Jika Danil dan Vio sedang disibukkan dengan persiapan pernikahan yang akan dilakukan satu minggu lagi, Yaaa walau hanya pengesahan pernikahan secara hukum dan agama tetap saja Vio ingin tampil berbeda dari biasanya.
Lain lagi dengan ARetha yang sekarang sudah memiliki sebuah rumah lagi, setelah penandatanganan akta jual beli dan pembayaran kini rumah itu sudah menjadi hak milik Retha. Dan Retha akan merubah rumah itu menjadi sebuah tempat usaha barunya.
Retha memang hanya lulusan SMA, dan karena jenjang pendiDaniln itulah Retha selalu mendapat hinaan dari mantan mertuanya dulu. Dia memang tidak bisa melamar kerja di kantoran, tapi dengan keuletan dan ketekunannya dia bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang disekitarnya, dan pasti akan menggaji mereka. Itulah kenapa jangan pernah memandang seseorang hanya dari asal usul pendiDaniln saja, tapi lihatlah dari cara pandangnya dalam berfikir.
Selama beberapa hari terakhir Retha melakukan pertemuan intens den
Sudah dua bulan berlalu, masa Iddah Retha sudah selesai sejak beberapa hari lalu. Namun itu tak membuat Retha berfikir untuk menikah lagi. Rasanya hanya dengan menjalankan usahanya dan membesarkan Vano saja itu sudah cukup baginya saat ini. Retha sepertinya sudah tidak memiliki minat untuk menikah lagi. Tapi Retha juga tidak menampik kemungkinan untuk membuka diri jika ada seorang pria yang menawarkan sebuah cinta tulus kepadanya.Usaha Retha juga sudah berjalan dengan baik. semua menghasilkan rejekinya sendiri-sendiri. Mulai dari persewaan kamar kost, baju online maupun ofline, toko sembako dan warung makan modern yang dia miliki semua berjalan dengan baik. Jika salah satu usahanya tidak berjalan, maka usaha lain menutupi nya. Itulah kenapa Retha memilih empat usaha yang berbeda. Karena tiap usaha itu memiliki kelebihan dan kekurangan Masing-masing. Jadi jika ada yang tidak berjalan usaha lainnya bisa saling menutupi dan Retha tetap mendapat penghasilan dari usaha lainnya.
Abhi sudah berada di rumah makan milik Retha, Dia juga sudah membuat janji dengan Jihan kalau akan datang ke rumah makan Retha untuk makan malam. Sudah menjadi acara rutin bagi Abhi tiap malam Abhi makan di tempat Retha, karena kalau siang dia sudah mendapat kiriman makan siang dari Retha."Gimana mas. " tanya Jihan saat sudah berhadapan dengan Abhi."Gimana apanya. " Abhi seolah tak mengerti maksud Jihan.Jihan langsung bersedekap dada dan cemberut. Abhi yang melihat itu, merasa gemas sendiri kepada adiknya."Nggak semudah itu dek. " Abhi masih menyangkal perasaanya pada Retha."Terserah mas Abhi deh, aku nggak mau ikut campur lagi. Tapi awas ya, kalau sampai mbak Retha di tikung orang. "Abhi tersenyum menanggapi omongan adiknya itu. Rupanya tidak hanya mamanya yang menginginkamnRetha untuk jadi menantunya, ternyata Jihan juga menginginkan Retha untuk jadi kakak iparnya. Tapi Abhi sendiri masih ragu dengan perasaannya.Retha masuk k
Pagi-pagi sekali Abhi sudah bersiap dengan kaos dan jaket hodie nya, serta celana panjang dan sepatu olah raga. Mama Erina yang melihat anaknya seperti itu, jadi bertanya-tanya apa yang akan dilakukan anaknya itu."Mau kemana, Bi? " Mama Erina dengan suara khas keibuannya."Ma... Hari ini ada lomba di sekolahnya Vano. " kata Abhi sambil memasang tali sepatunya.Mama Erina mengernyitkan mendengar omongan Abhi."Trus, apa hubungannya denganmu? ""Vano kemarin merengek ke ibunya, kalau dia tidak mau datang ke acara lomba hari ini. Karena dia tidak punya ayah katanya. Vano tidak mau ibunya melawan bapak-bapak. Jadi dia lebih baik bolos. " terang Abhi Sambil berdiri"Lalu... kenapa kamu berpakaian seperti ini? " Mama Erina sebenarnya sudah mengerti maksud dari cerita Abhi, tapi dia ingin dengar sendiri dari mulut anaknya."Terus Vano melihat ke arahku, dan dia meminta aku untuk menemaninya ke sekolah bersama Retha, agar bisa mengikuti lomb
Hari itu, Vano dam Abhi bersenang-senang menikmati permainan. Walau tidak semua lomba bisa mereka menangkan, tapi Vano bahagia. Dia bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang ayah. Mereka berdua bekerja sebagai tim yang kompak. Hingga waktu lomba selesai dan sekarang waktunya mereka istirahat.Retha memanggil Vano dan Abhi untuk duduk di tempat yang sudah dipilih Retha agar mereka bisa menikmati waktu istirahat nya."Apa kalian sudah lapar? " tanya Retha sambil menyeka keringat di kening Vano."Aku belum lapar, bu. Mungkin om Abhi yang lapar." Vano yang menjawab."Mas Abhi lapar? " Tanya Retha menoleh ke arah Abhi yang sedang mengipasi wajahnya."Bentar, Reth. panas banget. "Retha menyodorkan botol air mineral pada Abhi, dan langsung di minum Abhi sampai habis. Melihat itu Retha menggeleng kan kepalanya."Haus banget ya, mas? "Abhi mengangguk. "Panas Reth. ""Maaf, ya mas udah ngerepotin mas Abhi. Biasanya jam s
Abhi mengikuti saran dari papanya, dia harus meyakinkan dirinya dan harus membuka diri jika memang ia menyukai Retha. Selama beberapa hari ini Abhi tidak menghubungi Retha atau mengirimkan pesan kepadanya sama sekali. Ia juga mematikan ponselnya agar tidak mendapat kabar dari Retha. Semua orang juga tidak bisa menghubunginya, baik itu Jihan ataupun orang tuanya. Abhi benar-benar menghilang setelah hari itu dan malam itu. Dia memutuskan keluar dari rumah orang tuanya dan menyewa sebuah apartemen selama sebulan.Abhi benar-benar mendalami peran nya saat ini, dia tidak ingin diganggu siapapun untuk mengambil sebuah keputusan penting dalam hidupnya. Dan apa yang sudah dia dapatkan selama beberapa hari setelah tidak berkomunikasi dengan Retha adalah, dia merindukannya. Rindu akan kelembutannya dalam bertutur kata, rindu akan pelayanannya saat menghidangkan makan malam untuknya, rindu dengan kata maafnya yang selalu takut berbuat salah. Satu-satunya yang bisa mengobati kerinduan Ab
Pak Pradipta yang baru ingat kalau anaknya ngekost disana pun langsung menghubungi Jihan agar dia datang ke rumah Retha. Jihan yang tidak tau apapun langsung meluncur ke rumah Retha yang jaraknya hanya beberapa langkah saja dari tempat kostnya untuk mengetahui apa yang terjadi."Assalamu'alaikum " Jihan memberikan salam ketika akan masuk kerumah Retha."Wa'alaikum salam. " balasan semua orang yang ada diruang tamu. Sekarang di ruang tamu sudah ada orang tua Retha, Retha sendiri dan juga pak Pradipta. Danu dan Vano mereka sedang melihat-lihat sekeliling rumah dan tampat usaha milik kakaknya, dia sekarang punya teman ngobrol yaitu Aryo.Jihan benar-benar terkejut, karena Papanya itu sudah akrab dengan keluarga Retha."Papa... papa kok ada disini? " tanya Jihan yang penasaran dengan apa yang terjadi."Sini dong, papa kan juga kangen sama anaknya. " kata pak Pradipta saat Jihan menciun punggung tangannya. Lalu beralih ke kedua tangan orang tua Retha.
Akhir-akhir ini Vio merasa tak nyaman dengan perutnya, dia meminta Danil untuk mengantarkannya ke rumah sakit untuk memeriksakan keadaan kandungannya, karena sejak tau dia hamil Vio tidak pernah memeriksakan kehamilannya itu. Dia hanya tau kalau dia hamil hanya malalui testpack saja.Danil pun dengan terpaksa menuruti keinginan istrinya itu untuk memeriksakan kandungan. Sesampainya dirumah sakit pun mereka tidak langsung masuk ke ruangan dokter, tapi harus menunggu antrian beberapa orang.Tak henti-hentinya Danil mengumpat dalam hatinya, ternyata mengurusi orang hamil itu sangat ribet. Dia jadi teringat pada Retha saat dia hamil dulu. Padahal dulu saat hamil Vano, Retha tidak pernah semanja ini minta di antar ke rumah sakit segala. Dia akan pergi sendiri ke bidan untuk memeriksa keadaan kandungannya. Retha tidak pernah merepotkannya selama ini bahkan sampai melahirka pun, Retha tidak pernah mengeluh padanya sama sekali.Tiba giliran Vio masuk ke ruangan dokter d
"Assalamu'alaikum... "Suara salam itu terdengar dari gadis ceria yang memasuki rumah Retha. Seperti biasa, dia akan meminta jatah makan tiga kali sehari di rumah Retha"Wa'alaikum salam. Jihan, ayo masuk. ""Assalamu'alaikum, pak. " sapa Jihan kepada bapaknya Retha yang tengah menikmati kopi diruang tamu."Wa'alaikum salam nak, Jihan. Masuk sana. " balas Pak Pram dengan senyumannya.Jihan pun masuk, ke ruang makan. Disana sudah tersaji makanan untuk Jihan nikmati."Mbak, bapak sama ibu mbak Jihan apa sudah makan? ""Sudah tadi makan sama Vano. Emangnya kenapa? ""Ya sudah kalau gitu mbak, Aku takut bapak sama ibunya mbak Retha belum makan, dan makan sisaku nanti. ""Jangan mikir gitu Jihan, mbak selalu menyiapkan makanan secukupnya untuk di makan. Jadi tidak ada makanan sisa. Mbak selalu menakar seberapa kebutuhan makan tiap orang. Bukannya perhitungan, tapi untuk membiasakan diri agar makan secukupnya dan tidak berlebi