Home / Romansa / Aku dan [D]ia / Chapter 1 Perkenalan

Share

Aku dan [D]ia
Aku dan [D]ia
Author: Kamunyakamu

Chapter 1 Perkenalan

Author: Kamunyakamu
last update Last Updated: 2021-09-22 19:54:52

Kisah ini berawal pada lima tahun yang lalu, sebelum aku mengenalnya. Pada saat itu aku hanyalah mahasiswi baru yang tak memiliki teman yang akan melakukan ospek di sebuah kampus swasta. Aku baru saja turun dari angkutan umum, maklum aku tidak memiliki kendaraan pribadi karena aku tidak bisa menggunakannya. Bahkan sepertinya aku tidak berniat juga belajar menggunakan kendaraan sendiri rasanya kecemasan ku lebih besar dibandingkan keinginan ku.

Pada saat aku menyebrang jalan menuju gerbang kampus kebetulan sekali ada seorang perempuan yang ikut menyebrang dengan ku. Dia menggunakan pakaian putih rok hitam seperti yang aku pakai yang menandakan bahwa dia adalah mahasiswi baru seperti ku. Dia tersenyum pada ku sebagai tanda bahwa dia jenis orang yang ramah.

“Hai, mahasiswa baru juga ya?” tanyanya setelah kami berada didepan gerbang kampus sembari tersenyum manis.

“Iya, kamu juga?” jawabku.

“Sama aku juga, aku Riana. Nama kamu siapa?” tanyanya antusias sembari mengulurkan tangan.

“Aku Diza” jawabku sembari membalas uluran tangannya dengan senyuman yang kaku.

Dari perkenalan itu, dia mengajak ku mengobrol bahkan dia juga memperkenalkan temannya yang sama kuliah disana kepada ku. Sampai masa ospek selesai kami menjadi cukup dekat aku selalu diajak olehnya hangout bareng dengan teman – temannya. Hanya saja aku belum bisa terbuka padanya, aku hanya bisa merespon obrolannya saja.

***

Awal perkuliahan pun berjalan dengan lancar tanpa ada masalah, begitu pula dengan pekerjaan ku. Ya, aku kuliah sambil bekerja. Bukan pekerjaan berat hanya seorang tutor pendamping di sekolah PAUD. Pekerjaan ku selesai jam 10 pagi paling lambat jam 12 siang, jadi sehabis kerja aku bisa berangkat kuliah. Kalau ada jadwal kelas pagi di kampus aku bisa izin kepada kepala sekolah. Beruntungnya aku memiliki kepala sekolah yang pengertian.

Sekitar 3 bulan berkuliah aku baru melihatnya, dia satu kelas dengan ku. Di kampus ku satu kelas berarti satu angkatan dengan jurusan yang sama, dan aku baru melihatnya, betapa tidak perhatiannya aku pada lingkungan sekitar.

Saat itu di kelas, dosen sedang menjelaskan materi mengenai bela negara. Aku melihat kondisi luar kelas dari kaca jendela seberang, namun ketika mata ku akan kembali memperhatikan dosen mata ku menangkap wajah seorang laki-laki yang juga melihatku. Dia duduk disamping ku. Dia memiliki sorot mata yang tajam. Kami berpandangan cukup lama tanpa senyum, lalu suara dosen yang cukup keras menyadarkan kami sehingga pandangan kami terputus dan fokus pada dosen.

Setelah kejadian saling berpandangan, aku tidak melihatnya lagi, lebih tepatnya saat itu aku tidak peduli. Pikir ku saat itu oh ternyata di kelas ku ada laki – laki yang cukup tampan hanya seperti itu. Aku tidak memiliki rasa penasaran sedikit pun padanya, di otak ku hanya jadilah lulusan dengan gelar cum laude. Padahal saat itu aku masih jadi mahasiswa semester pertama.

Kemudian perkenalan pun terjadi. Saat itu dosen bela negara memberikan tugas project pembuatan film sebagai ujian tengah semester. Project dilakukan secara berkelompok dengan beranggotakan 5 orang. Kelompok dibagi oleh dosen dan ditulis di papan tulis. Aku lihat aku satu kelompok dengan Furi, Airin, Anita, Emil, dan Dzaqi. Saat itu aku tidak tahu siapa Dzaqi hingga kemudian dosen menginstrusikan agar kami berdiskusi dengan kelompok masing – masing. Mengejutkan, Dzaqi adalah dia, laki – laki yang memandangku. Kejadian tersebut entah bisa disebut perkenalan atau tidak yang pasti kami tidak melakukan perkenalan layaknya orang lain.

***

Diskusi berjalan dengan lancar. Kami memutuskan setiap anggota membuat naskah cerita, kemudian pada diskusi selanjutnya kami akan memilih naskah mana yang bagus, pembagian peran, tempat syuting dan hal – hal lainnya. Kami semua benar – benar fokus dalam project termasuk aku meskipun Dzaqi duduk disamping ku. Namun, sebenarnya aku agak terganggu dengan aroma parfumnya karena itu aroma parfum favorit ku. Maksud ku aku menyukai aroma parfum tersebut bahkan sebelum mengenalnya, tapi tentu saja aku tidak menggunakannya karena aroma parfum tersebut hanya cocok untuk laki – laki.

Malapetaka datang setelah itu, entah kenapa wajahnya terus terbayang di kepala ku sampai aku tak bisa tidur. Apa aku terlalu sadis atau dramatis mengatakan kalau ini malapetaka? Entahlah aku hanya tidak menyukai situasi ini. Aku sudah pernah jatuh cinta tapi rasanya perasaan ini sangat baru untukku. Aku tidak pernah mengalami hal yang seperti ini. Sosoknya terus ada dalam pikiran ku padahal aku sama sekali tidak ada niatan untuk memikirkannya. Aku takut kalau sebenarnya aku jatuh cinta padanya padahal aku baru melihatnya dan aku takut hati ku patah seperti dulu. Cinta sepihak aku benci itu.

***

Related chapters

  • Aku dan [D]ia   Chapter 2 Dia Sebenarnya

    Berhari – hari bayangan wajahnya terus ada di pikiran ku. Itu membuat kegundahan dalam hati ku semakin besar. Aku benci mengakui bahwa aku tertarik padanya. Sudah ku bilang aku tak ingin hati ku patah lagi karena cinta. Tapi aku juga sudah muak dengan perasaan yang tak ku mengerti ini. Ini mengusik ku, aku tak bisa fokus kerja dan mengerjakan tugas kuliah yang lainnya. Apakah aku harus berhenti mengelak pada diri ku sendiri? Bahwa tidak ada salahnya merasakan jatuh cinta kembali. Semoga saja ini yang terakhir dan berakhir bahagia. Tapi tak ada kata bahagia untuk perasaan sepihak bukan? Ah entahlah.Namun sekerasnya hati ku mengelak, hati ku akan terhanyut kala mengetahui dia selalu memandang ku bahkan pada saat perkuliahan berlangsung. Ya, aku tahu tentu saja karena aku melihatnya dengan mata ku sendiri saat dia melihat ke arah ku bahkan dia tak berhenti melihat ku ketika aku membalas melihatnya. Hingga akhirnya aku sendiri yang malu dan memutuskan pandang

    Last Updated : 2021-09-23
  • Aku dan [D]ia   Chapter 3 Mendekat VS Menjauh

    Aku tidak tahu bagaimana hubungan ku dengan dia menjadi dekat. Mungkin karena project film yang membuat intensitas pertemuan dan interaksi kita yang semakin sering hingga tanpa sadar membuat kita dekat. Apalagi aku memiliki scene beradu akting dengannya, jadi kita sering berdiskusi berdua dan berlatih dialog. Rasanya senang sekali, bisa tertawa dengannya meskipun mungkin dia hanya menganggap ku teman. Kenangan saat itu sangat melekat di pikiran ku dan membekas di hati ku, tentu saja. Pernah satu waktu ketika kita berunding tentang improvisasi dialog dia tersenyum pada ku, itu adalah senyuman pertama dia untukku. “Kalau bagian ini ditambah kaya gini ‘Di kampus ku em.. aku adalah aktivis anti korupsi dan.. sekarang tidak mungkin aku lulus PNS karena.. suap ayah ku. Itu pasti tidak benar kan?’ Gimana bagus gak?” tanya ku padanya. “Bagus. Coba kamu tulis.” balasnya dengan nada datar.

    Last Updated : 2021-09-23
  • Aku dan [D]ia   Chapter 4 Menyerah?

    Aku menyerah. Ya.. sebelum perasaan ini semakin dalam aku memutuskan untuk menyerah. Dari awal ini hanya perasaan sepihak dan aku tidak memiliki keinginan untuk memilikinya, maka tidak akan sulit untuk melepaskan perasaan ini. Perasaan ini hanya akan menjadi boomerang untuk hubungan ku dan Riana.Lagipula Dzaqi semakin hari semakin menjauhi ku. Itu bukan asumsi ku saja tapi memang dia melakukannya. File video hasil syuting rencananya akan kita edit bersama, mendadak dia berikan padaku lewat Furi. Dia bilang dia sedang sibuk sebaiknya menggunakan jasa pengeditan saja biar bagus juga hasilnya. Aku bisa terima alasannya itu tapi kenapa harus dia titip lewat Furi tidak diberikan langsung padaku padahal kita satu kelas. Sikapnya itu sangat kentara. Namun harus bagaimana lagi, bukankah ini hal baik agar aku mudah mengikhlaskan perasaan ku padanya.***“Gue heran kenapa banyak cewek yang suka sama Qiqi? Ganteng j

    Last Updated : 2021-09-23
  • Aku dan [D]ia   Chapter 5 Perhatian

    Saat ini aku sedang melihat foto bersama satu kelas yang dulu kami ambil di foto studio. Aku ingin tertawa melihat wajah ku yang tersenyum kaku haha. Hm, tak terasa momen itu sudah lama berlalu padahal rasanya baru kemarin aku merasa canggung karena harus berdekatan dengannya.Kala itu entah siapa yang mengatur posisi yang pasti tiba – tiba saja dia berdiri membelakangi ku dan berjongkok sementara photografer menginstrusikan kami untuk berpose ceria namun terlihat natural. Aku kira aku sudah berusaha untuk terlihat baik namun hasilnya malah menggelikan. Senyuman ku terlihat sekali kaku. Untung saja aku bukan model jadi tidak akan ada yang menuntut atau memarahi ku karena wajah konyol ku itu.Aku ingat sekali setelah pengambilan foto kami pergi jalan – jalan. Lalu kami pergi ke sebuah restoran makan cepat saji untuk makan bersama. Disana kami mengobrol segala hal terutama topik tentang dosen killer.S

    Last Updated : 2021-09-23
  • Aku dan [D]ia   Chapter 6 Sesuatu Tentang Riana

    Setelah mengantarkan ku pulang pada hari itu sikap Dzaqi kembali dingin seolah yang memberikan perhatian kala itu adalah orang yang berbeda. Untuk apa dia melarang ku berhubungan dengan Riana seolah – olah peduli pada ku jika pada akhirnya dia menjauhi ku lagi.“Masa bodo! Aku akan tetap berteman dekat dengan Riana. Ini hidup ku untuk apa dia ikut campur memangnya siapa dia.” Omel ku sendiri di kamar.Ping.!RianaLagi ngapain Di?AkuLagi rebahan. Kenapa Na?RianaKamu sudah bilang suka belum ke Dzaqi?AkuKenapa?Maksudnya apa coba tanya begitu. Aku lagi sensi kalau bahas soal Dzaqi, si cowok nyebelin bin aneh bin suka PHP*in anak orang.*PHP: Pemberi harapan palsu

    Last Updated : 2021-09-23
  • Aku dan [D]ia   Chapter 7 Hilang

    Diatas kasur kamar ku, aku meringkuk kesakitan karena asam lambung ku kambuh. Orang tua ku menyarankan aku untuk beristirahat sementara waktu sesuai saran dari dokter. Kebetulan juga kala itu perkuliahan dan mengajar di PAUD sedang libur semester maka aku bisa istirahat tanpa memikirkan masalah absensi.Namun karena aku sakit, aku tidak bisa ikut pendakian ke gunung Guntur. Jujur saja aku sempat kecewa tapi aku sadar bahwa Tuhan lebih tahu batas kesehatan tubuh ku. Lagipula aku bukan tipe orang yang suka hiking ke gunung, aku lebih menyukai pantai. Alasan aku ingin ikut pendakian kala itu karena Dzaqi. Bukan karena dia mengajakku, dia tidak melakukan itu sama sekali tapi aku yang ingin bersamanya. Aku ingin tahu apa dia akan peduli pada ku saat pendakian setelah mendiamkan ku berhari – hari. Tapi rencana hanya sekedar rencana aku justru sakit dua hari sebelum pemberangkatan.Tepat di ha

    Last Updated : 2021-09-26
  • Aku dan [D]ia   Chapter 8 Kesadaran Ku

    Mengapa kala itu aku ingin dia menghubungi ku dan mengapa aku harus merasa sedih kala dia tidak menghubungi ku. Kami tidak pernah saling berkirim pesan sebelumnya layaknya sepasang insan yang sedang dalam tahap pendekatan ataupun hubungan spesial. Dia tidak pernah mengatakan dia tertarik pada ku ataupun menyukai ku. Dia hanya pernah berbincang berdua dengan ku karena tugas kuliah dan dia hanya pernah sekali mengantarkan ku pulang sebagai bentuk membantu teman. Dia memang pernah mengatakan agar aku tidak berhubungan dengan Riana tapi bisa saja itu hanya bentuk peduli atau mengingatkan sebagai seorang teman. Lalu mengapa aku menganggap hal itu sebagai bentuk perhatian dan menganggap bahwa kami dekat lebih dari seorang teman? Sementara apa yang dia lakukan tidak ada yang spesial.Saat itu harusnya aku sadar bahwa perlakuan dia kepada ku sama saja dengan perlakuan dia ke Furi. Furi sempat bercerita kepada ku bahwa Dzaqi pernah memarahi seorang supir mobil bak

    Last Updated : 2021-09-27
  • Aku dan [D]ia   Chapter 9 Kepastian Yang Tidak Pasti

    Malam setelah aku pulang dari rumah Furi, cerita mengenai Dzaqi berlanjut antara aku dan Airin. Awalnya aku tidak berniat untuk bercerita lebih lanjut namun suasana malam itu membuat aku ingin bercerita pada Airin. Aku sebenarnya tempat curhat semua orang yang dekat dengan ku namun aku tidak punya tempat curhat untukku sendiri, dan aku menemukan Airin sebagai seorang teman yang perhatian. Apalagi dia terlalu pandai dalam membaca suasana hati ku, padahal aku bukan orang yang cukup ekspresif terhadap perasaan sendiri.Saat itu kita sedang bertelepon menceritakan tentang hidup. Dari mulai hal yang meresahkan sampai hal yang menyenangkan. Kita berdua sangat tertarik dengan ilmu psikologi, jadi kita sering membahasnya dengan kehidupan sosial kita.“Jadi, ada apa dengan Dzaqi?”“Haha tiba – tiba. Ada apa dengan Rangga kali Rin.”“Lo dong Cinta-nya.”

    Last Updated : 2021-09-28

Latest chapter

  • Aku dan [D]ia   Chapter 26 Bahagia

    Penjelasan Dzaqi telah membuka pikiran ku bahwa perasaan ku dulu bukan perasaan sepihak, hanya saja waktu tak membiarkan kita bersatu. Usai Dzaqi menjelaskan kesalahpahaman kita di coffee shop waktu itu, aku hanya menganggukkan kepala dan mengatakan bahwa aku telah paham sebagai tanggapan ku. Setelah itu, aku pergi meninggalkan dia di sana.Setelah pertemuan waktu itu, aku pikir aku tidak akan menemuinya lagi karena kesalahpahaman di antara kita telah selesai. Dia juga akan menikahi perempuan lain. Namun tiba – tiba saja aku dikejutkan dengan kehadiran dia di perusahaan penerbitan buku, di mana aku bekerja.“Aku benci kebetulan.” Ujar ku.“Gimana kalau sebenarnya kebetulan itu adalah takdir Tuhan?” tanya Karina saat itu.Aku hanya bisa diam menanggapinya.Hari pertama aku bekerja di sana. Dzaqi sudah mulai mendekati ku lagi. Bahkan dia ikut naik bus karena aku menolak dia mengantar ku pulang dengan mobilnya. Hari

  • Aku dan [D]ia   Chapter 25 Penjelasan 2

    Saat itu tentu saja aku memberi izin Dzaqi untuk memesan kopi terlebih dahulu. Sembari menunggu pesanannya, dia menjelaskan segalanya. Mulai dia yang memang mengaku tertarik dengan ku sejak pertama masuk kuliah. Saat itu aku bertanya bukannya dia sedang memiliki seorang pacar kala itu, dia langsung menjawab bahwa hubungan dia dengan pacarnya sudah renggang sebelum dia mengenal ku, katanya pacarnya selingkuh tapi dia belum memutuskan hubungan mereka karena pacarnya selalu mengelak membicarakan hal tersebut. Karena alasan itu juga dia sempat menjauhi ku dulu. Katanya dia tak ingin menjadi seperti pacarnya yang memiliki seorang pacar tapi di sisi lain menyukai orang lain. Saat itu dia sangat berusaha keras untuk tidak menyapa ku dan menatap ku.Hingga kejadian dia melihat ku di depan gedung konser musik membuat dia tak tahan untuk menghampiri ku. Dia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada ku saat itu. Lalu setelahnya dia menjauhi ku lagi karena hubun

  • Aku dan [D]ia   Chapter 24 Penjelasan 1

    Tak terasa sudah mau satu tahun aku bekerja menjadi editor. Pahit manis bekerja di sana pun sudah pernah aku rasakan. Rekan kerja yang solid menjadi salah satu alasan aku nyaman bekerja di sana, meskipun pada awal kerja aku sempat ingin mengundurkan diri. Bukan karena senioritas atau tindakan diskriminasi sebagainya, di sana justru tidak seperti itu, ya meskipun pasti ada saja orang yang terkadang membuat ku harus mengelus dada. Namun alasan keinginan untuk mengundurkan diri ku karena Dzaqi juga bekerja di sana.Aku tidak membayangkan akan bertemu dia di sana bahkan sebagai rekan kerja. Orang tuanya memiliki yayasan pendidikan yang perlu dia kelola sebagai penerus. Jadi ketika tiba-tiba dia ada di sebuah perusahaan penerbitan buku yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan usaha keluarganya membuat ku merasa heran. Tapi baru – baru ini aku mengetahuinya.Oh ya, aku perkenalkan inilah aku yang sekarang. Diza yang sedang bercerita den

  • Aku dan [D]ia   Chapter 23 Penjelasan

    Seminggu sebelum masuk kerja, aku berencana membeli pakaian kerja dengan ditemani Airin, sekalian beli kado untuk Furi. Sebab sepuluh hari lagi Furi akan menikah dengan laki – laki yang baru dia kenal 6 bulan yang lalu.Cinta memang tak memandang seberapa lama kita mengenalnya, seperti Furi dan pasangannya. Kata Furi, mereka sudah saling cocok dari awal pertemuan, ditambah calon suaminya selalu bisa membuatnya bahagia dan yang terpenting dia memperlakukan Furi dengan cinta yang tulus, jadi mereka memutuskan untuk segera meresmikan hubungan mereka dengan pernikahan. Aku dan Airin turut bahagia mendengar hal itu.Lanjut ke cerita aku yang akan belanja dengan Airin. Kala itu kami memutuskan untuk berbelanja ke sebuah mall dekat kampus kami. Salah satu tempat kami biasa hang out ketika masih berkuliah.Di sana cukup banyak pakaian yang ku beli. Sementara Airin hanya membeli kado untuk Furi, karena hari itu

  • Aku dan [D]ia   Chapter 22 Kembali

    Terkadang suatu hal yang tak ingin terjadi, Tuhan membuatnya terjadi. Seperti aku yang tak ingin bertemu kembali dengan Dzaqi. Aku merasa dunia sangat sempit padahal nyatanya luas kan? Karina, ternyata dia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Dzaqi. Bukan hubungan seperti Dzaqi dan Furi, lebih dari itu. Sungguh aku tak menyangka. Karina yang merupakan tempat aku menceritakan keresahan ku dan menceritakan kisah percintaan ku termasuk kisah ku dengan Dzaqi. Bagaimana mungkin? Ah aku lupa tak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan. Aku mengetahui hal itu karena aku melihat Dzaqi di rumah Karina. Jadi ceritanya begini, aku tak sengaja bertemu dengan Karina di minimarket. Dia akan beli camilan, katanya di rumahnya akan ada tamu. Aku menunggu dia belanja agar kami pulang bersama. Ketika aku akan melewati rumah Karina, aku melihat kumpulan ibu – ibu dan bapak – bapak di halaman rumah Karina. Salah satu dari mereka, aku mengenalinya. Awalnya aku tak perca

  • Aku dan [D]ia   Chapter 21 Lembaran Baru

    22 Agustus 2020, dinyatakan lulus sarjana 1 setelah melewati sidang skripsi dengan nilai IPK yang cukup memuaskan. Perasaan ku saat itu sangat lega dan bahagia karena akhirnya aku dapat menyelesaikan kuliah meskipun banyak sekali rintangan yang ku lalui. Dari mulai masalah tugas, pertemanan, kesehatan, hingga hati.Berbagai rintangan tersebut telah membentuk aku yang sekarang, Diza yang lebih dewasa. Diza yang lebih kuat. Luka hati ku yang dulu telah ku perban dan perlahan sembuh. Aku mulai menerima kekurangan diri ku juga. Aku rasa aku tak pantas dicintai orang lain jika aku belum mencintai diriku sendiri. Makanya aku sedang belajar hal itu dengan perlahan.Omong – omong soal Kak Ikmal, setelah pembicaraan di coffee shop dia tidak menghubungi ku lagi. Sebulan kemudian aku melihat dari sosial media Kak Ridwan kalau Kak Ikmal telah melangsungkan pernikahannya. Aku tidak diundang olehnya. Untuk hal itu aku mengerti dan memang leb

  • Aku dan [D]ia   Chapter 20 Obsesi

    Seminggu setelah operasi, hasil laboratorium keluar. Dari hasil laboratorium tersebut dinyatakan bahwa kanker yang ku derita termasuk kanker jinak. Dokter bilang aku tidak perlu khawatir lagi karena benjolannya pun sudah diangkat semua ketika operasi, aku hanya perlu beristirahat selama masa pemulihan setelah operasi dan meminum obat secara teratur. Tentu saja aku melakukan semua yang dikatakan dokter. Bahkan aku cuti kerja selama dua bulan, sementara kuliah kebetulan sekali operasi dilakukan ketika libur semester jadi ketika masuk perkuliahan aku sudah cukup kuat.Masa – masa pemulihan operasi pun telah ku lewati, aku sudah sehat seperti biasanya. Namun ternyata hati ku belum pulih. Sebab hati ku masih saja hancur kala mendapatkan kabar tentangnya dari Furi. Kabar bahwa Dzaqi meminta izin kepada orang tuanya untuk menikahi pacarnya. Ketika mendengar berita itu, aku hanya bisa menangis di kamar ku.Keesokan harinya aku pergi kuliah, aku mencoba mengua

  • Aku dan [D]ia   Chapter 19 Tanpa Dia

    Ketika aku mengerjakan laporan harian kegiatan KKN di posko, tidak sengaja aku mendengar obrolan anggota lain bahwa Dzaqi pulang lebih awal dari jadwal seharusnya. Kata mereka, dia memiliki kepentingan di kampus satunya lagi, jadinya dia tidak bisa mengikuti KKN sampai selesai. Aku pikir saat itu ya dia memang memiliki suatu hal yang sangat penting dan darurat. Namun perkiraan ku salah, sampai perkuliahan di semester baru tiba, dia tidak lagi hadir. Bahkan hingga semester akhir dimana mahasiswa angkatan ku melakukan penyusunan skripsi, dia tetap tidak kembali. Sepertinya Dzaqi memang benar – benar telah berhenti kuliah di kampus ayahnya. Furi yang biasanya suka bercerita tentang Dzaqi juga tidak lagi membahasnya. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi.Aku sangat kehilangan sosoknya. Aku merindukan kehadirannya. Hal itu membuat ku menjadi sering melamun baik di kampus maupun di tempat kerja. Meskipun aku selalu memperlihatkan wajah yang ceria ketika bersama orang lain da

  • Aku dan [D]ia   Chapter 18 Tingkah Dzaqi

    Mencintai secara sepihak itu menyakitkan. Rasa bahagianya memang sederhana, cukup melihatnya sudah membuat hati berbunga. Namun intensitas rasa berduka lebih sering dirasakan. Duka melihat dia dengan wanita lain, duka melihat dia tersenyum untuk wanita lain, dan duka mengetahui dia tidak memiliki perasaan yang sama. Kejadian Dzaqi memperlihatkan kebahagiaannya dengan pacarnya waktu itu, bagi ku sangat menampar hati ku. Mereka terlihat seperti couple goal. Aku pikir sudah waktunya aku harus berani melangkah. Melangkah untuk mengikhlaskan dia pergi, dan mengubur perasaan cinta ku untuknya. Aku tak boleh takut menjalani hidup ku tanpa dia. Sudah saatnya aku menghilangkan rasa takut ku itu. Kalaupun dia memang jodoh ku Tuhan pasti mempersatukan kita suatu hari nanti. Tapi bukan berarti aku harus berharap, cukup bersabar dan ikhlaskan saja. Lucu sekali, aku sering lupa dengan kekuasaaan Tuhan, padahal aku yakin Tuhan pasti membantu ku.

DMCA.com Protection Status