Setelah hening sejenak, Rendra berbicara lagi."Kalau begitu gunakan rencanaku saja. Pada hari pengumuman, di depan Fitri, aku akan mencegahmu, Fandy nggak berdaya. Lalu aku akan menanganimu dengan serius, rasakan saja rasa sakit yang benar-benar mengerikan!"Para bawahan mengerutkan kening, tapi tetap bertanya."Tuan, bukankah akan sulit menjelaskannya pada Tuan Rijunta?"Rendra tampak menghina."Lalu kenapa? Pamanku sudah bilang kalau siapa pun yang berani menghentikan Fitri akan dihukum. Rijunta hanyalah Wakil Ketua Aula Urusan Eksternal Tim Drag. Ketua mereka pun akan bersikap sopan padaku, mana mungkin aku takut padanya? Mereka sudah memilih untuk berada di sisi yang berlawanan denganku, tentu saja nggak akan sungkan.""Tolong umumkan, waktu pesta kerja sama Grup Bintang akan dimajukan hingga malam besok."Di bilik sebuah bar di Kota Valencia, Arnold melihat Fandy masuk dan buru-buru melambai."Mobilnya sudah dicuci, bensinnya juga sudah diisi. Sudah oke, 'kan?"Fandy tampak tak b
Orang-orang di bar sangat ketakutan dengan pertempuran semacam ini sehingga mereka segera melarikan diri."Apa maksudmu?"Arnold mengerutkan kening, tidak mengerti kenapa tidak menyuruh mereka pergi. Pacarnya, Denada bersandar padanya dengan rasa takut yang mendalam."Seharusnya datang karena aku. Kalian pergi dulu."Saat mengatakan itu, Fandy berdiri lalu mendatangi pria berbaju hitam."Ini nggak ada hubungannya dengan mereka, aku akan tetap di sini."Pria berbaju hitam itu mencibir, tapi tidak terus menekannya, anak buahnya pun segera memberi jalan."Apa yang kamu bicarakan! Saat ini mana mungkin aku pergi? Denada, kamu pulang dulu saja."Arnold yang mengikuti dari belakang, memarahi lalu segera mendorong Denada keluar.Mereka sudah menjadi teman baik selama bertahun-tahun, terutama saat situasi begitu sedang sulit, mana mungkin Arnold bisa meninggalkan Fandy sendirian."Arnold, aku bisa mengatasinya, percayalah padaku, oke? Selain itu, Denada ada di sini, pentingkan keselamatannya."
Arnold tercengang. Dirinya juga pernah bertarung sebelumnya. Kekuatan dan kecepatan seorang pria paruh baya ini tampak sangat kuat. Hasilnya apa? Bisa ditampar dengan mudah oleh Fandy."Aku yang terlalu meremehkanmu."Jessy yang mengerutkan kening, melambaikan tangan kanannya. Setelah itu, dua seniman bela diri lainnya bergegas mendekat.Namun, tidak ada perubahan. Mereka masih ditampar oleh Fandy.Saat ini Jessy sangat terkejut."Menarik, nggak disangka aku bisa bertemu dengan seniman bela diri sepertimu saat makan sayur asam."Ketiga seniman bela diri tersebut sudah pingsan, tapi Jessy masih tidak panik sama sekali. Hal ini membuat Fandy sedikit penasaran."Apa sudah selesai?"Bagaimanapun, Chaesa yang menyebabkan masalah, Fandy tidak ingin membuang terlalu banyak waktu untuk hal ini.Jessy tidak menjawab pertanyaan Fandy, tapi melihatnya lebih serius, lalu segera pergi.Arnold berbicara setelah keadaan di bar kosong."Astaga! Fandy, kamu hebat sekali?"Fandy mengangguk."Lumayan. Ak
"Aku nggak tahu toko itu."Fandy yang juga ingin melihat apakah ada sesuatu yang mencurigakan menjawab dengan jujur."Haha, menarik! Semua orang yang kenal aku tahu aku pasti akan pergi makan sayur asam pada waktu itu setiap minggunya. Kalau orang lain berniat menimbulkan konflik di antara kami berdua, tentu saja waktu itu adalah waktu yang paling cocok."Jessy benar-benar tidak peduli pada hal ini, hanya saja kekuatan Fandy agak di luar dugaan dan ditambah semuanya sudah tenang, jadi tentu saja dia harus berpikir dengan cermat.Fandy juga mulai merenung. Setelah Jessy mengatakan ini dan mengaitkannya dengan reaksi Chaesa saat itu, ini memang agak menarik.Saat ini pintu terbuka dan seorang pria tua masuk. Ternyata dia tahu kata sandi tempat ini."Kalau kamu bisa menang atau seri dengan pria tua ini, masalah kita akan sampai di sini saja."Setelah mengatakan itu, Jessy menjauh sedikit. Dari tindakan ini bisa mengetahui kekuatan luar biasa dari pria tua yang baru saja tiba dan takut aka
"Aku cuma agak syok."Syok, Wanda menghampirinya dan melihat Wildan menyerahkan undangan.Setelah membuka dan melihatnya sekilas, Wanda langsung menghela napas."Hiss! Ini ... ini undangan makan malam kerja sama Grup Bintang besok malam?"Kebetulan Chaesa juga turun dan bergegas menghampiri dengan penuh semangat."Ya ampun! Ini sungguhan. Ayah, k ... kok kamu bisa mendapatkannya? Banyak perusahaan besar di Kota Valencia yang nggak layak untuk menerima undangan, tapi ternyata ayah bisa?"Wanda jauh lebih senang lagi."Bukan itu saja. Katanya kemungkinan besar siapa pun yang menerima undangan akan menjadi salah satu rekan kerja Grup Bintang dalam pengembangan kota ini. Bukankah itu berarti keluarga kita juga punya peluang?"Saat mereka berdua bahagia, Wildan tidak bisa tersenyum."Aku tahu bagaimana undangan ini bisa kudapatkan, tapi aku benar-benar nggak menyangka dia akan melakukannya."Dia? Wanda sangat bingung."Sayang, kamu masih kenal orang seperti itu?""Itu Fandy."Perasaan Wilda
"Coba perjelas."Fandy percaya meskipun semalam dia hanya mengaktifkan bagian kecil dari auranya, pria tua itu pasti akan terintimidasi dengan kekuatan yang dia miliki dan dendam Jessy pasti sudah berlalu."Boleh, traktir aku makan."Setelah terdiam sejenak dan mendengar Jessy masih tidak mengatakan apa-apa, Fandy hanya mengatakan satu kalimat sebelum mengakhiri panggilan."Nggak masalah bagiku."Setelah keluar dan waktu menunjukkan hampir pukul sepuluh, Fandy tiba di rumah Fitri yang telah menghubunginya sebelumnya."Naiklah."Setelah membuka pintu, setidaknya Fitri adalah orang yang menepati janji meskipun wajahnya datar. Dia tidak lagi menghentikan Fandy mengunjungi kakeknya, tetapi tetap mengikutinya tanpa alasan yang jelas.Setelah memeriksa denyut nadinya, Fandy menghela napas lega. Ternyata Racun Pir tidak menyebar lagi. Dalam hal ini, dia hanya membutuhkan beberapa bahan obat terakhir sebelum bisa mulai melakukan pengobatan dan bisa dipastikan Tuan Besar Rick bisa hidup lebih l
Liam tidak tinggi, dia sangat rendah hati waktu masih sekolah dan tidak disangka sekarang dia sudah berkembang. Memang benar nasib seseorang tidak ada yang tahu.Karena mereka adalah teman sekelas lama, reuni kelas sebagai tipu muslihat adalah yang paling tepat. Kalau Arnold mengundang Liam dan keduanya tidak begitu dekat saat masih di sekolah, kemungkinan ditolak sangat besar dan tidak ada yang bisa dia lakukan mengenai hal itu.Seiring berjalannya waktu, teman sekelas SMA masuk satu per satu dan tentu saja mereka berbasa-basi dengan sopan. Mereka yang berprestasi akan berinisiatif menanyakan apa pekerjaanmu saat ini dan pertanyaan lain yang melibatkan status serta kekayaan.Akhirnya Liam tiba dan yang datang bersamanya adalah teman sekelas SMA bernama Greyson. Dia dipanggil seperti itu karena warna rambutnya yang sebagian besar sudah beruban.Dilihat dari Greyson yang berinisiatif menarikkan kursi untuk Liam, kemungkinan besar sekarang dia adalah pengikutnya."Fandy, sekarang apa pek
Setelah Liam mengatakan ini, akhirnya semua orang mengerti. Pantas saja Greyson mulai menyerang Fandy begitu masuk. Ternyata dia sudah diberi perintah dan tidak menutup-nutupi penyerangannya.Mereka melihat Arnold menyipitkan mata dan menatap Liam."Sebelum menyuruh Fandy pergi, aku mau tahu bagaimana dia menyinggung perasaanmu."Fandy tetap diam karena dia tahu seperti apa sahabatnya ini."Masih ingat siswi tercantik kelas kita saat itu? Haha, itu adalah gadis yang kusukai, tapi ternyata Fandy malah berpacaran dengannya selama dua tahun. Aku akan selalu mengingat dendam ini."Setelah mendengar jawaban ini, raut wajah Fandy menjadi aneh, apalagi yang lain. Ini disebut dendam? Lucu sekali. Mungkinkah karena Liam sendiri tidak bisa mendapatkannya, orang lain tidak boleh menginginkannya?Benar saja, Arnold juga tertawa dengan marah."Cuma karena ini? Juga sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu?"Ekspresi Liam sangat serius."Benar! Sejak kecil, nggak. Seharusnya yang benar adalah aku cuma
Hati Claire berbunga-bunga, apakah dia dan Fandy cukup cocok? Bahkan orang luar pun bisa tahu.Alhasil dia menyadari keseriusan masalahnya hanya setelah menyadari raut wajah pemuda yang berdiri di seberangnya terlihat muram."Dia bukan pacarku. Nanti kalau perlu, dia akan pergi melihatnya sendiri.""Baiklah, Nona Claire."Pemuda itu mendekat dengan tatapan jahat."Pacar? Claire, apa kamu pikir aku bisa dipermainkan begitu saja?"Claire mengerutkan kening."Tuan Muda Freddy, entah apa yang membuatmu kesal, tapi sepertinya aku punya pacar atau nggak itu bukan urusanmu, 'kan?""Kamu!"Setelah mengambil napas dalam-dalam, Freddy mencibir."Oke, itu bukan urusanku, 'kan? Bisnis keluarga kita berakhir di sini. Ini adalah akibat yang harus kamu tanggung karena berani berbohong padaku."Sebenarnya Freddy ini cukup baik dalam segala aspek. Kalau benar-benar berpacaran, itu juga dianggap cocok. Hanya saja sayangnya dia adalah seorang pemain wanita sampai tahap di mana tidak bisa hidup tanpa wani
Di ibu kota provinsi, Fandy yang telah memurnikan Tulang Naga Sejati selama empat jam baru saja mengemudikan Range Rover beberapa saat sebelum tiba-tiba dihentikan oleh Rolls Royce Cullinan.Dua orang turun dari mobil, yang satu adalah Jessica si sepupu Fitri dan yang lain adalah pemuda yang belum pernah ditemui sebelumnya. Dia cukup tampan, tabiatnya juga sangat luar biasa."Fandy, turun!"Jessica memberi isyarat. Melihat Fandy mengabaikannya, dia terpaksa berjalan dan mengetuk jendela mobil.Melihat wanita ini masih akan terus mengacau, Fandy menurunkan jendela mobil."Masih belum selesai?"Sambil menatapnya dengan dingin, Jessica berkata."Fandy kamu ini pria bukan? Omongannya penuh dengan kebohongan? Kamu bilang nggak punya hubungan dengan sepupuku lagi, terus kenapa kamu masih bertemu dengannya?"Fandy bahkan merasa konyol. Ternyata Jessica yang begitu sombong itu akan menguntit Dewi Perang saat ini?"Itu yang terakhir."Saat ini pemuda di sebelahnya angkat bicara."Namaku Alex, p
Catherine yang ikut juga jauh lebih bingung. Seharusnya Ratu tidak akan peduli dengan hal semacam ini. Terlepas apakah ada pelamar baru atau siapa yang keluar dari barisan, itu tidak masalah.Akan tetapi, kali ini tidak disangka Ratu sendiri akan datang untuk menanyainya.Aldo juga sama terkejutnya. Bagaimanapun, ini adalah hal yang mustahil dilakukan Ratu seolah dia si pelamar ini sangat penting."Kenapa kamu tertarik dengan alasanku berhenti?"Irvan juga menatapnya dengan penasaran, ini memang terjadi untuk pertama kali di dunia."Kenapa? Nggak bisakah aku tertarik? Kamu cukup memberitahuku saja."Aldo berkata sambil mengernyitkan dahi."Nggak ada alasan, aku capek. Toh ada banyak orang yang lebih baik dariku, peluangku juga sangat rendah, jadi wajar saja untuk berhenti."Dia tidak berani berbicara terlalu banyak tentang status Fandy sebagai murid dari Master Medis. Kalau sampai hal ini saja dia tidak tahu, percuma saja memiliki otak.Mengenai jawaban ini, setidaknya bisa dilihat Rat
Karena semuanya sudah sampai pada titik ini, Burhan tidak bisa berkata apa-apa lagi, jadi Fandy hanya bisa membuat keputusan sendiri."Oke! Tetua Ganos, aku janji nggak akan berhubungan dengan Jenifer lagi dan nggak akan mengobrol saat bertemu."Ganos terlihat lega dan berdiri."Terima kasih, kuharap kamu bisa ingat apa yang kamu katakan hari ini. Pak Burhan juga salah satu saksinya."Terlalu banyak pertanyaan yang muncul di dalam pikiran, tetapi sayangnya, Fandy tahu dia tidak akan mendapatkan jawabannya meskipun dia bertanya.Akan tetapi bagaimanapun juga, dia berutang pada Jenifer lagi. Kalau Jenifer meminta, dia jelas harus membalasnya dan ini jelas tidak dianggap mengingkari janjinya dengan Ganos.Sementara Fandy pergi ke Restoran Rusi untuk memurnikan Tulang Naga Sejati, sebuah peristiwa besar terjadi di Kota Yujino.Kalangan atas telah menerima kabar ternyata Aldo sebagai salah satu dari lima pesaing kuat dalam mengejar Ratu telah berhenti atas kemauannya sendiri.Aldo telah men
Saat berikutnya, sebuah suara dari luar terdengar oleh semua orang."Pak Burhan, Ganos datang berkunjung tanpa diundang. Mohon dimaafkan."Burhan melirik ke arah Wisnu."Kamu nggak akrab dengan aura Ganos? Benar-benar mengejutkan."Wisnu tersenyum pahit, tetap saja dia harus memastikannya dulu dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh saat pergi ke pintu."Ganos selalu datang seperti ini, nggak ada orang lain lagi."Karena itu pengingat palsu, Fandy juga pergi dari meja makan. Bagaimanapun, Ganos adalah seorang senior dan telah menyelamatkannya terakhir kali, jadi dia harus bersikap sopan.Dengan status Pak Burhan, wajar saja kalau dia kenal Ganos.Setelah Ganos masuk, dia melihat Fandy ada di sana dan matanya yang tidak ditutupi oleh topeng berkilat terkejut."Kok tumben ada waktu untuk menemuiku? Sudah makan belum? Ayo makan bersama."Baru setelah Burhan berbicara, Ganos berbicara."Sudah makan, aku datang menemuimu untuk mendiskusikan sesuatu. Apa kamu ada waktu?""Ayo pergi."Kedu
"Fandy, kamu benar-benar melakukan hal besar tanpa bertindak. Aku sudah tahu situasi di panti asuhan, tapi aku nggak berani beri tahu Lusiana tentang hal itu atau dia akan menangis."Lalu dia menepuk bahu Fandy."Sekarang kulihat kamu memang tetap sehat seperti yang digosipkan, cuma kehilangan keterampilan bela diri. Aku pun bisa merasa jauh lebih lega. Kamu nggak akan menyalahkanku karena nggak bicara denganmu di telepon, 'kan?"Fandy tersenyum."Apa yang kamu katakan? Itu bukan masalah besar, jadi merupakan pilihan bijak untuk nggak memberi tahu cucumu."Dengan posisi Burhan, sangat mudah untuk memahami hal ini.Setelah makanan disajikan, Wisnu juga duduk untuk makan bersama dan mereka berempat bersenda gurau."Uhuk! Kakek, apa kamu melupakan sesuatu?"Burhan yang sedang mengobrol dengan Fandy menatap cucunya yang marah dan buru-buru mengganti topik pembicaraan."Oh iya, Fandy, besok adalah hari ulang tahunku. Kamu harus datang."Hari ulang tahun? Untuk usia Pak Burhan, ini dianggap
Stira tercengang. Fandy hanya bilang ingin bertemu Fitri karena ada masalah yang sangat penting tanpa menyebutkan apa itu.Sekarang mana mungkin dia tidak terkejut setelah mendengar itu adalah Kenzo? Tidak ada satu pun dari Ace 13 buronan Super S yang merupakan orang biasa dan ternyata saat ini ada di dalam gedung?Fitri juga langsung berbalik dan menatap Fandy."Tahu nggak apa yang kamu katakan?"Fandy mengangguk."Aku tahu, aku nggak akan bercanda denganmu tentang masalah seperti ini."Setelah mengatakan itu, Fandy memasuki gedung lebih dulu. Sepertinya dia tidak lagi peduli apakah Fitri akan mengikutinya atau tidak.Setelah menggigit bibirnya, Fitri berjalan dan memelototi Stira."Kenapa kamu nggak memberitahuku sebelumnya?"Stira merasa tidak berdaya. Apa yang kukatakan? Aku juga tidak tahu.Setelah keduanya masuk, mereka melihat Kenzo duduk di lantai dan menghela napas pada saat yang bersamaan.Siapa sangka saat ini Kenzo yang telah menjadi buronan selama bertahun-tahun dan menger
Setelah berjalan beberapa langkah ke depan, Fandy duduk di kursi sebelum berkata."Kamu tahu aku murid Master Medis, 'kan?"Meskipun Kenzo tidak berbicara, sorot matanya cukup untuk memastikan kalau dia berasal dari Asosiasi Tetua."Sayang sekali Ace 13 dipermainkan. Asosiasi Tetua pernah memberitahumu kalau Master Medis punya sepuluh murid dan aku cuma salah satu dari mereka nggak?"Apa!?Mata Kenzo terbelalak lebar setelah mendengar ini."Pantas saja ada seorang master seperti itu melindungi temanmu!"Kenzo menertawakan dirinya sendiri dan menggelengkan kepalanya."Terus kenapa kalau dipermainkan? Sekalipun aku yang terbaik di dunia, mana mungkin berani bilang nggak takut apa pun? Bagaimanapun, meski ditangkap olehmu, aku jauh lebih baik daripada Dewa Pembunuhnya dan mati di tangan bajingan."Dewa Pembunuh? Ekspresi Fandy terlihat aneh."Oh, Dewa Pembunuh. Hari itu aku nggak membunuhnya karena suatu alasan. Aku cuma membuatnya terluka parah, jadi seharusnya dia bisa dianggap sama pen
Bahkan Kenzo menjadi panik karena hadiah puluhan triliun Fandy.Kemungkinan dia tidak pernah menyangka Fandy akan mengeluarkan 20 triliun demi mencarinya. Haris diketahui, itu 20 triliun, sesuatu yang tidak akan bisa didapatkan oleh yang namanya orang sukses. Akan tetapi, Fandy bisa langsung mengeluarkannya bukan untuk investasi atau apa pun, melainkan untuk mencari seseorang.Sebuah pepatah yang berbunyi uang bisa membuat semuanya terjadi memang sudah berlaku sejak lama.Hadiah selangit itu pasti akan membuat banyak orang tergila-gila. Meski Kenzo mengetahui seni penyamaran dan bahkan bersembunyi di pegunungan yang dalam atau hutan lebat, kemungkinan siapa pun yang bisa menemukan akan muncul.Fandy tetap tenang dan berkata sambil tersenyum."Benarkah? Kelemahanku? Kenzo, kamu terlalu menyombongkan diri."Bajingan, kukira kamu masih bisa bersikap acuh tak acuh."Jangan terlalu banyak bicara. Setahuku sekarang kamu memang sendirian, tapi sepertinya pria bernama Arnold telah menjadi saha