Mendengar ini, raut wajah Fandy menjadi aneh. Dia juga tidak menyalahkan Jessy karena memihak kedua sisi, tetapi Fitri datang sendiri karena sepupunya. Penemuan apa ini?"Aku nggak berniat mencari masalah dengan siapa pun. Bagaimanapun, aku adalah warga negara yang taat hukum."Fitri mengernyitkan dahi dan menatap Fandy untuk waktu yang lama sebelum berbicara lagi."Lebih baik begitu, aku tahu jelas statusmu. Apa kamu pikir aku datang karena mengkhawatirkan keselamatan adikku? Salah! Kalau bukan karena kontribusimu dalam menemukan Bunga Runi terakhir kali, aku pasti akan mengabaikannya dan membiarkanmu terkena batunya."Setelah mengatakan ini, Fitri berbalik dan berjalan beberapa langkah sebelum melihat ke belakang."Jadi orang itu harus sadar diri. Kehidupan yang nggak memuaskan itu cuma masalah sepele. Kalau sampai nyawa melayang, nggak akan ada kesempatan untuk menyesalinya."Melihat mobil itu pergi, Fandy tersenyum."Baguslah kalau kamu bisa berpikir seperti ini."Setelah tiba di v
"Halo, Pak Burhan.""Hehe, Cathy cantik dan luar biasa, juga bisa membuat Fan memasak begitu banyak makanan. Sepertinya hubungan kalian nggak biasa."Entah mengapa Catherine agak panik."Pak Burhan, kamu bercanda. Aku dan Fandy cuma teman biasa. Saat itu Kakek Fandy-lah yang mendanaiku."Setelah Catherine mengatakan itu, Burhan juga merasa emosional."Pantas saja Fandy begitu luar biasa. Keluarganya juga begini."Acara makan berjalan lancar dan Burhan pergi lebih awal seolah tahu harus memberikan waktu untuk kedua anak muda ini.Begitu keluar, Burhan menelepon cucunya, Lusiana."Kakek.""Cucuku sayang, Kakek sudah menemukan pesaingmu. Meskipun aku nggak tahu identitas spesifiknya, penampilannya cuma sedikit lebih rendah darimu dalam segala aspek."Lusiana berkata dengan marah."Heh! Kakek, kamu nggak percaya pada cucu kesayanganmu? Selama Fandy belum menikah, aku masih punya kesempatan, tapi ... karena kamu sudah mengatakan ini, sepertinya aku harus menyelesaikan masalah yang ada secep
Saat malam tiba, ruang perjamuan di lantai tiga sebuah hotel bintang lima di Kota Valencia adalah tempat diadakannya perjamuan kerja sama Grup Bintang.Secara logika tempat diadakannya perjamuan untuk perusahaan setingkat ini pasti sangat mewah dan setidaknya setingkat villa, tetapi tidak akan ada yang berpikir demikian karena menjadi unggul adalah kemewahan yang sesungguhnya.Dalam hal ini, berapa banyak orang yang ingin berpartisipasi? Sayang sekali mereka tidak layak untuk mendapatkan undangan."Ayah! A ... apa menurutmu kita benar-benar bisa menjadi bagian dari kerja sama?"Saat ketiga anggota Keluarga Septian tiba, Chaesa adalah yang paling gugup. Bagaimanapun, kelak perusahaan apa pun itu pasti akan diwariskan kepadanya. Tentu saja semakin besar perusahaan itu akan semakin baik."Nggak tahu."Wanda yang ada di sebelahnya malah tersenyum."Haha, pasti nggak akan ada masalah. Kalau Fandy bisa menyuruh Tuan Rijunta untuk memberi kita undangan, semuanya sudah bisa dipastikan. Kalau n
Saat Sharon pergi, Fandy mengerutkan kening dan merasakan ada yang tidak beres, tetapi dia tidak tahu apa itu.Kalau Fitri ikut campur, sesuatu pasti akan terjadi. Akan tetapi dari pemahamannya, Fitri tidak begitu bosan sampai sejauh itu. Wanita itu terlalu sombong dan mendominasi, bukan seseorang yang melakukan trik kotor.Di dalam ruangan tertentu di aula perjamuan, Sharon masuk dan Rendra sudah duduk di dalam."Sudah bertemu dengan Nyonya?"Kekesalan berkilat di mata Rendra."Sudah, tapi dia mengabaikanku. Sepertinya dia marah karena apa yang terjadi pada makan malam terakhir."Sharon mengangguk dan tersenyum."Jangan dimasukkan ke dalam hati. Sudah kubilang ada banyak orang yang mengejar Nyonya, jadi kamu harus bersabar! Oh iya, pamanmu sudah datang?""Sudah, seharusnya dia akan segera turun dari pesawat dan langsung datang ke sini. Jangan lupa untuk membantuku menyampaikannya, berhasil atau nggaknya tergantung pada ini."Lebih dari itu, yang ingin dilihat Sharon adalah raut wajah
Fandy memasang wajah datar. Sejujurnya, itu memang membuatnya lengah.Karena inilah yang dia perintahkan kepada Tuan Rijunta. Tuan Rijunta benar-benar yakin bisa menangani semuanya tanpa membiarkan Ketua Aula Urusan Eksternal muncul, tetapi sekarang ada yang tidak beres.Ditambah dengan ucapan Sharon pada saat itu, sepertinya seseorang sedang mencari masalah dan meskipun dia tahu Tuan Rijunta terlibat, dia juga sama sekali tidak menganggapnya serius.Setelah mengeluarkan ponselnya, Fandy menghubungi nomor Tuan Rijunta."Kak Fandy.""Perusahaan Warlock nggak dipilih oleh Grup Bintang."Apa!? Tuan Rijunta yang ada di seberang merasa seolah terkena bom dan langsung bercucuran keringat karena akibat dari kejadian ini sangat serius. Kalau Fandy mengira dia sedang bercanda, nyawanya pasti tidak akan selamat."Kak Fandy, a ... aku benar-benar nggak tahu. Aku ....""Siapa yang kamu cari?"Fandy adalah orang yang berakal sehat. Selama ini, dia telah berhubungan dengan Tuan Rijunta. Orang ini se
Fandy benar-benar merasa bersalah. Dia jelas ingin menebus kesalahan sebelumnya. Akan tetapi tidak disangka semakin dia berusaha menebusnya, semuanya menjadi semakin buruk."Paman, aku ....""Diam, aku nggak akan pernah mau mendengar suaramu lagi, mengerti!?"Keluarga Septian pergi begitu saja. Fandy benar-benar marah dan berjalan arah Rendra tanpa memedulikan tatapan orang lain."Fandy, luar biasa sekali! Kalau Pak Rendra nggak begitu murah hati, kamu pasti sudah lama diusir oleh satpam. Benar-benar memalukan!"Plak!Tiba-tiba saja Fandy menampar wajah Sharon, lalu berkata kepada Rendra."Ikut aku."Satu-satunya suara yang terdengar di antara penonton adalah langkah kaki Fandy karena semua orang tercengang di tempat.Bagaimanapun, Sharon adalah asisten Dewi Perang Fitri. Dia baru saja ditampar wajahnya di bawah tatapan semua orang."Fandy!"Setelah sadar, Sharon berteriak yang membuat semua orang takut, tetapi dihentikan oleh Rendra."Jangan marah. Lihatlah tatapan Fitri. Ada yang ngg
Fandy cukup terkejut dengan orang yang masuk.Rendra juga memalingkan wajahnya dengan raut wajah jelek. Saat hendak memarahinya, dia tertegun sejenak sebelum buru-buru mengubah ucapannya."Bu ... Bu Catherine? Kok kamu bisa ada di sini?"Benar sekali, orang yang datang adalah Catherine. Fandy juga bisa menebaknya melalui panggilan yang Rendra sebut. Tidak disangka ternyata Catherine adalah manajer Grup Bintang."Apa aku sebagai manajer nggak bisa datang ke jamuan makan malam kerjasama dalam kota Grup Bintang?"Catherine masuk dengan wajah muram, diikuti oleh dua orang yang sepertinya adalah eksekutif Grup Bintang."Tentu saja, a ... aku cuma nggak menyangka. Tolong maafkan aku, Bu Catherine."Setelah duduk, Catherine baru berkata."Beri tahu Wildan dari Perusahaan Warlock kalau proyek dalam kota Grup Bintang telah menambah jumlah rekan kerja sama, yaitu Perusahaan Warlocknya.""Baik!"Setelah salah satu dari mereka pergi, Rendra memiliki firasat buruk."Bu Catherine, kalau begini lima
"Fandy! Jangan terlalu senang dulu. Apakah kamu benar-benar mengira aku mengandalkan wakil CEO Grup Bintang? Haha, benar-benar konyol. Kuakui kamu bisa mendekati Catherine si manajer ini, tapi terus kenapa? Kamu nggak tahu siapa pamanku!"Fandy bertanya dengan penasaran."Benarkah? Kalau begitu katakan padaku, siapa pamanmu itu?""Pernah dengar Balai Tim Drag?"Mendengar ketiga kata tersebut, Fandy merasa seolah telah menghubungkan semuanya. Pantas saja Tuan Rijunta meminta bantuan Rendra. Ternyata pamannya juga berasal dari Balai Tim Drag, jadi tidak heran kali ini Tuan Rijunta melakukan kesalahan."Belum pernah."Jawaban seperti itu membuat Rendra terengah. Dia pun berbalik dan berkata dengan sinis."Benar juga, bagaimana aku bisa mendiskusikan Balai Tim Drag dengan pecundang sepertimu!? Ini adalah keberadaan menakutkan yang nggak bisa kamu sentuh dalam hidupmu dan pamanku adalah anggota Balai Tim Drag. Jangankan kamu, nanti Catherine si wanita jalang itu saja harus datang minta maaf
Hati Claire berbunga-bunga, apakah dia dan Fandy cukup cocok? Bahkan orang luar pun bisa tahu.Alhasil dia menyadari keseriusan masalahnya hanya setelah menyadari raut wajah pemuda yang berdiri di seberangnya terlihat muram."Dia bukan pacarku. Nanti kalau perlu, dia akan pergi melihatnya sendiri.""Baiklah, Nona Claire."Pemuda itu mendekat dengan tatapan jahat."Pacar? Claire, apa kamu pikir aku bisa dipermainkan begitu saja?"Claire mengerutkan kening."Tuan Muda Freddy, entah apa yang membuatmu kesal, tapi sepertinya aku punya pacar atau nggak itu bukan urusanmu, 'kan?""Kamu!"Setelah mengambil napas dalam-dalam, Freddy mencibir."Oke, itu bukan urusanku, 'kan? Bisnis keluarga kita berakhir di sini. Ini adalah akibat yang harus kamu tanggung karena berani berbohong padaku."Sebenarnya Freddy ini cukup baik dalam segala aspek. Kalau benar-benar berpacaran, itu juga dianggap cocok. Hanya saja sayangnya dia adalah seorang pemain wanita sampai tahap di mana tidak bisa hidup tanpa wani
Di ibu kota provinsi, Fandy yang telah memurnikan Tulang Naga Sejati selama empat jam baru saja mengemudikan Range Rover beberapa saat sebelum tiba-tiba dihentikan oleh Rolls Royce Cullinan.Dua orang turun dari mobil, yang satu adalah Jessica si sepupu Fitri dan yang lain adalah pemuda yang belum pernah ditemui sebelumnya. Dia cukup tampan, tabiatnya juga sangat luar biasa."Fandy, turun!"Jessica memberi isyarat. Melihat Fandy mengabaikannya, dia terpaksa berjalan dan mengetuk jendela mobil.Melihat wanita ini masih akan terus mengacau, Fandy menurunkan jendela mobil."Masih belum selesai?"Sambil menatapnya dengan dingin, Jessica berkata."Fandy kamu ini pria bukan? Omongannya penuh dengan kebohongan? Kamu bilang nggak punya hubungan dengan sepupuku lagi, terus kenapa kamu masih bertemu dengannya?"Fandy bahkan merasa konyol. Ternyata Jessica yang begitu sombong itu akan menguntit Dewi Perang saat ini?"Itu yang terakhir."Saat ini pemuda di sebelahnya angkat bicara."Namaku Alex, p
Catherine yang ikut juga jauh lebih bingung. Seharusnya Ratu tidak akan peduli dengan hal semacam ini. Terlepas apakah ada pelamar baru atau siapa yang keluar dari barisan, itu tidak masalah.Akan tetapi, kali ini tidak disangka Ratu sendiri akan datang untuk menanyainya.Aldo juga sama terkejutnya. Bagaimanapun, ini adalah hal yang mustahil dilakukan Ratu seolah dia si pelamar ini sangat penting."Kenapa kamu tertarik dengan alasanku berhenti?"Irvan juga menatapnya dengan penasaran, ini memang terjadi untuk pertama kali di dunia."Kenapa? Nggak bisakah aku tertarik? Kamu cukup memberitahuku saja."Aldo berkata sambil mengernyitkan dahi."Nggak ada alasan, aku capek. Toh ada banyak orang yang lebih baik dariku, peluangku juga sangat rendah, jadi wajar saja untuk berhenti."Dia tidak berani berbicara terlalu banyak tentang status Fandy sebagai murid dari Master Medis. Kalau sampai hal ini saja dia tidak tahu, percuma saja memiliki otak.Mengenai jawaban ini, setidaknya bisa dilihat Rat
Karena semuanya sudah sampai pada titik ini, Burhan tidak bisa berkata apa-apa lagi, jadi Fandy hanya bisa membuat keputusan sendiri."Oke! Tetua Ganos, aku janji nggak akan berhubungan dengan Jenifer lagi dan nggak akan mengobrol saat bertemu."Ganos terlihat lega dan berdiri."Terima kasih, kuharap kamu bisa ingat apa yang kamu katakan hari ini. Pak Burhan juga salah satu saksinya."Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikiran, tetapi sayangnya, Fandy tahu dia tidak akan mendapatkan jawabannya meskipun dia bertanya.Akan tetapi bagaimanapun juga, dia berutang pada Jenifer lagi. Kalau Jenifer meminta, dia jelas harus membalasnya dan ini jelas tidak dianggap mengingkari janjinya dengan Ganos.Sementara Fandy pergi ke Restoran Rusi untuk memurnikan Tulang Naga Sejati, sebuah peristiwa besar terjadi di Kota Yujino.Kalangan atas telah menerima kabar ternyata Aldo sebagai salah satu dari lima pesaing kuat dalam mengejar Ratu telah berhenti atas kemauannya sendiri.Aldo telah men
Saat berikutnya, sebuah suara dari luar terdengar oleh semua orang."Pak Burhan, Ganos datang berkunjung tanpa diundang. Mohon dimaafkan."Burhan melirik ke arah Wisnu."Kamu nggak akrab dengan aura Ganos? Benar-benar mengejutkan."Wisnu tersenyum pahit, tetap saja dia harus memastikannya dulu dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh saat pergi ke pintu."Ganos selalu datang seperti ini, nggak ada orang lain lagi."Karena itu pengingat palsu, Fandy juga pergi dari meja makan. Bagaimanapun, Ganos adalah seorang senior dan telah menyelamatkannya terakhir kali, jadi dia harus bersikap sopan.Dengan status Pak Burhan, wajar saja kalau dia kenal Ganos.Setelah Ganos masuk, dia melihat Fandy ada di sana dan matanya yang tidak ditutupi oleh topeng berkilat terkejut."Kok tumben ada waktu untuk menemuiku? Sudah makan belum? Ayo makan bersama."Baru setelah Burhan berbicara, Ganos berbicara."Sudah makan, aku datang menemuimu untuk mendiskusikan sesuatu. Apa kamu ada waktu?""Ayo pergi."Kedu
"Fandy, kamu benar-benar melakukan hal besar tanpa bertindak. Aku sudah tahu situasi di panti asuhan, tapi aku nggak berani beri tahu Lusiana tentang hal itu atau dia akan menangis."Lalu dia menepuk bahu Fandy."Sekarang kulihat kamu memang tetap sehat seperti yang digosipkan, cuma kehilangan keterampilan bela diri. Aku pun bisa merasa jauh lebih lega. Kamu nggak akan menyalahkanku karena nggak bicara denganmu di telepon, 'kan?"Fandy tersenyum."Apa yang kamu katakan? Itu bukan masalah besar, jadi merupakan pilihan bijak untuk nggak memberi tahu cucumu."Dengan posisi Burhan, sangat mudah untuk memahami hal ini.Setelah makanan disajikan, Wisnu juga duduk untuk makan bersama dan mereka berempat bersenda gurau."Uhuk! Kakek, apa kamu melupakan sesuatu?"Burhan yang sedang mengobrol dengan Fandy menatap cucunya yang marah dan buru-buru mengganti topik pembicaraan."Oh iya, Fandy, besok adalah hari ulang tahunku. Kamu harus datang."Hari ulang tahun? Untuk usia Pak Burhan, ini dianggap
Stira tercengang. Fandy hanya bilang ingin bertemu Fitri karena ada masalah yang sangat penting tanpa menyebutkan apa itu.Sekarang mana mungkin dia tidak terkejut setelah mendengar itu adalah Kenzo? Tidak ada satu pun dari Ace 13 buronan Super S yang merupakan orang biasa dan ternyata saat ini ada di dalam gedung?Fitri juga langsung berbalik dan menatap Fandy."Tahu nggak apa yang kamu katakan?"Fandy mengangguk."Aku tahu, aku nggak akan bercanda denganmu tentang masalah seperti ini."Setelah mengatakan itu, Fandy memasuki gedung lebih dulu. Sepertinya dia tidak lagi peduli apakah Fitri akan mengikutinya atau tidak.Setelah menggigit bibirnya, Fitri berjalan dan memelototi Stira."Kenapa kamu nggak memberitahuku sebelumnya?"Stira merasa tidak berdaya. Apa yang kukatakan? Aku juga tidak tahu.Setelah keduanya masuk, mereka melihat Kenzo duduk di lantai dan menghela napas pada saat yang bersamaan.Siapa sangka saat ini Kenzo yang telah menjadi buronan selama bertahun-tahun dan menger
Setelah berjalan beberapa langkah ke depan, Fandy duduk di kursi sebelum berkata."Kamu tahu aku murid Master Medis, 'kan?"Meskipun Kenzo tidak berbicara, sorot matanya cukup untuk memastikan kalau dia berasal dari Asosiasi Tetua."Sayang sekali Ace 13 dipermainkan. Asosiasi Tetua pernah memberitahumu kalau Master Medis punya sepuluh murid dan aku cuma salah satu dari mereka nggak?"Apa!?Mata Kenzo terbelalak lebar setelah mendengar ini."Pantas saja ada seorang master seperti itu melindungi temanmu!"Kenzo menertawakan dirinya sendiri dan menggelengkan kepalanya."Terus kenapa kalau dipermainkan? Sekalipun aku yang terbaik di dunia, mana mungkin berani bilang nggak takut apa pun? Bagaimanapun, meski ditangkap olehmu, aku jauh lebih baik daripada Dewa Pembunuhnya dan mati di tangan bajingan."Dewa Pembunuh? Ekspresi Fandy terlihat aneh."Oh, Dewa Pembunuh. Hari itu aku nggak membunuhnya karena suatu alasan. Aku cuma membuatnya terluka parah, jadi seharusnya dia bisa dianggap sama pen
Bahkan Kenzo menjadi panik karena hadiah puluhan triliun Fandy.Kemungkinan dia tidak pernah menyangka Fandy akan mengeluarkan 20 triliun demi mencarinya. Haris diketahui, itu 20 triliun, sesuatu yang tidak akan bisa didapatkan oleh yang namanya orang sukses. Akan tetapi, Fandy bisa langsung mengeluarkannya bukan untuk investasi atau apa pun, melainkan untuk mencari seseorang.Sebuah pepatah yang berbunyi uang bisa membuat semuanya terjadi memang sudah berlaku sejak lama.Hadiah selangit itu pasti akan membuat banyak orang tergila-gila. Meski Kenzo mengetahui seni penyamaran dan bahkan bersembunyi di pegunungan yang dalam atau hutan lebat, kemungkinan siapa pun yang bisa menemukan akan muncul.Fandy tetap tenang dan berkata sambil tersenyum."Benarkah? Kelemahanku? Kenzo, kamu terlalu menyombongkan diri."Bajingan, kukira kamu masih bisa bersikap acuh tak acuh."Jangan terlalu banyak bicara. Setahuku sekarang kamu memang sendirian, tapi sepertinya pria bernama Arnold telah menjadi saha