Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian berdiri di tengah situasi yang penuh ketegangan. Ji Yuan, dengan kepercayaan diri yang memancar, berdiri di sisi yang berlawanan dari Ying Zhao, memegang tombak merah menyala yang tampak dipenuhi api energi jiwa. Ying Zhao, sementara itu, tampak tak gentar, meskipun kini dikepung oleh dua kekuatan yang tidak ia perhitungkan. > Ji Yuan: "Ling Zhen, aku dengar namamu bergaung di seluruh Langit Ketiga. Kau cukup berani untuk masuk ke sini, tapi apa kau cukup pintar untuk menyadari siapa musuh sebenarnya?" > Zhen: "Aku tidak percaya pada kata-katamu. Sekte Matahari Merah terkenal sama gelapnya dengan Sekte Bayangan Abadi. Kau mungkin hanya memiliki tujuan sendiri di sini." Ji Yuan tersenyum dingin. > Ji Yuan: "Memang benar, aku tidak peduli pada nyawamu atau tujuanmu. Tapi Ying Zhao adalah ancaman bagi semua yang mencoba menguasai Langit Keempat. Jika dia tidak dihentikan, dia akan memakan seluruh wilayah ini dengan energi gelapnya." > Ying Zhao
Setelah keluar dari reruntuhan Sekte Bayangan Abadi, Zhen, Fei Yun, dan Huang Tiantian memutuskan untuk mencari tempat berlindung sementara untuk memulihkan energi mereka. Namun, perjalanan mereka tidak berjalan mulus. Langit Keempat, meski tampak indah dengan pepohonan kristal dan sungai berwarna emas, ternyata penuh dengan bahaya yang tersembunyi.> Huang Tiantian: "Sepertinya kita tidak bisa diam saja. Wilayah ini dipenuhi dengan fluktuasi energi yang tidak wajar. Aku merasa seperti sedang diawasi."> Fei Yun: "Kita berada di Langit Keempat, tempat sekte-sekte kuat menguasai setiap wilayah. Jika kita tidak berhati-hati, kita akan terjebak dalam konflik yang lebih besar."Zhen mengangguk, mengingat pertemuannya dengan Ji Yuan dan Ying Zhao. Penguasa Langit Keempat bukan hanya kuat, tetapi juga penuh tipu daya.---Saat malam tiba, mereka menemukan sebuah lembah yang tampak tenang, dihiasi dengan bunga-bunga es yang memancarkan cahaya lembut. Namun, saat mereka mendekati lembah itu,
Zhen berdiri tegak meski tekanan yang diberikan oleh Jiwa Es semakin kuat. Suhu dingin menyelimuti tubuhnya, membuatnya sulit bergerak. Namun, dia tahu bahwa ujian ini bukan hanya tentang kekuatan fisik, melainkan tentang mental dan pemahamannya terhadap harmoni.> Zhen (dalam hati): "Aku harus tetap tenang. Jiwa Es ini adalah bagian dari ujian, sama seperti Langit Ketiga."Jiwa Es memandangnya dengan tatapan tajam, kristal-kristal es berputar di sekelilingnya.> Jiwa Es: "Kekuatanmu besar, tapi apakah hatimu cukup murni untuk menerima kekuatan ini?"> Zhen: "Harmoni bukan hanya tentang kekuatan atau kemurnian hati. Ini tentang keseimbangan. Aku di sini bukan untuk mendominasi, tetapi untuk belajar dan memahami."Kata-kata Zhen tampaknya memengaruhi Jiwa Es. Tekanan di sekelilingnya sedikit mereda, tetapi tiba-tiba, Jiwa Es mengangkat tangannya, menciptakan pusaran air yang membekukan seketika.> Jiwa Es: "Jika kau ingin membuktikan dirimu, kau harus mampu menghadapi ketakutan terdala
Zhen berdiri di halaman utama Sekte Es Abadi, merenungi kata-kata Yan Xue. Sekte ini ternyata bukan hanya tempat belajar, tetapi juga sarang intrik yang bisa berubah menjadi pertempuran kapan saja.> Zhen (dalam hati): "Faksi Feng Yi ingin menggunakan kekuatan ini untuk dominasi. Jika aku terus di sini, aku pasti akan terlibat lebih dalam."Namun, sebelum dia bisa berpikir lebih jauh, suara gemuruh datang dari luar gerbang sekte. Udara yang sudah dingin semakin membeku, dan bayangan hitam muncul di balik kabut salju.Beberapa murid sekte yang berjaga di gerbang segera bersiap siaga. Dari balik kabut, sosok pria berjubah hitam dengan aura yang sangat dingin melangkah masuk. Wajahnya tertutup separuh topeng es, dan setiap jejak langkahnya meninggalkan retakan es di tanah.> Murid Penjaga: "Siapa kau?! Sekte Es Abadi bukan tempat untuk orang asing!"Pria itu tidak menjawab. Dia hanya mengangkat tangannya, dan tiba-tiba angin es berhembus kencang, menumbangkan beberapa murid penjaga seket
Angin dingin berhembus perlahan di atas puncak gunung, membelai jubah para murid Sekte Es Abadi yang masih berusaha memproses kejadian sebelumnya. Pertarungan singkat dengan Mo Bai menunjukkan betapa rapuhnya pertahanan sekte mereka. Namun, bagi Zhen, pertemuan ini lebih dari sekadar pertarungan—itu adalah peringatan bahwa bahaya yang lebih besar sedang mengintai.Penguasa Langit Ketiga, pria tua berjubah biru langit yang masih berdiri di tengah lapangan sekte, mengamati Zhen dengan tatapan penuh arti.> Penguasa Langit Ketiga: "Kemarilah, Ling Zhen."Zhen melangkah maju dengan hati-hati.> Zhen: "Ya, senior?"> Penguasa Langit Ketiga: "Kau telah menarik perhatian banyak pihak, baik kawan maupun lawan. Namun, sebelum kita bicara lebih jauh... aku ingin melihat sejauh mana pemahamanmu tentang kekuatanmu."Pria tua itu mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, salju di sekeliling mulai berputar, menciptakan lapisan formasi yang mengisolasi mereka dari dunia luar.> Yan Xue (terkejut): "F
Salju turun perlahan di atas puncak Sekte Es Abadi. Suasana sekte tampak tenang di permukaan, tetapi di baliknya, badai konflik mulai berkumpul.Di ruang latihan tertutup, Zhen berdiri di tengah arena, napasnya sedikit memburu setelah ujian sebelumnya. Penguasa Langit Ketiga mengamatinya dengan tatapan penuh arti.> Penguasa Langit Ketiga: "Kau telah lulus ujian pertamaku. Tapi kau harus tahu, Ling Zhen, pemahaman tentang harmoni bukanlah akhir. Ini hanya awal dari perjalananmu."Zhen mengangguk, masih merasakan resonansi energi dari ujian tadi.> Zhen: "Aku mengerti. Lalu, apa yang harus kulakukan sekarang?"Penguasa Langit Ketiga mengangkat tangannya, dan dari langit, sebuah gulungan kuno turun, melayang di udara.> Penguasa Langit Ketiga: "Ini adalah Gulungan Langit Beku. Di dalamnya terdapat teknik rahasia sekte ini, Es Abadi Tanpa Batas. Kau mungkin tidak berasal dari sekte ini, tetapi aku percaya kau bisa menggunakannya dengan caramu sendiri."Zhen menerima gulungan itu dengan h
Salju turun semakin lebat di atas Sekte Es Abadi. Di balik keheningan malam, bayangan-bayangan bergerak cepat melintasi atap dan lorong-lorong gelap sekte.Ling Zhen, Yan Xue, dan Fei Yun bergerak dengan hati-hati, mengikuti jejak energi yang ditinggalkan oleh Mo Bai. Mereka tahu waktu tidak berpihak pada mereka.> Yan Xue: "Jejak energinya masih segar. Dia pasti belum pergi jauh."> Fei Yun: "Tapi ini aneh… Seharusnya Mo Bai tidak bisa mengendalikan Es Gelap Abadi dengan mudah. Energinya seharusnya liar dan sulit dikendalikan."> Zhen (dalam hati): Kecuali… seseorang membantunya.Mereka tiba di sebuah jurang es yang dalam, di mana energi gelap berkumpul dengan pekat. Di ujung tebing, seorang pria berdiri dengan punggung menghadap mereka.Mo Bai.Namun, sosoknya tampak berbeda. Aura hitam menyelimuti tubuhnya, dan es di sekitarnya menghitam seolah membusuk. Matanya berkilat dengan cahaya merah samar.> Mo Bai: "Kalian datang lebih cepat dari yang kuduga."> Zhen: "Berhenti bermain-mai
Setelah kejadian di Jurang Es Gelap, Ling Zhen tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi di Langit Ketiga. Namun, sebelum dia bisa menyelidikinya lebih jauh, ada satu hal lain yang harus dia lakukan—menaikkan tingkatannya sebagai seorang alkemis.Paviliun Pil Langit adalah pusat utama para alkemis di Langit Ketiga. Hanya mereka yang diakui sebagai alkemis sejati yang bisa menyuling pil tingkat tinggi dan mendapatkan sumber daya langka.> Fei Yun: "Kau yakin ingin mengikuti ujian ini sekarang, Zhen? Kau baru saja mengalami pertempuran berat dengan Mo Bai."> Zhen: "Justru karena itu. Aku perlu meningkatkan kemampuanku, bukan hanya dalam pertempuran, tapi juga dalam menyuling pil."Yan Xue mengangguk setuju.> Yan Xue: "Selain itu, memiliki status alkemis akan membantumu mendapatkan pengaruh lebih besar di Langit Ketiga."Saat mereka tiba di Paviliun Pil Langit, puluhan alkemis muda sudah berkumpul di depan aula utama. Beberapa di antaranya mengen
Wei Tian menyadari bahaya yang mengancamnya. Makhluk iblis di belakangnya meraung dan mulai menyatu dengan tubuhnya, membuat matanya bersinar merah darah. Aura hitam menyelimuti tubuhnya, dan cakarnya tumbuh semakin tajam.Wei Tian: "Kalau kau ingin melihat kekuatan sejati, maka aku akan menunjukkan padamu!"Dia melesat maju, menerjang dengan kecepatan luar biasa. Bayangan hitamnya bergerak begitu cepat hingga menciptakan ilusi bahwa ada beberapa Wei Tian yang menyerang sekaligus.Namun, Zhen tetap tenang. Dia mengangkat pedangnya, dan seketika langit di atas mereka bergetar.Zhen: "Aku sudah melihat kelemahanmu, Wei Tian. Teknikmu kuat, tapi kau tidak bisa mengendalikan kekuatan iblis sepenuhnya. Itu akan menjadi kehancuranmu sendiri."Zhen mengayunkan pedangnya ke udara, dan dari ujung bilahnya, sebuah gelombang energi keemasan berkelebat, membelah bayangan ilusi Wei Tian seolah itu hanya asap.Wei Tian terkejut, tapi dia tetap maju. Dia mengerahkan semua energinya, membentuk tombak
Zhen kembali ke sekte dengan pikiran yang dipenuhi pertanyaan. Peninggalan kuno? Garis keturunan? Apa yang sebenarnya dirahasiakan tentang dirinya?Saat tiba di paviliunnya, dia segera mengambil beberapa gulungan kitab kuno yang membahas sejarah keluarganya. Ayahnya jarang membicarakan masa lalu, dan ibunya sudah lama tiada. Jika ada sesuatu yang berkaitan dengan garis keturunannya, maka mungkin ada petunjuk di dalam kitab-kitab ini.Namun, belum sempat dia membuka gulungan pertama, suara langkah kaki terdengar dari luar.> ???: "Ling Zhen, keluar dan hadapi aku!"Zhen menghela napas. Sudah bisa ditebak. Dia keluar dari paviliun dan menemukan seorang pemuda berbaju hitam dengan tatapan penuh amarah berdiri di halaman.> Zhen: "Siapa kau?"> Pemuda: "Aku Wei Tian, murid utama dari Sekte Langit Hitam. Aku datang untuk menantangmu!"Mendengar nama itu, Zhen ingat bahwa Sekte Langit Hitam adalah sekte tempat Shen Lu pernah menjadi tetua. Apa mungkin kehadiran Wei Tian ada hubungannya deng
Di dalam aula utama Sekte Gunung Azure, beberapa tetua sudah berkumpul. Suasana ruangan dipenuhi tekanan kuat dari para ahli yang sedang berdiskusi serius. Begitu Zhen masuk, semua mata langsung tertuju padanya.> Tetua Mo: "Ling Zhen, kau akhirnya kembali. Kami baru saja menerima kabar buruk dari Langit Pertama.”Zhen mengepalkan tangannya.> Zhen: "Aku sudah mendengar sedikit di gerbang. Tolong jelaskan lebih rinci, Tetua Mo."Tetua Mo mengangguk, lalu mengeluarkan gulungan pesan dan membukanya.> Tetua Mo: "Menurut informasi yang kami terima, sekelompok pasukan iblis muncul di dekat wilayah klanmu. Mereka belum menyerang secara langsung, tetapi tanda-tanda aktivitas mereka menunjukkan bahwa ini bukan kunjungan biasa."Zhen mengerutkan kening.> Zhen: "Apa tujuan mereka? Kampung halamanku bukan tempat strategis bagi ras iblis. Mengapa mereka tiba-tiba tertarik?"Seorang tetua lain, Tetua Han, menjawab dengan nada serius.> Tetua Han: "Kami menduga ini berkaitan dengan peninggalan ku
Wei Liang melesat melewati kerumunan Pasar Obat Langit dengan kecepatan tinggi, tubuhnya seperti bayangan yang sulit ditangkap. Namun, Zhen tidak membiarkan targetnya lolos begitu saja.> Zhen: “Hmph, kau kira bisa kabur dariku?”Dengan satu langkah, tubuhnya melesat seperti kilat, menggunakan teknik gerakan Bayangan Petir untuk menutup jarak. Wei Liang menyadari ancaman itu dan dengan cepat meraih sebuah kantong kecil di pinggangnya, melemparkan sejumput serbuk ke udara.WHUUSH!Kabut hitam langsung menyebar, menutupi sekeliling dan mengaburkan pandangan. Para pedagang dan pembeli di sekitar berteriak panik, mundur ketakutan.> Wei Liang: “Hahaha! Anak kecil, kau tidak tahu siapa yang sedang kau hadapi! Jika kau terus ikut campur, aku jamin kau akan berakhir lebih buruk dari yang kau bayangkan!”Zhen tidak menjawab. Dengan satu gerakan tangan, dia mengaktifkan Api Roh Surgawi, membakar kabut hitam dalam sekejap.WUSH!Kabut menghilang, tetapi Wei Liang sudah jauh di depan, melompati
Setelah menemukan jejak energi iblis dalam bahan-bahan penyulingan pil, Zhen tahu dia tidak bisa menganggap remeh situasi ini. Sekte Daun Abadi adalah salah satu pilar alkemis di Langit Ketiga, dan jika mereka sudah disusupi, maka kemungkinan besar ini hanyalah permulaan.Tetua Han Mei berdiri dengan wajah tegang.> Tetua Han Mei: “Jika benar ada energi iblis yang merusak bahan-bahan kami, maka kita harus mencari sumbernya segera.”> Zhen: “Dari mana sektemu mendapatkan bahan-bahan ini?”Tetua Han Mei melambaikan tangannya ke salah satu murid sekte, seorang pria bertubuh kurus dengan jubah hijau muda.> Tetua Han Mei: “Qin Yu, kau yang bertanggung jawab atas pasokan bahan. Jawab pertanyaan Ling Zhen.”Murid bernama Qin Yu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab.> Qin Yu: “Kami mendapatkan bahan dari berbagai sumber, tetapi sebagian besar berasal dari Pasar Obat Langit di kota utama. Namun, beberapa bulan terakhir, kami juga menerima pasokan dari seorang pedagang keliling bernam
Dengan Bunga Roh Esensi di tangannya, Zhen kembali ke Istana Langit Ketiga. Gerbang teleportasi membawanya langsung ke aula utama, di mana Penguasa Langit Ketiga sudah menunggunya dengan tatapan tajam namun penuh ketenangan.> Penguasa Langit Ketiga: “Kau kembali lebih cepat dari yang kuduga. Itu berarti kau telah memahami makna ujian ini.”Zhen mengangguk dan menyerahkan bunga itu. Begitu bunga tersebut menyentuh telapak tangan Penguasa Langit Ketiga, cahaya keemasan menyelimuti ruangan.> Zhen: “Aku belajar bahwa harmoni bukan tentang mengendalikan lingkungan, tetapi tentang menyatu dengannya.”Penguasa Langit Ketiga tersenyum tipis.> Penguasa Langit Ketiga: “Bagus. Pemahaman ini akan membantumu, bukan hanya dalam kultivasi, tetapi juga dalam alkimia.”Dia mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, sebuah gulungan kuno melayang di udara. Energi murni mengalir darinya, memenuhi ruangan dengan aura yang dalam dan menenangkan.> Penguasa Langit Ketiga: “Ini adalah teknik inti dari waris
Zhen meninggalkan Istana Langit Ketiga dengan pemikiran yang berat. Warisan Langit Ketiga bukan sekadar teknik, melainkan pemahaman tentang keseimbangan antara kultivasi dan alkimia. Untuk mendapatkannya, dia harus menemukan Bunga Roh Esensi di Lembah Harmoni—sebuah tugas yang terdengar sederhana, tetapi dari nada bicara Penguasa Langit Ketiga, Zhen tahu bahwa ujian ini tidak akan mudah.Langkahnya mantap saat dia melangkah ke arah gerbang teleportasi yang akan membawanya ke lembah tersebut. Begitu dia memasuki gerbang, dunia di sekitarnya berputar, dan dalam sekejap, dia sudah berdiri di tepi sebuah lembah yang dipenuhi kabut keemasan.---Lembah Harmoni adalah tempat yang aneh. Tidak ada suara burung atau angin yang berdesir, hanya kesunyian yang mendalam. Tanahnya ditumbuhi tanaman langka, dan energi spiritual yang mengalir terasa murni, namun juga memiliki ketidakseimbangan yang sulit dijelaskan.> Zhen (dalam hati): “Kalau ini ujian tentang harmoni, pasti ada sesuatu yang harus k
Ledakan petir melesat dari tangan Yan Qingshan, menyambar ke arah Zhen dengan kecepatan luar biasa. Udara bergetar, dan tanah di bawah mereka mulai retak akibat tekanan energi yang dilepaskan.Namun, Zhen tidak mundur. Dengan cepat, dia mengangkat tangannya dan memanggil elemen tanah serta angin. Dalam sekejap, sebuah perisai batu terbentuk di depannya, diperkuat oleh pusaran angin yang menyelimuti permukaannya.BOOM!Serangan petir menghantam perisai Zhen, menciptakan percikan energi yang menyebar ke segala arah. Beberapa pengamat yang terlalu dekat terpaksa mundur karena tekanan yang dihasilkan.Yan Qingshan menyeringai. “Refleks yang bagus. Tapi apakah itu cukup?”Dia menggerakkan jarinya, dan dari langit, muncul puluhan tombak petir yang berkilauan. Masing-masing mengandung kekuatan penghancur yang bisa merobohkan gunung.Zhen menyipitkan matanya. Dia tahu bahwa ini bukan pertarungan biasa. Yan Qingshan bukan hanya seorang tetua sekte, tetapi juga salah satu ahli paling dihormati
Angin malam berdesir pelan, membawa hawa dingin yang menusuk. Zhen berdiri tegak, tangannya menggenggam erat gagang pedangnya. Tiga pria berjubah hitam mengelilinginya dengan senyum penuh ejekan. > Pemimpin Kelompok: "Sepuluh jurus? Aku ragu kau bisa bertahan sampai lima jurus."Zhen tidak menjawab. Sebagai gantinya, dia mengaktifkan Qi Elemen Angin, membuat tubuhnya terasa lebih ringan dan gesit. Srak!Salah satu pria melesat lebih dulu, tangannya dipenuhi energi hitam yang membentuk cakar tajam. Serangannya cepat, langsung mengarah ke leher Zhen! > Zhen (dalam hati): "Cepat, tapi belum cukup."Dengan satu langkah ringan, Zhen menghindar ke samping, lalu membalas dengan tebasan horizontal. Lawannya mundur, nyaris terkena serangan. > Pria Berjubah: "Hm, refleks yang bagus."Dua lawan lainnya tak memberi kesempatan. Mereka menyerang bersamaan, satu dengan tinju berlapis energi gelap, satu lagi dengan pedang tipis yang memancarkan cahaya ungu. Zhen tetap tenang. Benturan per