Sekitar pukul tujuh malam, Fandy berdiri di pintu masuk sebuah gang dengan wajah bingung.Karena ini adalah tempat yang Chaesa sebutkan, tetapi sepertinya tidak ada restoran tidak peduli bagaimana dia melihatnya."Kak Fandy."Kurang dari satu menit kemudian, Chaesa muncul dan Fandy bertanya."Kamu mau makan di sini?"Chaesa tersenyum."Iya, di dalam ada toko sup sayur asam yang sangat enak, sudah buka selama bertahun-tahun."Makan sayur asam? Fandy tidak bertanya lagi. Tidak peduli mau makan apa, dia akan bersyukur kalau kelak wanita ini tidak akan mengganggunya lagi.Memasuki sudut gang, aromanya sudah langsung menusuk hidung yang sangat menggugah selera.Benar saja, ada toko sayur asam yang terletak di dalam gang dan pintunya penuh dengan orang yang mengantri."Bukankah kita harus mengantri?"Fandy agak bingung saat melihat Chaesa menuntunnya masuk."Nggak perlu, aku dan bosnya adalah kenalan lama. Aku juga sudah memesan tempat duduk."Tokonya kecil dan hanya sepasang suami istri ber
Fandy tidak terlalu memusingkannya. Pertama, Chaesa terbiasa dimanjakan oleh Wanda. Kedua, mungkin dia sedang dalam suasana hati yang buruk karena ini adalah perpisahan dan wajar saja kalau agak marah."Sepertinya kalian benar-benar nggak tahu diuntung."Beberapa pria berpakaian hitam maju dan Fandy mengangkat tangannya."Teman-teman, nggak mudah menjalankan bisnis kecil-kecilan. Kalau ada masalah, sebaiknya selesaikan di luar."Melihat Fandy berjalan keluar, Chaesa menghela napas lega. Akhirnya pria itu tertipu. Sekarang dia tidak punya pilihan selain melakukannya. Kalau Fandy benar-benar meninggalkannya sendirian, itu akan merepotkan. Untung saja semuanya masih sesuai rencana."Kita hampir selesai makan dan akan segera pergi setelah selesai, oke?"Saat ini hanya ada belasan pengawal berbaju hitam. Ketua sebenarnya belum menemukan apa pun dan Fandy tidak ingin mencari masalah, jadi dia memberikan saran."Haha, bukankah adikmu itu cukup tangguh? Sekarang sudah mau menyerah? Terlambat!"
Bawahan Tuan Rijunta? Fandy meluncurkan sebuah tamparan dan menjatuhkan pria kekar itu ke lantai."Yang lainnya, tolong bersihkan rumahku atau kalian nggak akan bisa keluar dengan utuh."Terus bagaimana kalau mereka adalah bawahan Tuan Rijunta? Siapa di antara anak buah Tuan Rijunta yang tidak mengenalnya? Kalau Fandy sampai tertipu oleh tipuan semacam ini, IQ-nya terlalu rendah.Kekuatan tamparannya tidak masalah, intinya adalah tingkat jera yang disebabkan oleh tongkat yang patah itu terlalu besar dan beberapa orang yang tersisa langsung mulai membersihkan rumah."Siapa yang mengutus kalian?"Setelah itu, beberapa orang berdiri di halaman dan tidak ada yang berani menatap Fandy.Saat itu sebuah mobil tiba-tiba berhenti di pintu masuk halaman dan beberapa orang bersenjata keluar."Ada orang yang melaporkan penyerangan di sini. Semuanya berdiri diam dan jangan bergerak!"Seolah melihat penyelamat telah tiba, beberapa pria kekar menunjuk ke arah Fandy."Dia orangnya!""Benar, dia menyer
"Sekarang aku akan menyampaikan hal-hal yang berkaitan padamu."Rendra menutup telepon sambil menggeliat."Mudah sekali melawan seorang seniman bela diri ini!"Ternyata pasangan Fitri adalah warga ilegal. Pantas saja Fitri tidak menganggapnya dengan serius. Pada akhirnya juga akan disingkirkan untuk selamanya. Meski kali ini pembelaannya dianggap berlebihan, tapi tidak masalah jika dijatuhi hukuman selama beberapa tahun.Di markas Tentara Markotop, Sharon masuk ke ruang interogasi dengan membawa sebuah tablet. Ini adalah ruangan tempat Fandy ditahan."Fandy, tahu kenapa aku membawamu ke sini?"Fandy hanya menatap Sharon tanpa ekspresi di wajahnya."Kalau aku tahu kamu terlibat dalam masalah ini, aku pikir bahkan Fitri pun nggak akan bisa melindungimu."Setelah mendengar ini, Sharon langsung menjadi cemas."Kamu mengancam aku? Fandy! Lihat tempat apa ini! Apa kamu benar-benar berpikir dengan relasimu itu bisa membuatmu pergi dari sini dengan selamat?"Setelah mengatakan itu, Sharon mele
"Dewi Perang, kenapa Pak Burhan tiba-tiba datang ke markas Tentara Markotop?"Sharon yang ketakutan menjadi bingung, jadi akhirnya memberanikan diri untuk bertanya."Aku datang mengunjungi Kapten Ronald, nggak disangka Kakek Ronald adalah rekan Pak Burhan. Aku baru tahu hal ini."Dalam sekejap, Sharon merasa lebih tenang, barusan Sharon benar-benar terkejut setengah mati. Awalnya mengira Pak Burhan datang ke sini khusus demi Fandy, kalau seperti itu pasti akan ada masalah besar.Tidak lama kemudian, sebuah mobil berhenti, Paman Wisnu serta Burhan pun keluar dari mobil.Yang menjemput mereka, selain Fitri dan Sharon, ada juga seorang pria paruh baya dengan mata yang sangat tajam, Ronald Witarna, kapten Tentara Markotop, yang tentu saja merupakan tokoh yang luar biasa."Pak Burhan!"Setelah diberi hormat oleh Ronald, Burhan menjawab sambil tersenyum."Aku sudah pensiun, nggak perlu memberi hormat."Mata Ronald penuh dengan kekaguman. Ronald sudah mendengar kakeknya menceritakan banyak ce
"Pak Burhan! Aku bisa meyakinkanmu bahwa Tentara Markotop akan menjadi yang terbaik."Tepat ketika Fitri berbicara, Burhan menoleh."Fitri, kamu masih muda. Jangan terlalu yakin dalam beberapa hal. Situasi kali ini berbeda."Tepat ketika Fitri masih mengucapkan sumpahnya, Sharon berbicara."Maaf, Pak Burhan! kamu. Apa yang Pak Burhan katakan memang ada. Aku juga baru mengetahuinya."Fitri memalingkan kepalanya dengan tajam untuk menatap Sharon. Tatapan matanya benar-benar kejam."Kamu tahu apa yang sedang kamu bicarakan?"Sharon sudah sangat ketakutan."Ya, memang benar. Orang yang ditangkap adalah Fandy."Saat ini, Burhan menepuk bahu Ronald."Ayo, Ronald, pergi ke kantormu. Sebentar saja. Aku semakin tua, kondisiku juga semakin buruk."Setelah beberapa orang pergi, raut wajah Fitri tampak suram."Katakan! Katakan semuanya padaku!"Di ruang interogasi, orang di seberang Fandy sedang menggedor meja."Hei! Sikapmu akan mempengaruhi hukuman terakhir. Kenapa? Apa menurutmu kamu bisa membu
Setelah mendengar ini, Sharon langsung merasa kesal."Fandy! Jangan keterlaluan, jadi orang harus tahu diri. Atasan juga sudah datang sendiri hanya demi kesalahan seorang bawahan. Apa lagi yang kamu mau?"Fandy tertawa terbahak-bahak melihat sikap Sharon yang sombong."Diam!"Fitri memarahi sambil memandang Fandy."Aku minta maaf padamu atas masalah ini. Aku kurang mengajarinya, aku juga nggak akan mengelak dari tanggung jawab ini. Personil terkait akan menanganinya sesuai dengan hukum dan nggak akan pernah mentolerirnya! Katakan, apa syaratmu?"Pak Burhan masih di Tentara Markotop. Mungkinkah Pak Burhan meminta untuk datang untuk membuka borgolnya? Maka masa depan Fitri akan sangat suram. Masalah ini bisa menjadi besar. Tentu saja, yang terbaik adalah melepaskan Fandy sekarang."Sederhana, mulai sekarang jangan halangi aku kalau aku mau bertemu Tuan Besar Rick."Hanya itu saja? Fitri bahkan siap secara mental untuk mengusir Sharon, tapi tidak disangka permintaan Fandy berubah menjadi
Setelah hening sejenak, Rendra berbicara lagi."Kalau begitu gunakan rencanaku saja. Pada hari pengumuman, di depan Fitri, aku akan mencegahmu, Fandy nggak berdaya. Lalu aku akan menanganimu dengan serius, rasakan saja rasa sakit yang benar-benar mengerikan!"Para bawahan mengerutkan kening, tapi tetap bertanya."Tuan, bukankah akan sulit menjelaskannya pada Tuan Rijunta?"Rendra tampak menghina."Lalu kenapa? Pamanku sudah bilang kalau siapa pun yang berani menghentikan Fitri akan dihukum. Rijunta hanyalah Wakil Ketua Aula Urusan Eksternal Tim Drag. Ketua mereka pun akan bersikap sopan padaku, mana mungkin aku takut padanya? Mereka sudah memilih untuk berada di sisi yang berlawanan denganku, tentu saja nggak akan sungkan.""Tolong umumkan, waktu pesta kerja sama Grup Bintang akan dimajukan hingga malam besok."Di bilik sebuah bar di Kota Valencia, Arnold melihat Fandy masuk dan buru-buru melambai."Mobilnya sudah dicuci, bensinnya juga sudah diisi. Sudah oke, 'kan?"Fandy tampak tak b
Hati Claire berbunga-bunga, apakah dia dan Fandy cukup cocok? Bahkan orang luar pun bisa tahu.Alhasil dia menyadari keseriusan masalahnya hanya setelah menyadari raut wajah pemuda yang berdiri di seberangnya terlihat muram."Dia bukan pacarku. Nanti kalau perlu, dia akan pergi melihatnya sendiri.""Baiklah, Nona Claire."Pemuda itu mendekat dengan tatapan jahat."Pacar? Claire, apa kamu pikir aku bisa dipermainkan begitu saja?"Claire mengerutkan kening."Tuan Muda Freddy, entah apa yang membuatmu kesal, tapi sepertinya aku punya pacar atau nggak itu bukan urusanmu, 'kan?""Kamu!"Setelah mengambil napas dalam-dalam, Freddy mencibir."Oke, itu bukan urusanku, 'kan? Bisnis keluarga kita berakhir di sini. Ini adalah akibat yang harus kamu tanggung karena berani berbohong padaku."Sebenarnya Freddy ini cukup baik dalam segala aspek. Kalau benar-benar berpacaran, itu juga dianggap cocok. Hanya saja sayangnya dia adalah seorang pemain wanita sampai tahap di mana tidak bisa hidup tanpa wani
Di ibu kota provinsi, Fandy yang telah memurnikan Tulang Naga Sejati selama empat jam baru saja mengemudikan Range Rover beberapa saat sebelum tiba-tiba dihentikan oleh Rolls Royce Cullinan.Dua orang turun dari mobil, yang satu adalah Jessica si sepupu Fitri dan yang lain adalah pemuda yang belum pernah ditemui sebelumnya. Dia cukup tampan, tabiatnya juga sangat luar biasa."Fandy, turun!"Jessica memberi isyarat. Melihat Fandy mengabaikannya, dia terpaksa berjalan dan mengetuk jendela mobil.Melihat wanita ini masih akan terus mengacau, Fandy menurunkan jendela mobil."Masih belum selesai?"Sambil menatapnya dengan dingin, Jessica berkata."Fandy kamu ini pria bukan? Omongannya penuh dengan kebohongan? Kamu bilang nggak punya hubungan dengan sepupuku lagi, terus kenapa kamu masih bertemu dengannya?"Fandy bahkan merasa konyol. Ternyata Jessica yang begitu sombong itu akan menguntit Dewi Perang saat ini?"Itu yang terakhir."Saat ini pemuda di sebelahnya angkat bicara."Namaku Alex, p
Catherine yang ikut juga jauh lebih bingung. Seharusnya Ratu tidak akan peduli dengan hal semacam ini. Terlepas apakah ada pelamar baru atau siapa yang keluar dari barisan, itu tidak masalah.Akan tetapi, kali ini tidak disangka Ratu sendiri akan datang untuk menanyainya.Aldo juga sama terkejutnya. Bagaimanapun, ini adalah hal yang mustahil dilakukan Ratu seolah dia si pelamar ini sangat penting."Kenapa kamu tertarik dengan alasanku berhenti?"Irvan juga menatapnya dengan penasaran, ini memang terjadi untuk pertama kali di dunia."Kenapa? Nggak bisakah aku tertarik? Kamu cukup memberitahuku saja."Aldo berkata sambil mengernyitkan dahi."Nggak ada alasan, aku capek. Toh ada banyak orang yang lebih baik dariku, peluangku juga sangat rendah, jadi wajar saja untuk berhenti."Dia tidak berani berbicara terlalu banyak tentang status Fandy sebagai murid dari Master Medis. Kalau sampai hal ini saja dia tidak tahu, percuma saja memiliki otak.Mengenai jawaban ini, setidaknya bisa dilihat Rat
Karena semuanya sudah sampai pada titik ini, Burhan tidak bisa berkata apa-apa lagi, jadi Fandy hanya bisa membuat keputusan sendiri."Oke! Tetua Ganos, aku janji nggak akan berhubungan dengan Jenifer lagi dan nggak akan mengobrol saat bertemu."Ganos terlihat lega dan berdiri."Terima kasih, kuharap kamu bisa ingat apa yang kamu katakan hari ini. Pak Burhan juga salah satu saksinya."Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikiran, tetapi sayangnya, Fandy tahu dia tidak akan mendapatkan jawabannya meskipun dia bertanya.Akan tetapi bagaimanapun juga, dia berutang pada Jenifer lagi. Kalau Jenifer meminta, dia jelas harus membalasnya dan ini jelas tidak dianggap mengingkari janjinya dengan Ganos.Sementara Fandy pergi ke Restoran Rusi untuk memurnikan Tulang Naga Sejati, sebuah peristiwa besar terjadi di Kota Yujino.Kalangan atas telah menerima kabar ternyata Aldo sebagai salah satu dari lima pesaing kuat dalam mengejar Ratu telah berhenti atas kemauannya sendiri.Aldo telah men
Saat berikutnya, sebuah suara dari luar terdengar oleh semua orang."Pak Burhan, Ganos datang berkunjung tanpa diundang. Mohon dimaafkan."Burhan melirik ke arah Wisnu."Kamu nggak akrab dengan aura Ganos? Benar-benar mengejutkan."Wisnu tersenyum pahit, tetap saja dia harus memastikannya dulu dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh saat pergi ke pintu."Ganos selalu datang seperti ini, nggak ada orang lain lagi."Karena itu pengingat palsu, Fandy juga pergi dari meja makan. Bagaimanapun, Ganos adalah seorang senior dan telah menyelamatkannya terakhir kali, jadi dia harus bersikap sopan.Dengan status Pak Burhan, wajar saja kalau dia kenal Ganos.Setelah Ganos masuk, dia melihat Fandy ada di sana dan matanya yang tidak ditutupi oleh topeng berkilat terkejut."Kok tumben ada waktu untuk menemuiku? Sudah makan belum? Ayo makan bersama."Baru setelah Burhan berbicara, Ganos berbicara."Sudah makan, aku datang menemuimu untuk mendiskusikan sesuatu. Apa kamu ada waktu?""Ayo pergi."Kedu
"Fandy, kamu benar-benar melakukan hal besar tanpa bertindak. Aku sudah tahu situasi di panti asuhan, tapi aku nggak berani beri tahu Lusiana tentang hal itu atau dia akan menangis."Lalu dia menepuk bahu Fandy."Sekarang kulihat kamu memang tetap sehat seperti yang digosipkan, cuma kehilangan keterampilan bela diri. Aku pun bisa merasa jauh lebih lega. Kamu nggak akan menyalahkanku karena nggak bicara denganmu di telepon, 'kan?"Fandy tersenyum."Apa yang kamu katakan? Itu bukan masalah besar, jadi merupakan pilihan bijak untuk nggak memberi tahu cucumu."Dengan posisi Burhan, sangat mudah untuk memahami hal ini.Setelah makanan disajikan, Wisnu juga duduk untuk makan bersama dan mereka berempat bersenda gurau."Uhuk! Kakek, apa kamu melupakan sesuatu?"Burhan yang sedang mengobrol dengan Fandy menatap cucunya yang marah dan buru-buru mengganti topik pembicaraan."Oh iya, Fandy, besok adalah hari ulang tahunku. Kamu harus datang."Hari ulang tahun? Untuk usia Pak Burhan, ini dianggap
Stira tercengang. Fandy hanya bilang ingin bertemu Fitri karena ada masalah yang sangat penting tanpa menyebutkan apa itu.Sekarang mana mungkin dia tidak terkejut setelah mendengar itu adalah Kenzo? Tidak ada satu pun dari Ace 13 buronan Super S yang merupakan orang biasa dan ternyata saat ini ada di dalam gedung?Fitri juga langsung berbalik dan menatap Fandy."Tahu nggak apa yang kamu katakan?"Fandy mengangguk."Aku tahu, aku nggak akan bercanda denganmu tentang masalah seperti ini."Setelah mengatakan itu, Fandy memasuki gedung lebih dulu. Sepertinya dia tidak lagi peduli apakah Fitri akan mengikutinya atau tidak.Setelah menggigit bibirnya, Fitri berjalan dan memelototi Stira."Kenapa kamu nggak memberitahuku sebelumnya?"Stira merasa tidak berdaya. Apa yang kukatakan? Aku juga tidak tahu.Setelah keduanya masuk, mereka melihat Kenzo duduk di lantai dan menghela napas pada saat yang bersamaan.Siapa sangka saat ini Kenzo yang telah menjadi buronan selama bertahun-tahun dan menger
Setelah berjalan beberapa langkah ke depan, Fandy duduk di kursi sebelum berkata."Kamu tahu aku murid Master Medis, 'kan?"Meskipun Kenzo tidak berbicara, sorot matanya cukup untuk memastikan kalau dia berasal dari Asosiasi Tetua."Sayang sekali Ace 13 dipermainkan. Asosiasi Tetua pernah memberitahumu kalau Master Medis punya sepuluh murid dan aku cuma salah satu dari mereka nggak?"Apa!?Mata Kenzo terbelalak lebar setelah mendengar ini."Pantas saja ada seorang master seperti itu melindungi temanmu!"Kenzo menertawakan dirinya sendiri dan menggelengkan kepalanya."Terus kenapa kalau dipermainkan? Sekalipun aku yang terbaik di dunia, mana mungkin berani bilang nggak takut apa pun? Bagaimanapun, meski ditangkap olehmu, aku jauh lebih baik daripada Dewa Pembunuhnya dan mati di tangan bajingan."Dewa Pembunuh? Ekspresi Fandy terlihat aneh."Oh, Dewa Pembunuh. Hari itu aku nggak membunuhnya karena suatu alasan. Aku cuma membuatnya terluka parah, jadi seharusnya dia bisa dianggap sama pen
Bahkan Kenzo menjadi panik karena hadiah puluhan triliun Fandy.Kemungkinan dia tidak pernah menyangka Fandy akan mengeluarkan 20 triliun demi mencarinya. Haris diketahui, itu 20 triliun, sesuatu yang tidak akan bisa didapatkan oleh yang namanya orang sukses. Akan tetapi, Fandy bisa langsung mengeluarkannya bukan untuk investasi atau apa pun, melainkan untuk mencari seseorang.Sebuah pepatah yang berbunyi uang bisa membuat semuanya terjadi memang sudah berlaku sejak lama.Hadiah selangit itu pasti akan membuat banyak orang tergila-gila. Meski Kenzo mengetahui seni penyamaran dan bahkan bersembunyi di pegunungan yang dalam atau hutan lebat, kemungkinan siapa pun yang bisa menemukan akan muncul.Fandy tetap tenang dan berkata sambil tersenyum."Benarkah? Kelemahanku? Kenzo, kamu terlalu menyombongkan diri."Bajingan, kukira kamu masih bisa bersikap acuh tak acuh."Jangan terlalu banyak bicara. Setahuku sekarang kamu memang sendirian, tapi sepertinya pria bernama Arnold telah menjadi saha