"Fandy! Maaf, aku benar-benar minta maaf. Aku salah nggak percaya padamu. Tolong bantu aku!"Melihat Catherine mendekat, Fandy merasa tidak berdaya."Sudah kubilang, afrodisiak sangat kuat. Aku sendiri cuma bisa mengobatinya dalam beberapa menit pertama. Sekarang sudah terlambat."Sambil menggertakkan gigi, Catherine tahu rasionalitasnya akan segera hilang dan dia membuat keputusan di dalam hatinya."Kalau cuma bisa menyelamatkan hidupku dengan tidur dengan seorang pria, kuharap itu kamu!"Pada titik ini, pipi Catherine memerah dan dia memeluk Fandy dengan erat dan bibirnya mengembara di wajah Fandy dengan kikuk.Akan tetapi meskipun tidak bisa mengendalikan tubuhnya, otaknya sangat jernih dan tahu jelas semua yang dia lakukan saat ini.Sungguh luar biasa Fandy masih bisa terus berpikir dalam keadaan seperti itu.Bagaimanapun, dia tersenyum getir dan memeluk Catherine.Meskipun Catherine sangat cantik, baik penampilan, sosok atau tabiatnya, dia adalah tipe yang diimpikan pria. Kalau pr
Pikiran Catherine benar-benar kosong dan dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar saat ini."Benar, aku yang mengatur bir itu."Setelah mendapatkan kepastian, Catherine merasakan emosi campur aduk untuk beberapa saat dan tidak tahu harus berkata apa."Kenapa? Nggak puas?"Mendengar perubahan nada bicara wanita itu, Catherine buru-buru berkata."Nggak, nggak! Nona, mana mungkin aku berani? Nyawaku adalah milikmu, bukan orang lain."Catherine pernah tinggal di jalanan, tetapi Nona-lah yang membawanya dan memberinya kehidupan kedua. Jadi tidak ada masalah dengan mengatakan hal ini."Jangan terlalu banyak berpikir. Aku dan Fandy mustahil bisa bersama, tapi bagaimanapun dia juga tunanganku, jadi pantas untuk memberinya sedikit kenikmatan. Baginya, kelak wanita sepertimu nggak akan bisa disentuh lagi. Kurasa saat bertemu dengannya lagi suatu hari nanti, dia akan mengerti apa artinya kepuasan."Catherine tersenyum getir. Tidak ada yang bisa menandingi IQ Nona itu. Semuanya diperhitungkan
"Kamu ingin mengejar Nyonya?"Rendra mengangguk dengan serius."Itu benar.""Jadi seharusnya kamu tahu Dewi Perang pertama di Negara Limas adalah dewi impian banyak pria. Menurutmu apa kamu layak untuk mendapatkannya?"Rendra sudah memikirkan jawaban ini."Biar kuberitahu yang sebenarnya. Pamanku adalah penguasa Aula Hukum Pidana Balai Tim Drag. Aku sendiri juga nggak begitu buruk, aku adalah wakil CEO Grup Bintang. Sudah cukup?"Oh? Sharon jelas terkejut."Sejujurnya, kamu sebagai wakil CEO Grup Bintang itu nggak berguna, tapi pamanmu adalah Ketua Balai Tim Drag yang bisa menambah banyak poin."Sebagai asisten Fitri, mana mungkin Sharon tidak mengetahui betapa kuatnya Balai Tim Drag? Itu adalah tempat di mana semua orang kuat bersembunyi dan menjadi Ketua Aula saja sudah sangat menakutkan."Sebelum aku membantumu, biarkan aku memberitahumu satu informasi dulu. Kalau kamu bahkan nggak bisa melakukan ini, jangan pernah bermimpi untuk mengejar Nyonya."Rendra menajamkan pendengarannya da
Sekitar pukul tujuh malam, Fandy berdiri di pintu masuk sebuah gang dengan wajah bingung.Karena ini adalah tempat yang Chaesa sebutkan, tetapi sepertinya tidak ada restoran tidak peduli bagaimana dia melihatnya."Kak Fandy."Kurang dari satu menit kemudian, Chaesa muncul dan Fandy bertanya."Kamu mau makan di sini?"Chaesa tersenyum."Iya, di dalam ada toko sup sayur asam yang sangat enak, sudah buka selama bertahun-tahun."Makan sayur asam? Fandy tidak bertanya lagi. Tidak peduli mau makan apa, dia akan bersyukur kalau kelak wanita ini tidak akan mengganggunya lagi.Memasuki sudut gang, aromanya sudah langsung menusuk hidung yang sangat menggugah selera.Benar saja, ada toko sayur asam yang terletak di dalam gang dan pintunya penuh dengan orang yang mengantri."Bukankah kita harus mengantri?"Fandy agak bingung saat melihat Chaesa menuntunnya masuk."Nggak perlu, aku dan bosnya adalah kenalan lama. Aku juga sudah memesan tempat duduk."Tokonya kecil dan hanya sepasang suami istri ber
Fandy tidak terlalu memusingkannya. Pertama, Chaesa terbiasa dimanjakan oleh Wanda. Kedua, mungkin dia sedang dalam suasana hati yang buruk karena ini adalah perpisahan dan wajar saja kalau agak marah."Sepertinya kalian benar-benar nggak tahu diuntung."Beberapa pria berpakaian hitam maju dan Fandy mengangkat tangannya."Teman-teman, nggak mudah menjalankan bisnis kecil-kecilan. Kalau ada masalah, sebaiknya selesaikan di luar."Melihat Fandy berjalan keluar, Chaesa menghela napas lega. Akhirnya pria itu tertipu. Sekarang dia tidak punya pilihan selain melakukannya. Kalau Fandy benar-benar meninggalkannya sendirian, itu akan merepotkan. Untung saja semuanya masih sesuai rencana."Kita hampir selesai makan dan akan segera pergi setelah selesai, oke?"Saat ini hanya ada belasan pengawal berbaju hitam. Ketua sebenarnya belum menemukan apa pun dan Fandy tidak ingin mencari masalah, jadi dia memberikan saran."Haha, bukankah adikmu itu cukup tangguh? Sekarang sudah mau menyerah? Terlambat!"
Bawahan Tuan Rijunta? Fandy meluncurkan sebuah tamparan dan menjatuhkan pria kekar itu ke lantai."Yang lainnya, tolong bersihkan rumahku atau kalian nggak akan bisa keluar dengan utuh."Terus bagaimana kalau mereka adalah bawahan Tuan Rijunta? Siapa di antara anak buah Tuan Rijunta yang tidak mengenalnya? Kalau Fandy sampai tertipu oleh tipuan semacam ini, IQ-nya terlalu rendah.Kekuatan tamparannya tidak masalah, intinya adalah tingkat jera yang disebabkan oleh tongkat yang patah itu terlalu besar dan beberapa orang yang tersisa langsung mulai membersihkan rumah."Siapa yang mengutus kalian?"Setelah itu, beberapa orang berdiri di halaman dan tidak ada yang berani menatap Fandy.Saat itu sebuah mobil tiba-tiba berhenti di pintu masuk halaman dan beberapa orang bersenjata keluar."Ada orang yang melaporkan penyerangan di sini. Semuanya berdiri diam dan jangan bergerak!"Seolah melihat penyelamat telah tiba, beberapa pria kekar menunjuk ke arah Fandy."Dia orangnya!""Benar, dia menyer
"Sekarang aku akan menyampaikan hal-hal yang berkaitan padamu."Rendra menutup telepon sambil menggeliat."Mudah sekali melawan seorang seniman bela diri ini!"Ternyata pasangan Fitri adalah warga ilegal. Pantas saja Fitri tidak menganggapnya dengan serius. Pada akhirnya juga akan disingkirkan untuk selamanya. Meski kali ini pembelaannya dianggap berlebihan, tapi tidak masalah jika dijatuhi hukuman selama beberapa tahun.Di markas Tentara Markotop, Sharon masuk ke ruang interogasi dengan membawa sebuah tablet. Ini adalah ruangan tempat Fandy ditahan."Fandy, tahu kenapa aku membawamu ke sini?"Fandy hanya menatap Sharon tanpa ekspresi di wajahnya."Kalau aku tahu kamu terlibat dalam masalah ini, aku pikir bahkan Fitri pun nggak akan bisa melindungimu."Setelah mendengar ini, Sharon langsung menjadi cemas."Kamu mengancam aku? Fandy! Lihat tempat apa ini! Apa kamu benar-benar berpikir dengan relasimu itu bisa membuatmu pergi dari sini dengan selamat?"Setelah mengatakan itu, Sharon mele
"Dewi Perang, kenapa Pak Burhan tiba-tiba datang ke markas Tentara Markotop?"Sharon yang ketakutan menjadi bingung, jadi akhirnya memberanikan diri untuk bertanya."Aku datang mengunjungi Kapten Ronald, nggak disangka Kakek Ronald adalah rekan Pak Burhan. Aku baru tahu hal ini."Dalam sekejap, Sharon merasa lebih tenang, barusan Sharon benar-benar terkejut setengah mati. Awalnya mengira Pak Burhan datang ke sini khusus demi Fandy, kalau seperti itu pasti akan ada masalah besar.Tidak lama kemudian, sebuah mobil berhenti, Paman Wisnu serta Burhan pun keluar dari mobil.Yang menjemput mereka, selain Fitri dan Sharon, ada juga seorang pria paruh baya dengan mata yang sangat tajam, Ronald Witarna, kapten Tentara Markotop, yang tentu saja merupakan tokoh yang luar biasa."Pak Burhan!"Setelah diberi hormat oleh Ronald, Burhan menjawab sambil tersenyum."Aku sudah pensiun, nggak perlu memberi hormat."Mata Ronald penuh dengan kekaguman. Ronald sudah mendengar kakeknya menceritakan banyak ce
Kebetulan Nonanya telepon."Nona.""Dalam foto yang kamu kirimkan padaku kemarin, nama wanita itu Lusiana dan dia adalah cucu Burhan."Apa!? Burhan? Catherine terkejut. Dia sudah begitu lama ikut dengan Nona, mana mungkin Nona tidak tahu beberapa orang terkenal?"Astaga! Nona, kok wanita berstatus Lusiana bisa bertemu dengan Fandy?"Anehnya, Nona malah tertawa."Burhan telah menetap di Kota Valencia, tepat di sebelah vila Fandy. Selain itu, Burhan adalah orang yang rendah hati. Sebagai tetangga, sudah nggak heran keduanya saling berhubungan. Nggak layak disebutkan, paling-paling cuma hubungan tatap muka saja dan nggak ada yang bermanfaat.""Mengenai alasan Lusiana membantu Fandy, mungkin Pak Burhan nggak tahan melihat Tentara Markotop berurusan orang biasa sedemikian rupa, jadi dia menyuruh cucunya untuk pergi mengurusnya. Nggak perlu terlalu diperhatikan. Dengan kata lain, kalau Fandy memang bisa mendapatkan bantuan Burhan, dia cukup layak untuk mendapatkan status tinggi."Setelah men
Fandy berdiri. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar gurunya begitu marah. Pasti ada masalah besar yang terjadi."Guru, katakan. Aku mendengarkan."Sampai Burhan juga menatapnya dengan penasaran. Fandy masih sangat muda dan keterampilan medisnya telah mencapai puncaknya. Mana mungkin guru yang melatihnya adalah orang biasa?"Negara Gestin ini keterlaluan! Beraninya mereka meremehkan pengobatan tradisional yang diwarisi negara kita selama bertahun-tahun!? Nggak lama lagi akan ada persaingan medis. Itu adalah Negara Gestin."Setelah mendengarkan, Fandy tidak menyangka ternyata alasan mengapa gurunya begitu marah saat menelepon sama dengan yang Burhan katakan."Guru, seorang pahlawan tua telah menugaskanku untuk ikut dalam kompetisi. Tenang saja, aku akan pasti membuat para bajingan dari Negara Gestin itu masuk dengan bangga dan pergi sambil menangis."Dokter tersenyum."Benarkah? Kalau begitu, aku nggak perlu membicarakan yang lainnya! Dengarkan baik-baik, kalau kamu nggak menghajar m
Itu hanya lelucon, Pak Burhan melanjutkan."Berjanjilah padaku. Kalau kamu memang nggak punya perasaan terhadap cucuku setelah mencoba beberapa saat, bicaralah dengan lebih kasar. Takutnya nanti dia akan terbuai terlalu dalam dan akan semakin menderita."Fandy tersenyum getir."Apa kamu merasa aku terlalu menawan?"Tidak disangka Pak Burhan mengangguk dengan serius."Benar, ada beberapa orang yang memang terlahir luar biasa. Bagi orang seperti ini, yang paling mereka miliki adalah wanita. Cucu bukanlah peri yang nggak terpikat oleh dunia fana. Wajar saja kalau dia jatuh cinta padamu."Penilaian yang begitu tinggi membuat Fandy merasa agak malu."Kalau begitu, aku akan melakukannya."Seolah ini hanya pernyataan pembuka, Burhan tiba-tiba meletakkan pancing sambil memandang Fandy dan berkata dengan serius."Aku punya permintaan."Fandy panik."Kamu terlalu menganggapku tinggi."Setelah melambaikan tangan, Pak Burhan masih sangat serius."Nggak! Aku nggak akan pernah bicara omong kosong ka
Fitri telah mengetahui Heijo berada di tingkat Raja Seni Bela Diri dan bisa mengaktifkan energi pelindung tubuh untuk membunuh orang tanpa terlihat. Selain itu, kamera di sini juga telah dihancurkan. Meski terlihat, tetap saja tidak akan ada bukti.Biasanya seniman bela diri tingkat ini akan ditangani oleh markas besar. Meskipun Fitri adalah Dewi Perang, dia tidak layak dan tidak memiliki kemampuan itu.Dalam keputusasaan, Fitri buru-buru berkata."Kalau kamu membunuhnya, kita nggak akan pernah bersama!"Heijo menurunkan tangan kanannya sambil mengernyitkan dahi."Oke. Karena kamu adalah Dewi Perang dan punya kewajiban yang harus kamu penuhi, aku akan melepaskannya dengan enggan. Tapi kamu harus menjelaskan pada gurumu. Kalau nggak, perintah militerku akan menjadi lelucon."Fitri menghela napas lega."Akan kujelaskan."Keduanya pergi. Fandy yang baru mengantar Lusiana di halaman hanya meliriknya tanpa menganggapnya serius.Kalau Fitri tidak ada di sini, Fandy pasti akan pergi dan menan
Saat ini di luar, Heijo datang perlahan dengan senyuman di wajahnya."Bahkan nggak bisa merasakan aura pembunuh yang sengaja kuaktifkan. Orang bernama Fandy ini biasa saja."Heijo ingin mengujinya. Kalau tidak, mustahil bagi siapa pun bisa tahu kedatangan dan kepergiannya dengan yang dia miliki."Kamu Heijo?"Tiba-tiba, seorang wanita muncul di depan dan menghalangi jalan Heijo.Dia menyipitkan mata untuk mengamatinya dan tersenyum."Haha, ini Fitri. Nggak kusangka pertemuan pertama kita di tempat dan waktu seperti ini."Heijo telah melihat foto Fitri berkali-kali. Meskipun setelah ramalan guru dan Fitri sangat jelek, dia akan menikahi serta memperlakukannya dengan baik. Akan tetapi, mana mungkin pria tidak mendambakan wanita cantik?Setelah melihat foto itu, Heijo sangat kagum dan tentu saja sangat bahagia. Jadi pada dasarnya, dia telah memutuskan Fitri adalah kekasihnya."Kamu memang sangat kuat. Aku bisa tahu cuma dari aura pembunuhmu."Saat ini Fitri merasa rumit. Dia tidak pernah
Sesampainya di Komunitas Ruby, Fandy memarkir mobil di tempat parkir depan pintu masuk sebelum memberikan kunci kepada satpam dan memberi tahu Jessy untuk mengutus seseorang mengambilnya.Saat berjalan masuk dan melewati vila Catherine, Fandy melihat Catherine sedang duduk di halaman pada malam seperti ini."Mau masuk dan duduk-duduk?"Setelah keduanya saling memandang, Catherine mengajaknya."Nggak, aku agak capek."Rasa penasaran melintas di mata Catherine. Fandy kembali dari Tentara Markotop dengan selamat? Mustahil untuk mengatakan penangkapan Tentara Markotop adalah kesalahpahaman.Bukankah konyol sekali kalau Tentara Markotop datang menangkap orang tanpa bukti?"Fandy, rahasia apa lagi yang kamu punya?"Setelah bergumam, Catherine mengambil keputusan. Bukankah itu tujuan Nona mengutusnya ke sini? Akan tetapi, sebuah suara bergema di dalam hatinya dan menyuruhnya untuk jangan mencari sisi lain Fandy. Kalau tidak, mungkin akan ada kemungkinan kecil untuk bersama Nona.Begitu memasu
"Fandy, namaku Ronald, aku adalah kapten Tentara Markotop. Kakekku dan Pak Burhan pernah menjadi rekan seperjuangan."Dengan adanya hubungan ini, sikap Fandy tentu saja berbeda. Pak Burhan adalah pahlawan perang, mana mungkin kakek Ronald bisa lebih buruk dari itu?"Haha, ada apa Kak Ronald mencariku?""Begini, Mark adalah keponakanku. Dari apa yang kuketahui tentang apa yang terjadi, masalah di antara kalian berdua nggak terlalu besar. Coba lihat bisa nggak kamu memberiku muka dan membiarkannya meminta maaf kepadamu? Sejujurnya, aku baru mengetahui masalah ini."Fandy menepikan mobilnya dan tertawa."Boleh. Karena Kak Ronald sudah angkat bicara, aku pasti akan memberimu muka."Lagi pula, masalah mereka berdua belum terlalu dalam. Kalau tidak, siapa pun yang mencarinya tidak akan ada gunanya."Kalau begitu, terima kasih banyak. Aku akan menyuruh adikku untuk mendisiplinkan Mark dengan baik."Karena sudah seperti ini, Fandy tentu saja pulang ke rumah.Jessy yang juga duduk di dalam mobi
Reaksi Ronald membuat Mark tertegun sejenak, lalu dia tertawa."Fandy, temanku ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Ronald tiba-tiba menatap Mark dan suaranya agak meninggi."Katakan sejujurnya, yang mau mencari tahu tentang Fandy itu kamu atau temanmu?"Mana mungkin dia tidak mengenal keponakan ini si tuan dari Keluarga Westly yang paling pintar membuat onar? Sebagai kapten Tentara Markotop, orang berbahaya dan licik seperti apa yang belum pernah dia tangani? Mana mungkin dia tidak bisa melihat apakah ucapan yang seseorang lontarkan itu kebohongan atau bukan?Saat ini semua orang juga melihat ke arah mereka, terutama Harjono yang berdiri dan berkata dengan tegas."Katakan yang sebenarnya pada pamanmu!"Mana mungkin seseorang yang berpengalaman tidak bisa melihat keseriusan Ronald?Meskipun Mark ragu, dia masih buru-buru berkata."Paman, benar, akulah yang ingin mencari tahu. Aku dan Fandy ini punya masalah, tapi itu nggak penting lagi. Aku melihatnya dibawa pergi oleh anggota Tentar
Akhirnya, Jessy memikirkannya."Sudahlah! Aku belum pernah bertaruh sekali pun seumur hidupku, jadi kali ini aku akan menemanimu untuk menggila bersama!"Tepat setelah dia mengatakan ini, tiga mobil tiba-tiba muncul di depan yang berhenti secara menyamping dari depan dan belakang sampai membuat Jessy terpaksa menginjak rem."Mau memberontak? Beraninya menghentikan mobilku?"Akan tetapi saat berikutnya, dia melihat plat nomornya dengan jelas dan langsung membeku."Gawat, ini mobil ayahku."Benar saja, pintu Rolls-Royce yang berhenti di depan terbuka dan seorang pria paruh baya muncul. Adik Jessy yang bernama Hilman juga berada di sampingnya."Hilman sialan, pasti dia yang mengadu."Setelah menoleh, Jessy terlihat menyedihkan."Kak Fandy, bisakah kamu turun denganku? Kalau nggak, kali ini ayahku pasti akan membunuhku. Tolong bantu aku."Fandy merasa tidak berdaya, tetapi bagaimanapun juga, Jessy juga telah membantunya dalam mendapatkan Bunga Alea. Jadi bantuan kecil ini bukanlah masalah.