Beranda / Fantasi / Alam Murni Sang Kultivator / Bagian Dari Ketakutan Yang kau Lupakan

Share

Bagian Dari Ketakutan Yang kau Lupakan

Penulis: Azure Luster
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-22 19:48:43

“Ayah?”

Banyak orang yang hadir di sana menjadi heran dengan ini, rahasia yang selama ini dijaga akan terbongkar ke publik, dampaknya bisa begitu buruk untuk keluarga Edmon, terutama terhadap bisnis yang sedang dijalani olehnya.

“Penjaga bawa bocah lancang ini keluar, berikan dia hukuman atas apa yang sudah dirinya lakukan!”

Teriakan Edmon menghancurkan titik kecil di dalam tubuh Zeion, wajah yang tadi penuh pengharapan kini berubah menjadi rasa kecewa yang tidak terbayang. Dia bertanya-tanya dalam hati kenapa ayahnya tega mengatakan hal seperti ini.

Tidak beberapa lama kemudian, seorang penjaga datang dan menyeret tangan Zeion secara kasar, menarik terus menerus bocah kecil ini.

Dia bukan tidak tahu kalau Zeion adalah anak dari Edmon, namun sebagai penjaga dari keluarga ini, apa pun perintahnya harus dipatuhi.

“Sakit! Lepaskan aku...” berontak Zeion yang terus mencoba melepaskan diri, tapi dia tidak punya cukup tenaga untuk melakukannya, orang-orang di sana bergumam dan menatap heran terhadapnya, ini seperti sampah yang harus dibuang.

Benar, Zeion yang ketakutan mencoba menatap Rosa sebagai ibu yang mungkin bisa menyelamatkannya. Sayangnya, dia hanya mendapatkan tatapan acuh dari Rosa, itu sama seperti Edmon yang bukan memandangnya sebagai anak melainkan sebagai pengganggu.

“J-Jadi begitu!”

Kaboom...

Ledakan menghamburkan konsentrasi semua orang, bahkan pelayan yang tidak berada di dalam ruangan itu menjadi kaget.

Enia yang berada di ruangan ini menoleh ke arah sumber ledakan, asap begitu banyak hingga menimbulkan rasa panik. Teriakan terdengar dari sana, bergegas Enia bergerak ke arahnya.

Di sana sedang terjadi gejolak amarah yang disebabkan oleh Zeion, api besar menyelubungi bocah ini, mereka yang tadi terkena ledakan langsung terlempar dengan luka bakar.

Orang-orang berteriak histeris dan mencoba menyelamatkan diri, namun itu tidak bisa dilakukan, api yang menjalar di dalam tubuh Zeion sudah menutup pintu.

Edmon dan Rosa tidak menduka kalau acara yang mereka nanti bisa berubah menjadi neraka seperti ini.

Tidak ada yang bisa dilakukan, suara orang-orang di sana tidak akan menghentikan amarah Zeion.

Bocah itu sejak dari tadi hanya diam dengan aura api yang menyebar sendiri, tidak perlu untuknya mengerahkan energi, biarkan api saja yang menghanguskan siapa saja yang ada di sana.

“Tuan Muda...”

Suara ini serentak menghancurkan konsentrasi Zeion dalam amarah hebatnya, dia melirik ke arah wajah Enia yang berdiri di sisi pintu.

Diam dan tidak menjawab ucapan Enia, wajahnya hanya melotot dengan mata putih menyeramkan.

“Tuan Muda tolong hentikan ini! Jangan buat mereka terluka oleh sihir Anda, bukankah sudah pernah aku katakan kalau sihir digunakan untuk melindungi, bukan untuk menyakiti! Tolong jangan sakiti mereka...”

Wajah Zeion perlahan berpaling dari sana, memperhatikan sekitarnya, wajah ketakutan orang-orang di sana tampak terlihat jelas, di hadapan kekuatannya tidak ada yang berani melawan.

Secara perlahan keajaiban muncul, api yang semulanya besar kini menyusut hingga menghilang. Hanya bekas hitam yang dipenuhi asap menempati ruangan tersebut.

Kesadaran Zeion juga ikut lenyap, bocah ini tidak sadarkan diri akibat energi yang terlalu besar digunakannya.

Tidak dapat dibayangkan Enia apa yang terjadi hari ini, banyak yang ketakutan di sana dan bisa ditebaknya kalau Zeion tidak akan selamat dari hukuman yang ada.

Benar saja, 10 jam dari kejadian itu telah ditatap langsung oleh Zeion. Dia terbangun bukan di dalam kamar biasanya, melainkan di dalam ruangan gelap dengan rantai besi di tangan dan kakinya, ruangan ini ruangan yang dibuat untuk mengurung pencuri.

“Kenapa aku ada di sini? Lepaskan aku...” Teriakan mungilnya menggema, tidak ada yang menjawab. Dia melihat sekeliling demi memastikan semuanya, dan ini bukanlah mimpi. Hanya dia yang ada di sana, di dalam kegelapan ruangan yang mencengkam.

“Kenapa mereka kejam sekali padaku, aku padahal hanya ingin ikut dalam perayaan itu!” Air matanya menetes dengan sendirinya, dirinya tidak tahu kalau momen ini memperlihatkan kejanggalan. Butiran air mata yang keluar memberikan energi alam yang cukup berkilau hingga sinarnya dapat terlihat dari kejauhan.

Sejak insiden itu, Zeion tidak pernah lagi bertemu dengan Enia, yang memberikan makan hanya penjaga dengan wajah yang garang. Mereka tidak memberikan kehangatan seperti yang dilakukan Enia.

Sarapan yang diberikan hanya sepotong roti dan segelas air saja, itu benar-benar penyiksaan yang kejam untuk anak berumur 9 tahun.

Hari demi hari terus berjalan hingga 1 tahun berlalu, masih saja sama, hanya tubuh Zeion yang jauh lebih kurus daripada sebelumnya. Dia tampak kekurangan gizi, wajahnya pucat dengan tatapan yang telah kehilangan harapan.

Suara langkah kaki terdengar dari ujung lorong, ada lentera yang juga mengiringi langkah kaki ini. Zeion tidak peduli, paling ini hanya penjaga yang akan memberikan makanan untuknya.

Benar juga, dalam kurun waktu 1 minggu ini, makanan hanya datang satu kali, itu sedikit berat, tapi bagi Zeion tidak mengapa, dirinya mungkin bisa mati di dalam kondisi ini.

Secara samar terdengar seseorang berbicara, tidak hanya satu orang, tapi dua orang saja, tepat ketika pintu kurungan dibuka, seseorang dengan pakaian rapi berdiri di hadapannya.

Itu bukan pelayan, orang asing dengan aura yang misterius. Terus memandanginya dengan sorot tajam.

“Hmm... dia kurang mendapatkan asupan gizi...” gumam pria itu dengan mendekatkan wajahnya yang bersangga pada kedua jari tangan.

Penjaga yang menemaninya tidak memberikan jawaban, tapi tidak mengurungkan niatnya. Setelah itu Zeion dibawa keluar dari kurungan tersebut, kakinya begitu lemas untuk menapak sedikit demi sedikit.

Tubuh Zeion bergerak ke kiri dan kanan, tidak ada cahaya kehidupan di sorot matanya, dia terus mengikuti langkah dua orang dewasa ini hingga keluar dari ruangan.

Untuk pertama kalinya cahaya rembulan yang begitu terang memberikan dirinya kekuatan untuk hidup, dia tercengang menatap cahaya itu, matanya berbinar-binar.

Pria itu terpaku memperhatikan Zeion, lebih tepatnya mata yang dimiliki Zeion, seolah ada butiran mutiara dalam dunia yang berkumpul menjadi satu di sana.

“Oi, lepaskan rantai di kaki dan tangannya!” gumam pria itu kepada penjaga.

“Tapi...” Penjaga ini yang satu tahun lalu menjadi saksi dari amukan milik Zeion, tentu saja trauma tidak akan mudah untuk dihilangkan. Dirinya mendadak kehilangan semangat akibat tatapan dingin pria itu, dan terpaksa menurutinya.

Semua borgol yang membelenggu kaki dan tangan Zeion sudah terlepas, kini bocah itu bisa berlari ke sana dan kemari.

“Bocah, siapa namamu?” tanya pria itu dengan kepala yang menatap langsung kepada sorot mata Zeion.

Matanya seakan bersinar dengan kekuatan penuh, ini mirip dengan cahaya bulan yang begitu silau.

“Aku Zeion...”

“Zeion, baiklah! Mulai sekarang kau harus ikut aku, di sini bukan lagi tempatmu! Mari kita memulai kehidupan baru...”

Zeion tercengang, takut dan terasa bahagia. Hanya satu tanda tanya yang membekas di dalam kepalanya, kenapa sorot mata pria itu terasa dingin ketika mengatakan hal tersebut.

__To Be Continued__

Bab terkait

  • Alam Murni Sang Kultivator   Jiwa Di Dalam Kehampaan Yang Pasrah

    Memulai kehidupan baru katanya, itu maksud yang sama sekali tidak dimengerti Zeion. Mereka hanya berjalan dari kediaman Edmon tanpa tujuan yang jelas, setidaknya untuk Zeion sendiri.Ini terlalu berat untuk anak berumur 10 tahu berjalan tanpa berhenti sejauh ribuan meter, mereka sama sekali belum berhenti. Hanya malam yang kebetulan menjadi waktu yang singkat untuk istirahat.Tiba di sebuah kota, tampak orang-orang di sana ramai, namun ada juga yang melihat Zeion dengan heran. Bagaimana tidak heran, pakaian yang digunakan Zeion masih sangat lusuh, ini tidak berbeda dari seorang budak yang biasa dijual.Budak hanya makhluk rendahan yang tidak punya arti, di dunia ini mereka diperlakukan kasar dan tidak punya harga diri.Pria berhidung mancung ini melirik ke arah Zeion yang matanya terlihat lelah. “Hm... apa kau lapar?”Zeion melirik, dia begitu waspada untuk memberikan jawaban.Gruu...Tapi, perutnya yang mengambil satu jawaban, yaitu kepastian kalau Zeion sedang lapar.Tertawa kecil d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Alam Murni Sang Kultivator   Sebuah Gejolak Yang Begitu Besar

    Zeion tidak mampu menghentikan detak jantungnya, bagaimana bisa? Sebelum detak jantungnya berhenti, pasti nyawanya di sini yang pertama melayang.Bilah pedang pria itu tidak dapat berhenti, Zeion hanya melotot takut sampai dia meringis dengan menutup wajahnya.Tings...Suara benturan keras menyeka suasana di sana, mereka bertiga dibuat bingung dengan gelombang energi yang menutupi tubuh Zeion. Warnanya putih dan berkilau seperti gerakan genangan air yang tenang.“Ini yang disebut sebagai sebuah energi tidak terbatas?” tanya pria berhidung mancung.Zeion tercengang atas aksinya sendiri, dia terus menatap kedua tangannya yang putih bersih tanpa noda.“Kenapa ini? Apa yang terjadi?” tanyanya yang lalu melihat ke atas kepala.“Apa yang dilakukan oleh bocah ini? Kenapa seranganku tidak berhasil melukainya?”Pria berbadan besar ini tidak tinggal diam, dia kembali mengangkat pedangnya, lalu diayunkan ke samping.Tings...Masih sama seperti sebelumnya, benturan keras ini berdengung. Tidak mam

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Alam Murni Sang Kultivator   Ini Baru Dimulai, Dan Sudah Sangat Susah

    Semua masih menggenang, pernyataan itu telah membangkitkan kewaspadaan dari Zeion yang kini terus melangkah.Mereka berdua akhirnya tiba di depan bangunan kuno, bisa dikatakan begitu akibat arsitekturnya yang terlihat tua, jauh berbeda dari bangunan biasa yang terbangun dari marmer khusus.Di sini pemandangannya juga indah, namun mengandung energi besar hingga sejak dari tadi tangan Zeion digelitik tanpa sebab.Di atas batu di depan mata mereka ada seorang pria berjanggut putih duduk bersila, tongkat kayu di tangannya begitu kokoh. Yang unik dari dirinya, tubuhnya sama sekali tidak menyentuh batu, hanya berjarak beberapa senti saja untuk menyaksikan kalau dirinya berada dalam keadaan melayang.“Tuan Hander, aku sudah kembali!” ucap pria mancung yang berlutut dengan tulus kepada pria tua.Hander secara perlahan membuka kelopak matanya, begitu kedua matanya jelas melihat apa yang ada di depan, aura kekaguman menyebar sangat cepat. Itu menabrak tubuh mereka yang ada di depannya.Untuk Ze

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Alam Murni Sang Kultivator   Dalam Sebuah Kehancura Yang Tidak Diharapkan Oleh Semua Orang

    Seperti janji yang kemarin sudah dilontarkan, Zeion akan mendapatkan pelatihan, namun pelatihan yang dimaksud berawal dari lapangan luas dan beberapa batu yang diam membisu.“Apa yang akan kita lakukan di sini?” tanya Zeion yang bingung.Lagyura melirik lalu menjelaskan, “Sekarang ini Anda akan melakukan latihan pengendalian energi di dalam tubuh! Energi yang dirimu miliki masih belum stabil, dan di sinilah latihan harus dilakukan yaitu mengendalikan energi tersebut menjadi lebih stabil!”Kakinya kemudian mulai melangkah sampai berhenti dan duduk di atas batu, bersila dengan kedua tangan yang di atas lutut. Masing-masing tangan terbentang dengan tenang.Semakin diperhatikan ada aliran energi misterius yang muncul di dari dalam tubuh Lagyura, energi misterius ini begitu kuat. Angin mulai menjawab pergerakan energi yang menerbangkan debu dan daun-daun kering, menyatu membentuk pusaran angin

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Alam Murni Sang Kultivator   Alam Kehancuran Yang Sulit Dipastikan

    Mata kedua orang itu langsung tertuju kepada Zeion, menyeramkan. Tubuh Zeion ditumbuhi bulir-bulir keringat, tubuhnya masih ingin tahu apa maksud dari kejadian ini.“Lagyura, aku ingin kau menyusuri seluruh lokasi! Pastikan tidak ada musuh yang mungkin muncul untuk menyerang lagi...”“Baik!” jawab Lagyura yang kemudian mengambil langkah pergi dari sana, dia tegap dan tidak menoleh sama sekali.Suasana hanya menyisakan kedua orang ini. Napas Zeion terlihat tidak tenang, apalagi pandangan mata Hander yang terasa dingin untuknya.“Bocah, kau pasti bertanya-tanya kenapa hal ini harus terjadi!”Tidak dijawab Zeion, ketakutan sudah menelan keberaniannya. Sekarang hanya bisa pasrah dirinya akan kondisi yang mungkin jauh lebih buruk lagi.“Hah...” Hander secara cepat membuang napas, kemudian memberikan sorot tajam yang menusuk sanubari Zeion

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Alam Murni Sang Kultivator   Jiwa Kehancuran Yang Melanda

    Hari yang melelahkan, untuk Zeion ada banyak hal yang dirinya bisa pelajari, namun juga banyak hal yang tidak dimengerti olehnya.Pelatihan itu berhenti tepat sesaat Lagyura kembali dari patrolinya, kala itu Zeion sedang mencoba dilatih Hander dalam menyesuaikan energi kultivasi dalam tubuhnya. Ada hal yang mendadak sehingga hal itu dihentikan, dan di sinilah dia sekarang, terbaring di atas alas dengan sorot mata penuh kebingungan.“Mereka semua membicarakan energi murni di dalam tubuh ini! Apa sebenarnya yang terjadi? Apa aku saja yang tidak mengerti maksud dari itu semua?”Di hari yang sama, tepatnya ketika malam sudah tiba, terjadi sedikit diskusi antara Hander dan Lagyura. Mengenai kejadian hari ini tentu bukan pertanda baik, kalau bisa Hander tidak ingin memunculkan eksistensi dari energi murni dalam tubuh Zeion sehingga akan ada banyak waktu untuk mengendalikannya.Tapi, mau bagaimana l

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-10
  • Alam Murni Sang Kultivator   Sebuah Pernyataan Yang Cukup Memberikan Kesempatan Yang Sebenarnya

    Merinding dari ujung kaki hingga kepala Zeion mendengar pernyataan ini. Dilihat dari mana pun makhluk yang ada di hadapannya adalah sosok mengerikan, baru pertama kali dia merasa jantungnya terasa sesak seperti ini.“Oi bocah, aku lihat kalau kau memiliki energi yang selama ini aku cari! Tampaknya kau sudah membuatku menunggu terlalu lama, hingga hari ini tiba...”Tangan Desmon mengarah pada Zeion, langsung Zeion menyadari kalau itu bukan hanya sekedar gerakan sederhana, tapi sebuah tindakan untuk melepaskan serangan.Brsst...Sebuah hantaman berupa cahaya terang meluncur sampai menyebabkan tanah berguncang dan meninggalkan bekas parit besar.Untuk saat-saat genting seperti ini, Zeion selamat dari kematian yang hampir menimpanya. Tapi.... jantungnya menjadi tidak karuan, selama dalam latihan, mungkin dia sering menerima beberapa pukulan dan serangan dari musuh, tapi berbeda dari hal ini.Semua adalah kenyataan yang tidak bisa untuk dibayangkan, dia hanya mampu melotot untuk melihat k

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-11
  • Alam Murni Sang Kultivator   Kekecewaan Terhadap Orang Yang Seharusnya Dipercayainya

    Suasana yang menegang ini memperlihatkan Lagyura dan Hander saling bertukar tatapan secara intens, mereka tidak melepaskan sedetik pun pandangan terhadap orang yang ada di depan mata.Dari dalam mata Lagyura dapat menyaksikan jelas bagaimana gejolak aliran di dalam tubuh Hander yang terasa begitu mengerikan, aliran yang tidak kunjung berhenti seperti asap.Senyuman yang mengukir di bibirnya memberi isyarat buruk terhadap Hander, sorot mata Lagyura perlahan mulai memberikan aura kengerian.“Apa yang akan dilakukan oleh dirinya ini?”Selama melatih Lagyura, dapat Hander sadari kalau sifat pria itu cukup pendiam dan sulit untuk ditebak. Butuh sebuah pemikiran yang begitu jernih untuk dapat menebak apa yang ada di dalam kepalanya.Tapi, itu bukan hal yang mudah, Lagyura selama ini selalu menyembunyikan sifat aslinya seakan dia hanya boneka yang dapat diperintah, tanpa memasang ekspresi a

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-12

Bab terbaru

  • Alam Murni Sang Kultivator   Sebuah Tantangan Yang Muncul

    Keduanya langsung beradu kekuatan, tapi tempo seperti ini sudah terjadi, semua tidak akan bertahan lama.Dan, benar saja, hanya beberapa detik saja sudah mampu membuat gadis tersebut terhempas.“Hahahaha... lemah sekali, jadi hanya seperti ini kekuatan dari seorang kesatria pengawal? Kau pantasnya menjadi penghibur untuk para lelaki...”Dia menyesal untuk mendengar kata-kata kotor ini, tapi mau bagaimana pun dia tetap harus mengakui kalau kekuatan dari orang tersebut jauh dari kemampuannya saat ini.“Kuat sekali, apa yang harus aku lakukan untuk dapat mengalahkannya! Kalau seperti ini..”“Tidak...”“Tuan Putri...”Teriakan itu menyebabkan kegaduhan semakin meningkat, seorang putri berambut hitam dengan pakaian biru terang telah dipaksa keluar.“Lepaskan aku...” gumamnya yang tubuhnya terus meronta-ronta.Hal seperti itu tidak akan menaruh rasa simpati terhadap orang-orang tersebut, mereka hanya menertawakan tidak berdayanya gadis tersebut.“Bajingan, kalian pasti akan menyesal telah m

  • Alam Murni Sang Kultivator   Tidak Perlu Bertanya-tanya kau

    Mau tidak mau dia tetap harus menerima kantung itu, terlebih lagi ini sebagai tanda terima kasih para penduduk telah dilindungi dari para serigala itu.Entah kenapa hatinya merasa ringan setelah pergi dari desa itu, bukan penyesalan yang seharusnya singgah di dalam tubuhnya.“Aku tidak tahu, tapi tampaknya memang sudah seharusnya seperti ini...”Walau sebenarnya dia tidak begitu sepenuhnya berhasil melindungi orang-orang, namun dia tetap akan menganggap ini sebagai pengalaman berharga.Berkat uang yang didapatnya, perjalanan ini tidak lagi dia harus merasa kelaparan ketika menemukan desa.Ini perjalanan hari kelima, arah yang telah ditujunya tidak dapat diketahuinya benar atau salah.Yang jelas hanya berjalan tanpa banyak pikir atau mengeluh. Selama waktu ini juga dia jauh lebih dapat melatih konsentrasi, beberapa makhluk buas ditemuinya untuk melatih daya tempur.Berkat semua pelatihan selama ini, dia merasa tidak menemukan masalah apa-apa. Namun, tetap saja kejadian pada waktu itu m

  • Alam Murni Sang Kultivator   Setidaknya kau Menyadari kelemahanmu sendiri

    Aliran energi yang sangat besar ini terus menggiring Zeion ke dalam kondisi rumit, seakan tubuhnya jatuh ke dalam jurang lautan yang terus menariknya ke bawah.“Aku sudah ada di mana? Rasanya sangat nyaman, aku tidak ingin pergi dari sini...”“Dasar bodoh...”Pupil mata Zeion membesar, dia melihat bayangan wajah Hander, teriakan yang selalu saja menjadi musik mengganggu untuk telinganya.Walau sudah terpisah sejauh ini, masih saja wajah Hander akan hadir untuk mengganggu batinnya.“Kau itu punya bakat, tapi jangan terlalu terlena! Akan ada banyak hal yang tidak bisa kau prediksi! Yang bisa kau lakukan hanya belajar ikhlas dengan kondisi yang terjadi...”Kalimat yang langsung menghentikan aliran energi di dalam tubuh Zeion, perlahan dia membuka matanya.Suasana telah menjadi gelap, dia tidak sadar sudah melewati waktu begitu panjang hanya untuk menenangkan mentalnya.Tapi, dia merasa kalau itu ada artinya, di dalam ruangan yang begitu hening ini, hanya ada satu cahaya yang mampu membua

  • Alam Murni Sang Kultivator   Kalau Hal Yang Tidak Dapat Dilakukan

    Bulir-bulir keringat masih mengucur di wajahnya, terus dia memandang ke arah telapak tangannya. Bergetar tanpa henti, bayangan mereka yang selama ini selalu menghinanya sudah menjadi hantu.“Kekuatan itu akan menjadi milikku...” Dengungan suara Desmon dengan senyuman yang begitu lebar.Napas yang terasa sempit ini sulit untuk dikendalikan, perlahan dia mengangkat wajahnya. Langkah kaki seseorang mendekat, dan tidak beberapa lama berganti dengan suara pintu yang terbuka.“Kau sudah bangun...” ucap Maria yang menyambutnya dengan senyuman hangat.Tapi, meski begitu tidak ada respons yang diberikan Zeion, wajah pria ini masih dipenuhi kecemasan.“Apa kau tidak apa-apa?” Masih tidak ada jawaban, Zeion hanya menundukkan pandangannya seolah takut akan sesuatu. Hal ini mengakibatkan Maria merasa enggan untuk bertanya lebih lanjut, dia khawatir akan mengganggu mental.Tidak ingin terus berlama-lama, dengan segenap keberanian, Zeion menghela napas panjang yang kemudian bertanya, “Bagaimana ko

  • Alam Murni Sang Kultivator   Jika Semua Itu Meluap-luap

    “Apa ini? Kekuatan dalam tubuhku mendadak meluap-luap...” Kondisi yang mengingatkan dirinya akan peristiwa pertemuan dengan Desmon, tapi dia tidak punya waktu untuk merenung.Para serigala ini masih saja ingin melakukan serangan terhadapnya, satu persatu datang dan bersiap untuk menerkam ke arah tubuhnya.Satu serigala hendak untuk melompat, gigi tajam yang dipenuhi air liur siap merobek daging dan kulit tubuhnya.“Aku tidak akan tertipu dengan teknik seperti itu lagi...”Bukan menjauhkan tangan yang akan digigit, justru Zeion mengepalkan tangannya yang kemudian dilepaskan dengan pukulan maut.Crash...Seketika saja tulang di wajah serigala itu hancur, dan membuatnya terhempas menimpa serigala lainnya.Tubuh yang terlalu ringan, tadi dipikirnya tidak akan menimbulkan pukulan terlalu kuat, akan tetapi tidak disangkanya akan memiliki dampak yang begitu besar.Masih terlalu dini untuk bergembira, serigala lainnya seolah tidak memahami situasi ini. Mereka terus saja mendatangi Zeion, men

  • Alam Murni Sang Kultivator   Sebuah Kekuatan Yang Begitu Besar, Sampai Kau harus Berhati-Hati

    “Kenapa banyak orang yang sedang berkumpul. Apa sudah terjadi sesuatu?”Langkah kaki Zeion mulai beranjak ke arah kerumunan orang-orang itu, di sana ada Zedt yang tampak sedang memasang wajah serius. Kerutan di wajahnya sangat jelas untuk memperlihatkan betapa kritisnya situasi ini.“Tuan...”Sebelum Zeion bisa mendatangi kerumunan orang-orang itu, kakinya menjadi harus berhenti akibat suara Maria yang mendadak muncul.Spontan saja Zeion menoleh ke arah sumber suara, bertanya-tanya kenapa Maria harus menghentikannya di saat seperti ini.“Akhirnya Anda bangun juga...”Dari pertanyaan ini saja langsung menimbulkan kebingungan terhadap Zeion.Sebenarnya Zeion tidak mengetahui kalau banyak penduduk yang sedang dalam kepanikan, namun dalam kondisi yang cukup ribut ini tidak membuatnya terbangun. Bahkan, Maria dan Zedt sudah mencoba untuk membangunkannya, tapi itu semua hanya usaha yang sia-sia.Tidak mau terus bingung, Zeion segera bertanya, “Memangnya apa yang terjadi?”Maria sedikit mema

  • Alam Murni Sang Kultivator   Tugas Yang Harus Diselesaikan

    “Huh... bagaimana ini...”Rasanya sangat canggung untuk dia makan setelah kejadian tadi, hidangan makanan yang sudah disediakan tidak sempat untuk disentuh. Matanya hanya terus memandangi makanan tersebut.Ingin dimakannya, tapi dia sudah merasa telah merepotkan Maria dan Zedt.Kedua orang ini saling melihat, mereka juga tahu kalau sorotan mata Zeion berisi sebuah penyesalan tentang apa yang terjadi hari ini.“Tidak usah Tuan pikirkan hal tadi! Kami memakluminya kalau itu sebagai hal yang tidak disengaja...” ucap Maria yang mencoba menghibur Zeion.Sedikit melirik, masih sorot matanya berisi sebuah keraguan dan pertanyaan apakah dia memang sudah dimaafkan untuk kejadian hari ini.“Aku sudah merusak properti rumah kalian, tapi aku tidak punya uang untuk mengganti rugi...”Salah satu pelajaran lain yang diberikan Enia, meski sudah bertahun-tahun tidak melakukannya, dia tetap ingin menjaga hal yang telah diberikan orang lain, meski itu hanya sekedar nasihat.Rasa penyesalan yang begitu t

  • Alam Murni Sang Kultivator   Tidak Seburuk Itu Kondisi Yang Terjadi

    Sudah menjadi hal yang wajar, setelah melakukan kebaikan, maka Zeion akan disambut dengan ramah.Dia dipersilahkan untuk bertamu ke rumah Maria, duduk di depan meja yang sudah ada makanan dan minuman siap untuk menyegarkan tubuh.Mata Zeion langsung terpanah dengan jumlah makanan itu, sejak dari tadi perutnya yang berdemo semakin menggila.Tapi, mana mungkin dia dapat melakukan hal brutal untuk memakan makanan tersebut. Dia harus bersabar sampai waktu yang diinginkan tiba.Tap...Zedt datang dan duduk sembari menghadap Zeion. “Jangan malu-malu, silakan makan semua ini...”“Eh... benarkah?”Mengangguk Zedt dengan ramahnya.Tanpa banyak pikir lagi, Zeion dengan semangatnya memakan makanan tersebut. Dia mengunyah dan melakukan hal sudah sewajarnya, tapi...Siapa pun yang melihat dirinya makan, di

  • Alam Murni Sang Kultivator   Sebuah Pilihan Yang Tepat Untuk Melakukan Hal Seperti Ini

    “A-Apa yang terjadi sebenarnya?”Si gadis yang baru saja berada di dalam kondisi bahaya, kini beralih dalam kondisi yang bingung. Melihat serigala buas yang tadi ingin memakan tubuhnya mengalami hal mengerikan.Selain hal itu, ada satu pemuda asing yang berdiri di sana sembari memasang posisi seolah telah menggunakan sihir tingkat tinggi.“Siapa orang ini? Kenapa dia mendadak muncul di hadapanku dan melakukan hal seperti ini?”Napas Zeion sedikit berdebar setelah menggunakan energi seperti itu.Tubuhnya membungkuk sembari menatap tangan kanan yang terus berdenyut.“Tidak aku pikirkan kalau sensasi dari menggunakan kekuatan semacam ini cukup mengerikan! Kalau dipikir-pikir lagi, memang setiap pertarungan yang dilakukan harus mengorbankan segala hal yang dimiliki...”Bagaimana Hander mengajarkan semua ini sudah terlihat jelas, bagi seorang sepertinya memang sejak awal tidak memiliki apa-apa.Tap! Tap...Suara langkah kaki terdengar hingga membuat Zeion harus menyimpan pemikirannya saat

DMCA.com Protection Status