Share

Paniklah

Penulis: ArgaNov
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Ah … ekspresi itu yang ingin dilihat Monik. Pupil mata yang membesar, napas menjadi lebih cepat, dan tubuh yang gemetar menahan amarah. Ia bertanya-tanya kenapa tidak mengatakan hal tabu ini sejak awal mencoba mengusik Sena.

Namun, ia juga menikmati proses saat gadis yang sama melindungi Reno dan sebaliknya. Ia tidak pernah mengalami ini dan tidak berharap berganti posisi dengan Sena. Ia tidak pernah suka menjadi pihak yang lemah dan mudah dimodifikasi perasaan dan tindakan.

Maka begitu berhasil membuat Sena marah dan berusaha keras menahan hal ini, ia tersenyum bahagia, menunjukkan ketertarikannya tetapi tidak akan membuat Sena menduga apa yang sedang dirasakan. Ia memilih pergi seperti penganggu yang lain datang dan membuat ekspresi cantik ini lenyap. Ia bisa melakukannya lain kali dan dengan lebih baik.

Tora datang dan berusaha keras menghindari Monik sejak ia menginjakkan kaki di lokasi syuting. Saat ia beramah tamah dengan kru, papanya berada di ruan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Coklat

    Monik sama sekali tidak berharap Reno akan berbasa-basi. Namun, ia cukup senang mendengar mulut pemuda itu mengucapkan selamat di hari pertama syutingnya. Ia terbiasa tidak diakui dan diabaikan. Ia terbiasa merebut semua hal, salah satunya rasa terima kasih dan penghormatan. Sungguh. Ia sudah terbiasa berusaha baik-baik saja dan memendam semua rasa sakit karena pengabaian. Lalu benda berbentuk kotak seukuran tiga jari, berwarna biru dan pipih itu berada di depannya.Untuk sesaat yang dilakukannya hanya terdiam dan kaget. Ia bertanya-tanya siapa yang sudah menyodorkan padanya dan untuk apa. Lalu ia ingat pemuda di sampingnya dan perkataan Reno. Namun, benarkan bend aitu untuknya? Apa yang sedang dipikirkan Reno sekarang? Apakah pemberian ini adalah rencana Reno untuk melunakan hatinya? Apakah ia sudah ketahuan?Monik mengitari sekitar, melihat siapa yang ada dan memperhatikan mereka. Akan tetapi, tidak ada siapapun di dekat mereka. Hanya ada dirinya dan Reno sa

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Insiden

    Sena memandangi bunga pemberian Reno lama. Ia saat ini berada di kamarnya dengan pakaian tidur setelah mandi mengunakan air hangat. Seluruh tubuhnya yang tadi kelelahan telah merasa nyaman. Namun, sayang sekali rasa kantuk tidak juga singah ke pelupuk matanya.Ketukan di pintu kamarnya membuat Sena menegakan tubuh dan duduk bersila di atas kasur. Vas berisi sebagai dari bunga yang diberika Reno diletakan di lantai sebelum di taruh di atas meja di depan pintu kamar.“Ya,” sahut Sena saat mendengar ketukan kembali di pintu.Pintu terdorong ke dalam dan tak lama kepala Ratih muncul di selanya. Wanita itu tersenyum dan membawa masuk keseluruhan tubuhnya beserta nampan berisi segelas susu.“Mama tahu kamu belum tidur,” kata Ratih dengan cepat mendekati ranjang dan meletakan nampan di nakas dekat lampu di samping tempat tidur. Gelas berisi susu tidak ada lagi di nampan, tetapi disodorkan pada Sena. “Bunganya membuat kamu sulit tidu

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Amukan Rayna

    Beberapa mahasiswa sengaja berhenti di depan Sena. Mereka ingin tahu apa yang menyebabkan gadis tersebut duduk sendirian di halte dalam keadaan sedang menangis. Namun, karena tidak bisa mengetahui apa yang sebenaranya terjadi, begitu bus kampus tiba mereka melupakan rasa ingin tahu itu.Sena sendiri juga ingin tahu kenapa ia menangis. Reno bukan siapa-siapa dari kehidupannya. Bahkan sampai bulan lalu semua orang menyangka ia menghilang bersama pacarnya. Jadi kenapa ia harus menangis untuk Reno.Pak Sarmin yang menyentir di depan hanya sesekali melirik dari kaca spion depan. Mungkin sopir tua itu bertanya-tanya kali ini apalagi yang menyebabkan majikan kecilnya dalam kondisi emosi yang tidak stabil. Lelaki tua yang sudah hampir memiliki cucu tersebut mungkin tidak akan bisa mengerti rumitnya kehidupan masa muda di zaman sekarang. Ia yang menikah karena sebuah perjodohan dan pelan-pelan jatuh cinta pada istrinya mana paham rasanya terombang-ambing dalam ketidakpastian.

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Bibit Api

    Hei, Monik tidak bisa disalahkan kalau tiba-tiba Sena muncul dan marah-marah padanya. Ia tidak sedang bercumbu dengan Reno di tempat umum atau kencan dengan kekasih orang. Reno masih belum jadi pacar Sena dan mereka tidak melakukan hal yang tidak pantas di depan umum. Namun, ia gembira melihat reaksi Sena yang seperti kebakaran jengot datang dengan langkah panjang-panjang dan melayangkan tamparan padanya.Ia bahkan senang saat melihat Reno berdiri di antara mereka berdua dengan posisi membelakangi Monik. Bukankah itu tandanya dirinya menjadi korban dan Sena adalah pelakunya? Kapan lagi ia diperlakukan dengan adil seperti itu. Bukankah selama ini ia adalah tokoh antagonis yang terus-terusan disalahkan? Jadi tak salah jika Monik menikmati waktu tersebut.Bahkan saat Sena pergi dengan menitikan air mata hampir saja Monik bersorak gembira melihat hal itu, tetapi ia berhasil bertahan.“Maaf, ya, harus ada kejadian seperti ini.”Sesuatu di dalam dir

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pertengkaran Sena dan Reno

    Sena menolak menemui Reno sejak kemarin. Ia juga tidak menjawab panggilan yang ditujukan padanya. Jadi pagi ini Reno datang ke rumahnya dan hanya bertemu dengan Ratih saja.“Maaf, ya, Reno. Dia tidak mau ketemu kamu dulu.”Ratih mengatakan hal tersebut dengan sangat hati-hati, tetapi itu tidak membuat perasaan Reno menjadi baik-baik saja. Ia ingin bertemu dan menyampaikan penyesalannya pada Sena. Ia harus segera meminta maaf.“Saya … boleh menunggu di sini sebentar, Tante?” tanya Reno.Wanita yang sudah melahirkan Sena tersebut berpikir sebentar sebelum berkata. “Sebaiknya kamu langsung naik saja,” usulnya. Ia menempelkan jari telunjuk di bibirnya. “Jangan bilang kamu ketemu Tante di bawah, ya,” pintanya sambil mengedip.Reno terdiam. Saat Ratih menghilang ia membulatkan tekad untuk bertemu dengan Sena di lantai dua. Mungkin Sena sedang ada di teras seperti pertemuan beberapa waktu lalu. Atau m

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Terpuruk

    Apa yang salah denganku? Kenapa jadi seperti ini? Kenapa semuanya terjadi lagi? Sena membenamkan kepalanya di antara lututnya lagi. Ia hanya ingin sendirian saja dan berpikir. Ia ingin tahu langkah mana dari memperbaiki kehidupannya yang salah. Ia sudah memilih dengan hati-hati. Bahkan menjauh dari Adit juga. Lalu bagian mana yang membuatnya seperti kembali ke keadaan SMAnya.Ia mulai merunut lagi semua kejadian setelah ia lulus SMA dalam kondisi mengalami trauma. Ia menjalani rehabilitasi selama tiga bulan di hadapan psikiater. Kemudian dr. Indah memintanya memilih pekerjaan yang bisa mengembalikan kepercayaan dirinya yang terpuruk.Sena tersentak. Ia seperti tahu hal apa yang dipilih kemudian membawanya dalam bencana selama ini. Bergegas ia berdiri dan meganti pakaian. Ia memoles wajahnya dengan make up standar dan memakai kaca mata dengan kaca yang agak gelap. Matanya kini pasti bengkak karena menangis. Ia tidak ingin terlihat terpuruk di hadapan orang yang

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Akting yang Payah

    Ah … dia malah pingsan! Jika tidak sedang berakting menjadi orang baik, Monik pasti sudah tertawa. Akan tetapi, ia ingin akting yang sangat sempurna. Maka dari itu, alih-alih melampiaskan rasa kesalnya pada Sena dengan tertawa, ia berlari ke arah tubuh Sena yang terkapar dan berteriak meminta bantuan tak menghiraukan lukanya sendiri.Kru yang berada di dekat ruangan Produser langsung masuk ke dalam dan kaget melihat apa yang terjadi. Kepala Monik sendiri masih mengeluarkan darah dan Tora kelabakan memeganginya.“Jangan khawatirkan orang lain!” Tora berteriak menghentikan Monik yang akan mendekati Sena.Ia menundukkan kepalanya tanda menyesal dan kembali duduk di kursi seperti yang diperintahkan padanya. Tubuh Sena dibopong keluar. Karena darah di kepala Monik sudah berhenti, sapu tangan yang tadi ditekan ke kepalanya segera dibuang. Namun, Tora masih cukup khawatir.“Kita ke rumah sakit,” kata Tora sambil membimbing

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Ancaman Lain

    Saat bagun dari tidurnya, Mata Sena seperti ikan koi. Kepalanya juga berdenyut sakit. Ia tidak mampu mengangkat tubuhnya karena lelah.Reno sudah pergi tengah malam kemarin saat Sena sedang tertidur. Pagi harinya Sena hanya menemukan Ratih yang duduk terkantuk-kantuk di tepi ranjang. Mamanya pasti sangat tidak nayaman dengan keadaan Sena sekarang ini.“Ma ….” Sena manggil dengan suara serak.Kerongkongannya terasa sakit. Seperti ada sebongkah batu di sana. Ia menarik dirinya perlahan untuk bersandar di kepala tempat tidur.Ratih tersentak. Ia memegangi kepalanya dan mengeleng menghilangkan pusing. Lekas dibelainya pipi Sena, matanya menatap dengan berkaca-kaca. “Mau apa Sayang? Sena butuh apa?” tanyanya dengan nada khawatir.Sena mengeleng. Ia tidak ingin sesuatu dan melakukan apa-apa. Ia merasa ingin menangis kembali mengingat kejadian kemarin.Ratih mungkin tahu apa yang ada di dalam pikiran Sena. Cepat ia me

Bab terbaru

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Apa Ini Akhir Bahagia?

    “Pokoknya kalian harus pulang pada jam yang sudah dijanjikan, Oke?” Rayna sekali lagi memberi peringatan dengan wajah cemas.Pertunangan Sena dan Reno diumumkan tadi siang. Reno sudah mendapat peringatan untuk tidak membawa Sena tanpa pemberitahuan dan izin dari Ratih. Namun, mereka berdua berhasil membujuk Rayna untuk bisa memberi waktu kabur. Rayna jelas menolaknya, sebab kemarahan Ratih cukup mengerikan.“Kalian bisa membuatku terbunuh kalau tidak menurut,” renggek Rayna kembali. Ia belum melepaskan tangannya dari ujung baju Sena.“Iya, Kak, kami akan kembali jam 10 malam nanti. Ini cuma nonton bioskop kok. Janji.” Setelah pertunangan, Rayna meminta Sena memanggilnya Kakak. Begitu panggilan tersebut meluncur dari mulut Sena, Rayna meloncat seperti anak kecil. Ia begitu bahagia karena bisa mendapatkan adik perempuan.“Adik laki-laki itu memang bagus, tapi aku tidak mungkin menanyakan padanya pakaian manis. Tidak

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pada Suatu Hari

    “Apapun yang terjadi jangan merasa kasihan padanya!”Ratih mengatakan itu dengan sangat meyakinkan ketika akan berangkat. Namun, saat sudah sampai di rumah sakit dan memastikan jika mayat yang ditemukan memang Monik, tak urung dirinya menangis juga.Sena dilarang masuk ke dalam. Yang masuk untuk memeriksa hanya Reno, Ratih, dan Monik. Mereka sebelum masuk diberi peringatan oleh polisi. Sebab yang mereka saksikan cukup mengerikan.“Mama baik-baik saja?” Sena bertanya dengan cemas.Ratih mengeleng. “Tidak bisa dibilang baik-baik saja jika harus menyaksikan pemandangan seperti itu. Menyebalkan mengakuinya, tapi itu mengerikan.”Di sampingnya Rayna mengangguk membenarkan. “Pilihan tepat untuk meninggalkanmu di luar. Aku pikir akan kesulitan menelan makanan untuk beberapa lama setelah ini.”Sena tahu hal itu benar. Wajah tiga orang di depannya ini terlihat pucat. Sena jadi bertanya-tanya apa yang su

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Dua Sisi Kehidupan

    Apa sudah berhenti? Seluruh tubuhnya benar-benar remuk rasanya. Bukan hanya itu seluruh kekuatannya seolah tersedot keluar. Monik berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Ia berlari di gang dan kebingungan sendiri. Gang yang dimasuki ternyata rumit seperti labirin.Ketika ia merasa sudah berada di luar gang, ia tergangga dan menyadari jika bukannya menemukan jalan, tempat itu hanya bangunan-bangunan kotor. Beberapa orang preman duduk di depan bangunan dan terlihat tertarik melihat kedatangan Monik.“Tersasar, Dek?” tanya salah satu preman dengan tato yang tak jelas di bahunya.Monik mengabaikan pertanyaan itu. Ia menutup hidungnya karena bau air selokan semakin kuat karena hembusan angin. Ia memaki dalam hati karena asal lari dan tidak melihat ke mana arah tujuan jalan tersebut. Mungkin ia bisa kembali dan berbelok di arah lain pada belokan sebelumnya.“Sombong.”Karena terlalu berkonsentrasi berpikir, Monik tidak

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Intro

    Tidak ada yang berhasil! Tidak ada! Monik melarikan kendaraannya dengan kencang. Syukurlah ia berhasil kabur dari kejaran dan tak berpapasan dengan salah satu petugas keamanan di rumah sakit. Saat penguman pencarian seorang gadis dengan cadar warna hitam disampaikan melalui pengeras suara, Monik telah melewati satpam gerbang dan masuk ke dalam mobil. Ia melihat satpam yang menyadari keberadaannya mendekat dan melajukan mobil dengan cepat.Ada sesuatu yang meloncat ke atas mobil Monik. Ia kaget dan memanting stir tiba-tiba ke kiri. Mobilnya menghantam pembatas jalan dan kepalanya dengan keras terbentur setir. Semuanya tiba-tiba menjadi gelap selama sesaat. Akan tetapi, Monik cepat menguasai diri. Ia harus segera keluar dari mobil jika tidak ingin tertangkap. Polisi pasti sedang mengejarnya saat ini. Untunglah suasana jalanan sedang sepi.Seluruh persendian Monik terasa sakit. Namun, ia memaksakan diri untuk berjalan terus. Ia singah di toilet taman untuk member

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Penyerangan yang Gagal

    Ratih memeluk putri tunggalnya erat-erat. Sesuai instruksi polisi ia bergerak ke rumah sakit pada malam hari. Seharian ini ia selalu mengontak Rayna menanyakan apa yang sedang dilakukan Sena. Sampai sore, ia tidak mendapat kabar kalau ada orang yang tidak dikenal mendekati putrinya. Namun, Rayna melaporkan Sena sukses membuat Reno bertekuk lutut.Saat itu Ratih hanya bisa membatin, Seperti itulah kekuatan seorang wanita yang sedang jatuh cinta.“Apa semuanya baik-baik saja, Sayang?”Ratih tahu tidak seharusnya menanyakan hal ini pada Sena. Ia sudah bertekad untuk membuat putrinya merasa aman. Ia juga sudah mengatakan pada Rayna kalau tidak perlu membuat Sena merasa cemas tentang kedatangan Monik ke rumah. Saat ini ia ke rumah sakit untuk membujuk Sena tinggal di sini semalam, kalau perlu sampai Monik tertangkap.Rasanya tempat Reno di rawat adalah daerah paling aman karena ada seorang polisi dan juga banyak orang yang be

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Keributan

    “SENA!”Sena kaget karena Reno berteriak dan mengapai. Ia langsung menangkap tangan pemuda yang matanya masih terpejam tersebut. Dalam hati ia bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.“Reno?” Ragu-ragu Sena menguncang bahu pemuda itu. Ia berharap yang dilakukan bisa membuat Reno tersadar. Akan tetapi, kemungkinan juga tidak. Reno masih dalam pengaruh obat bius.Reno mengenggam jemari Sena erat-erat. Seolah-olah Sena akan menghilang ketika tangannya dilepaskan. Sena tersenyum senang. Ia senang karena dirinya memiliki posisi sepenting itu di dalam hati Reno. Ia harap dirinya tidak hanya berkhayal saja.Rayna mengetuk pintu dari luar, lalu menjulurkan kepalanya. Ia tersenyum-senyum mendekati Sena. Ia tak menyangka adiknya yang bodoh sampai mengenggam tangan Sena tanpa sadar.“Heemmm!” Rayna terbatuk sedikit mengoda.Sena terkejut dan berusaha melepaskan genggaman tangan Reno. Tentu saja hal tersebut tidak berh

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Kenangan Lama

    Tidak ada yang bisa membujuk Sena jika sudah bertekad. Sama seperti saat ia memutuskan tidan mengatakan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan SMA-nya. Seperti saat ia diam saja diperlakukan tidak mengenakan oleh Adit. Atau saat Monik mengancamnya dahulu saat Reno berada di penjara. Begitu juga dengan sekarang. Tidak ada yang bisa mengubah keputusannya untuk datang ke rumah sakit dan tampak mengerikan di kamera. Ia sama sekali tidak peduli.Akan tetapi, lobi rumah sakit sepi. Sepertinya kabar ini belum sampai ke telinga para pencari berita. Mereka pasti masih terlalu fokus pada kematian Tora.“Reno ada di kamar VVIP. Aku sudah menduga kamu akan langsung kemari.”Sena memeluk Rayna segera. Kakak perempuan Reno tersebut selalu berhasil membaca situasi dengan baik saat Sena tidak bisa. Ia melepaskan pelukannya segera dan masuk ke ruangan rawat Reno.Kemeja yang digunakan Reno tidak dikancingkan. Perban melilit bagian perut dan sedikit dadanya. M

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pengorbanan dan Kebebasan

    Walau berada pada bagian belakang kantor polisi, Sena bisa tahu kalau semua petugas sedang sibuk sekarang. Ia tidak mendengar kabar kalau ada orang penting akan datang ke daerah ini. Namun, kalau bukan alasan tersebut, lalu kenapa kantor yang telah ditinggali beberapa hari ini kalang kabut begini. Setelah hanya bisa mengamati dari sudut yang tidak nyaman dan mendengar kebisingkan yang ditimbulkan oleh orang-orang di depan, seorang petugas muncul dari ujung lorong menuju tempat Sena. Ia membuka kunci terali dan meminta Sena untuk mengikuti dirinya keluar. Sena tidak membantah. Sejak ia berada di dalam penjara, ia tak punya keinginan untuk membantah perintah orang. Sebenaranya sejak lama ia selalu ketakutan untuk melawan, walau akhirnya bisa melakukan hal tersebut. “Apa saya akan diinterogasi lagi?” tanya Sena. Polisi tersebut hanya mendorong pintu hingga terbuka. “Silakan masuk Nona, Anda akan tahu lebih jelasnya di dalam.” Sena tidak bisa berh

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Di Ujung Tanduk

    Rayna mengangkat ponselnya dengan kesal. Ia belum berhasil membujuk Ratih untuk makan. Ia sedang meminta bantuan Reno yang masih ada di kantor polisi meminta izin untuk membiarkan Sena bicara sebentar di telepon. Namun, sepertinya izin tersebut belum bisa di dapatkan setelah satu jam berlalu.“Ya, halo?” sapanya tanpa mengurangi sedikit pun aura kekesalannya.“Kamu baik-baik saja?” tanya seorang lelaki di telepon. Rayna menjauhan ponsel sedikit untuk melihat siapa pemanggil yang pura-pura akrab dengannya ini. Setelah tahu jika yang menghubunginya Fariq, ia menghirup napas dalam dulu sebelum kemudian mulai bicara kembali. “Maaf … hariku benar-benar sama sekali tidak terkendali. Ada apa?” tanya Rayna cepat.“Kamu sudah menghidupkan televisi?”Rayna tidak banyak bertanya. Ia segera berlari menuju ruang tengah dan menyambar remote TV. Dalam sekali tekan ia segera melihat berita berduka cita. Mata Rayna la

DMCA.com Protection Status