Akan tetapi, hasilnya masih sangat memuaskan. Burhan tidak langsung mengusir Tuan Rijunta karena Louis."Fandy? Kamu masih berani datang?"Louis mulai bergidik setelah melihat Fandy."Tuan Rijunta yang sangat kamu banggakan sudah mau gagal dan kamu masih berani muncul. Apa kamu masih ingin membalikkan keadaan? Konyol sekali!"Begitu dia selesai berbicara, Nigel menamparnya."Diam! Apa hakmu bicara di sini!?"Bodoh sekali anak ini. Ada Pak Burhan di sini. Kalau ingin meninggalkan kesan yang baik, tunjukkan sikap orang yang tidak bersalah. Sekarang dia malah berteriak-teriak di sini. Selain bisa menghasilkan sedikit kepuasan diri, kerugiannya lebih besar."Dokter?"Akan tetapi pada saat berikutnya, Burhan buru-buru melangkah ke depan dan berdiri tepat di hadapan Fandy setelah mengenalinya."Pak Burhan, nggak kusangka kita akan bertemu lagi secepat ini."Tatapan Lusiana yang mengikuti juga luar biasa luar biasa dan memang sangat terkejut."Kamulah yang punya dendam dengan Louis?"Mana mun
Setelah mendapatkan kepastian, Louis melompat."Mau! Terima kasih telah memberiku kesempatan ini, terima kasih banyak!"Louis memegang tangan Fandy dengan kedua tangan. Dia benar-benar berterima kasih. Setelah mengetahui Fandy adalah penyelamat Pak Burhan, dia mengira kali ini dirinya sudah tamat. Akan tetapi, dia juga tidak menyangka akan ada perubahan situasi seperti ini."Pak Burhan, apa kamu puas dengan aku melakukan ini?"Sebelum pergi, Fandy mengatakan ini dan kilatan terang melintas di mata Burhan saat menganggukkan kepala."Puas! Saat seseorang lahir, mungkin takdir mereka sudah ditentukan."Oh? Fandy tersenyum. Dia memang seorang pria yang pernah pergi berperang dan berhasil bertahan hidup. Ternyata dia telah melihat esensi dari berjabat tangan dan berdamai. Luar biasa.Dalam perjalanan pulang, Tuan Rijunta tidak tahan lagi dan bertanya."Kak Fandy, kamu benar-benar akan mengampuni Louis si bajingan kecil begitu saja? Jangankan statusmu sebagai Tuan Drag. Kamu baru saja menyel
Begitu diingatkan seperti ini, Lusiana baru sadar. Setelah terdiam beberapa saat, senyuman muncul di wajahnya."Karena kakek mendukung, terus apa yang harus kukhawatirkan? Aku nggak takut pada wanita mana pun."Saat matahari terbit, Fandy telah selesai mandi dan mondar-mandir di dalam kamar.Dia ragu apakah dia akan dimaafkan kalau pergi mencari Wildan.Kali ini masalah Louis telah membuat Wildan menderita begitu banyak ketidakadilan dan itu benar-benar membuat Fandy merasa sangat bersalah.Saat masih kecil, dia ingat dengan jelas kalau ayahnya sering bilang Wildan itu pemarah dan tidak akan membiarkan dirinya menderita. Akan tetapi siapa sangka dia malah rela diinjak oleh Louis demi dirinya.Meskipun dia telah melakukan sesuatu pada Louis dan hanya bisa hidup beberapa hari, dia juga tidak bisa mengatakan hal seperti ini dengan jelas.Saat itu Rijunta menelepon."Kak Fandy, kami sudah mencari tahu kalau Wildan sudah pergi lebih awal dan berada di kantor Pak Jiro dari Bank Flag."Fandy
Pak Jiro ketakutan dan langsung berteriak ke arah Wildan."Wildan! Kamu gila, ya!? Beranikah kamu berbicara dengan Tuan Fandy seperti ini!? Kamulah yang harus keluar!"Setelah mengatakan itu, dia buru-buru berlari ke Fandy dengan sikap rendah hati."Aku benar-benar minta maaf, Tuan Fandy. Ini adalah salah satu klienku. Tolong jangan marah."Fandy menatap Wildan dengan tatapan bersalah."Paman Wildan, aku benar-benar minta maaf. Sebaiknya aku keluar dan menunggumu. Aku harus menjelaskan sesuatu kepadamu."Setelah mengatakan itu, Fandy berbalik dan berjalan keluar, meninggalkan Pak Jiro berdiri di sana dengan wajah bingung.Paman Wildan? Fandy si pemegang kartu platinum Wildan ini dengan sebutan paman? Ini ...."Heh! Aku ingin melihat apa lagi yang bisa kamu katakan."Melihat Wildan berjalan keluar dengan langkah cepat, Pak Jiro yang sudah sadar buru-buru menangkapnya."Pak Wildan, ka ... kamu dan Fandy saling kenal. Seharusnya kamu bilang lebih awal. Pinjaman itu sama sekali nggak ada m
Sebelum pergi, Wildan mengatakan satu hal lagi."Kalau kamu gagal, nyatakan kepada dunia luar kalau kita nggak ada hubungan apa pun lagi dan hubungan kita akan putus sepenuhnya."Wildan sengaja menyebut rekan kerja. Besok Grup Bintang memang akan datang ke Kota Valencia dan benar-benar berencana membangun kota di pinggiran Kota Valencia, tetapi tidak ada pengusaha yang tidak tahu ini.Akan tetapi perusahaan tingkat apa itu? Peringkat kesepuluh di Negara Limas dan statusnya sudah bisa dibayangkan, jelas Tuan Rijunta tidak akan bisa mendekati mereka, jadi ini adalah tugas yang mustahil bagi Fandy.Wildan hanya ingin menggunakan ini untuk membuat batasan yang jelas dengan Fandy dan menghindari bahaya bagi keluarganya di masa depan.Uang? Setidaknya dengan sifatnya, hidup berkecukupan saja sudah luar biasa.Karena sudah setuju, Fandy bergegas ke tempat Rijunta."Rijunta, kamu pernah dengar tentang Grup Bintang?"Tuan Rijunta mengangguk."Aku pernah mendengar perusahaan yang menduduki perin
Menjelang siang keesokan harinya, Fitri dan Sharon berada di ruang pribadi sebuah restoran di Kota Valencia."Nyonya, menurut laporan, manajer Grup Bintang juga akan datang. Tapi saat kabar dikirim dari pihak bandara, cuma wakil CEO yang muncul. Apa kamu masih perlu mentraktirnya makan?"Fitri tersenyum."Lihat apa yang kamu katakan. Bagaimanapun, ini adalah perusahaan besar peringkat kesepuluh di Negara Limas dan mereka datang ke kampung halamanku untuk berinvestasi. Sebagai tuan rumah, sudah sepantasnya mengundang mereka untuk makan! Selain itu, orang lain nggak tahu. Bukankah kamu juga sudah jelas kalau Grup bintang cuma perusahaan terkecil keluarga itu?"Yang itu? Sharon teringat sesuatu dan langsung tersenyum."Aku mengerti, Nyonya. Saat mentraktir makan, yang terpenting adalah memberi orang itu muka. Tapi ngomong-ngomong, manajer Grup Bintang cukup misterius. Nggak ada yang tahu namanya sampai sekarang. Itu adalah sayang sekali kamu nggak mengizinkanku menyelidikinya lebih jauh.
"Fandy! Kamu buta, ya? Nggak lihat mobil datang!?"Fandy memasang wajah muram."Ini di dalam komunitas. Sekalipun ada mobil datang, tetap saja harus membiarkan orang lewat dulu. Masa sopan santun ini saja nggak ngerti?"Dia tahu Sharon sengaja mencari masalah karena dia telah melihat mobil itu lebih dulu dan jaraknya masih jauh."Aku nggak punya sopan santun?"Sharon tertawa dengan marah."Kamu pikir kamu itu seniman bela diri dan mobil yang melaju kencang nggak akan bisa menabrakmu sampai mati, jadi kamu berani bersikap sombong dan mendominasi?"Terlalu malas untuk bicara terlalu banyak, Fandy melihat sosok di kursi belakang mobil."Ngapain datang mencariku lagi?"Dalam sekejap, seluruh tubuh Sharon terasa tidak nyaman."Ya ampun! Kok bisa ada orang yang nggak tahu malu di dunia ini? Apakah setiap kali Nyonyaku datang ke Komunitas Ruby itu karena mencarimu?""Lebih baik bukan."Fandy pergi dan tiba di danau buatan di komunitas tersebut. Burhan sedang memancing. Paman Wisnu sang penjag
Sharon menggila."Kok bisa!? Ternyata Fandy kenal Pak Burhan? Dia nggak layak!"Benar-benar keterlaluan. Jangankan orang biasa. Bahkan orang seperti Fitri harus langsung datang berkunjung saja sudah membuktikan seberapa tinggi status Pak Burhan."Jangan begitu berlebihan, mereka cuma memancing. Dengan kepribadian Pak Burhan, dia nggak akan mengelilingi seluruh danau untuk mencegah orang luar masuk. Ayo pergi."Ketika Fitri mengatakan ini, Sharon langsung merasa jauh lebih baik. Kalau tidak, entah apa yang akan dia pikirkan.Bahkan sebelum mendekat, keduanya dihentikan oleh Paman Wisnu. Suaranya sangat pelan, tetapi kedua wanita itu bisa mendengarnya dengan jelas."Pak Burhan sedang memancing, nggak ada yang boleh mengganggunya."Sorot Fitri berubah, Dia layak menjadi orang yang melindungi Pak Burhan. Kekuatannya benar-benar tinggi."Oke, aku akan menunggu di sini."Seiring berjalannya waktu, Sharon menjadi semakin kesal. Dia dan Fitri berdiri di sini menunggu, sementara Fandy bisa dudu
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it