Share

Bioskop dan Hantu

Penulis: ArgaNov
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kamu sakit, Sena?”

Reno tak sengaja menyenggol jemari Sena yang lentik. Selain berkeringat, ujung jari Sena dingin.

Sena yang tangannya bersentuhan, secara cepat menarik diri. Ia ingin berlari dan masuk lekas-lekas ke dalam bioskop mini yang sudah di sewa Mama. Kegelapan setelah lampu diredupkan di dalam sana akan menyamarkan rona merah di pipinya.

“Ti-DAK!” Sena nyaris berteriak saat menjawab.

Memandang perubahan yang merayap di wajah Sena, Reno hanya bisa terkekeh saja. Ia berusaha menahan senyum, tetapi tetap saja lolos sedikit. Dalam hati dirinya berharap Sena tak menyadari bahwa ia menikmati kegugupan Sena. Dalam hal ini Reno senang karena bukan hanya dirinya saja yang sedari tadi salah tingkah.

Sejak Rayna memilihkan pakaian yang kata kakak perempuannya itu sama warna. Ia salah membedakan kopi dan kecap dan tersedak saat minum. Saat berangkat tadi, Reno hanya menggunakan sendal jepit dan harus memutar balik ke rumah.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Dua Sisi Mata Koin

    Reno memejamkan mata. Rayna ada di belakangnya sekarang. Kakak perempuannyalah yang memaksa Reno untuk datang ke kantor polisi dan membuat laporan.Awalnya Reno menolak dengan banyak alasan. Alasan pertama sangat merepotkan, tetapi pelototan Rayna melenyap semua.“Terima kasih atas laporannya. Kami akan segera menyelidiki. Jika ada tambahan bukti, bisa diserahkan segera pada kami.”Polisi yang mencatat laporannya menyalami Reno. Tentu saja setelah rentetan pertanyaan.Reno bernapas lega, seperti baru saja keluar dari ruangan pengap kea lam bebas. Ia mengisi paru-parunya dengan oksigen penuh-penuh dan mendapatkan tepukan di kepala dari Rayna.“Jangan lebay,” tegur kakanya itu.Rayna lebih dulu memasuki mobil dan menanti hingga adiknya sampai di kursi sopir. “Kamu tidak punya bayangan siapa pelakunya?” tanya Rayna sekali lagi seperti pertanyaan polisi yang menanyai Reno tadi.“Nggak.”

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Tertangkap

    Endah memperhatikan dengan saksama hampir tak berkedip kedua orang di depan dan di sampingnya. Hampir dua pertemuan ia ikut serta, tetapi tidak satu pun dari pertemuan tersebut yang penuh arti. Tidak ada obrolan rahasia. Adit hanya banyak menceritakan proses kedekatannya dengan Sena. Hingga sempat tadi Endah menyindir. “Kalau kamu memang begitu menyukai Sena, kenapa bisa setega itu padanya?” Endah menelengkan kepala sedikit saat menyampaikan hal tersebut, tentu saja dengan maksud mengejek. Adit melemparkan tatapan keji sedikit sebelum kembali tengelam dengan obrolan seru bersama Monik. Dua orang dengan pikiran kalau tindakan mereka tidak pernah salah sedang berkumpul kini. Ia sendiri tidak paham kenapa bisa ikut duduk di sana. Minuman pesanan yang sudah datang beserta dengan kentang goreng. Selain itu Endah juga memesan salad sayuran. Walau berkonsentrasi dengan diktat di tangan, tak dipungkiri jika ia bisa mendengar apa saja yang sedan

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Cemburu

    Sena menatap heran pada Reno di taman yang tertawa-tawa. Ia tidak tahu siapa yang tengah mengobrol dengan Reno. Sebab orang yang sedang berbicara dengan Reno membelakanginya.Siapa? tanya Sena dalam hati.Ia mengabaikan panggilan Rayna, meninggalkan asistennya itu bersama Pak Sarmin begitu saja dan mendekati bukit kecil tempat Reno duduk.Semakin dekat, Sena bisa melihat jika yang yang sedang mengobrol dengan Reno adalah seorang gadis. Ia mendadak kesal kini. Langkahnya tiba-tiba terhenti dan keinginan untuk berbalik ke tempat Rayna muncul. Saat hal tersebut dilakukan, hatinya mulai menamai diri Sena pengecut. Lantas, ia kembali berbalik dan meneruskan langkahnya menuju ke tempat Reno.Reno yang memang menghadap ke jalan setapak yang dilalui Sena langsung menyadari kedatangan gadis tersebut. Matanya terpaku selama beberapa saat dan wajahnya mendadak khawatir.Gadis yang membelakangi sena kini juga menoleh begitu ia dekat.“Sen

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Endah

    Kerongkongan Endah terasa sakit, seperti tercekik. Saat ia membuka mata hanya kegelapan yang terlihat olehnya. Ia meraba, merasakan berada di dinginnya lantai yang kasar. Perlahan Ia beringsut, mengeser tubuhnya ke sisi kepala untuk mengetahui sedang berada di mana dirinya sekarang. Tanganya menyentuh sudut tegak yang bertemu dengan lantai. Dinding? Ia bergumam pelan dalam hati. Kembali dipaksakan diri beringsut pelan dan menyandarkan tubuh di dinding tersebut. Kepalanya masih pusing sejak terjaga. Aku ada di parkiran tadi. Lalu …. Endah tersentak. Ia ingat Adit menaparnya dengan sekuat tenaga, ia membentur mobil dan kemudian pingsan. Setelah itu samar-samar ia mendengar suara Monik. Ia mulai bertanya di mana ia sekarang berada. Karena mulai takut dengan apa yang bisa dilakukan Adit, Endah berdiri dan meraba-raba mencari jalan keluar. Berkali-kali kakinya membentur sesuatu. Tiba-tiba sinar muncul menyerobot dari kotak

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Hilang

    “Karena sudah tidak ada lagi yang menganggu, kita akan mulai rencana, kita.” Gadis itu duduk di kursi ruang tamu Adit sambil tersenyum.Adit hanya mengedikkan bahu untuk memberitahu jika dirinya mendengarkan. Ia sebenarnya sudah tidak sabar lagi.***Teman sekelas Endah datang ke gedung fakultas Reno. Mereka menunggu dari pukul Sembilan pagi, hingga Reno keluar pukul 12 siang.“Ren!” teriak salah satu dari kumpulan orang tersebut sambil tergesa mendekat.Reno memindai orang tersebut sambil mengenali. Ia tahu lelaki yang mendekat bukan salah satu dari mahasiswa yang satu jurusan dengannya.“Ya?” tanya keheranan.Satu per satu laki-laki dan perempuan yang menunggunya mendekat, membuat bentuk setengah lingkaran saat berdiri di dekat Reno. Ada dua perempuan dan tiga lelaki yang kini berdiri.“Kalian siapa?” tanya Reno.Ia butuh informasi lebih lanjut tentang orang-orang ini. Se

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Sesuatu di Dalam Gudang

    Di dalam tas Endah sama sekali tidak ditemukan ponsel. Tentu saja Adit sudah menggeluarkan semua itu. Walaupun sudah tahu kenyataan tersebut bahkan sebelum memeriksa, ia tetap sejak menggeluarkan semua. Dari dalam tasnya ia menemukan permen yang tangkainya bisa bersinar, ada tiga buah. Lalu pulpen, buku, roti, dan sebotol air mineral.Untuk roti dan air mineral, Endah harus benar-benar berhemat. Ia tak terlalu yakin sudah berapa lama waktu terlewat. Ia merasa sudah cukup lama. Selama itu Adit cuma muncul sekali melemparkan sesuatu yang setelah diraba cukup lama adalah nasi bungkus.Saat Endah sedang memikirkan langkah selanjutnya. Persegi panjang yang sama kemudian bercahaya. Diiringi sinar lain yang menyilaukan Endah sesaat. Ia mengerjap-ngerjap menyesuaikan pandangannya. Ruangan tempat ia tersekap terang kini.“Kamu jahat sekali pada kawan baikku, Dit.”Endah mengenali suara perempuan yang tiba-tiba didengarnya itu. Ia mendogakkan kepala unt

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pertengkaran yang Indah

    Tidak sulit menemukan kekasih Endah. Sebab pemuda bernama Dino itu menampakan dirinya di depan kafe tempat Endah dan Monik sering nongkrong. Begitu Monik turun dari mobil pemuda itu langsung menghampiri. “Kamu temannya Endah, kan?” Monik melirik sedikit dan terus berjalan. Ia melewati begitu saja dengan Adit mengekor di belakang. Tangan kekar Dino menyambar pergelangan tangan Monik. Gadis itu dengan segera menepisnya. Ekspresinya mengatakan betapa jijik dirinya mendapatkan perlakuan ini. Dengan cepat Dino mengatasi keterkejutannya atas ekspresi Monik. “Kalian sering kulihat bersama.” Ia melirik ke arah Adit. “Belakangan dengan dia juga.” “Lalu?” “Kamu pasti tahu dia di mana, kan? Beritahu aku!” tegas Dino. Ia memandang tepat ke mata Monik dan Adit. Monik mengeluh, menyibak poninya dan berjalan menjauh. Namun, ia sempat mendekati Adit dan berbisik, menyuruh teman seperjuangannya itu untuk membereskan semuanya. “K

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Kesalahan

    Endah menemukan benda itu di dalam sebuah kardus tanpa sengaja. Ia menyebutnya sebagai hadiah dari Tuhan. Karena benda yang ditemukan bisa menjadi alat untuk meloloskan diri dari penyekapan ini. Ia harus keluar dan memperingatkan Reno. Entah apa rencana Monik dan Adit yang sedang berjalan, ‘memperingatkan’ akan membuat Reno waspada.Namun, ia tidak menemukan kemajuan di dalam kegelapan. Walau matanya sudah beradaptasi dengan gelap gudang, tetapi berusaha menjebol pintu dengan garpu tetap saja sulit. Delapan sekrup yang harus dilepaskan menjadi jumlah yang banyak kini.Ibu jari dan telunjuk yang dipakai untuk memelintir garpu sebagai alat pemutas terasa ngilu. Akhirnya garpu yang tak diketahui bentuknya tetapi memiliki besi yang cukup tebal tersebut jatuh ke lantai. Endah baru menyelesaikan sebuah sekrup saja dan masih separuh jalan dengan yang lainnya.Jika aku bisa menanggalkan gagang pintu ini, ada kemungkinan mencopot semuanya dan kabur,

Bab terbaru

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Apa Ini Akhir Bahagia?

    “Pokoknya kalian harus pulang pada jam yang sudah dijanjikan, Oke?” Rayna sekali lagi memberi peringatan dengan wajah cemas.Pertunangan Sena dan Reno diumumkan tadi siang. Reno sudah mendapat peringatan untuk tidak membawa Sena tanpa pemberitahuan dan izin dari Ratih. Namun, mereka berdua berhasil membujuk Rayna untuk bisa memberi waktu kabur. Rayna jelas menolaknya, sebab kemarahan Ratih cukup mengerikan.“Kalian bisa membuatku terbunuh kalau tidak menurut,” renggek Rayna kembali. Ia belum melepaskan tangannya dari ujung baju Sena.“Iya, Kak, kami akan kembali jam 10 malam nanti. Ini cuma nonton bioskop kok. Janji.” Setelah pertunangan, Rayna meminta Sena memanggilnya Kakak. Begitu panggilan tersebut meluncur dari mulut Sena, Rayna meloncat seperti anak kecil. Ia begitu bahagia karena bisa mendapatkan adik perempuan.“Adik laki-laki itu memang bagus, tapi aku tidak mungkin menanyakan padanya pakaian manis. Tidak

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pada Suatu Hari

    “Apapun yang terjadi jangan merasa kasihan padanya!”Ratih mengatakan itu dengan sangat meyakinkan ketika akan berangkat. Namun, saat sudah sampai di rumah sakit dan memastikan jika mayat yang ditemukan memang Monik, tak urung dirinya menangis juga.Sena dilarang masuk ke dalam. Yang masuk untuk memeriksa hanya Reno, Ratih, dan Monik. Mereka sebelum masuk diberi peringatan oleh polisi. Sebab yang mereka saksikan cukup mengerikan.“Mama baik-baik saja?” Sena bertanya dengan cemas.Ratih mengeleng. “Tidak bisa dibilang baik-baik saja jika harus menyaksikan pemandangan seperti itu. Menyebalkan mengakuinya, tapi itu mengerikan.”Di sampingnya Rayna mengangguk membenarkan. “Pilihan tepat untuk meninggalkanmu di luar. Aku pikir akan kesulitan menelan makanan untuk beberapa lama setelah ini.”Sena tahu hal itu benar. Wajah tiga orang di depannya ini terlihat pucat. Sena jadi bertanya-tanya apa yang su

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Dua Sisi Kehidupan

    Apa sudah berhenti? Seluruh tubuhnya benar-benar remuk rasanya. Bukan hanya itu seluruh kekuatannya seolah tersedot keluar. Monik berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Ia berlari di gang dan kebingungan sendiri. Gang yang dimasuki ternyata rumit seperti labirin.Ketika ia merasa sudah berada di luar gang, ia tergangga dan menyadari jika bukannya menemukan jalan, tempat itu hanya bangunan-bangunan kotor. Beberapa orang preman duduk di depan bangunan dan terlihat tertarik melihat kedatangan Monik.“Tersasar, Dek?” tanya salah satu preman dengan tato yang tak jelas di bahunya.Monik mengabaikan pertanyaan itu. Ia menutup hidungnya karena bau air selokan semakin kuat karena hembusan angin. Ia memaki dalam hati karena asal lari dan tidak melihat ke mana arah tujuan jalan tersebut. Mungkin ia bisa kembali dan berbelok di arah lain pada belokan sebelumnya.“Sombong.”Karena terlalu berkonsentrasi berpikir, Monik tidak

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Intro

    Tidak ada yang berhasil! Tidak ada! Monik melarikan kendaraannya dengan kencang. Syukurlah ia berhasil kabur dari kejaran dan tak berpapasan dengan salah satu petugas keamanan di rumah sakit. Saat penguman pencarian seorang gadis dengan cadar warna hitam disampaikan melalui pengeras suara, Monik telah melewati satpam gerbang dan masuk ke dalam mobil. Ia melihat satpam yang menyadari keberadaannya mendekat dan melajukan mobil dengan cepat.Ada sesuatu yang meloncat ke atas mobil Monik. Ia kaget dan memanting stir tiba-tiba ke kiri. Mobilnya menghantam pembatas jalan dan kepalanya dengan keras terbentur setir. Semuanya tiba-tiba menjadi gelap selama sesaat. Akan tetapi, Monik cepat menguasai diri. Ia harus segera keluar dari mobil jika tidak ingin tertangkap. Polisi pasti sedang mengejarnya saat ini. Untunglah suasana jalanan sedang sepi.Seluruh persendian Monik terasa sakit. Namun, ia memaksakan diri untuk berjalan terus. Ia singah di toilet taman untuk member

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Penyerangan yang Gagal

    Ratih memeluk putri tunggalnya erat-erat. Sesuai instruksi polisi ia bergerak ke rumah sakit pada malam hari. Seharian ini ia selalu mengontak Rayna menanyakan apa yang sedang dilakukan Sena. Sampai sore, ia tidak mendapat kabar kalau ada orang yang tidak dikenal mendekati putrinya. Namun, Rayna melaporkan Sena sukses membuat Reno bertekuk lutut.Saat itu Ratih hanya bisa membatin, Seperti itulah kekuatan seorang wanita yang sedang jatuh cinta.“Apa semuanya baik-baik saja, Sayang?”Ratih tahu tidak seharusnya menanyakan hal ini pada Sena. Ia sudah bertekad untuk membuat putrinya merasa aman. Ia juga sudah mengatakan pada Rayna kalau tidak perlu membuat Sena merasa cemas tentang kedatangan Monik ke rumah. Saat ini ia ke rumah sakit untuk membujuk Sena tinggal di sini semalam, kalau perlu sampai Monik tertangkap.Rasanya tempat Reno di rawat adalah daerah paling aman karena ada seorang polisi dan juga banyak orang yang be

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Keributan

    “SENA!”Sena kaget karena Reno berteriak dan mengapai. Ia langsung menangkap tangan pemuda yang matanya masih terpejam tersebut. Dalam hati ia bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.“Reno?” Ragu-ragu Sena menguncang bahu pemuda itu. Ia berharap yang dilakukan bisa membuat Reno tersadar. Akan tetapi, kemungkinan juga tidak. Reno masih dalam pengaruh obat bius.Reno mengenggam jemari Sena erat-erat. Seolah-olah Sena akan menghilang ketika tangannya dilepaskan. Sena tersenyum senang. Ia senang karena dirinya memiliki posisi sepenting itu di dalam hati Reno. Ia harap dirinya tidak hanya berkhayal saja.Rayna mengetuk pintu dari luar, lalu menjulurkan kepalanya. Ia tersenyum-senyum mendekati Sena. Ia tak menyangka adiknya yang bodoh sampai mengenggam tangan Sena tanpa sadar.“Heemmm!” Rayna terbatuk sedikit mengoda.Sena terkejut dan berusaha melepaskan genggaman tangan Reno. Tentu saja hal tersebut tidak berh

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Kenangan Lama

    Tidak ada yang bisa membujuk Sena jika sudah bertekad. Sama seperti saat ia memutuskan tidan mengatakan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan SMA-nya. Seperti saat ia diam saja diperlakukan tidak mengenakan oleh Adit. Atau saat Monik mengancamnya dahulu saat Reno berada di penjara. Begitu juga dengan sekarang. Tidak ada yang bisa mengubah keputusannya untuk datang ke rumah sakit dan tampak mengerikan di kamera. Ia sama sekali tidak peduli.Akan tetapi, lobi rumah sakit sepi. Sepertinya kabar ini belum sampai ke telinga para pencari berita. Mereka pasti masih terlalu fokus pada kematian Tora.“Reno ada di kamar VVIP. Aku sudah menduga kamu akan langsung kemari.”Sena memeluk Rayna segera. Kakak perempuan Reno tersebut selalu berhasil membaca situasi dengan baik saat Sena tidak bisa. Ia melepaskan pelukannya segera dan masuk ke ruangan rawat Reno.Kemeja yang digunakan Reno tidak dikancingkan. Perban melilit bagian perut dan sedikit dadanya. M

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Pengorbanan dan Kebebasan

    Walau berada pada bagian belakang kantor polisi, Sena bisa tahu kalau semua petugas sedang sibuk sekarang. Ia tidak mendengar kabar kalau ada orang penting akan datang ke daerah ini. Namun, kalau bukan alasan tersebut, lalu kenapa kantor yang telah ditinggali beberapa hari ini kalang kabut begini. Setelah hanya bisa mengamati dari sudut yang tidak nyaman dan mendengar kebisingkan yang ditimbulkan oleh orang-orang di depan, seorang petugas muncul dari ujung lorong menuju tempat Sena. Ia membuka kunci terali dan meminta Sena untuk mengikuti dirinya keluar. Sena tidak membantah. Sejak ia berada di dalam penjara, ia tak punya keinginan untuk membantah perintah orang. Sebenaranya sejak lama ia selalu ketakutan untuk melawan, walau akhirnya bisa melakukan hal tersebut. “Apa saya akan diinterogasi lagi?” tanya Sena. Polisi tersebut hanya mendorong pintu hingga terbuka. “Silakan masuk Nona, Anda akan tahu lebih jelasnya di dalam.” Sena tidak bisa berh

  • Aku Suka Kamu, Tapi ....   Di Ujung Tanduk

    Rayna mengangkat ponselnya dengan kesal. Ia belum berhasil membujuk Ratih untuk makan. Ia sedang meminta bantuan Reno yang masih ada di kantor polisi meminta izin untuk membiarkan Sena bicara sebentar di telepon. Namun, sepertinya izin tersebut belum bisa di dapatkan setelah satu jam berlalu.“Ya, halo?” sapanya tanpa mengurangi sedikit pun aura kekesalannya.“Kamu baik-baik saja?” tanya seorang lelaki di telepon. Rayna menjauhan ponsel sedikit untuk melihat siapa pemanggil yang pura-pura akrab dengannya ini. Setelah tahu jika yang menghubunginya Fariq, ia menghirup napas dalam dulu sebelum kemudian mulai bicara kembali. “Maaf … hariku benar-benar sama sekali tidak terkendali. Ada apa?” tanya Rayna cepat.“Kamu sudah menghidupkan televisi?”Rayna tidak banyak bertanya. Ia segera berlari menuju ruang tengah dan menyambar remote TV. Dalam sekali tekan ia segera melihat berita berduka cita. Mata Rayna la

DMCA.com Protection Status