"Fandy! Kamu buta, ya? Nggak lihat mobil datang!?"Fandy memasang wajah muram."Ini di dalam komunitas. Sekalipun ada mobil datang, tetap saja harus membiarkan orang lewat dulu. Masa sopan santun ini saja nggak ngerti?"Dia tahu Sharon sengaja mencari masalah karena dia telah melihat mobil itu lebih dulu dan jaraknya masih jauh."Aku nggak punya sopan santun?"Sharon tertawa dengan marah."Kamu pikir kamu itu seniman bela diri dan mobil yang melaju kencang nggak akan bisa menabrakmu sampai mati, jadi kamu berani bersikap sombong dan mendominasi?"Terlalu malas untuk bicara terlalu banyak, Fandy melihat sosok di kursi belakang mobil."Ngapain datang mencariku lagi?"Dalam sekejap, seluruh tubuh Sharon terasa tidak nyaman."Ya ampun! Kok bisa ada orang yang nggak tahu malu di dunia ini? Apakah setiap kali Nyonyaku datang ke Komunitas Ruby itu karena mencarimu?""Lebih baik bukan."Fandy pergi dan tiba di danau buatan di komunitas tersebut. Burhan sedang memancing. Paman Wisnu sang penjag
Sharon menggila."Kok bisa!? Ternyata Fandy kenal Pak Burhan? Dia nggak layak!"Benar-benar keterlaluan. Jangankan orang biasa. Bahkan orang seperti Fitri harus langsung datang berkunjung saja sudah membuktikan seberapa tinggi status Pak Burhan."Jangan begitu berlebihan, mereka cuma memancing. Dengan kepribadian Pak Burhan, dia nggak akan mengelilingi seluruh danau untuk mencegah orang luar masuk. Ayo pergi."Ketika Fitri mengatakan ini, Sharon langsung merasa jauh lebih baik. Kalau tidak, entah apa yang akan dia pikirkan.Bahkan sebelum mendekat, keduanya dihentikan oleh Paman Wisnu. Suaranya sangat pelan, tetapi kedua wanita itu bisa mendengarnya dengan jelas."Pak Burhan sedang memancing, nggak ada yang boleh mengganggunya."Sorot Fitri berubah, Dia layak menjadi orang yang melindungi Pak Burhan. Kekuatannya benar-benar tinggi."Oke, aku akan menunggu di sini."Seiring berjalannya waktu, Sharon menjadi semakin kesal. Dia dan Fitri berdiri di sini menunggu, sementara Fandy bisa dudu
Karena Fandy bilang tidak masalah, Rijunta pasti tidak akan menolaknya lagi."Nggak masalah untuk meminta bantuan dalam hal lain. Tapi dalam mengejar Dewi Perang, kamu cuma bisa mengandalkan dirimu sendiri.""Jangan khawatir, aku tentu saja tahu meskipun Fitri mustahil untuk didekati, aku masih cukup yakin. Setelah berhasil bergabung dengan Balai Tim Drag, aku pasti nggak akan melupakan kebaikan Tuan Rijunta kepadaku."Tunggu! Tuan Rijunta tiba-tiba menangkap sebuah poin penting."Kamu salah satu anggota Grup Bintang yang datang ke Kota Valencia untuk berinvestasi kali ini? Wakil CEO?"Rendra tersenyum. Ini yang dia inginkan. Meskipun Balai Tim Drag sangat berkuasa, Tuan Rijunta hanyalah wakil ketua Aula Urusan Eksternal. Sebagai wakil CEO Grup Bintang, posisinya juga tidak bisa dianggap remeh."Benar, kelak aku juga akan menjadi penanggung jawab proyek dalam seluruh kota."Seketika, Tuan Rijunta tersenyum."Oke, semuanya jadi lebih mudah. Karena kamu punya hak suara, seharusnya nggak
Catherine tidak percaya dengan apa yang dia dengar dan hanya menatap Fandy."Fandy! Aku menganggapmu sebagai teman, tapi kamu malah ingin melakukan hal seperti itu padaku?"Buka baju? Sungguh mengecewakan dia bisa mengatakan ini dengan tegas.Akan tetapi, Fandy sama sekali tidak peduli dengan kesalahpahaman itu. Dia hanya berdiri dan berkata."Percayalah padaku, bir ini telah dicampur dengan obat yang disebut afrodisiak. Ini adalah obat yang sangat kuat dalam membangun cinta antara pria dan wanita. Formula afrodisiak sudah lama hilang dan yang tersisa sangat langka. Apa kamu mengerti maksudku?"Catherine hanya menatap Fandy dengan jijik. Dia adalah seorang seniman bela diri, mana mungkin dia takut kalau Fandy memaksanya?"Haha, harus kuakui kalau aku nyaris percaya karanganmu. Apa kamu berencana untuk mengatakan aku akan tidur denganmu karena efek dari afrodisiak kalau kamu nggak mengobatiku?"Catherine tidak berbohong sebelumnya. Bir ini memang dikirim oleh salah satu sahabatnya. Itu
"Fandy! Maaf, aku benar-benar minta maaf. Aku salah nggak percaya padamu. Tolong bantu aku!"Melihat Catherine mendekat, Fandy merasa tidak berdaya."Sudah kubilang, afrodisiak sangat kuat. Aku sendiri cuma bisa mengobatinya dalam beberapa menit pertama. Sekarang sudah terlambat."Sambil menggertakkan gigi, Catherine tahu rasionalitasnya akan segera hilang dan dia membuat keputusan di dalam hatinya."Kalau cuma bisa menyelamatkan hidupku dengan tidur dengan seorang pria, kuharap itu kamu!"Pada titik ini, pipi Catherine memerah dan dia memeluk Fandy dengan erat dan bibirnya mengembara di wajah Fandy dengan kikuk.Akan tetapi meskipun tidak bisa mengendalikan tubuhnya, otaknya sangat jernih dan tahu jelas semua yang dia lakukan saat ini.Sungguh luar biasa Fandy masih bisa terus berpikir dalam keadaan seperti itu.Bagaimanapun, dia tersenyum getir dan memeluk Catherine.Meskipun Catherine sangat cantik, baik penampilan, sosok atau tabiatnya, dia adalah tipe yang diimpikan pria. Kalau pr
Pikiran Catherine benar-benar kosong dan dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar saat ini."Benar, aku yang mengatur bir itu."Setelah mendapatkan kepastian, Catherine merasakan emosi campur aduk untuk beberapa saat dan tidak tahu harus berkata apa."Kenapa? Nggak puas?"Mendengar perubahan nada bicara wanita itu, Catherine buru-buru berkata."Nggak, nggak! Nona, mana mungkin aku berani? Nyawaku adalah milikmu, bukan orang lain."Catherine pernah tinggal di jalanan, tetapi Nona-lah yang membawanya dan memberinya kehidupan kedua. Jadi tidak ada masalah dengan mengatakan hal ini."Jangan terlalu banyak berpikir. Aku dan Fandy mustahil bisa bersama, tapi bagaimanapun dia juga tunanganku, jadi pantas untuk memberinya sedikit kenikmatan. Baginya, kelak wanita sepertimu nggak akan bisa disentuh lagi. Kurasa saat bertemu dengannya lagi suatu hari nanti, dia akan mengerti apa artinya kepuasan."Catherine tersenyum getir. Tidak ada yang bisa menandingi IQ Nona itu. Semuanya diperhitungkan
"Kamu ingin mengejar Nyonya?"Rendra mengangguk dengan serius."Itu benar.""Jadi seharusnya kamu tahu Dewi Perang pertama di Negara Limas adalah dewi impian banyak pria. Menurutmu apa kamu layak untuk mendapatkannya?"Rendra sudah memikirkan jawaban ini."Biar kuberitahu yang sebenarnya. Pamanku adalah penguasa Aula Hukum Pidana Balai Tim Drag. Aku sendiri juga nggak begitu buruk, aku adalah wakil CEO Grup Bintang. Sudah cukup?"Oh? Sharon jelas terkejut."Sejujurnya, kamu sebagai wakil CEO Grup Bintang itu nggak berguna, tapi pamanmu adalah Ketua Balai Tim Drag yang bisa menambah banyak poin."Sebagai asisten Fitri, mana mungkin Sharon tidak mengetahui betapa kuatnya Balai Tim Drag? Itu adalah tempat di mana semua orang kuat bersembunyi dan menjadi Ketua Aula saja sudah sangat menakutkan."Sebelum aku membantumu, biarkan aku memberitahumu satu informasi dulu. Kalau kamu bahkan nggak bisa melakukan ini, jangan pernah bermimpi untuk mengejar Nyonya."Rendra menajamkan pendengarannya da
Sekitar pukul tujuh malam, Fandy berdiri di pintu masuk sebuah gang dengan wajah bingung.Karena ini adalah tempat yang Chaesa sebutkan, tetapi sepertinya tidak ada restoran tidak peduli bagaimana dia melihatnya."Kak Fandy."Kurang dari satu menit kemudian, Chaesa muncul dan Fandy bertanya."Kamu mau makan di sini?"Chaesa tersenyum."Iya, di dalam ada toko sup sayur asam yang sangat enak, sudah buka selama bertahun-tahun."Makan sayur asam? Fandy tidak bertanya lagi. Tidak peduli mau makan apa, dia akan bersyukur kalau kelak wanita ini tidak akan mengganggunya lagi.Memasuki sudut gang, aromanya sudah langsung menusuk hidung yang sangat menggugah selera.Benar saja, ada toko sayur asam yang terletak di dalam gang dan pintunya penuh dengan orang yang mengantri."Bukankah kita harus mengantri?"Fandy agak bingung saat melihat Chaesa menuntunnya masuk."Nggak perlu, aku dan bosnya adalah kenalan lama. Aku juga sudah memesan tempat duduk."Tokonya kecil dan hanya sepasang suami istri ber
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it