Share

Rahasia Vira

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-31 10:39:41

Hendra mengangkat kepala saat sepatu warna merah menyala terlihat memasuki ruangannya. Seperti biasa wanita itu selalu terlihat modis. Tubuhnya selalu tercium wangi, bahkan dari jarak sekian meter Hendra sudah bisa mencium parfume Arlin. Wangi yang lembut. Enak benar untuk dihidu.

Senyum Arlin mengembang saat mata mereka bertemu. Mata yang cemerlang karena rasa percaya diri yang sangat tinggi dari empunya. Membuat nyaman berlama-lama menatap mata itu.

“Bee.” Suara manja Arlin terdengar empuk di telinga.

Arlin menata debar di dada saat sambutan Hendra sangat dingin padanya. Langkahnya yang penuh percaya diri, sebenarnya untuk menutupi kegugupan yang semakin menggila di dalam hatinya.

Arlin menggigit bibir saat mengingat apa tujuannya kemari. Setengah jam yang lalu Papa Surya menelepon. Suara itu terdengar sangat geram.

“Arlin!” Suara lengkingan Papa Surya langsung terdengar saat Arlin menekan tombol terima panggilan.

“Kau tidak berhasil tidur dengan Hendra, hah?!”

Arlin mendengus kesa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Archlies Medarn
kata tamat tp kenapa masih sangku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Menemui Mama Lily

    “Ngomong-ngomong, usaha istrimu lumayan juga.”“Usahanya cukup besar, Bee. Vira bahkan punya lima orang karyawan. Bahkan dari usahanya itu dia bisa kuliah. Katanya tahun ini wisuda kalau skripsinya lancar.” “Pak Hendra?” Pak Risky, salah satu tim kuasa hukum Hendra membuat perhatian Hendra kembali. Pikirannya selalu terngiang-ngiang ucapan Arlin tadi. Usaha apa? Vira?“Jadi bagaimana, Pak?” Pak Risky kembali bertanya.“Eee, sampai dimana kita tadi?” Hendra menggaruk ujung hidungnya.Pak Risky, Hendy, dan tim kuasa hukum lainnya yang berjumlah tiga orang saling berpandangan. Tidak biasanya Hendra seperti ini. Lelaki itu seperti sedang tidak fokus. Biasanya Hendra selalu hadir seutuhnya saat sedang rapat penting. Dia terbiasa terjun langsung untuk mengetahui akar permasalahan.“Terkait hasil sidang tadi, Pak Hendra. Sepertinya tidak ada itikad baik dari perusahaan lawan. Entah apa yang membuat mereka tiba-tiba dengan percaya dirinya meminta agar gugatan dicabut, padahal tidak ada satu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Pertengkaran

    Di tempat lainnya, Vira sedang bersiap untuk pulang. Timnya memang dapat diandalkan. Proyek yang mereka kerjakan sudah berjalan sesuai dengan waktu yang dia perkirakan.“Hati-hati, Bubs.” keempat karyawan Vira kompak bersuara. Wanita itu tertawa karena mereka terdengar seperti sedang paduan suara.Vira melambaikan tangan dan bergegas keluar mengendarai mobilnya. Dia ingin memasak untuk makan malam sebelum Hendra pulang. Siapa tahu Hendra pulang cepat, pikirnya.“Jadi ini tempat usahamu, Vir?”Vira terlonjak kaget saat tiba-tiba ada Hendra duduk di kursi penumpang. Lelaki itu memang sengaja mendatangi alamat yang diberikan oleh Arlin. Dia ingin membuktikan dengan mata dan kepalanya sendiri benarkah semua yang dikatakan oleh wanita itu.“PT. Savira Kreasi Jaya. Sudah berbentuk PT rupanya.” Hendra mengangguk-angguk menatap plang nama tempat usaha Vira. Dia langsung ikut masuk ke mobil Vira saat tadi istrinya itu juga sedang masuk ke mobil. Hendra sengaja mengajak supir kantor tadi, jadi

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Umpan Dari Arlin

    Hendra mengacak rambutnya dengan kedua tangan. Dia akhirnya keluar dan membanting pintu mobil dengan kencang saat menutupnya.Arlin tersenyum tipis melihat kejadian di depannya. Ini kabar baik baginya, melihat Hendra dan Vira pulang dalam keadaan bertengkar. Sementara Mama Lily menatap Hendra dan Vira dengan bingung. Kenapa anak dan menantunya itu pulang dalam keadaan bertengkar? Kenapa pula mereka bisa pulang bersama? Kemana mobil Hendra?Vira tertawa sinis melihat Arlin sedang duduk santai di teras. Wanita itu berhenti dan membalik badan menatap Hendra yang berjalan di belakangnya. Dia menggerakkan bahu dan memutar bola matanya, kemudian menunjuk keberadaan Arlin dengan dagunya.Hendra mengikuti arah yang ditunjuk Vira. Hampir saja keluar kata makian dari mulutnya melihat Arlin sedang duduk manis bersama Mama Lily. Apa lagi mau wanita itu? Akan semakin runyam urusannya dengan Vira karena keberadaan Arlin.Vira sengaja berhenti lama, menunggu Hen

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Hamil?

    Hendra terdiam mendengar setiap kalimat Vira. Istrinya benar, selama ini dia tidak pernah terpikirkan untuk mengetahui apa saja kegiatan wanita itu selama dia di kantor. Hendra sudah terlalu nyaman dengan semua pelayanan Vira padanya. “Kini kau mempermasalahkan sesuatu yang bahkan kau sendiri pun tidak pernah ingin tahu. Meributkan hal yang Mas tidak pernah menunjukkan ketertarikan sama sekali, apalagi kepedulian. Lucu!” Vira berteriak tepat di depan Hendra.Nafasnya menderu. Semua rasa yang selama ini dia simpan dan kubur dalam-dalan akhirnya menemui ujungnya. Ibarat menyimpan api dalam sekam, akhirnya Vira justru terbakar sendiri karena berusaha memaklumi semua sikap suaminya.“Dengar! Aku lelah. Usahaku hampir hancur karena wanita masa lalu yang terus kau biarkan menempel di dekatmu. Ayahku terbaring di rumah sakit juga karena perempuan tak punya hati itu. Lalu kini, kau pun ikut menambah bebanku karena informasi dari Arlin. Luar biasa sekali memang ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-02
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Kartu AS

    “Bagaimana?” Papa Surya bertanya pada seseorang melalui telepon di seberang sana.Di sampingnya Arlin terlihat sedang duduk sambil memperhatikan setiap gerak-gerik papanya. Lelaki itu terlihat mengangguk-angguk sambil sesekali menghela napas panjang. Lima menit berlalu, akhirnya Papa Surya meletakkan kembali ponselnya di atas meja.Lelaki yang menggunakan setelan jas warna abu-abu gelap itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Dia menengadah sambil menutup wajah dengan kedua tangan. Sesaat kemudian dia kembali menegakkan punggung sambil menatap Arlin.“Habis,” ucapnya sambil menggelengkan kepala.“Habis kita, Arlin,” sambungnya.“Mereka menutup semua pintu damai. Hendra benar-benar tidak mau berunding lagi.”“Memangnya apa yang mau kita rundingkan, Pa?” Arlin tertawa kecil sambil menyilangkan kakinya.“Maksudmu?” Papa Surya menatap Arlin tidak suka.“Berunding itu kalau kita punya win-win solution. Lah

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Tak-tik Arlin

    Arlin tersenyum lebar. Ingatannya melayang pada peristiwa beberapa bulan yang lalu, saat dia dan Vira bertemu di sebuah kafe. “Jangan terlalu keras padaku, aku masih mempunyai kartu lain yang jauh lebih ganas daripada dua yang sudah kau ketahui ini, Vir. Jika kartu ini kugunakan, aku yakin seratus persen kau akan menyesali semua yang kau lakukan seumur hidupmu.” Arlin menatap Vira dengan lekat. Berusaha memperkuat ancaman yang dia berikan dengan tatapan mata.“Aku tidak memintamu mundur, Vir. Aku hanya memintamu berbagi.” Senyum Arlin mengembang sempurna.Arlin tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, membuat Papa Surya terheran-heran. Apa putri semata wayangnya sudah gila karena tekanan yang dia berikan?“Vira terlalu jumawa, Pa. Wanita bodoh itu sudah merasa paling pintar seakan dia bisa membaca semua gerakanku.” Tawa Arlin kembali berderai“Padahal aku sudah minta baik-baik agar dia mau berbagi, tetapi dia terlalu angkuh dan sombong seolah a

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-03
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Ziarah

    “Ayah kenapa menangis?” Vira berjongkok di samping kursi roda Ayah Aksa.Lelaki itu hanya menggeleng sambil mengusap air matanya yang terus mengalir tidak mau dihentikan.Vira menarik nafas perlahan, membiarkan Ayah Aksa larut dalam perasaannya. Angin berhembus pelan, membuat Vira sedikit merapatkan cardigan yang dikenakannya. Semilir harum bunga kamboja memenuhi indra penciuman. Wanita itu menoleh pada bunga berwarna putih dengan kuning di tengahnya.Bunga-bunga itu sedang mekar, indah dipandang. Beberapa kuntum jatuh berserakan di pusara, beberapa bahkan jatuh tepat di atas nisan di bawahnya.“Zita.” Ayah Aksa berbisik pelan sambil mengelus nisan bertuliskan nama Yozita.“Dua puluh tahun lebih aku tidak menemuimu. Maaf.” ayah Aksa kembali tergugu.Ini pertama kalinya dia berziarah ke makam Zita sejak hari wanita itu dimakamkan. Ayah Aksa memutuskan langsung pulang ke tanah kelahirannya sehari setelah Zita berpulang. Berdiam diri lebih lama di sini membuat hatinya semakin hancur. Mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Prasangka

    Sementara di tempat lain. Hendra sedang menatap dingin pada televisi berukuran 40 inch di dinding kantornya. Tangan lelaki itu terkepal melihat siaran berita yang sedang ditayang."Saya tidak menyangka mereka menggunakan cara seperti ini. Mereka memanfaatkan media untuk membangun opini karena punya akses orang dalam di sana." Hendy menarik napas panjang.“Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan apapun dari Vira maupun Hendra. Dihubungi secara terpisah, melalui perwakilan perusahaan Hendra menyampaikan enggan menanggapi berita ini, membuat asumsi semakin simpang siur di luar sana.Sementara Vira tidak mengangkat sambungan telepon, kuat dugaan pemilik usaha PT. SKJ itu sedang bersembunyi karena terkejut dengan adanya pemberitaan ini.Tentu dia tidak menyangka jika si YouTuber yang dia retas akunnya akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Menurut pengakuan si Pelapor, Vira berkali-kali meminta masalah ini diselesaikan secara damai.Namun, wanita itu enggan mengembalikan akunn

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04

Bab terbaru

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   ENDING

    Vira mengangguk. Kedua lesung pipinya tercetak jelas.Manis. Hendra membatin."Boleh aku tahu kenapa kau bisa bertahan setelah sekian lama? Bahkan kau masih tetap menerimaku kembali, setelah semua kesalahan yang kulakukan secara sengaja dan sadar." Hendra membelai rambut Vira yang tergerai. Wangi. Aroma mint yang sangat dia sukai."Karena aku juga belum bisa menjadi istri yang baik bagimu, Mas. Aku menyadari, dulu niatku salah. Aku terlalu berambisi membuatmu menerima kehadiranku agar bisa membungkam Silmi dan mamanya.” vira tertawa kecil mengingat masa itu. Masa-masa perjuangan saat dia hampir setiap minggu menemui wanita Hendra yang selalu berbeda.“Seiring berjalannya waktu, aku mulai mengerti tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan keinginanku. Satu yang kusadari, harusnya aku tidak memaksakan diri agar kau menerimaku.” Vira memiringkan tubuhnya menghadap Hendra. Tangannya menyentuh pipi Hendra pelan.Sungguh, hatinya terasa hangat. Ini pertama kalinya mereka bicara seintim i

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Menuju Ending 2

    Kabar terakhir yang dia dengar, ada upaya dari beberapa pihak yang berusaha memberikan jaminan bebas untuk Arlin. Setidaknya, dia bisa bebas walau berstatus sebagai tahanan kota. Namun, Vira tidak ambil pusing. Wanita itu sudah cukup puas bisa membuat wanita itu merasakan sempitnya ruang penjara walau hanya beberapa hari.Dari awal dia sudah tahu, Arlin tidak akan mungkin mendekam dalam penjara selama itu. Tujuannya hanya satu, membersihkan namanya dan membuat mata Hendra terbuka bahwa wanita itu tidak selemah pikirannya selama ini. Dia berharap, dengan semua yang dilakukan Arlin selama ini, suaminya bisa melupakan rasa bersalahnya pada wanita itu.“Kenapa Vira minta maaf? Bahkan detik ini, Bunda sudah tidak punya muka untuk bertemu denganmu, Nak.”Sasa yang membawa gelas minuman dan Sesa yang membawa piring berisi makanan ringan terhenti langkahnya saat akan memasuki kamar. Mereka urung masuk saat mendengar suara tangisan ibunya.Mata mereka ikut basah. Ini pertama kalinya ibu mere

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Menuju Ending 1

    “Kak Vira?” Gadis berusia sembilan belas tahun itu sedikit terkejut saat melihat siapa yang tadi mengetuk pintu rumah mereka.“Siapa, Sa?” Seorang gadis yang berusia sama muncul dari balik hordeng pembatas ruangan. Wajah mereka tampak sama. Serupa pinang dibelah dua.“Halo, Sasa, Sesa?” Vira tersenyum lebar melihat dua saudara kembar itu. Mata mereka membulat karena terkejut.“Bunda ada?” Vira kembali bertanya karena Sasa dan Sesa hanya diam dan mematung memperhatikannya.“Ada, masuklah.” Sasa akhirnya menyingkir dari pintu, memberi jalan pada Vira dan Hendra.Hendra memperhatikan rumah itu. Ruangannya terlihat bersih dan rapi walau ukurannya tidak terlalu besar. Sofa sederhana dengan bentuk leter L dan meja kaca memenuhi ruangan itu. Televisi berukuran tiga puluh dua inch terletak tepat di depan sofa.Di dinding terpasang beberapa bingkai foto. Salah satu foto menarik perhatian Hendra. Terlihat enam orang sedang berpose, tiga wanita dan tiga pria dengan latar belakang bangunan yang m

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Tabir yang Terkuak

    “Vira mengatakan hubunganmu dan Mama Lily sedikit renggang karena kehadiran Om Winar?”Hendra mendengus. Dia memang mengabaikan Mama Lily belakangan ini. Menganggapnya tidak ada, agar wanita itu bisa merasakan bagaimana perasaan Papa Heru yang disebutnya sudah meninggal sekian lama.“Semua memang salah Papa, Hen. Papa juga sangat paham bagaimana kecewanya mamamu pada papa. Suami yang dia dampingi dari posisi nol, setelah berjaya justru menyeleweng. Itulah sebabnya kenapa papa menjauh, karena menghargai mamamu.” Papa Heru menarik napas panjang, menyesali kebodohannya selama ini.“Sejujurnya, waktu itu papa gelap mata. Namun, karena mengerti hancurnya perasaan mamamu dan menyadari kesalahan, papa langsung menerima keputusan pisah tanpa membawa sepeser pun harta yang kami kumpulkan bersama.” Angin sepoi-sepoi kembali berhembus, menggoyangkan rambut Hendra yang sudah agak panjang.“Bukan salah mamamu dia mengatakan papa sudah tiada, andai papa mau bisa saja papa datang menemuimu ke sana.

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Pertemuan

    “Pa.” Vira melambaikan tangan pada lelaki yang sedang berdiri di samping saung. Sepertinya lelaki itu sedang menatap kedatangan mereka.Hendra mengerutkan kening mendengar Vira menyapa dengan “Pa”. Dia tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. Tingkat percaya diri dan sok kenal istrinya memang patut diacungi jempol.“Vira.”Suara berat itu membuat Hendra mengangkat kepala. Vira? Mereka saling mengenal?Sekitar sepuluh meter dari saung, Hendra mematung. Walau lelaki itu menggunakan pakaian yang lusuh khas baju petani ke kebun, namun tidak menutupi wibawa seseorang yang baru saja menyapa istrinya itu.Seketika hati Hendra basah. Dia sangat mengenali sosok yang sedang menunggu kedatangan mereka itu. Walau rambutnya sudah beruban, lelaki itu masih terlihat tampan. Tubuhnya pun masih sangat gagah di usianya yang sudah tidak lagi muda.“Papa,” desis Hendra.Dia berusaha menegarkan langkah kakinya yang terasa bergetar. Jantungnya berdegup kencang sampai-sampai dia seperti bisa mendengar de

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Mimpi

    Lelaki berbaju abu-abu dengan warna yang sudah pudar itu menoleh saat mendengar beberapa suara. Dia menghentikan sejenak aktivitas mencuci tangan dan kaki di pancuran bambu yang airnya mengalir jernih. Baru saja kemarin dia memasang pancuran bambu itu. Selama ini dia langsung menciduk airnya menggunakan gayung dari batok kelapa.Melihat rimbun rumpun bambu di ujung desa saat dia akan lewat menuju sawah, melintas pikirannya untuk membuat pancuran. Benar saja, ternyata pancuran ini lebih memudahkan aktivitasnya untuk mencuci tangan dan peralatan bekas makan.Lelaki itu baru saja menyelesaikan makan siangnya. Ikan nila bakar dan tumis kangkung menemani makan siangnya hari itu. Setelah dari pagi tenaganya terkuras karena membersihkan hama di antara padi dan membenarkan pematang, menu makanannya terasa sangat sedap menyapa lidah. Ditambah dengan angin sepoi-sepoi dan lengking burung elang yang terbang rendah mencari mangsa, menambah kenikmatannya makan di atas saung kecil di tengah sawah.

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra (3)

    “Aamiin.” awak media serentak mengaminkan, membuat Vira tertawa renyah.“Silang pendapat antara saya dan suami hari ini bukan masalah besar. Akhir-akhir ini kami memang kurang intens berkomunikasi karena saya sibuk mengurus acara empat bulanan dan Mas Hendra sibuk dengan pekerjaannya. Sudah ya.” Vira melambaikan tangan sambil tersenyum dan melenggang masuk ke gedung.Hendra mencegat Vira begitu istrinya itu lewat di depannya. Dia menarik tangan Vira pelan dan mengajaknya masuk ke dalam salah satu ruangan kosong.“Apa yang kau lakukan di sini, Vir?” Hendra menatap Vira tajam.“Maksud, Mas?” Vira mundur selangkah, membuat jarak diantara mereka tidak terlalu dekat.“Sudah kukatakan jangan ikut campur masalah keluargaku!” Hendra mengepalkan tangan.“Fokus saja pada kehamilanmu dan kesehatan Ayah Aksa. Ini bukan ranahmu. Biar kuselesaikan dengan caraku. Mengerti?!”“Ikut campur bagaimana?” Vira menatap Hendra tenang. Sementara Hendra menatapnya dengan garang.“Kenapa kau membuat pernyataa

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra (2)

    “Ibu Savira, kenapa anda datang terpisah dengan Pak Hendra? Kenapa kalian datang padahal sebelumnya tidak? Apakah ada hal penting terkait agenda sidang hari ini.”Vira hanya tersenyum mendengar rentetan pertanyaan dari wartawan. Dia terus berjalan lurus tanpa merasa perlu menjawab pertanyaan mereka.“Tadi Pak Hendra mengatakan kalian akan menempuh jalur kekeluargaan karena mempertimbangkan posisi Arlin sebagai pimpinan perusahaan sehingga menyangkut hajat hidup orang banyak. Bagaimana tanggapan anda?” Vira menghentikan langkah dan menoleh pada salah satu wartawan yang tadi bertanya. Dia mengerutkan kening mendengar pernyataan itu.“Bagaimana?” Vira balik bertanya.“Apakah anda akhirnya memutuskan hadir karena tidak mau suami anda kembali intens berhubungan dengan Bu Arlin yang dulu merupakan pacarnya?”Vira tersenyum mendengar pertanyaan kedua ini. Dia mengaitkan kacamata hitam di kerah baju bagian dadanya sebelum menjawab.“Jalur kekeluargaan? Jujur, kalau saya pribadi belum ada renc

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra

    "Bagaimana agenda sidang hari ini, Pak Hendra? Apakah ada hal yang mendesak sehingga anda hadir? Beberapa sidang sebelumnya hanya kuasa hukum yang mewakili." Awak media langsung mengerumuni Hendra begitu lelaki itu keluar dari mobil.Hendra mengulas senyum pada wartawan yang mengikuti langkahnya. Kasus ini memang menarik perhatian publik karena dari awal Arlin sudah melempar bola kepada media. Seiring berjalannya persidangan, banyak fakta-fakta tersembunyi yang ikut mencuat, termasuk hubungan Arlin dan Hendra di masa lalu.Hal itu menarik perhatian masyarakat, karena terkuak hubungan Arlin dan Hendra bukan hanya sekedar rekan bisnis. Namun, lebih dari itu, mereka sempat berpacaran lama bahkan hampir bertunangan. Cinta mereka harus kandas karena Hendra dijodohkan dengan Vira.Romansa cinta mereka bertiga bahkan mengalahkan fokus pada kasus yang sedang berjalan. Animo masyarakat lebih tertarik untuk mengulik kisah asmara ketiganya.“Anda datang sendiri tanpa didampingi Ibu Savira? Apak

DMCA.com Protection Status