menghela napas): "Dia berhasil kabur... tapi setidaknya kita sudah menghancurkan pasukan iblisnya."Zhen tidak menjawab. Tatapannya masih tajam menatap titik di mana Mo Jian menghilang. Perasaan tidak enak menyelimuti hatinya.> Zhen (dalam hati): "Orang sepertinya tidak akan menyerah begitu saja. Ini pasti belum selesai..."Suara langkah kaki mendekat.Dari sudut jalan, pasukan penjaga kota yang tersisa mulai berdatangan. Salah satu dari mereka adalah seorang pria paruh baya dengan jubah berwarna hitam dan lambang Kota Kabut Hitam di dadanya.> Pria itu: "Aku Jenderal Hu Wei. Siapa kalian? Dan bagai
Kota Kabut Hitam masih bergema dengan suara pertempuran. Api berkobar di beberapa sudut, dan mayat-mayat berserakan di jalanan. Paviliun Iblis Merah telah membawa kehancuran besar, dan sekarang Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling harus menghadapi pemimpinnya—Mo Jian.Mo Jian berdiri dengan santai di tengah reruntuhan, jubah ungunya berkibar ditiup angin malam. Tatapannya dingin, tetapi senyum di wajahnya menunjukkan rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.> Mo Jian: "Kalian benar-benar berani melawanku? Bahkan tiga orang pun tidak cukup untuk menjatuhkanku."SWOOSH!Tiba-tiba, Bai Yue menghilang dari pandangan! Dalam sekejap, ia sudah muncul di belakang Mo Jian, pedangnya meluncur dengan kecepatan luar biasa!> Bai Yue: "Tebasan Langit Es!"ZRAAAAK!Sebuah gelombang energi es menerjang tubuh Mo Jian, membekukan udara di sekitarnya. Jalanan di bawah kaki mereka berubah menjadi lapisan es, dan suhu turun drastis.Namun, Mo Jian hanya terkekeh.> Mo Jian: "Menarik... tapi tidak cukup."CRACK!Ia
Zhen, Wen Ling, dan Shen Lao akhirnya meninggalkan reruntuhan Lembah Kegelapan. Mereka melintasi jalur berbatu yang dipenuhi kabut tebal, menuju kembali ke Kota Kabut Hitam. Akar Roh Suci kini berada di tangan Zhen, dan ia tahu bahwa benda ini bisa menjadi harapan terakhir kota yang hampir hancur karena kutukan Bai Yun.> Zhen (dalam hati): "Semoga kita tidak terlambat..."Namun, saat mereka mendekati gerbang kota, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan. Darah menggenang di jalanan, mayat-mayat para penjaga berserakan di tanah, dan bangunan utama kota tampak terbakar.> Wen Ling: "Tidak… apa yang terjadi di sini?! Baru beberapa hari kita pergi, tapi kota ini sudah jadi seperti neraka!"Shen Lao menghela napas panjang, tatapannya kelam.> Shen Lao: "Sepertinya kita sudah kedatangan tamu tak diundang..."Di tengah kota yang hancur, terlihat sekelompok orang berbaju hitam dengan lambang mata merah di dada mereka. Mereka berdiri di tengah jalan, mengelilingi seorang pria tua y
Bai Yun meraung keras, suaranya menggema hingga ke seluruh lembah. Aura darah mengalir dari tubuhnya, menciptakan tekanan besar yang membuat Zhen dan Wen Ling sulit bernapas.> Bai Yun: "DARAH! BERIKAN AKU DARAH KALIAN!!"Dalam sekejap, tubuh monster itu melesat ke depan dengan kecepatan yang tidak masuk akal untuk ukurannya.BOOM!Tanah di bawah mereka hancur akibat hentakan cakar Bai Yun. Zhen dan Wen Ling nyaris tidak bisa menghindarinya tepat waktu.> Zhen (dalam hati): "Kecepatannya bahkan lebih tinggi dari Xu Lie?! Makhluk ini… bukan hanya sekadar kutukan!"Zhen segera mengaktifkan Teknik Langkah Petir, meningkatkan kecepatannya hingga ia hampir menjadi bayangan yang bergerak di antara reruntuhan. Namun, Bai Yun dengan mudah mengikuti pergerakannya, seolah-olah bisa merasakan ke mana Zhen akan bergerak.> Wen Ling: "Kita tidak bisa menyerangnya secara langsung! Kita harus mencari celah!"Wen Ling segera mengangkat tangannya, menciptakan tiga bola api biru yang menyala-nyala.> W
Akar Roh Suci bergetar, memancarkan cahaya emas yang lembut. Aura kehidupan yang terpancar darinya begitu kuat hingga Zhen dan Wen Ling bisa merasakan Qi mereka pulih secara instan hanya dengan berdiri di dekatnya.Namun, sebelum mereka bisa mengambilnya, Shen Lao tiba-tiba mengangkat tangannya.> Shen Lao: "Tunggu. Sebelum kalian mengambilnya, ada sesuatu yang harus kalian ketahui."Zhen mengerutkan kening.> Zhen: "Apa maksudmu?"Shen Lao menatap mereka dengan mata serius.> Shen Lao: "Akar Roh Suci ini bukan sekadar obat biasa. Ini adalah inti kehidupan dari lembah ini. Jika kalian mengambilnya, keseimbangan tempat ini akan hancur."Wen Ling terkejut.> Wen Ling: "Tapi ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Kota Kabut Hitam!"Shen Lao menghela napas panjang.> Shen Lao: "Benar. Tapi kalian harus siap dengan konsekuensinya. Jika akar ini diambil, Lembah Kegelapan akan runtuh. Para roh yang terperangkap di sini akan bebas… dan beberapa dari mereka bukanlah makhluk baik."Zhen meny
Setelah mengalahkan dua Iblis Qi Yin, Zhen dan Wen Ling melanjutkan perjalanan ke pusat Lembah Kegelapan, tempat di mana Akar Roh Suci konon berada.Kabut hitam semakin tebal. Suasana mencekam, udara dipenuhi energi Yin yang menggerogoti Qi alami. Bahkan Wen Ling, yang memiliki Api Roh Suci, mulai merasa tubuhnya berat.> Wen Ling: "Tempat ini menghisap energi kita perlahan… Jika kita tidak cepat, kita bisa kehilangan kekuatan sebelum mencapai tujuan."> Zhen: "Aku punya sesuatu yang bisa membantu."Zhen merogoh kantong penyimpanannya dan mengeluarkan dua pil berwarna merah tua—Pil Penolak Yin.> Zhen: "Ini pil buatanku. Bisa menahan efek energi Yin untuk sementara."Wen Ling menerima pil itu dan langsung menelannya. Efeknya langsung terasa. Aura Yin yang mencekik tubuhnya berkurang drastis.> Wen Ling: "Kau benar-benar alkemis jenius, Zhen."Zhen hanya tersenyum tipis.---Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka sampai di sebuah gerbang batu besar yang tertutup rapat. Di tengahnya,
Kabut masih menggantung tebal di Kota Kabut Hitam saat Zhen dan Wen Ling bersiap untuk berangkat. Mereka berdiri di gerbang kota, memperhatikan jalan berbatu yang mengarah ke Lembah Kegelapan, tempat bahan utama Pil Pemurni Qi bisa ditemukan—Akar Roh Suci.> Wen Ling: "Lembah Kegelapan bukan tempat yang bisa dimasuki sembarangan. Legenda mengatakan bahwa makhluk roh jahat di sana dapat menyerap Qi kita hanya dengan berada di dekatnya."Zhen mengangguk, matanya tetap fokus pada jalan di depan.> Zhen: "Kita tidak punya pilihan lain. Jika wabah ini benar-benar disebabkan oleh kutukan, maka Pil Pemurni Qi adalah satu-satunya harapan mereka."Seorang pria tua berjubah coklat—tabib yang sebelumnya mereka temui—berjalan mendekat, ekspresi wajahnya penuh kekhawatiran.> Tabib: "Kalian akan ke Lembah Kegelapan? Tolong, berhati-hatilah. Tak ada yang pernah kembali dengan selamat dari sana."> Zhen: "Kami akan kembali. Dan kami akan membawa obat untuk kota ini."Dengan itu, mereka berdua memula
Malam di Kota Kabut Hitam terasa lebih suram dari biasanya. Kabut pekat melayang di jalan-jalan sempit, membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Zhen berjalan perlahan di antara bangunan-bangunan tua yang tampak suram, pikirannya terus menganalisis rencana ke depan.Kota ini memang dikenal berbahaya, terutama bagi pendatang baru. Namun, bukan tanpa alasan ia memilih tempat ini. Di Kota Kabut Hitam, terdapat banyak informasi tersembunyi, bahan alkemis langka, dan peluang besar bagi mereka yang berani mengambil risiko.Zhen mempercepat langkahnya menuju salah satu kedai minuman yang cukup terkenal di kalangan petualang dan pemburu hadiah—Paviliun Seribu Bayangan. Tempat ini adalah pusat informasi bagi siapa saja yang ingin mengambil misi atau menemukan sesuatu yang tersembunyi di dunia bawah tanah Langit Ketiga.---Begitu masuk, aroma alkohol bercampur dengan bau asap herbal menyambutnya. Para kultivator duduk di berbagai sudut, berbincang dengan suara rendah. Beberapa dari mereka tamp
Malam itu, langit di Kota Kabut Hitam tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah kemenangan mereka di Kuil Langit Gelap, Zhen dan Bai Yue kembali ke penginapan untuk beristirahat. Namun, kata-kata Lang Tian tentang misi sekte tingkat tinggi terus terngiang di kepala Zhen.Di dalam kamar, Zhen duduk bersila dengan mata tertutup, merasakan aliran energi dalam tubuhnya. Pil Roh Langit yang ia telan sebelumnya telah memberikan efek luar biasa. Tidak hanya menyembuhkan luka-lukanya, tetapi juga semakin menstabilkan Jiwa Baru Lahir di dalam Dantiannya.> Zhen (dalam hati): “Aku semakin dekat dengan Transformasi Kekosongan. Tapi masih ada sesuatu yang kurang… Aku butuh sumber energi yang lebih besar.”Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk pelan.TOK TOK> Bai Yue (dari luar): “Zhen, Lang Tian sudah datang.”Zhen membuka matanya dan bangkit. Ia melangkah keluar dan melihat Lang Tian menunggu di lorong bersama seorang pria tua berjubah hitam.> Lang Tian: “Zhen, ini adalah Penatua Gu, salah satu te