Zhen duduk di bawah pohon raksasa di kawasan hutan, bersama Fei Yun, murid dari Sekte Daun Abadi. Angin sejuk bertiup, tetapi tidak ada rasa damai dalam pikirannya. Waktu di Langit Keempat terasa melar, seolah-olah dunia ini tidak mengenal akhir.> Zhen: "Berapa lama aku sudah di sini? Hari-hari terasa seperti tahun, tapi aku tidak pernah tahu pasti."Fei Yun: "Itulah sifat Langit Keempat. Waktu tidak bergerak seperti di dunia bawah. Hanya mereka yang dapat menemukan harmoni dalam perjalanan ini yang mampu menyeimbangkan pikiran mereka."Fei Yun memandang Zhen dengan tatapan penuh simpati.> Fei Yun: "Namun, harmoni di sini lebih sulit ditemukan. Langit Keempat ini penuh intrik, penuh perjuangan. Bahkan sekteku sendiri tidak bebas dari konflik."---Fei Yun menjelaskan bahwa sekte-sekte besar di Langit Keempat sebenarnya sedang terlibat perang dingin, memperebutkan sebuah artefak legendaris bernama Inti Harmoni Semesta, yang diyakini sebagai kunci untuk menaklukkan Langit Kelima. Arte
Setelah berbicara dengan suara Langit Keempat di Puncak Langit Senja, Zhen merasakan kebenaran yang mengejutkan mengalir ke dalam pikirannya. Langit Keempat bukan hanya sekadar tempat ujian; itu adalah sisa dari dunia kuno yang pernah runtuh karena perang besar antar sekte. Mereka yang gagal menjaga harmoni di masa lalu dihukum untuk tetap di sini, selamanya terjebak dalam siklus kekuasaan dan konflik.Namun, sebelum Zhen dapat sepenuhnya memahami pesan itu, Fei Yun mengguncang lengannya.> Fei Yun: "Kita tidak sendiri, Zhen."Dari balik kabut di sekitar Puncak Langit Senja, sosok tinggi dan berwibawa muncul. Dia mengenakan jubah emas dengan corak seperti petir yang mengalir di kainnya. Itu adalah Lei Xianzun, Penguasa Langit Keempat.---> Lei Xianzun: "Ling Zhen. Aku telah mengawasi perjalananmu sejak kau menginjakkan kaki di sini. Kau memiliki potensi yang besar, tetapi potensi itu juga bisa menjadi kehancuranmu."Zhen berdiri tegak, matanya penuh rasa ingin tahu tetapi juga waspad
Perjalanan menuju Kuil Cahaya Pudar membawa Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian melewati hutan kuno yang disebut Hutan Purnama Kelam. Tempat itu gelap meski siang hari, dipenuhi pohon-pohon tinggi dengan dedaunan berwarna keunguan. Tiap langkah yang mereka ambil terasa berat, bukan karena fisik, tetapi karena aura misterius yang menyelimuti hutan tersebut.> Huang Tiantian: "Hutan ini dulunya adalah tempat di mana para kultivator mencoba mencapai harmoni sempurna. Namun, mereka gagal dan meninggalkan jejak kegelapan di sini."Zhen hanya mengangguk. Dia merasakan energi yang aneh di sekitarnya, seperti suara bisikan dari bayangan yang bergerak di antara pepohonan.---Tiba-tiba, mereka dihentikan oleh makhluk-makhluk yang menyerupai manusia tetapi memiliki tubuh transparan seperti kabut. Mata mereka bersinar merah, dan aura mereka memancarkan kebencian.> Fei Yun: "Apa ini?!"Huang Tiantian mengangkat tangannya, menciptakan lingkaran cahaya untuk melindungi mereka.> Huang Tiantian: "Mer
Setelah meninggalkan Kuil Cahaya Pudar, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian melanjutkan perjalanan mereka menuju pusat Langit Keempat, sebuah wilayah yang dikenal dengan nama Lembah Tanpa Batas. Lembah itu adalah tempat di mana berbagai sekte dan kekuatan berkumpul untuk menguasai sumber daya unik di Langit Keempat—Kristal Roh Harmoni, batu langka yang dapat meningkatkan kemampuan kultivator secara drastis.---Di tengah perjalanan, kelompok Zhen bertemu dengan rombongan lain yang mengenakan jubah hitam dengan lambang bulan sabit dan bintang terbalik. Aura mereka penuh dengan energi gelap, dan pemimpin mereka, seorang pria muda dengan rambut perak panjang dan mata seperti api biru, menatap Zhen dengan tajam.> Pria Berambut Perak: "Aku merasa kekuatan yang menarik di sekitarmu, Ling Zhen. Kau membawa sesuatu yang menarik."Huang Tiantian langsung berjaga, menarik pedang pendeknya.> Huang Tiantian: "Siapa kalian? Dan apa yang kalian inginkan dari kami?"Pria itu tersenyum dingin.> Pria
Setelah mendapatkan peta dari Elder Yun, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian mulai menjelajahi wilayah Langit Keempat yang luas. Perjalanan mereka membawa mereka ke tempat-tempat aneh dan berbahaya, mulai dari gurun api yang membakar, hingga sungai kabut yang dapat membuat siapa saja kehilangan arah. Namun, setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada pemahaman tentang tempat ini, sekaligus memperdalam hubungan di antara mereka.---Di tengah perjalanan, mereka tiba di sebuah desa kecil di kaki bukit yang terlihat sepi dan terabaikan. Rumah-rumah di desa itu rusak, dan hanya ada sedikit penduduk yang tampak ketakutan.> Fei Yun: "Kenapa desa ini terlihat seperti ditinggalkan oleh kehidupannya?"Salah seorang penduduk yang tersisa, seorang wanita tua dengan tubuh ringkih, mendekati mereka dengan gemetar.> Wanita Tua: "Kalian harus pergi dari sini… Sekte Bayangan Abadi menguasai tempat ini. Mereka menculik anak-anak kami dan mengubah mereka menjadi prajurit kegelapan!"Huang Tiantian m
Setelah berhasil menyelamatkan para tahanan dan menghancurkan gua ritual Sekte Bayangan Abadi, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian membawa para penduduk desa kembali ke tempat asal mereka. Namun, perjuangan mereka baru saja dimulai. Energi gelap yang mereka temui sebelumnya terus membayangi pikiran Zhen, seolah ada sesuatu yang lebih besar sedang mengancam Langit Keempat.---Penduduk desa yang mereka selamatkan kini mulai membangun kembali kehidupan mereka, tetapi rasa takut masih tampak jelas di wajah mereka. Kepala desa, seorang pria tua bernama Elder Han, menghampiri kelompok Zhen dengan mata penuh kekhawatiran.> Elder Han: "Terima kasih telah menyelamatkan kami. Tapi aku takut ini belum selesai. Sekte Bayangan Abadi memiliki pengaruh yang dalam di wilayah ini, dan mereka tidak akan tinggal diam setelah apa yang kalian lakukan."> Zhen: "Kami tahu. Itulah sebabnya kami harus mencari markas utama mereka dan menghentikan rencana mereka sebelum terlambat."> Elder Han: "Jika itu niat
Di depan pintu batu besar dengan simbol Sekte Bayangan Abadi, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian bersiap menghadapi tantangan berikutnya. Aura gelap yang memancar dari pintu itu terasa semakin menekan, seperti menguji keberanian mereka bahkan sebelum mereka melangkah lebih jauh.> Fei Yun: "Aku bisa merasakan sesuatu yang aneh dari pintu ini. Energi ini seolah-olah memiliki kesadaran."> Huang Tiantian: "Energi ini... bukan hanya mencoba menakut-nakuti kita. Ini seperti memancing sesuatu dari dalam diri kita."Zhen menatap simbol di pintu itu dengan serius. Ia bisa merasakan kekuatan elemen bayangan berputar di dalamnya, namun ada sesuatu yang berbeda—seperti suara bisikan yang memanggil namanya.> Zhen: "Pintu ini adalah ujian lain. Ini bukan tentang kekuatan fisik kita, tetapi kekuatan pikiran dan jiwa kita."Zhen melangkah lebih dekat ke pintu, meletakkan tangannya di permukaan batu yang dingin. Seketika, sebuah gelombang energi gelap menyelimuti dirinya, menariknya ke dalam dunia i
Setelah melarikan diri dari perangkap Wei Long, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian melangkah lebih dalam ke wilayah inti Sekte Bayangan Abadi. Lorong-lorong gelap yang mereka lalui dipenuhi dengan ukiran kuno dan cahaya redup dari lentera bayangan, memantulkan atmosfer yang penuh misteri.> Huang Tiantian: "Tempat ini... seperti makam yang dipenuhi rasa dendam. Apakah ini benar-benar tempat kultivasi?"> Fei Yun: "Sekte Bayangan Abadi terkenal karena praktik mereka yang ekstrem. Aku tidak akan terkejut jika tempat ini adalah penggabungan antara medan kultivasi dan penjara."> Zhen: "Bagaimanapun juga, kita harus terus maju. Wei Long menyebut nama Ying Zhao, mungkin dia adalah penguasa Langit Keempat. Jika benar, kita tidak bisa meremehkan ancamannya."---Saat mereka melangkah lebih dalam, Fei Yun berhenti di depan sebuah dinding dengan pola aneh yang bersinar samar. Ia menyentuh pola itu, dan seketika dindingnya terbuka, mengungkapkan sebuah ruangan besar yang penuh dengan gulungan ku
Langit di atas Kota Kabut Hitam masih dipenuhi sisa-sisa energi pertempuran. Puing-puing bangunan berserakan, dan beberapa tempat masih dipenuhi asap hitam. Namun, meskipun kota ini baru saja mengalami serangan besar, mereka berhasil bertahan.Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling berdiri di tengah reruntuhan, napas mereka masih terengah-engah setelah pertarungan sengit melawan Mo Jian.> Wen Ling (menghela napas): "Dia berhasil kabur... tapi setidaknya kita sudah menghancurkan pasukan iblisnya."Zhen tidak menjawab. Tatapannya masih tajam menatap titik di mana Mo Jian menghilang. Perasaan tidak enak menyelimuti hatinya.> Zhen (dalam hati): "Orang sepertinya tidak akan menyerah begitu saja. Ini pasti belum selesai..."Suara langkah kaki mendekat.Dari sudut jalan, pasukan penjaga kota yang tersisa mulai berdatangan. Salah satu dari mereka adalah seorang pria paruh baya dengan jubah berwarna hitam dan lambang Kota Kabut Hitam di dadanya.> Pria itu: "Aku Jenderal Hu Wei. Siapa kalian? Dan bagai
Kota Kabut Hitam masih bergema dengan suara pertempuran. Api berkobar di beberapa sudut, dan mayat-mayat berserakan di jalanan. Paviliun Iblis Merah telah membawa kehancuran besar, dan sekarang Zhen, Bai Yue, dan Wen Ling harus menghadapi pemimpinnya—Mo Jian.Mo Jian berdiri dengan santai di tengah reruntuhan, jubah ungunya berkibar ditiup angin malam. Tatapannya dingin, tetapi senyum di wajahnya menunjukkan rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.> Mo Jian: "Kalian benar-benar berani melawanku? Bahkan tiga orang pun tidak cukup untuk menjatuhkanku."SWOOSH!Tiba-tiba, Bai Yue menghilang dari pandangan! Dalam sekejap, ia sudah muncul di belakang Mo Jian, pedangnya meluncur dengan kecepatan luar biasa!> Bai Yue: "Tebasan Langit Es!"ZRAAAAK!Sebuah gelombang energi es menerjang tubuh Mo Jian, membekukan udara di sekitarnya. Jalanan di bawah kaki mereka berubah menjadi lapisan es, dan suhu turun drastis.Namun, Mo Jian hanya terkekeh.> Mo Jian: "Menarik... tapi tidak cukup."CRACK!Ia
Zhen, Wen Ling, dan Shen Lao akhirnya meninggalkan reruntuhan Lembah Kegelapan. Mereka melintasi jalur berbatu yang dipenuhi kabut tebal, menuju kembali ke Kota Kabut Hitam. Akar Roh Suci kini berada di tangan Zhen, dan ia tahu bahwa benda ini bisa menjadi harapan terakhir kota yang hampir hancur karena kutukan Bai Yun.> Zhen (dalam hati): "Semoga kita tidak terlambat..."Namun, saat mereka mendekati gerbang kota, mereka dikejutkan oleh pemandangan yang mengerikan. Darah menggenang di jalanan, mayat-mayat para penjaga berserakan di tanah, dan bangunan utama kota tampak terbakar.> Wen Ling: "Tidak… apa yang terjadi di sini?! Baru beberapa hari kita pergi, tapi kota ini sudah jadi seperti neraka!"Shen Lao menghela napas panjang, tatapannya kelam.> Shen Lao: "Sepertinya kita sudah kedatangan tamu tak diundang..."Di tengah kota yang hancur, terlihat sekelompok orang berbaju hitam dengan lambang mata merah di dada mereka. Mereka berdiri di tengah jalan, mengelilingi seorang pria tua y
Bai Yun meraung keras, suaranya menggema hingga ke seluruh lembah. Aura darah mengalir dari tubuhnya, menciptakan tekanan besar yang membuat Zhen dan Wen Ling sulit bernapas.> Bai Yun: "DARAH! BERIKAN AKU DARAH KALIAN!!"Dalam sekejap, tubuh monster itu melesat ke depan dengan kecepatan yang tidak masuk akal untuk ukurannya.BOOM!Tanah di bawah mereka hancur akibat hentakan cakar Bai Yun. Zhen dan Wen Ling nyaris tidak bisa menghindarinya tepat waktu.> Zhen (dalam hati): "Kecepatannya bahkan lebih tinggi dari Xu Lie?! Makhluk ini… bukan hanya sekadar kutukan!"Zhen segera mengaktifkan Teknik Langkah Petir, meningkatkan kecepatannya hingga ia hampir menjadi bayangan yang bergerak di antara reruntuhan. Namun, Bai Yun dengan mudah mengikuti pergerakannya, seolah-olah bisa merasakan ke mana Zhen akan bergerak.> Wen Ling: "Kita tidak bisa menyerangnya secara langsung! Kita harus mencari celah!"Wen Ling segera mengangkat tangannya, menciptakan tiga bola api biru yang menyala-nyala.> W
Akar Roh Suci bergetar, memancarkan cahaya emas yang lembut. Aura kehidupan yang terpancar darinya begitu kuat hingga Zhen dan Wen Ling bisa merasakan Qi mereka pulih secara instan hanya dengan berdiri di dekatnya.Namun, sebelum mereka bisa mengambilnya, Shen Lao tiba-tiba mengangkat tangannya.> Shen Lao: "Tunggu. Sebelum kalian mengambilnya, ada sesuatu yang harus kalian ketahui."Zhen mengerutkan kening.> Zhen: "Apa maksudmu?"Shen Lao menatap mereka dengan mata serius.> Shen Lao: "Akar Roh Suci ini bukan sekadar obat biasa. Ini adalah inti kehidupan dari lembah ini. Jika kalian mengambilnya, keseimbangan tempat ini akan hancur."Wen Ling terkejut.> Wen Ling: "Tapi ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan Kota Kabut Hitam!"Shen Lao menghela napas panjang.> Shen Lao: "Benar. Tapi kalian harus siap dengan konsekuensinya. Jika akar ini diambil, Lembah Kegelapan akan runtuh. Para roh yang terperangkap di sini akan bebas… dan beberapa dari mereka bukanlah makhluk baik."Zhen meny
Setelah mengalahkan dua Iblis Qi Yin, Zhen dan Wen Ling melanjutkan perjalanan ke pusat Lembah Kegelapan, tempat di mana Akar Roh Suci konon berada.Kabut hitam semakin tebal. Suasana mencekam, udara dipenuhi energi Yin yang menggerogoti Qi alami. Bahkan Wen Ling, yang memiliki Api Roh Suci, mulai merasa tubuhnya berat.> Wen Ling: "Tempat ini menghisap energi kita perlahan… Jika kita tidak cepat, kita bisa kehilangan kekuatan sebelum mencapai tujuan."> Zhen: "Aku punya sesuatu yang bisa membantu."Zhen merogoh kantong penyimpanannya dan mengeluarkan dua pil berwarna merah tua—Pil Penolak Yin.> Zhen: "Ini pil buatanku. Bisa menahan efek energi Yin untuk sementara."Wen Ling menerima pil itu dan langsung menelannya. Efeknya langsung terasa. Aura Yin yang mencekik tubuhnya berkurang drastis.> Wen Ling: "Kau benar-benar alkemis jenius, Zhen."Zhen hanya tersenyum tipis.---Setelah berjalan sekitar satu jam, mereka sampai di sebuah gerbang batu besar yang tertutup rapat. Di tengahnya,
Kabut masih menggantung tebal di Kota Kabut Hitam saat Zhen dan Wen Ling bersiap untuk berangkat. Mereka berdiri di gerbang kota, memperhatikan jalan berbatu yang mengarah ke Lembah Kegelapan, tempat bahan utama Pil Pemurni Qi bisa ditemukan—Akar Roh Suci.> Wen Ling: "Lembah Kegelapan bukan tempat yang bisa dimasuki sembarangan. Legenda mengatakan bahwa makhluk roh jahat di sana dapat menyerap Qi kita hanya dengan berada di dekatnya."Zhen mengangguk, matanya tetap fokus pada jalan di depan.> Zhen: "Kita tidak punya pilihan lain. Jika wabah ini benar-benar disebabkan oleh kutukan, maka Pil Pemurni Qi adalah satu-satunya harapan mereka."Seorang pria tua berjubah coklat—tabib yang sebelumnya mereka temui—berjalan mendekat, ekspresi wajahnya penuh kekhawatiran.> Tabib: "Kalian akan ke Lembah Kegelapan? Tolong, berhati-hatilah. Tak ada yang pernah kembali dengan selamat dari sana."> Zhen: "Kami akan kembali. Dan kami akan membawa obat untuk kota ini."Dengan itu, mereka berdua memula
Malam di Kota Kabut Hitam terasa lebih suram dari biasanya. Kabut pekat melayang di jalan-jalan sempit, membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Zhen berjalan perlahan di antara bangunan-bangunan tua yang tampak suram, pikirannya terus menganalisis rencana ke depan.Kota ini memang dikenal berbahaya, terutama bagi pendatang baru. Namun, bukan tanpa alasan ia memilih tempat ini. Di Kota Kabut Hitam, terdapat banyak informasi tersembunyi, bahan alkemis langka, dan peluang besar bagi mereka yang berani mengambil risiko.Zhen mempercepat langkahnya menuju salah satu kedai minuman yang cukup terkenal di kalangan petualang dan pemburu hadiah—Paviliun Seribu Bayangan. Tempat ini adalah pusat informasi bagi siapa saja yang ingin mengambil misi atau menemukan sesuatu yang tersembunyi di dunia bawah tanah Langit Ketiga.---Begitu masuk, aroma alkohol bercampur dengan bau asap herbal menyambutnya. Para kultivator duduk di berbagai sudut, berbincang dengan suara rendah. Beberapa dari mereka tamp
Malam itu, langit di Kota Kabut Hitam tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah kemenangan mereka di Kuil Langit Gelap, Zhen dan Bai Yue kembali ke penginapan untuk beristirahat. Namun, kata-kata Lang Tian tentang misi sekte tingkat tinggi terus terngiang di kepala Zhen.Di dalam kamar, Zhen duduk bersila dengan mata tertutup, merasakan aliran energi dalam tubuhnya. Pil Roh Langit yang ia telan sebelumnya telah memberikan efek luar biasa. Tidak hanya menyembuhkan luka-lukanya, tetapi juga semakin menstabilkan Jiwa Baru Lahir di dalam Dantiannya.> Zhen (dalam hati): “Aku semakin dekat dengan Transformasi Kekosongan. Tapi masih ada sesuatu yang kurang… Aku butuh sumber energi yang lebih besar.”Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk pelan.TOK TOK> Bai Yue (dari luar): “Zhen, Lang Tian sudah datang.”Zhen membuka matanya dan bangkit. Ia melangkah keluar dan melihat Lang Tian menunggu di lorong bersama seorang pria tua berjubah hitam.> Lang Tian: “Zhen, ini adalah Penatua Gu, salah satu te