Danil pulang ke rumahnya dengan wajah kusut, karena harus menghadapi masalah baru. Setelah perceraiannya dengan Retha yang menimbulkan penyesalan di hatinya, kini dia harus berhadapan dengan Vio yang mengaku hamil anaknya. Bagaimana Danil bisa menerima anak yang di kandung Vio karena hasil dosa, sedangkan anaknya sendiri Vano yang lahir karena hasil hubungan halalnya saja, Danil tidak bisa menyayanginya. Danil bingung dengan keadaan yang harus dihadapinya saat ini. Masuk ke dalam rumah, ternyata dia sedang di tunggu bu Ayu di ruang keluarga. Sengaja bu Ayu tidak tidur karena menunggu kedatangan Danil, untuk bicara dengannya. "Belum tidur, bu? " tanya Danil kepada ibunya. "Belum, ibu sengaja menunggumu pulang, ada yang mau ibu bicarakan denganmu. Sini, duduk sini." kata bu Ayu menepuk-nepuk kursi di sampingnya. Danil menghembuskan napasnya dengan kasar, lalu mendudukkan bokongnya di kursi yang bersebelahan dengan ibunya. Dengan lembut bu Ayu mengelus punggung Danil. "Bagaimana pe
Jika Retha, Jihan dan Vano sudah siap untuk pergi jalan-jalan ke mall malam ini, dan hanya tinggal menunggu mobil online pesanan mereka saja. Berbeda dengan Abhi yang masih merasa galau, apakah dia akan pergi menyusul mereka ke mall atau tinggal di rumah saja. Saat dia sedang galau tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan suara mama Erina yang memanggilnya. "Abhi... bisa bantu mama? " teriak mama Erina dari luar. Dengan malas Abhi keluar kamarnya. "Ada apa ma? " tanya Abhi dengan tidak bersemangat Setelah pulang dari luar negeri, Abhi memutuskan untuk tinggal bersama kedua orang tuanya lagi. Sedangkan apartemen miliknya dia jual, karena Abhi tidak ingin mengingat perselingkuhan yang terjadi di sana. Dan uang hasil penjualan apartemennya dia gunakan untuk biaya hidup kuliahnya di luar negeri "Bisa antarkan mama Membeli sesuatu di mall XX? Ada barang yang mama incar, dan sepertinya di toko langganan mama, barang itu sudah tersedia." kata mama Aylin meminta tolong kepada anaknya itu.
"Abhi, mama mau ke toilet sama Jihan. Kamu disini saja dulu temani Retha dan Vano. " Mama Erina mengejutkan Abhi yang tengah fokus memandang Retha yang menyuapi Vano. "Oh... Oke ma. " jawab Abhi tergagap. Bu Erina dan Jihan beranjak dari tempat duduk mereka akan pergi mencari toilet, mereka sebenarnya hanya ingin memberi waktu untuk Abhi dan Retha untuk saling bicara. "Vano makannya lahap banget ya, Reth? " tanya Abhi kepada Retha yang sedang menyuapi Vano. "Iya, Vano kalau disuapi makannya banyak mas. Tapi kalau makan sendiri dia makannya sedikit. " Jawab Retha masih memasukkan makanan ke mulut anaknya. "Om Abhi, nggak makan? " Vano tiba-tiba nyeletuk ikut ngobrol dua orang dewasa di hadapannya. "Enggak Vano, Om Abhi nggak terbiasa makan makanan seperti ini. " jawab Abhi asal. "Kenapa Om, ini enak banget lho. Om Abhi harus coba. " Vano memberi pengertian kepada Abhi yang sepertinya enggan makan makanan kesukaannya. "Maaf, Vano. " Ucap Abhi sambil tersenyum. "Coba kalau Om Ab
Vio, yang tengah hamil anak Danil sudah merencanakan sesuatu untuk Danil. Dia memiliki kartu As yang akan membuat Danil mau menikah dengannya. Biarlah, dia akan berkorban di awal, asalkan Danil bisa menjadi miliknya.Malam Ini Vio datang lagi ke rumah Danil, rencananya dia akan mengajak bu Ayu untuk belanja di Mall. Dengan begitu dia bisa menghasut bu Ayu agar membuat Danil mau menikah dengannya. Ya, kartu As yang dimiliki Vio adalah Bu Ayu. Kali ini dia akan berbaik hati pada bu Ayu agar berpihak padanya, dan membuat Danil mau menikah dengannya. Karena Vio tau, betapa besar rasa bakti Danil pada bu Ayu. Jadi, melalui bu Ayulah Vio akan mencoba peruntungan."Selamat malam semuanya... " Sapa Vio kepada semua orang dirumah Danil tanpa tau malu.Semua orang menatap ke arah Vio dengan pandangan aneh. Kecuali bu Ayu, dia langsung menyambut kedatangan calon mantunya itu dengan tersenyum lebar."Eh, Vio. ayo masuk. Danil masih mandi. " Bu ayu Mempersilahkan Vio
Retha tak henti-hentinya meminta maaf karena telah menjadikan Abhi tamengnya, dan berterimakasih kepada mama Erina karena telah membelanya tadi. Setelah mengantar Retha,Jihan dan Vano pulang ke rumahnya Abhi terlihat selalu memasang senyum simpul dibibirnya, dan itu tak luput dari penglihatan Mama Erina yang duduk di sebelahnya."Kamu kenapa Bhi... senyum- senyum gitu. " kata-kata mama Erina mengejutkan Abhi yang sedang berfantasi."Apa sih, ma. Siapa yang senyum. " Wajah Abhi langsung berubah datar setelah di kagetkan mamanya.Mama Erina yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Lalu menatap lurus jalanan didepan."Apa kamu menyukai Retha? " tanya mama Erina kemudian dengan pandangan masih menatap lurus ke depan.Abhi menoleh sebentar ke arah mamanya, lalu kembali fokus ke depan."Mama ngomong apa sih? " kata Abhi dengan perasaan tak karuanMama Erina menghembuskan nafas beratnya."Mama melihat semua perubahan raut wajah
Retha menyelesaikan menyiapkan makan siangnya dengan sangat cepat. Karena tidak sabar untuk bertemu Abhi. Dia harus segera membicarakan masalah pembelian rumah itu dengan Abhi agar segala berkas-berkas yang dibutuhkan segera terealisasikan.Dengan menenteng sebuah kotak bekal makan siang, Retha segera memasuki taksi online yang sudah dia pesan sebelumnya dan menitipkan pesan kepada Aryo agar menjemput Vano nanti juga menyampaikan lesan kepada Lusi kalau dia ada urusan di luar. Jadi, dia tidak was-was meninggalkan Vano dirumah bersama para pegawainya.Tiga puluh menit perjalanan yang mereka tempuh karena hari ini macet, Jarak kantor Abhi yang biasa di tempuh hanya dengan lima belas menit harus mundur lebih lama karena macet. Retha masuk ke dalam lobby kantor BLH milik Abhi dan mengatakan kepada resepsionis bahwa sudah buat janji dengan Abhi. Sang resepsionis pun langsung mempersilahkan Retha untuk masuk ke dalam ruangan Abhi tampan perdebatan berarti. Karena sebelumnya
Jika Danil dan Vio sedang disibukkan dengan persiapan pernikahan yang akan dilakukan satu minggu lagi, Yaaa walau hanya pengesahan pernikahan secara hukum dan agama tetap saja Vio ingin tampil berbeda dari biasanya.Lain lagi dengan ARetha yang sekarang sudah memiliki sebuah rumah lagi, setelah penandatanganan akta jual beli dan pembayaran kini rumah itu sudah menjadi hak milik Retha. Dan Retha akan merubah rumah itu menjadi sebuah tempat usaha barunya.Retha memang hanya lulusan SMA, dan karena jenjang pendiDaniln itulah Retha selalu mendapat hinaan dari mantan mertuanya dulu. Dia memang tidak bisa melamar kerja di kantoran, tapi dengan keuletan dan ketekunannya dia bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang-orang disekitarnya, dan pasti akan menggaji mereka. Itulah kenapa jangan pernah memandang seseorang hanya dari asal usul pendiDaniln saja, tapi lihatlah dari cara pandangnya dalam berfikir.Selama beberapa hari terakhir Retha melakukan pertemuan intens den
Sudah dua bulan berlalu, masa Iddah Retha sudah selesai sejak beberapa hari lalu. Namun itu tak membuat Retha berfikir untuk menikah lagi. Rasanya hanya dengan menjalankan usahanya dan membesarkan Vano saja itu sudah cukup baginya saat ini. Retha sepertinya sudah tidak memiliki minat untuk menikah lagi. Tapi Retha juga tidak menampik kemungkinan untuk membuka diri jika ada seorang pria yang menawarkan sebuah cinta tulus kepadanya.Usaha Retha juga sudah berjalan dengan baik. semua menghasilkan rejekinya sendiri-sendiri. Mulai dari persewaan kamar kost, baju online maupun ofline, toko sembako dan warung makan modern yang dia miliki semua berjalan dengan baik. Jika salah satu usahanya tidak berjalan, maka usaha lain menutupi nya. Itulah kenapa Retha memilih empat usaha yang berbeda. Karena tiap usaha itu memiliki kelebihan dan kekurangan Masing-masing. Jadi jika ada yang tidak berjalan usaha lainnya bisa saling menutupi dan Retha tetap mendapat penghasilan dari usaha lainnya.