Nigel jelas tidak memasukkan ucapan Claire ke dalam hati."Lupakan saja, ini waktunya kalian bertemu dengan koneksi Tuan Besar. Mungkin ini bisa meningkatkan hubungan Louis dan Claire."Nigel tentu saja tahu alasan mengapa Claire mengatakan ini, yaitu hubungan antara Fandy dan Tuan Rijunta. Akan tetapi, bisakah Tuan Rijunta benar-benar disebut sebagai penguasa satu tangan di Kota Valencia? Jawabannya jelas tidak.Di Vila Dansel, malam telah tiba dengan tenang dan Claire sedang duduk di sofa."Kok ada waktu untuk datang ke tempatku?"Kemunculan Claire bukan karena bahan obat yang membuat Fandy agak penasaran."Kak Fandy, maafkan aku."Fandy mengerutkan kening setelah mendengar permintaan maaf yang mendadak itu."Apa maksudmu?"Karena wanita ini bisa datang ke sini sendiri, masalahnya pasti serius."Ini tentang Louis. Aku gagal membujuknya, lalu sekarang dia juga sudah bertindak. Aku juga baru mengetahuinya. Aku dan ayahku pergi mencari ayah Louis, tapi nggak ada gunanya. Sepertinya mere
Semua orang menyambut di pintu. Sejujurnya, Louis tidak melihat ada yang luar biasa dari pria tua itu. Yang dia naiki juga mobil sedan seharga lebih dari 1 miliar. Ada seorang pria paruh baya di sampingnya dan seorang wanita cantik. Tidak disangka ternyata ...."Meskipun aku nggak tahu identitas Pak Burhan, nggak masalah. Menjatuhkan Tuan Rijunta bukanlah masalah! Kakekmu sendiri bilang Pak Burhan berteman dengan keluarga kita karena nenekmu."Setelah membahas ini, Nigel mendadak menjadi serius."Kamu tertarik pada gadis itu?"Meskipun Louis langsung menjawab, tatapannya telah mengatakan segalanya."Lupakan semua itu! Kamu nggak layak untuk menyentuh wanita seperti itu. Jarak antara kita dan dia terlalu besar untuk didekati. Lebih baik pusatkan upayamu pada Claire. Bagaimanapun, rencana nggak boleh gagal."Begitu berlebihan? Sebelum Louis sempat memikirkannya, sebuah SUV Mercedes-Benz melaju masuk. Tidak lama, Tuan Rijunta turun dari mobil penumpang dan diikuti oleh tiga orang.Adegan
Melihat kepercayaan diri Nigel, Tuan Rijunta menggelengkan kepala sebelum melambaikan tangannya dan menyuruh ketiga bawahannya untuk melepaskan Louis dan kembali ke belakangnya."Oke! Nigel, aku ingin melihat rencana cadangan apa yang kamu punya untuk membunuhku!"Masalah ini diperintahkan oleh Fandy, dia tentu saja harus menanganinya secara menyeluruh tanpa meninggalkan jejak. Begitu ada masalah yang dilaporkan kepada Fandy, itu benar-benar akan menjadi kelalaian dalam misi."Haha, Tuan Rijunta memang orang yang melakukan hal-hal hebat. Setidaknya langkahmu ini bisa membuatmu terbebas dari tanggung jawab."Saat ini empat orang keluar dari rumah di belakang. Ada dua pria tua, seorang pria paruh baya dan seorang wanita cantik."Rijunta, kamu ingin membawa cucuku pergi?"Setelah berhenti, orang pertama yang berbicara tentu saja adalah Tuan Besar Jeremy dan dia juga terlihat berwibawa."Benar, cucumu telah memprovokasi orang yang nggak seharusnya dia provokasi. Apa salahnya kalau aku memb
Akan tetapi, hasilnya masih sangat memuaskan. Burhan tidak langsung mengusir Tuan Rijunta karena Louis."Fandy? Kamu masih berani datang?"Louis mulai bergidik setelah melihat Fandy."Tuan Rijunta yang sangat kamu banggakan sudah mau gagal dan kamu masih berani muncul. Apa kamu masih ingin membalikkan keadaan? Konyol sekali!"Begitu dia selesai berbicara, Nigel menamparnya."Diam! Apa hakmu bicara di sini!?"Bodoh sekali anak ini. Ada Pak Burhan di sini. Kalau ingin meninggalkan kesan yang baik, tunjukkan sikap orang yang tidak bersalah. Sekarang dia malah berteriak-teriak di sini. Selain bisa menghasilkan sedikit kepuasan diri, kerugiannya lebih besar."Dokter?"Akan tetapi pada saat berikutnya, Burhan buru-buru melangkah ke depan dan berdiri tepat di hadapan Fandy setelah mengenalinya."Pak Burhan, nggak kusangka kita akan bertemu lagi secepat ini."Tatapan Lusiana yang mengikuti juga luar biasa luar biasa dan memang sangat terkejut."Kamulah yang punya dendam dengan Louis?"Mana mun
Setelah mendapatkan kepastian, Louis melompat."Mau! Terima kasih telah memberiku kesempatan ini, terima kasih banyak!"Louis memegang tangan Fandy dengan kedua tangan. Dia benar-benar berterima kasih. Setelah mengetahui Fandy adalah penyelamat Pak Burhan, dia mengira kali ini dirinya sudah tamat. Akan tetapi, dia juga tidak menyangka akan ada perubahan situasi seperti ini."Pak Burhan, apa kamu puas dengan aku melakukan ini?"Sebelum pergi, Fandy mengatakan ini dan kilatan terang melintas di mata Burhan saat menganggukkan kepala."Puas! Saat seseorang lahir, mungkin takdir mereka sudah ditentukan."Oh? Fandy tersenyum. Dia memang seorang pria yang pernah pergi berperang dan berhasil bertahan hidup. Ternyata dia telah melihat esensi dari berjabat tangan dan berdamai. Luar biasa.Dalam perjalanan pulang, Tuan Rijunta tidak tahan lagi dan bertanya."Kak Fandy, kamu benar-benar akan mengampuni Louis si bajingan kecil begitu saja? Jangankan statusmu sebagai Tuan Drag. Kamu baru saja menyel
Begitu diingatkan seperti ini, Lusiana baru sadar. Setelah terdiam beberapa saat, senyuman muncul di wajahnya."Karena kakek mendukung, terus apa yang harus kukhawatirkan? Aku nggak takut pada wanita mana pun."Saat matahari terbit, Fandy telah selesai mandi dan mondar-mandir di dalam kamar.Dia ragu apakah dia akan dimaafkan kalau pergi mencari Wildan.Kali ini masalah Louis telah membuat Wildan menderita begitu banyak ketidakadilan dan itu benar-benar membuat Fandy merasa sangat bersalah.Saat masih kecil, dia ingat dengan jelas kalau ayahnya sering bilang Wildan itu pemarah dan tidak akan membiarkan dirinya menderita. Akan tetapi siapa sangka dia malah rela diinjak oleh Louis demi dirinya.Meskipun dia telah melakukan sesuatu pada Louis dan hanya bisa hidup beberapa hari, dia juga tidak bisa mengatakan hal seperti ini dengan jelas.Saat itu Rijunta menelepon."Kak Fandy, kami sudah mencari tahu kalau Wildan sudah pergi lebih awal dan berada di kantor Pak Jiro dari Bank Flag."Fandy
Pak Jiro ketakutan dan langsung berteriak ke arah Wildan."Wildan! Kamu gila, ya!? Beranikah kamu berbicara dengan Tuan Fandy seperti ini!? Kamulah yang harus keluar!"Setelah mengatakan itu, dia buru-buru berlari ke Fandy dengan sikap rendah hati."Aku benar-benar minta maaf, Tuan Fandy. Ini adalah salah satu klienku. Tolong jangan marah."Fandy menatap Wildan dengan tatapan bersalah."Paman Wildan, aku benar-benar minta maaf. Sebaiknya aku keluar dan menunggumu. Aku harus menjelaskan sesuatu kepadamu."Setelah mengatakan itu, Fandy berbalik dan berjalan keluar, meninggalkan Pak Jiro berdiri di sana dengan wajah bingung.Paman Wildan? Fandy si pemegang kartu platinum Wildan ini dengan sebutan paman? Ini ...."Heh! Aku ingin melihat apa lagi yang bisa kamu katakan."Melihat Wildan berjalan keluar dengan langkah cepat, Pak Jiro yang sudah sadar buru-buru menangkapnya."Pak Wildan, ka ... kamu dan Fandy saling kenal. Seharusnya kamu bilang lebih awal. Pinjaman itu sama sekali nggak ada m
Sebelum pergi, Wildan mengatakan satu hal lagi."Kalau kamu gagal, nyatakan kepada dunia luar kalau kita nggak ada hubungan apa pun lagi dan hubungan kita akan putus sepenuhnya."Wildan sengaja menyebut rekan kerja. Besok Grup Bintang memang akan datang ke Kota Valencia dan benar-benar berencana membangun kota di pinggiran Kota Valencia, tetapi tidak ada pengusaha yang tidak tahu ini.Akan tetapi perusahaan tingkat apa itu? Peringkat kesepuluh di Negara Limas dan statusnya sudah bisa dibayangkan, jelas Tuan Rijunta tidak akan bisa mendekati mereka, jadi ini adalah tugas yang mustahil bagi Fandy.Wildan hanya ingin menggunakan ini untuk membuat batasan yang jelas dengan Fandy dan menghindari bahaya bagi keluarganya di masa depan.Uang? Setidaknya dengan sifatnya, hidup berkecukupan saja sudah luar biasa.Karena sudah setuju, Fandy bergegas ke tempat Rijunta."Rijunta, kamu pernah dengar tentang Grup Bintang?"Tuan Rijunta mengangguk."Aku pernah mendengar perusahaan yang menduduki perin
Saat berikutnya, sebuah suara dari luar terdengar oleh semua orang."Pak Burhan, Ganos datang berkunjung tanpa diundang. Mohon dimaafkan."Burhan melirik ke arah Wisnu."Kamu nggak akrab dengan aura Ganos? Benar-benar mengejutkan."Wisnu tersenyum pahit, tetap saja dia harus memastikannya dulu dan tidak bisa menahan diri untuk mengeluh saat pergi ke pintu."Ganos selalu datang seperti ini, nggak ada orang lain lagi."Karena itu pengingat palsu, Fandy juga pergi dari meja makan. Bagaimanapun, Ganos adalah seorang senior dan telah menyelamatkannya terakhir kali, jadi dia harus bersikap sopan.Dengan status Pak Burhan, wajar saja kalau dia kenal Ganos.Setelah Ganos masuk, dia melihat Fandy ada di sana dan matanya yang tidak ditutupi oleh topeng berkilat terkejut."Kok tumben ada waktu untuk menemuiku? Sudah makan belum? Ayo makan bersama."Baru setelah Burhan berbicara, Ganos berbicara."Sudah makan, aku datang menemuimu untuk mendiskusikan sesuatu. Apa kamu ada waktu?""Ayo pergi."Kedu
"Fandy, kamu benar-benar melakukan hal besar tanpa bertindak. Aku sudah tahu situasi di panti asuhan, tapi aku nggak berani beri tahu Lusiana tentang hal itu atau dia akan menangis."Lalu dia menepuk bahu Fandy."Sekarang kulihat kamu memang tetap sehat seperti yang digosipkan, cuma kehilangan keterampilan bela diri. Aku pun bisa merasa jauh lebih lega. Kamu nggak akan menyalahkanku karena nggak bicara denganmu di telepon, 'kan?"Fandy tersenyum."Apa yang kamu katakan? Itu bukan masalah besar, jadi merupakan pilihan bijak untuk nggak memberi tahu cucumu."Dengan posisi Burhan, sangat mudah untuk memahami hal ini.Setelah makanan disajikan, Wisnu juga duduk untuk makan bersama dan mereka berempat bersenda gurau."Uhuk! Kakek, apa kamu melupakan sesuatu?"Burhan yang sedang mengobrol dengan Fandy menatap cucunya yang marah dan buru-buru mengganti topik pembicaraan."Oh iya, Fandy, besok adalah hari ulang tahunku. Kamu harus datang."Hari ulang tahun? Untuk usia Pak Burhan, ini dianggap
Stira tercengang. Fandy hanya bilang ingin bertemu Fitri karena ada masalah yang sangat penting tanpa menyebutkan apa itu.Sekarang mana mungkin dia tidak terkejut setelah mendengar itu adalah Kenzo? Tidak ada satu pun dari Ace 13 buronan Super S yang merupakan orang biasa dan ternyata saat ini ada di dalam gedung?Fitri juga langsung berbalik dan menatap Fandy."Tahu nggak apa yang kamu katakan?"Fandy mengangguk."Aku tahu, aku nggak akan bercanda denganmu tentang masalah seperti ini."Setelah mengatakan itu, Fandy memasuki gedung lebih dulu. Sepertinya dia tidak lagi peduli apakah Fitri akan mengikutinya atau tidak.Setelah menggigit bibirnya, Fitri berjalan dan memelototi Stira."Kenapa kamu nggak memberitahuku sebelumnya?"Stira merasa tidak berdaya. Apa yang kukatakan? Aku juga tidak tahu.Setelah keduanya masuk, mereka melihat Kenzo duduk di lantai dan menghela napas pada saat yang bersamaan.Siapa sangka saat ini Kenzo yang telah menjadi buronan selama bertahun-tahun dan menger
Setelah berjalan beberapa langkah ke depan, Fandy duduk di kursi sebelum berkata."Kamu tahu aku murid Master Medis, 'kan?"Meskipun Kenzo tidak berbicara, sorot matanya cukup untuk memastikan kalau dia berasal dari Asosiasi Tetua."Sayang sekali Ace 13 dipermainkan. Asosiasi Tetua pernah memberitahumu kalau Master Medis punya sepuluh murid dan aku cuma salah satu dari mereka nggak?"Apa!?Mata Kenzo terbelalak lebar setelah mendengar ini."Pantas saja ada seorang master seperti itu melindungi temanmu!"Kenzo menertawakan dirinya sendiri dan menggelengkan kepalanya."Terus kenapa kalau dipermainkan? Sekalipun aku yang terbaik di dunia, mana mungkin berani bilang nggak takut apa pun? Bagaimanapun, meski ditangkap olehmu, aku jauh lebih baik daripada Dewa Pembunuhnya dan mati di tangan bajingan."Dewa Pembunuh? Ekspresi Fandy terlihat aneh."Oh, Dewa Pembunuh. Hari itu aku nggak membunuhnya karena suatu alasan. Aku cuma membuatnya terluka parah, jadi seharusnya dia bisa dianggap sama pen
Bahkan Kenzo menjadi panik karena hadiah puluhan triliun Fandy.Kemungkinan dia tidak pernah menyangka Fandy akan mengeluarkan 20 triliun demi mencarinya. Haris diketahui, itu 20 triliun, sesuatu yang tidak akan bisa didapatkan oleh yang namanya orang sukses. Akan tetapi, Fandy bisa langsung mengeluarkannya bukan untuk investasi atau apa pun, melainkan untuk mencari seseorang.Sebuah pepatah yang berbunyi uang bisa membuat semuanya terjadi memang sudah berlaku sejak lama.Hadiah selangit itu pasti akan membuat banyak orang tergila-gila. Meski Kenzo mengetahui seni penyamaran dan bahkan bersembunyi di pegunungan yang dalam atau hutan lebat, kemungkinan siapa pun yang bisa menemukan akan muncul.Fandy tetap tenang dan berkata sambil tersenyum."Benarkah? Kelemahanku? Kenzo, kamu terlalu menyombongkan diri."Bajingan, kukira kamu masih bisa bersikap acuh tak acuh."Jangan terlalu banyak bicara. Setahuku sekarang kamu memang sendirian, tapi sepertinya pria bernama Arnold telah menjadi saha
Tidak ada yang namanya gratis di dunia ini. Fandy begitu peduli pada gadis yang belum dia temui sebelumnya dan pasti ada sesuatu yang tersembunyi. Saat mengetahui gadis itu diperlakukan sebagai adik, Janson segera mengutus salah satu putranya untuk mengejar Levron.Putra itu melakukan segalanya. Dia benar-benar sudah mencapai posisi tertinggi dalam mengejar wanita. Banyak wanita kaya yang bisa dikejar dengan mudah tanpa perlu mengandalkan statusnya sebagai anak terkaya, apalagi gadis biasa seperti Levron.Setelah kembali ke kedai teh, dia melihat Fredrick mengerutkan kening. Mana mungkin Janson tidak bisa menebaknya?"Kak Fredrick ingin tahu identitas pemuda itu?"Fredrick mengangguk."Betul, aku sudah melihat semuanya. Bisa-bisanya itu membuatmu begitu takut. Karena sekarang sudah bertemu dengannya, tentu saja aku nggak mau melewatkannya. Apa yang paling kita para orang tua takuti di dunia? Cuma orang rendahan. Kalau sampai diprovokasi, langsung menghancurkan semuanya dengan satu usah
Sambil mengangkat tangan, Fandy memberi isyarat kepada para anggota Aula Anora untuk jangan bergerak dan hanya melihat ke arah Aditya yang sudah berada di dekatnya."Nggak, kamulah yang keterlaluan! Aku memuji kesetiaanmu, tapi nggak memengaruhi apa pun."Janson ketakutan dan buru-buru berkata."Aditya, tolong jangan mengacau lagi, mundurlah!"Lelucon apa ini? Bahkan para tetua keluarga yang berada di Aliansi Bela Diri mengatakan kebangkitan Balai Tim Drag tidak bisa dihentikan. Sekarang dia masih berani bermusuhan dengan Balai Tim Drag?Kalau sesuatu terjadi pada Fandy di sini, keluarga pasti akan meninggalkannya dan orang terkaya di ibu kota provinsi akan digantikan."Kalau sampai Tuan Besar, aku akan membunuhmu!"Fandy mencibir terhadap ancaman Aditya. Kalau ini terjadi sebelumnya, orang seperti ini akan dibunuh dengan satu tamparan."Dengan ucapan ini, kamu Aditya, 'kan? Nyawamu sudah dipastikan."Saat kekuatannya pulih, Aditya pasti akan mati."Tuan Fandy, bisakah kamu memberiku w
Tidak jauh dari sana, Fandy masuk ke dalam mobil besar Lexus. Saat mobil dinyalakan, lima kendaraan menderu secara beruntun.Di dalam kediaman Keluarga Wuris, Janson sedang menjamu tamu penting. Yang saat ini duduk di seberangnya adalah Fredrick, ketua Kamar Dagang Linggar di Negara Limas. Hanya mereka yang mengetahui Kamar Dagang Linggar baru bisa mengerti status Fredrick."Janson, kedai tehmu sangat bagus. Nanti perkenalkan perancangnya padaku dan aku akan membangunnya di rumah."Fredrick menghabiskan tehnya dan terus melihat ke arah ruang teh dengan tatapan penuh kasih sayang."Cuma masalah kecil, apa maksud ucapanmu itu?"Setelah mengangguk, Fredrick mulai membicarakan masalah pentingnya."Kali ini aku kebetulan melewati ibu kota provinsi dan barang-barang di kapal berikutnya bernilai sangat tinggi, jadi aku datang untuk memastikan masalah keamanan seniman bela diri denganmu."Janson tersenyum."Kalau itu, kamu tenang saja. Sudah berapa kali kita bekerja sama? Meski nggak percaya p
Oh? Fandy tersenyum. Setelah Organisasi Murka, orang lain telah menghubungi organisasi pembunuh untuk mengincar dirinya dan kemungkinan itu juga orang yang tidak terlalu cerdas.Yang terpenting adalah mungkin orang itu tidak pernah menyangka organisasi pembunuh yang luar biasa ini didirikan oleh kakak senior Fandy."Siapa yang mengincarku?""Seorang pria bernama Deddy, dia berasal dari ibu kota provinsi."Fandy mengangkat tangannya."Aku tahu siapa dia, aku akan menangani masalah ini sendiri."Pria tua itu tidak berkata apa-apa lagi dan menunggu hal penting yang akan Fandy perintahkan kepadanya."Kenzo si peringkat kedua dari belakang di antara 13 penjahat buronan Super S Negara Limas dari Grup King, cari orang ini untukku."Organisasi pembunuh memiliki sumber informasinya sendiri. Kalau tidak, bagaimana mereka bisa membunuh targetnya? Jadi menyuruh mereka mencari seseorang pasti jauh lebih baik dari apa pun."Mengerti."Fandy masih sangat marah begitu teringat dirinya dijebak seperti