"Aku nggak tahu toko itu."Fandy yang juga ingin melihat apakah ada sesuatu yang mencurigakan menjawab dengan jujur."Haha, menarik! Semua orang yang kenal aku tahu aku pasti akan pergi makan sayur asam pada waktu itu setiap minggunya. Kalau orang lain berniat menimbulkan konflik di antara kami berdua, tentu saja waktu itu adalah waktu yang paling cocok."Jessy benar-benar tidak peduli pada hal ini, hanya saja kekuatan Fandy agak di luar dugaan dan ditambah semuanya sudah tenang, jadi tentu saja dia harus berpikir dengan cermat.Fandy juga mulai merenung. Setelah Jessy mengatakan ini dan mengaitkannya dengan reaksi Chaesa saat itu, ini memang agak menarik.Saat ini pintu terbuka dan seorang pria tua masuk. Ternyata dia tahu kata sandi tempat ini."Kalau kamu bisa menang atau seri dengan pria tua ini, masalah kita akan sampai di sini saja."Setelah mengatakan itu, Jessy menjauh sedikit. Dari tindakan ini bisa mengetahui kekuatan luar biasa dari pria tua yang baru saja tiba dan takut aka
"Aku cuma agak syok."Syok, Wanda menghampirinya dan melihat Wildan menyerahkan undangan.Setelah membuka dan melihatnya sekilas, Wanda langsung menghela napas."Hiss! Ini ... ini undangan makan malam kerja sama Grup Bintang besok malam?"Kebetulan Chaesa juga turun dan bergegas menghampiri dengan penuh semangat."Ya ampun! Ini sungguhan. Ayah, k ... kok kamu bisa mendapatkannya? Banyak perusahaan besar di Kota Valencia yang nggak layak untuk menerima undangan, tapi ternyata ayah bisa?"Wanda jauh lebih senang lagi."Bukan itu saja. Katanya kemungkinan besar siapa pun yang menerima undangan akan menjadi salah satu rekan kerja Grup Bintang dalam pengembangan kota ini. Bukankah itu berarti keluarga kita juga punya peluang?"Saat mereka berdua bahagia, Wildan tidak bisa tersenyum."Aku tahu bagaimana undangan ini bisa kudapatkan, tapi aku benar-benar nggak menyangka dia akan melakukannya."Dia? Wanda sangat bingung."Sayang, kamu masih kenal orang seperti itu?""Itu Fandy."Perasaan Wilda
"Coba perjelas."Fandy percaya meskipun semalam dia hanya mengaktifkan bagian kecil dari auranya, pria tua itu pasti akan terintimidasi dengan kekuatan yang dia miliki dan dendam Jessy pasti sudah berlalu."Boleh, traktir aku makan."Setelah terdiam sejenak dan mendengar Jessy masih tidak mengatakan apa-apa, Fandy hanya mengatakan satu kalimat sebelum mengakhiri panggilan."Nggak masalah bagiku."Setelah keluar dan waktu menunjukkan hampir pukul sepuluh, Fandy tiba di rumah Fitri yang telah menghubunginya sebelumnya."Naiklah."Setelah membuka pintu, setidaknya Fitri adalah orang yang menepati janji meskipun wajahnya datar. Dia tidak lagi menghentikan Fandy mengunjungi kakeknya, tetapi tetap mengikutinya tanpa alasan yang jelas.Setelah memeriksa denyut nadinya, Fandy menghela napas lega. Ternyata Racun Pir tidak menyebar lagi. Dalam hal ini, dia hanya membutuhkan beberapa bahan obat terakhir sebelum bisa mulai melakukan pengobatan dan bisa dipastikan Tuan Besar Rick bisa hidup lebih l
Liam tidak tinggi, dia sangat rendah hati waktu masih sekolah dan tidak disangka sekarang dia sudah berkembang. Memang benar nasib seseorang tidak ada yang tahu.Karena mereka adalah teman sekelas lama, reuni kelas sebagai tipu muslihat adalah yang paling tepat. Kalau Arnold mengundang Liam dan keduanya tidak begitu dekat saat masih di sekolah, kemungkinan ditolak sangat besar dan tidak ada yang bisa dia lakukan mengenai hal itu.Seiring berjalannya waktu, teman sekelas SMA masuk satu per satu dan tentu saja mereka berbasa-basi dengan sopan. Mereka yang berprestasi akan berinisiatif menanyakan apa pekerjaanmu saat ini dan pertanyaan lain yang melibatkan status serta kekayaan.Akhirnya Liam tiba dan yang datang bersamanya adalah teman sekelas SMA bernama Greyson. Dia dipanggil seperti itu karena warna rambutnya yang sebagian besar sudah beruban.Dilihat dari Greyson yang berinisiatif menarikkan kursi untuk Liam, kemungkinan besar sekarang dia adalah pengikutnya."Fandy, sekarang apa pek
Setelah Liam mengatakan ini, akhirnya semua orang mengerti. Pantas saja Greyson mulai menyerang Fandy begitu masuk. Ternyata dia sudah diberi perintah dan tidak menutup-nutupi penyerangannya.Mereka melihat Arnold menyipitkan mata dan menatap Liam."Sebelum menyuruh Fandy pergi, aku mau tahu bagaimana dia menyinggung perasaanmu."Fandy tetap diam karena dia tahu seperti apa sahabatnya ini."Masih ingat siswi tercantik kelas kita saat itu? Haha, itu adalah gadis yang kusukai, tapi ternyata Fandy malah berpacaran dengannya selama dua tahun. Aku akan selalu mengingat dendam ini."Setelah mendengar jawaban ini, raut wajah Fandy menjadi aneh, apalagi yang lain. Ini disebut dendam? Lucu sekali. Mungkinkah karena Liam sendiri tidak bisa mendapatkannya, orang lain tidak boleh menginginkannya?Benar saja, Arnold juga tertawa dengan marah."Cuma karena ini? Juga sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu?"Ekspresi Liam sangat serius."Benar! Sejak kecil, nggak. Seharusnya yang benar adalah aku cuma
Apa boleh buat, Fandy mengirim pesan WhatsApp yang memintanya berpura-pura menjadi pacarnya.Konsep apa ini? Dia selalu bermimpi menjadi pacar Fandy dan sekarang mimpi itu menjadi kenyataan? Meski hanya berpura-pura, itu sudah cukup."Claire, ayo duduk."Baru setelah Fandy menyapanya, yang lain baru sadar seolah baru bermimpi. Apa boleh buat, Claire sangat cantik dan anggun, siapa sangka pacar Fandy begitu cantik?"Halo semuanya."Claire menyapa dan duduk di samping Fandy dengan patuh.Liam pergi ke kamar mandi, jadi Greyson sangat kesal. Bocah ini masih pamer, benar-benar keterlaluan. Terlebih lagi, mana mungkin wanita seperti itu bisa jatuh cinta pada Fandy? Akan tetapi tidak masalah, acaranya akan segera dimulai."Fandy, pacarmu sangat cantik. Kamu nggak menyewa aktris bayaran, 'kan?"Fandy berkata tanpa melihat ke arah Greyson."Aku akan memberimu waktu untuk pergi mencari aktris yang secantik ini."Wajahnya sangat muram. Bagaimanapun dia melihatnya, wanita ini memang mirip dengan
Arnold jauh lebih terkejut lagi, dia tidak pernah menyangka sahabatnya akan menemukan pacar yang begitu kaya.Hah? Masih percaya diri? Fandy tersenyum."Kalau sekarang kamu nggak menepati janjimu, suatu hari nanti kamu akan membayar harga yang sangat mahal."Pokoknya semuanya telah dikatakan, Liam jelas memiliki sesuatu untuk membalas dan mencibir."Aku menunggumu membuatku membayarnya!"Begitu Liam pergi, ruang pribadi menjadi sunyi senyap. Lagi pula, bagaimana orang bisa bersantai begitu teringat putri orang terkaya sedang makan di meja yang sama?"Arnold, aku masih ada urusan, jadi aku pulang dulu. Kalian semua makanlah."Mengetahui situasinya akan terus berlanjut kalau tetap di sana, Fandy berdiri dan membawa Claire pergi."Oke, pergi sibuklah."Arnold sangat senang karena sahabatnya memiliki pacar seperti itu. Sepertinya dia salah paham. Range Rover itu pasti milik Fandy."Terima kasih."Setelah keluar dari restoran, Fandy memberikan hadiah karena telah membantunya dan Claire buru
"Manajer kami mendadak sibuk dan sudah kembali ke perusahaan. Dia berulang kali menyuruhku meminta maaf kepada Dewi Perang."Setelah mendengar ini, Fitri langsung berdiri."Rendra, kalau mau menjadi atasan sejati, tolong jangan memainkan permainan licik. Kalau begitu, yang akan kamu terima adalah kerugian yang jauh lebih besar daripada keuntungan."Siapa itu Fitri? Status seperti apa manajer Grup Bintang ini, beraninya dia mempermainkan dirinya sebagai Dewi Perang pertama di Negara Limas? Itu adalah hal yang mustahil. Fitri sudah mengetahui tujuan Rendra yang sebenarnya hanya dalam satu kalimat, mana mungkin dia masih akan terus tinggal?Beberapa menit kemudian, Sharon masuk ke dalam ruang pribadi dan menatap Rendra yang memasang wajah muram sebelum berkata dengan pasrah."Lihat? Sudah kubilang, Nyonya sangat pintar dan kamu nggak akan pernah bisa menggunakan trik ini. Sekarang sudah mencicipi pil pahit, 'kan?"Rendra mengepalkan tinjunya, tetapi tiba-tiba malah tertawa."Kalau begini,
Kebetulan Nonanya telepon."Nona.""Dalam foto yang kamu kirimkan padaku kemarin, nama wanita itu Lusiana dan dia adalah cucu Burhan."Apa!? Burhan? Catherine terkejut. Dia sudah begitu lama ikut dengan Nona, mana mungkin Nona tidak tahu beberapa orang terkenal?"Astaga! Nona, kok wanita berstatus Lusiana bisa bertemu dengan Fandy?"Anehnya, Nona malah tertawa."Burhan telah menetap di Kota Valencia, tepat di sebelah vila Fandy. Selain itu, Burhan adalah orang yang rendah hati. Sebagai tetangga, sudah nggak heran keduanya saling berhubungan. Nggak layak disebutkan, paling-paling cuma hubungan tatap muka saja dan nggak ada yang bermanfaat.""Mengenai alasan Lusiana membantu Fandy, mungkin Pak Burhan nggak tahan melihat Tentara Markotop berurusan orang biasa sedemikian rupa, jadi dia menyuruh cucunya untuk pergi mengurusnya. Nggak perlu terlalu diperhatikan. Dengan kata lain, kalau Fandy memang bisa mendapatkan bantuan Burhan, dia cukup layak untuk mendapatkan status tinggi."Setelah men
Fandy berdiri. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar gurunya begitu marah. Pasti ada masalah besar yang terjadi."Guru, katakan. Aku mendengarkan."Sampai Burhan juga menatapnya dengan penasaran. Fandy masih sangat muda dan keterampilan medisnya telah mencapai puncaknya. Mana mungkin guru yang melatihnya adalah orang biasa?"Negara Gestin ini keterlaluan! Beraninya mereka meremehkan pengobatan tradisional yang diwarisi negara kita selama bertahun-tahun!? Nggak lama lagi akan ada persaingan medis. Itu adalah Negara Gestin."Setelah mendengarkan, Fandy tidak menyangka ternyata alasan mengapa gurunya begitu marah saat menelepon sama dengan yang Burhan katakan."Guru, seorang pahlawan tua telah menugaskanku untuk ikut dalam kompetisi. Tenang saja, aku akan pasti membuat para bajingan dari Negara Gestin itu masuk dengan bangga dan pergi sambil menangis."Dokter tersenyum."Benarkah? Kalau begitu, aku nggak perlu membicarakan yang lainnya! Dengarkan baik-baik, kalau kamu nggak menghajar m
Itu hanya lelucon, Pak Burhan melanjutkan."Berjanjilah padaku. Kalau kamu memang nggak punya perasaan terhadap cucuku setelah mencoba beberapa saat, bicaralah dengan lebih kasar. Takutnya nanti dia akan terbuai terlalu dalam dan akan semakin menderita."Fandy tersenyum getir."Apa kamu merasa aku terlalu menawan?"Tidak disangka Pak Burhan mengangguk dengan serius."Benar, ada beberapa orang yang memang terlahir luar biasa. Bagi orang seperti ini, yang paling mereka miliki adalah wanita. Cucu bukanlah peri yang nggak terpikat oleh dunia fana. Wajar saja kalau dia jatuh cinta padamu."Penilaian yang begitu tinggi membuat Fandy merasa agak malu."Kalau begitu, aku akan melakukannya."Seolah ini hanya pernyataan pembuka, Burhan tiba-tiba meletakkan pancing sambil memandang Fandy dan berkata dengan serius."Aku punya permintaan."Fandy panik."Kamu terlalu menganggapku tinggi."Setelah melambaikan tangan, Pak Burhan masih sangat serius."Nggak! Aku nggak akan pernah bicara omong kosong ka
Fitri telah mengetahui Heijo berada di tingkat Raja Seni Bela Diri dan bisa mengaktifkan energi pelindung tubuh untuk membunuh orang tanpa terlihat. Selain itu, kamera di sini juga telah dihancurkan. Meski terlihat, tetap saja tidak akan ada bukti.Biasanya seniman bela diri tingkat ini akan ditangani oleh markas besar. Meskipun Fitri adalah Dewi Perang, dia tidak layak dan tidak memiliki kemampuan itu.Dalam keputusasaan, Fitri buru-buru berkata."Kalau kamu membunuhnya, kita nggak akan pernah bersama!"Heijo menurunkan tangan kanannya sambil mengernyitkan dahi."Oke. Karena kamu adalah Dewi Perang dan punya kewajiban yang harus kamu penuhi, aku akan melepaskannya dengan enggan. Tapi kamu harus menjelaskan pada gurumu. Kalau nggak, perintah militerku akan menjadi lelucon."Fitri menghela napas lega."Akan kujelaskan."Keduanya pergi. Fandy yang baru mengantar Lusiana di halaman hanya meliriknya tanpa menganggapnya serius.Kalau Fitri tidak ada di sini, Fandy pasti akan pergi dan menan
Saat ini di luar, Heijo datang perlahan dengan senyuman di wajahnya."Bahkan nggak bisa merasakan aura pembunuh yang sengaja kuaktifkan. Orang bernama Fandy ini biasa saja."Heijo ingin mengujinya. Kalau tidak, mustahil bagi siapa pun bisa tahu kedatangan dan kepergiannya dengan yang dia miliki."Kamu Heijo?"Tiba-tiba, seorang wanita muncul di depan dan menghalangi jalan Heijo.Dia menyipitkan mata untuk mengamatinya dan tersenyum."Haha, ini Fitri. Nggak kusangka pertemuan pertama kita di tempat dan waktu seperti ini."Heijo telah melihat foto Fitri berkali-kali. Meskipun setelah ramalan guru dan Fitri sangat jelek, dia akan menikahi serta memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi, mana mungkin pria tidak mendambakan wanita cantik?Setelah melihat foto itu, Heijo sangat kagum dan tentu saja sangat bahagia. Jadi pada dasarnya, dia telah memutuskan Fitri adalah kekasihnya."Kamu memang sangat kuat. Aku bisa tahu cuma dari aura pembunuhmu."Saat ini Fitri merasa rumit. Dia tidak pernah
Sesampainya di Komunitas Ruby, Fandy memarkir mobil di tempat parkir depan pintu masuk sebelum memberikan kunci kepada satpam dan memberi tahu Jessy untuk mengutus seseorang mengambilnya.Saat berjalan masuk dan melewati vila Catherine, Fandy melihat Catherine sedang duduk di halaman pada malam seperti ini."Mau masuk dan duduk-duduk?"Setelah keduanya saling memandang, Catherine mengajaknya."Nggak, aku agak capek."Rasa penasaran melintas di mata Catherine. Fandy kembali dari Tentara Markotop dengan selamat? Mustahil untuk mengatakan penangkapan Tentara Markotop adalah kesalahpahaman.Bukankah konyol sekali kalau Tentara Markotop datang menangkap orang tanpa bukti?"Fandy, rahasia apa lagi yang kamu punya?"Setelah bergumam, Catherine mengambil keputusan. Bukankah itu tujuan Nona mengutusnya ke sini? Akan tetapi, sebuah suara bergema di dalam hatinya dan menyuruhnya untuk jangan mencari sisi lain Fandy. Kalau tidak, mungkin akan ada kemungkinan kecil untuk bersama Nona.Begitu memasu
"Fandy, namaku Ronald, aku adalah kapten Tentara Markotop. Kakekku dan Pak Burhan pernah menjadi rekan seperjuangan."Dengan adanya hubungan ini, sikap Fandy tentu saja berbeda. Pak Burhan adalah pahlawan perang, mana mungkin kakek Ronald bisa lebih buruk dari itu?"Haha, ada apa Kak Ronald mencariku?""Begini, Mark adalah keponakanku. Dari apa yang kuketahui tentang apa yang terjadi, masalah di antara kalian berdua nggak terlalu besar. Coba lihat bisa nggak kamu memberiku muka dan membiarkannya meminta maaf kepadamu? Sejujurnya, aku baru mengetahui masalah ini."Fandy menepikan mobilnya dan tertawa."Boleh. Karena Kak Ronald sudah angkat bicara, aku pasti akan memberimu muka."Lagi pula, masalah mereka berdua belum terlalu dalam. Kalau tidak, siapa pun yang mencarinya tidak akan ada gunanya."Kalau begitu, terima kasih banyak. Aku akan menyuruh adikku untuk mendisiplinkan Mark dengan baik."Karena sudah seperti ini, Fandy tentu saja pulang ke rumah.Jessy yang juga duduk di dalam mobi
Reaksi Ronald membuat Mark tertegun sejenak, lalu dia tertawa."Fandy, temanku ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Ronald tiba-tiba menatap Mark dan suaranya agak meninggi."Katakan sejujurnya, yang mau mencari tahu tentang Fandy itu kamu atau temanmu?"Mana mungkin dia tidak mengenal keponakan ini si tuan dari Keluarga Westly yang paling pintar membuat onar? Sebagai kapten Tentara Markotop, orang berbahaya dan licik seperti apa yang belum pernah dia tangani? Mana mungkin dia tidak bisa melihat apakah ucapan yang seseorang lontarkan itu kebohongan atau bukan?Saat ini semua orang juga melihat ke arah mereka, terutama Harjono yang berdiri dan berkata dengan tegas."Katakan yang sebenarnya pada pamanmu!"Mana mungkin seseorang yang berpengalaman tidak bisa melihat keseriusan Ronald?Meskipun Mark ragu, dia masih buru-buru berkata."Paman, benar, akulah yang ingin mencari tahu. Aku dan Fandy ini punya masalah, tapi itu nggak penting lagi. Aku melihatnya dibawa pergi oleh anggota Tentar
Akhirnya, Jessy memikirkannya."Sudahlah! Aku belum pernah bertaruh sekali pun seumur hidupku, jadi kali ini aku akan menemanimu untuk menggila bersama!"Tepat setelah dia mengatakan ini, tiga mobil tiba-tiba muncul di depan yang berhenti secara menyamping dari depan dan belakang sampai membuat Jessy terpaksa menginjak rem."Mau memberontak? Beraninya menghentikan mobilku?"Akan tetapi saat berikutnya, dia melihat plat nomornya dengan jelas dan langsung membeku."Gawat, ini mobil ayahku."Benar saja, pintu Rolls-Royce yang berhenti di depan terbuka dan seorang pria paruh baya muncul. Adik Jessy yang bernama Hilman juga berada di sampingnya."Hilman sialan, pasti dia yang mengadu."Setelah menoleh, Jessy terlihat menyedihkan."Kak Fandy, bisakah kamu turun denganku? Kalau nggak, kali ini ayahku pasti akan membunuhku. Tolong bantu aku."Fandy merasa tidak berdaya, tetapi bagaimanapun juga, Jessy juga telah membantunya dalam mendapatkan Bunga Alea. Jadi bantuan kecil ini bukanlah masalah.