Share

Bibit Api

Author: ArgaNov
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hei, Monik tidak bisa disalahkan kalau tiba-tiba Sena muncul dan marah-marah padanya. Ia tidak sedang bercumbu dengan Reno di tempat umum atau kencan dengan kekasih orang. Reno masih belum jadi pacar Sena dan mereka tidak melakukan hal yang tidak pantas di depan umum. Namun, ia gembira melihat reaksi Sena yang seperti kebakaran jengot datang dengan langkah panjang-panjang dan melayangkan tamparan padanya.

Ia bahkan senang saat melihat Reno berdiri di antara mereka berdua dengan posisi membelakangi Monik. Bukankah itu tandanya dirinya menjadi korban dan Sena adalah pelakunya? Kapan lagi ia diperlakukan dengan adil seperti itu. Bukankah selama ini ia adalah tokoh antagonis yang terus-terusan disalahkan? Jadi tak salah jika Monik menikmati waktu tersebut.

Bahkan saat Sena pergi dengan menitikan air mata hampir saja Monik bersorak gembira melihat hal itu, tetapi ia berhasil bertahan.

“Maaf, ya, harus ada kejadian seperti ini.”

Sesuatu di dalam dir

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pertengkaran Sena dan Reno

    Sena menolak menemui Reno sejak kemarin. Ia juga tidak menjawab panggilan yang ditujukan padanya. Jadi pagi ini Reno datang ke rumahnya dan hanya bertemu dengan Ratih saja.“Maaf, ya, Reno. Dia tidak mau ketemu kamu dulu.”Ratih mengatakan hal tersebut dengan sangat hati-hati, tetapi itu tidak membuat perasaan Reno menjadi baik-baik saja. Ia ingin bertemu dan menyampaikan penyesalannya pada Sena. Ia harus segera meminta maaf.“Saya … boleh menunggu di sini sebentar, Tante?” tanya Reno.Wanita yang sudah melahirkan Sena tersebut berpikir sebentar sebelum berkata. “Sebaiknya kamu langsung naik saja,” usulnya. Ia menempelkan jari telunjuk di bibirnya. “Jangan bilang kamu ketemu Tante di bawah, ya,” pintanya sambil mengedip.Reno terdiam. Saat Ratih menghilang ia membulatkan tekad untuk bertemu dengan Sena di lantai dua. Mungkin Sena sedang ada di teras seperti pertemuan beberapa waktu lalu. Atau m

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Terpuruk

    Apa yang salah denganku? Kenapa jadi seperti ini? Kenapa semuanya terjadi lagi? Sena membenamkan kepalanya di antara lututnya lagi. Ia hanya ingin sendirian saja dan berpikir. Ia ingin tahu langkah mana dari memperbaiki kehidupannya yang salah. Ia sudah memilih dengan hati-hati. Bahkan menjauh dari Adit juga. Lalu bagian mana yang membuatnya seperti kembali ke keadaan SMAnya.Ia mulai merunut lagi semua kejadian setelah ia lulus SMA dalam kondisi mengalami trauma. Ia menjalani rehabilitasi selama tiga bulan di hadapan psikiater. Kemudian dr. Indah memintanya memilih pekerjaan yang bisa mengembalikan kepercayaan dirinya yang terpuruk.Sena tersentak. Ia seperti tahu hal apa yang dipilih kemudian membawanya dalam bencana selama ini. Bergegas ia berdiri dan meganti pakaian. Ia memoles wajahnya dengan make up standar dan memakai kaca mata dengan kaca yang agak gelap. Matanya kini pasti bengkak karena menangis. Ia tidak ingin terlihat terpuruk di hadapan orang yang

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Akting yang Payah

    Ah … dia malah pingsan! Jika tidak sedang berakting menjadi orang baik, Monik pasti sudah tertawa. Akan tetapi, ia ingin akting yang sangat sempurna. Maka dari itu, alih-alih melampiaskan rasa kesalnya pada Sena dengan tertawa, ia berlari ke arah tubuh Sena yang terkapar dan berteriak meminta bantuan tak menghiraukan lukanya sendiri.Kru yang berada di dekat ruangan Produser langsung masuk ke dalam dan kaget melihat apa yang terjadi. Kepala Monik sendiri masih mengeluarkan darah dan Tora kelabakan memeganginya.“Jangan khawatirkan orang lain!” Tora berteriak menghentikan Monik yang akan mendekati Sena.Ia menundukkan kepalanya tanda menyesal dan kembali duduk di kursi seperti yang diperintahkan padanya. Tubuh Sena dibopong keluar. Karena darah di kepala Monik sudah berhenti, sapu tangan yang tadi ditekan ke kepalanya segera dibuang. Namun, Tora masih cukup khawatir.“Kita ke rumah sakit,” kata Tora sambil membimbing

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Ancaman Lain

    Saat bagun dari tidurnya, Mata Sena seperti ikan koi. Kepalanya juga berdenyut sakit. Ia tidak mampu mengangkat tubuhnya karena lelah.Reno sudah pergi tengah malam kemarin saat Sena sedang tertidur. Pagi harinya Sena hanya menemukan Ratih yang duduk terkantuk-kantuk di tepi ranjang. Mamanya pasti sangat tidak nayaman dengan keadaan Sena sekarang ini.“Ma ….” Sena manggil dengan suara serak.Kerongkongannya terasa sakit. Seperti ada sebongkah batu di sana. Ia menarik dirinya perlahan untuk bersandar di kepala tempat tidur.Ratih tersentak. Ia memegangi kepalanya dan mengeleng menghilangkan pusing. Lekas dibelainya pipi Sena, matanya menatap dengan berkaca-kaca. “Mau apa Sayang? Sena butuh apa?” tanyanya dengan nada khawatir.Sena mengeleng. Ia tidak ingin sesuatu dan melakukan apa-apa. Ia merasa ingin menangis kembali mengingat kejadian kemarin.Ratih mungkin tahu apa yang ada di dalam pikiran Sena. Cepat ia me

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Manipulasi

    Cahaya matahari yang masuk ke sela kamar menganggu Reno. Ia mengerjap kesilauan sebelum mendesah dan menutupi wajahnya. Seluruh badannya terasa remuk, tetapi ia harus tetap bangun dan mengurus banyak hal pagi ini.Pertama-tama ia akan datang ke restoran dan memastikan daftar semua barang belanjaan dan mengecek berbagai keperluan tambahan lainnya. Daftar tersebut akan diserahkan pada orang kepercayaannya yang mengelola keuangan dan pembelian barang. Lalu ia harus ke kampus untuk mengikuti kelas pagi. Lepas dari situ ia akan menemui beberapa orang, salah satunya Monik. Ia berharap gadis itu masuk kelas hari ini sehingga Reno tak harus datang ke rumahnya.Walaupun Reno tahu di mana rumah Monik, ia merasa tidak nyaman saat datang terakhir kali. Ibu tiri Monik terlihat sangat antusias dengan kedatangannya. Wanita itu berkata Monik jarang membawa temannya ke rumah setelah Endah meninggal. Dari cerita panjang lebar yang disampaikan ibu tiri Monik, Reno tahu betapa tertutupnya

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Saling Menyalahkan

    Ratih duduh di bawah dengan Rayna. Ia merasa senang pemuda yang disukai anaknya datang. Walau tidak mengurangi semua kecemasan Sena, pasti bisa membuat suasana hati gadis itu menjadi lebih baik.“Bagaimana kabar lokasi?” tanyanya pada Rayna.Gadis yang duduk di kursi di depan Ratih mendadak berubah lesu. Itu tandanya cukup banyak masalah yang harus diselesaikan dicari jalan keluarnya.“Sepertinya sulit sekali,” duga Ratih.Ia bertumpang dagu. Sikunya terletak di meja makan dan ia mebuang napas keras-keras. Sebenarnya kalau pun Sena kehilangan perannya di dalam drama tersebut tidak masalah. Ia masih bisa menghidupi Sena dengan bisnis yang dimiliki. Yang tak sanggup ia penuli adalah tuntutan ganti rugi.“Mereka semua meminta kita memohon maaf pada Monik dan Tora.”Mendengar hal tersebut, Ratih langsung menegakan tubuhnya. Nama Monik sekarang sangat sensitif buat disebut di depan Sena. Reaksinya sangat buruk

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Terjebak

    Nomor Tidak Dikenal: Datanglah ke lokasi yang aku kirimkan sendirian. Mungkin kamu perlu menyelamatkan seseorang.Saat pesan itu datang, Sena sedang sendirian. Ia sudah puas menangis di pelukan mamanya dan diminta untuk istirahat. Lokasi yang dikirimkan oleh si pemilik nomor tidak jauh dari jalan bebas hambatan. Saat ia melihat jam pada layar ponsel, kunci mobil telah ditinggalkan Pak Sarmin di tempat biasa di dapur. Ia hanya perlu keluar dari kamar tanpa terlihat dan kabur dengan membawa mobil. Setelah ia keluar, tidak menjadi masalah lagi jika ketahuan.Mungkin karena semua orang sudah lelah selama dua hari ini memantau dan memastikan Sena tidak dalam bahaya dan masalah, rumah sunyi. Pelayan yang biasanya masih berkeliaran di dekat dapur tidak ada. Bahkan lampu di lantai bawah sudah dimatikan. Sena merasa sangat beruntung, tetapi juga sedikit takut.Namun, pesan yang masuk beberapa saat lalu terdengar mendesak. Apalagi kelimatnya menyatakan Sena

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Kemenangan

    Tora tidak percaya dengan telepon subuh tadi yang mengabarkan jika sang istri telah kehilangan nyawa akibat tusukan di tempat vital dan kehilangan darah. Seluruh tubuhnya serasa tidak bertulang, ia langsung terduduk dengan telepon yang terlempar di lantai. Saat ia kembali mendekatkan telepon dengan tangan bergetar ke telinga, sudah tidak ada lagi petugas yang mengatakan apa yang terjadi sebenarnya.Monik muncul dari tangga menggunakan baju tidur. Ia melangkah cepat-cepat menuruni tangga dan berjongkok di depan Tora.“Ada apa?” tanya Monik terdengar khawatir.Tora butuh waktu untuk menenangkan diri, mengurangi perasaan hancur yang dirasakan. Saat ia sudah bisa mengatasi perasaan buruk yang dirasakan, ia menegakan badannya kembali. Ia menatap Monik yang masih menunggu jawaban.Tiba-tiba ia merasa tidak perlu mengatakan apapun pada Monik. Apa pedulinya anaknya pada istri kedua Tora. Sudah jelas Monik membenci istrinya yang sekarang karena sudah m

Latest chapter

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Apa Ini Akhir Bahagia?

    “Pokoknya kalian harus pulang pada jam yang sudah dijanjikan, Oke?” Rayna sekali lagi memberi peringatan dengan wajah cemas.Pertunangan Sena dan Reno diumumkan tadi siang. Reno sudah mendapat peringatan untuk tidak membawa Sena tanpa pemberitahuan dan izin dari Ratih. Namun, mereka berdua berhasil membujuk Rayna untuk bisa memberi waktu kabur. Rayna jelas menolaknya, sebab kemarahan Ratih cukup mengerikan.“Kalian bisa membuatku terbunuh kalau tidak menurut,” renggek Rayna kembali. Ia belum melepaskan tangannya dari ujung baju Sena.“Iya, Kak, kami akan kembali jam 10 malam nanti. Ini cuma nonton bioskop kok. Janji.” Setelah pertunangan, Rayna meminta Sena memanggilnya Kakak. Begitu panggilan tersebut meluncur dari mulut Sena, Rayna meloncat seperti anak kecil. Ia begitu bahagia karena bisa mendapatkan adik perempuan.“Adik laki-laki itu memang bagus, tapi aku tidak mungkin menanyakan padanya pakaian manis. Tidak

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pada Suatu Hari

    “Apapun yang terjadi jangan merasa kasihan padanya!”Ratih mengatakan itu dengan sangat meyakinkan ketika akan berangkat. Namun, saat sudah sampai di rumah sakit dan memastikan jika mayat yang ditemukan memang Monik, tak urung dirinya menangis juga.Sena dilarang masuk ke dalam. Yang masuk untuk memeriksa hanya Reno, Ratih, dan Monik. Mereka sebelum masuk diberi peringatan oleh polisi. Sebab yang mereka saksikan cukup mengerikan.“Mama baik-baik saja?” Sena bertanya dengan cemas.Ratih mengeleng. “Tidak bisa dibilang baik-baik saja jika harus menyaksikan pemandangan seperti itu. Menyebalkan mengakuinya, tapi itu mengerikan.”Di sampingnya Rayna mengangguk membenarkan. “Pilihan tepat untuk meninggalkanmu di luar. Aku pikir akan kesulitan menelan makanan untuk beberapa lama setelah ini.”Sena tahu hal itu benar. Wajah tiga orang di depannya ini terlihat pucat. Sena jadi bertanya-tanya apa yang su

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Dua Sisi Kehidupan

    Apa sudah berhenti? Seluruh tubuhnya benar-benar remuk rasanya. Bukan hanya itu seluruh kekuatannya seolah tersedot keluar. Monik berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Ia berlari di gang dan kebingungan sendiri. Gang yang dimasuki ternyata rumit seperti labirin.Ketika ia merasa sudah berada di luar gang, ia tergangga dan menyadari jika bukannya menemukan jalan, tempat itu hanya bangunan-bangunan kotor. Beberapa orang preman duduk di depan bangunan dan terlihat tertarik melihat kedatangan Monik.“Tersasar, Dek?” tanya salah satu preman dengan tato yang tak jelas di bahunya.Monik mengabaikan pertanyaan itu. Ia menutup hidungnya karena bau air selokan semakin kuat karena hembusan angin. Ia memaki dalam hati karena asal lari dan tidak melihat ke mana arah tujuan jalan tersebut. Mungkin ia bisa kembali dan berbelok di arah lain pada belokan sebelumnya.“Sombong.”Karena terlalu berkonsentrasi berpikir, Monik tidak

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Intro

    Tidak ada yang berhasil! Tidak ada! Monik melarikan kendaraannya dengan kencang. Syukurlah ia berhasil kabur dari kejaran dan tak berpapasan dengan salah satu petugas keamanan di rumah sakit. Saat penguman pencarian seorang gadis dengan cadar warna hitam disampaikan melalui pengeras suara, Monik telah melewati satpam gerbang dan masuk ke dalam mobil. Ia melihat satpam yang menyadari keberadaannya mendekat dan melajukan mobil dengan cepat.Ada sesuatu yang meloncat ke atas mobil Monik. Ia kaget dan memanting stir tiba-tiba ke kiri. Mobilnya menghantam pembatas jalan dan kepalanya dengan keras terbentur setir. Semuanya tiba-tiba menjadi gelap selama sesaat. Akan tetapi, Monik cepat menguasai diri. Ia harus segera keluar dari mobil jika tidak ingin tertangkap. Polisi pasti sedang mengejarnya saat ini. Untunglah suasana jalanan sedang sepi.Seluruh persendian Monik terasa sakit. Namun, ia memaksakan diri untuk berjalan terus. Ia singah di toilet taman untuk member

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Penyerangan yang Gagal

    Ratih memeluk putri tunggalnya erat-erat. Sesuai instruksi polisi ia bergerak ke rumah sakit pada malam hari. Seharian ini ia selalu mengontak Rayna menanyakan apa yang sedang dilakukan Sena. Sampai sore, ia tidak mendapat kabar kalau ada orang yang tidak dikenal mendekati putrinya. Namun, Rayna melaporkan Sena sukses membuat Reno bertekuk lutut.Saat itu Ratih hanya bisa membatin, Seperti itulah kekuatan seorang wanita yang sedang jatuh cinta.“Apa semuanya baik-baik saja, Sayang?”Ratih tahu tidak seharusnya menanyakan hal ini pada Sena. Ia sudah bertekad untuk membuat putrinya merasa aman. Ia juga sudah mengatakan pada Rayna kalau tidak perlu membuat Sena merasa cemas tentang kedatangan Monik ke rumah. Saat ini ia ke rumah sakit untuk membujuk Sena tinggal di sini semalam, kalau perlu sampai Monik tertangkap.Rasanya tempat Reno di rawat adalah daerah paling aman karena ada seorang polisi dan juga banyak orang yang be

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Keributan

    “SENA!”Sena kaget karena Reno berteriak dan mengapai. Ia langsung menangkap tangan pemuda yang matanya masih terpejam tersebut. Dalam hati ia bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.“Reno?” Ragu-ragu Sena menguncang bahu pemuda itu. Ia berharap yang dilakukan bisa membuat Reno tersadar. Akan tetapi, kemungkinan juga tidak. Reno masih dalam pengaruh obat bius.Reno mengenggam jemari Sena erat-erat. Seolah-olah Sena akan menghilang ketika tangannya dilepaskan. Sena tersenyum senang. Ia senang karena dirinya memiliki posisi sepenting itu di dalam hati Reno. Ia harap dirinya tidak hanya berkhayal saja.Rayna mengetuk pintu dari luar, lalu menjulurkan kepalanya. Ia tersenyum-senyum mendekati Sena. Ia tak menyangka adiknya yang bodoh sampai mengenggam tangan Sena tanpa sadar.“Heemmm!” Rayna terbatuk sedikit mengoda.Sena terkejut dan berusaha melepaskan genggaman tangan Reno. Tentu saja hal tersebut tidak berh

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Kenangan Lama

    Tidak ada yang bisa membujuk Sena jika sudah bertekad. Sama seperti saat ia memutuskan tidan mengatakan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan SMA-nya. Seperti saat ia diam saja diperlakukan tidak mengenakan oleh Adit. Atau saat Monik mengancamnya dahulu saat Reno berada di penjara. Begitu juga dengan sekarang. Tidak ada yang bisa mengubah keputusannya untuk datang ke rumah sakit dan tampak mengerikan di kamera. Ia sama sekali tidak peduli.Akan tetapi, lobi rumah sakit sepi. Sepertinya kabar ini belum sampai ke telinga para pencari berita. Mereka pasti masih terlalu fokus pada kematian Tora.“Reno ada di kamar VVIP. Aku sudah menduga kamu akan langsung kemari.”Sena memeluk Rayna segera. Kakak perempuan Reno tersebut selalu berhasil membaca situasi dengan baik saat Sena tidak bisa. Ia melepaskan pelukannya segera dan masuk ke ruangan rawat Reno.Kemeja yang digunakan Reno tidak dikancingkan. Perban melilit bagian perut dan sedikit dadanya. M

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pengorbanan dan Kebebasan

    Walau berada pada bagian belakang kantor polisi, Sena bisa tahu kalau semua petugas sedang sibuk sekarang. Ia tidak mendengar kabar kalau ada orang penting akan datang ke daerah ini. Namun, kalau bukan alasan tersebut, lalu kenapa kantor yang telah ditinggali beberapa hari ini kalang kabut begini. Setelah hanya bisa mengamati dari sudut yang tidak nyaman dan mendengar kebisingkan yang ditimbulkan oleh orang-orang di depan, seorang petugas muncul dari ujung lorong menuju tempat Sena. Ia membuka kunci terali dan meminta Sena untuk mengikuti dirinya keluar. Sena tidak membantah. Sejak ia berada di dalam penjara, ia tak punya keinginan untuk membantah perintah orang. Sebenaranya sejak lama ia selalu ketakutan untuk melawan, walau akhirnya bisa melakukan hal tersebut. “Apa saya akan diinterogasi lagi?” tanya Sena. Polisi tersebut hanya mendorong pintu hingga terbuka. “Silakan masuk Nona, Anda akan tahu lebih jelasnya di dalam.” Sena tidak bisa berh

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Di Ujung Tanduk

    Rayna mengangkat ponselnya dengan kesal. Ia belum berhasil membujuk Ratih untuk makan. Ia sedang meminta bantuan Reno yang masih ada di kantor polisi meminta izin untuk membiarkan Sena bicara sebentar di telepon. Namun, sepertinya izin tersebut belum bisa di dapatkan setelah satu jam berlalu.“Ya, halo?” sapanya tanpa mengurangi sedikit pun aura kekesalannya.“Kamu baik-baik saja?” tanya seorang lelaki di telepon. Rayna menjauhan ponsel sedikit untuk melihat siapa pemanggil yang pura-pura akrab dengannya ini. Setelah tahu jika yang menghubunginya Fariq, ia menghirup napas dalam dulu sebelum kemudian mulai bicara kembali. “Maaf … hariku benar-benar sama sekali tidak terkendali. Ada apa?” tanya Rayna cepat.“Kamu sudah menghidupkan televisi?”Rayna tidak banyak bertanya. Ia segera berlari menuju ruang tengah dan menyambar remote TV. Dalam sekali tekan ia segera melihat berita berduka cita. Mata Rayna la

DMCA.com Protection Status