Home / Romansa / Aku Perawan / Sebungkus Nasi

Share

Sebungkus Nasi

Author: Okta Diana
last update Last Updated: 2021-08-30 17:10:29

Kinan melirik tajam ke arah Kevin dan teman wanitanya. "Kayaknya, nanti malam gue nggak bisa! Lupain aja janji lo itu!" Kinan menggandeng tangan Alya keluar dari kelas.  Ini sangat menyakitkan bagi perasaannya.

Mereka melangkahkan kaki lebar menuju tempat parkir. Alya tersenyum semringah melihat sahabatnya sadar akan keburukan Kevin. Mereka jalan bergandengan mengambil motor Alya.

"Nah gitu dong, Kin! Jangan gampang kegoda sama cowok suka nemplok sana sini kayak Kevin!" sindir Alya yang kini sudah mengendari motor dan memboncengnya.

"Gue itu nggak kegoda, cuma ngerespons. Akhir-akhir ini dia baik banget. Dia selalu ngehibur, nemenin gue ...."

"Dan lo, nyaman sama itu semua, 'kan? Akhirnya, lo naruh hati sama kebaikannya," sambar Alya. Kinan berdecak kesal. "Dia itu ngelakuin kayak gitu, nggak cuma sama lo, Kin! Tapi, hampir semua cewek," lanjutnya lagi.

Kinan hanya terdiam dengan wajah cemberut. Ia tau kenyataan itu. Ingin sekali menutup rapat hatinya untuk Kevin. Ia berniat saat itu juga untuk tidak menghiraukan laki-laki itu.

Sepulang di rumahnya. Kinan beristirahat sebentar, ia membaringkan tubuhnya di ranjang. Angin sepoi-sepoi membuat matanya semakin berat. Pelajaran yang berat tadi sekolah membuat otaknya berpikir keras.

Kinan terlonjak saat ponselnya berbunyi. Telepon dari Kevin ia matikan. Gadis itu membanting ponselnya di ranjangnya. Melihat jam yang menggantung di dinding, ini saatnya ia harus mengambil titipan makanannya di warung-warung.

"Maaf Bu! Aku tadi ketiduran." Kinan berlari keluar rumah. Ibunya menggelengkan kepala melihatnya. Kinan mengambil sepedanya dan mengayuh dengan cepat.

Sesampainya di warung, ia berharap banyak jika makanan yang dititipkan habis. Namun, kenyataan berkata lain. "Masih sisa kue sama nasi bungkusnya, Kin!" ucap pemilik warung dengan wajah datar.

Kinan memberi senyum setengah. "Nggak apa-apa kok, Bu!" Gadis itu mengambil sisa makanan yang tak terjual, lalu memasukkannya dalam keranjang. Mengayuh sepedanya dari warung ke warung lainnya. Sesekali ia menitihkan air mata, begitu sulitnya untuk mencari uang membuatnya teringat dengan Ayahnya.

Makanan yang masih banyak membuatnya hampir putus asa. Semua ini bahkan belum mengembalikan modal awalnya. Jika dimakan sendiri pun tidak akan habis.

Akhirnya, Kinan memberikan pada para pemulung yang ia temui di jalan. Menyisakan beberapa saja untuk dimakan bersama Ibunya. Ini membuat perasaannya lebih baik dan tenang. Senyum bahagia dari mereka yang mampu mengembalikan semangat Kinan.

Kinan kembali mengayuh sepedanya pulang ke rumah. Sebuah mobil tiba-tiba menghadangnya. Kinan mengerem mendadak sepedanya dan mengumpat pengendara mobil yang hendak keluar membuka pintunya itu.

"Kinan ...!" teriak Kevin yang semakin membuat Kinan kesal. Laki-laki itu membanting pintu mobil dan berlari kecil mendekatinya. "Dari mana, lo? Masih panas main sepeda."

"Itu bukan urusan lo!" ketusnya dengan memutar setir sepeda dan berniat pergi dari Kevin.

Kevin menahan setir sepedanya. "Lo kenapa, sih? Gue salah apa?"

Kinan hanya terdiam, ia juga bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin harus berkata jika ia cemburu melihatnya berduaan dengan Runa di kelas tadi. Kinan sadar, Kevin tidak pernah menembaknya. Mereka hanya berteman tidak lebih dari itu.

Gadis itu masih menunduk. Kemudian ia mengangkat kepala. "Lo nggak salah kok, gue lagi pengen sendiri aja."

"Itu apa?" tanya Kevin yang melihat keranjang Kinan yang masih ada beberapa kue dan nasi yang tersisa sedikit.

"Oh ... ini makanan yang nggak laku. Gue, titipin ke warung-warung tadi."

"Boleh gue beli, nggak? Kebetulan gue belum makan dari tadi pulang sekolah. Perut gue laper!" Kevin mengambil satu kue di keranjangnya, "berapa harganya?" timpalnya lagi. Ia lalu membuka dan langsung memakan kue itu.

"Nggak usah bayar! Makanlah!" jawab Kinan dengan menekuk wajahnya. Setelah menghabiskan satu kue, Kevin mengambil kembali sebungkus nasi yang ada di kerangjang sepedanya. "Itu hanya nasi bungkus, memangnya lo doyan?" sindir Kinan.

"Gue, suka nasi bungkus!"

Kinan menyunggingkan bibir atasnya. "Nggak usah maksa suka. Itu bukan makanan orang kayak lo. Nanti, sakit perut lagi."

"Kalau sakit perut, gue bakal minta pertanggung jawaban dari lo!" Gadis itu mengernyit. "Duduk situ dulu, temani gue makan!" Kevin menunjung sebuah kursi di bawah pohon dan menggandeng Kinan.

Laki-laki itu begitu lahap memakan nasi bungkus itu. Kinan mengerutkan kening melihatnya. Baru kali ini melihat Kevin seperti orang kelaparan yang belum makan beberapa hari. Begitu menggemaskan. Ia menggelengkan kepalanya tiga kali dan membuang muka.

"Ini sangat enak," ucapnya dengan mulut penuh.

"Biasa aja! Nggak perlu memuji berlebihan. Nyatanya semua orang nggak beli. Berarti memang rasanya biasa. Lagi pula, kenapa sampai nggak makan? Apa, nyokap lo nggak masak?"

Kevin menghentikan makannya. Ia menaruh nasi yang tersisa sedikit di sampingnya. Kinan yang melihat raut wajah Kevin sedih, ikut terdiam. Apa ada yang salah dengan pertanyaannya.

"Gue, udah nggak punya nyokap," ucap Kevin dengan wajah tegang dan menatap Kinan.

"Maaf. Gue nggak tau. Nyokap lo udah meninggal?" tanya Kinan dengan ragu. Ia tak enak hati tapi sangat penasaran.

Kevin menggelengkan kepalanya. "Nyokap ninggalin gue sejak kecil."

"Haah!" Kinan ternganga kemudian menutup mulutnya. "Maaf ya, Vin! Gue nggak tau!"

Kevin tersenyum dengan memamerkan lesung pipinya kembali. "Lo, nggak salah kok. Kenapa harus minta maaf?" Ia mengambil nasi bungkus di sampingnya dan memakannya kembali.

Kinan masih penasaran. Namun, sepertinya itu bukan urusannya. Ia juga tak ingin membuat Kevin bersedih tentang pertanyaan konyolnya.

Setelah Kevin menghabiskan satu bungkus nasi itu, mereka masih terus bercengkrama. Hati gadis itu luluh kembali, karena bersama Kevin benar-benar membuat hatinya tenang. Bahkan, masalah tadi siang pun begitu cepat Kinan lupakan.

"Jadi, gimana? Nanti malam gue jemput, ya?" Kinan mengigiti bibir bawahnya. Ia ragu tapi hatinya seperti tak bisa menolak tawaran itu. "Atau gini aja, gue minta izin sama nyokap lo sekarang, gimana?"

"Ah ... em!" Kinan tidak mampu menjawabnya.

Kevin langsung menarik tangan Kinan dan mengajaknya pulang. Laki-laki itu terus membuntutinya dari belakang sampai tiba di halaman rumahnya.

Kinan menyilahkannya masuk. Ibunya yang sudah mengenal Kevin karena laki-laki itu sering main ke rumah, langsung menyambutnya. Kevin mencium tangan Ibu Kinan. Sikap sopannya membuat Kinan semakin tertegun.

"Tante, apa boleh nanti malam aku ngajak Kinan keluar makan? Aku sudah janji dulu akan mentraktirnya!"

Related chapters

  • Aku Perawan   Telur Gulung

    "Boleh, tapi pulangnya jangan malam-malam, ya!" pesan Ibunya. Pipi Kinan bersemu melihat Kevin yang meliriknya. Gadis itu melempar pandangannya ke dalam rumah."Pasti dong Tante, ya udah aku pulang dulu!" pamitnya."Nggak masuk dulu!" Ibunya menunjuk dalam rumah.Kevin menggelengkan kepala. "Nanti malam saja Tante, tadi udah ngobrol sebentar sama Kinan di pinggir jalan!" Ibu Kinan mengangguk dan tersenyum.Kinan terus memandangi wajah tampan itu sebelum Kevin masuk dalam mobilnya. Ia terus melempar senyum sampai mobil Kevin keluar dari halaman rumahnya."Hust!" Ibunya mengagetkannya. "Kamu suka sama dia?""Apaan sih, Bu?" Kinan langsung masuk dalam rumah karena malu."Dari matamu nggak bisa bohong. Kamu suka sama Kevin? Dia anak baik dari pertama bertemu dulu. Ibu suka, dia sopan juga."Kinan berjalan menuju dapur dan diikuti Ibunya. "Ibu belum kenal dia aja. Dia anak orang kaya. Pemilik yayasan. Nggak pantas aja Kinan bersandi

    Last Updated : 2021-08-30
  • Aku Perawan   Bibir Indah

    Hembusan napas Kevin semakin terasa di wajah Kinan. Begitu dekat jarak wajah mereka membuat Kinan pasrah. Ia memejamkan kelopak matanya kuat."Gue, suka bibir lo, indah!" Perlahan-lahan Kinan membuka matanya dan Kevin posisi Kevin masih tetap sama. Gadis itu menipiskan bibirnya malu."Ma-makasih!" ucapnya dengan terbata-bata.Kevin menyelipkan anak rambut panjang Kinan yang terurai di telinga gadis itu. "Lo tau, gue suka cewek kayak lo."Kinan mengerutkan kening tidak percaya. "Me-mang, gue kenapa?""Lo, apa adanya."Kinan membuang muka dan memberi senyum setengah. Ia seperti tidak ingin percaya dengan ucapan yang keluar dari laki-laki di hadapannya ini. Namun, ia juga tidak bisa menolak hatinya yang berbunga-bunga."Vin ...!"Laki-laki itu berdehem. "Lo, jangan bilang sama Alya, ya! Kalau kita ... jalan berdua kayak gini. Gu-gue, nggak mau aja dia marah. Lo tau sendiri 'kan, Alya nganggep lo mempermainkan gue!""Gue kel

    Last Updated : 2021-08-30
  • Aku Perawan   Penyesalan

    Semenjak ciuman yang diberikan Kevin pada Kinan, hubungan mereka semakin lama semakin dekat. Kevin lebih sering menghabiskan waktu istirahat dan pulang sekolah bersamanya. Namun, mereka masih merahasiakan kedekatan mereka dari Alya. Bersikap seolah-olah dingin di depan sahabatnya itu setiap kali bertemu sebenarnya membuat Kinan tak enak hati. Ia seperti membohongi Alya, tapi kenyamanan saat bersama Kevin juga ia butuhkan sampai sekarang.Saat mereka pulang bersama, dari arah berlawanan tampak Rivan, teman kelas sebelah dengan wajah geram melangkahkan kaki lebar mendekati mereka. Kinan menjerit saat tonjokan keras Rivan lemparkan ke wajah Kevin dan membuat laki-laki yang dekat dengannya itu jatuh tersungkur. Ini membuat Kinan tidak bisa berdiam diri, menyaksikan Rivan yang mencengkeram kerah baju Kevin dan akan memukulnya lagi."Berhenti, Van! Lo, apa-apaan sih?" teriak Kinan yang mendorong Rivan menjauhi Kevin.“Gue tau lo siapa, Vin. Tapi jangan sesuka ha

    Last Updated : 2021-08-30
  • Aku Perawan   Menjauh

    “Lo kenapa seharian ngejauhin gue? Gue juga beberapa kali ngirim pesan, tapi nggak lo balas." Kinan membuang muka geramnya. Ia mengusap gusar bibirnya jika mengingat ciumannya dulu bersama Kevin. Begitu menjijikannya bibir laki-laki itu tidak hanya menyentuh bibirnya saja."Lo itu jahat, Vin!" teriak Kinan yang diikuti isak tangis. "Jadi selama ini lo deketin gue, cuma untuk manfaatin gue?" tanya gadis itu dengan mengangkat kedua alis.Kevin mengerutkan kening seolah bingung dengan ucapan Kinan. "Manfaatin, apa maksud lo?"Kinan menyapu air matanya dengan cepat. Ia seperti tak ingin menangis di depan laki-laki seperti Kevin. "Gue bodoh, memang bodoh. Tapi, gue nggak akan lagi tertipu sama sikap lo. Mulai sekarang

    Last Updated : 2021-08-30
  • Aku Perawan   Membuka Hati Untuk Yang Lain

    Hari berganti begitu cepat. Keinginan Kinan untuk melepas seragam dan membantu Ibunya mencari uang akan segera terwujud. Ujian berjalan dengan baik. Walaupun nilai yang didapat gadis itu tak sempurna, tapi ia puas akan usaha maksimal yang diraihnya. Kevin benar-benar menjauhi Kinan, begitu pula sebaliknya. Semua menjadi dingin. Tak ada tegur sapa. Kevin tak berubah. Ia masih saja mendekati teman wanita lain tanpa memusingkan status hubungannya. Itu yang membuat Kinan harus yakin menutup rapat pintu hatinya. Namun, apa ia bisa semudah itu? Jika setiap malam ia masih terus memikirkannya. "Nanti kita rayain kelulusan bareng, ya!" ajak Alya yang kini berjalan berdampingan dengan Kinan menuju tempat parkir. Sahabat Kinan itu memutuskan untuk kuliah di luar kota, pasti akan membuatnya rindu kebersamaan mereka selama ini. "Berdua aja?" "Sama cowok gue. Kita 'kan bakal jarang ketemu, ya?" rengek Alya dengan wajah memelas. Kinan memundurkan kepal

    Last Updated : 2021-09-02
  • Aku Perawan   Acara Perpisahan

    Ini adalah hari terakhir bagi Kinan dan semua siswa kelas dua belas. Hari perpisahan yang dihadiri oleh para wali murid juga di sebuah gedung sekolah ini. Dengan memakai kebaya berwarna abu-abu ditambah riasan wajah membuat Kinan sangat cantik. Semua tertegun padanya. Pasalnya, baru sekarang gadis itu tampil dengan begitu anggunnya. Tak terkecuali dengan Kevin yang mata elangnya terus tertuju pada Kinan. Alya dan Kinan tampak bersenda gurau dengan penampilan mereka. Ini juga hari di mana mereka akan berpisah. Menikmati waktu sembari berfoto bersama tak mereka lupakan begitu saja. Kinan yang merasa diawasi Kevin seketika dirinya canggung. Ia menarik Alya menjauh dari tempat di mana mereka berdiri dan duduk di tempat duduk yang disediakan. "Kenapa?" tanya Alya keheranan. Kinan menoleh ke arah Kevin yang ternyata masih memperhatikannya. Alya pun ikut menoleh. "Oh ... jadi lo gugup diawasi buaya itu? Takut diterkam? Atau takut masuk lubangnya lagi? Ngomong-ngomon

    Last Updated : 2021-09-02
  • Aku Perawan   Rayuan Gino

    Hari begitu cepat berganti. Pagi ini Kinan bersiap membantu Ibunya menjual semua makanan. Ia juga tak malu memakai sepedanya berkeliling menjajakan makanan itu pada setiap orang yang ia temui. Berjualan di taman yang kebetulan ini adalah hari libur membuat dagangannya laris tak bersisa. Ia bangga akan hal ini dan tak sabar untuk segera pulang. Ia mengayuh sepedanya dengan wajah berseri. Keranjang yang kosong membuatnya sepedanya ringan dan semakin bersemangat pulang. Bernyanyi seraya melirik kiri kanan. Mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan terakhirnya kini. "Kinan!" teriak Gino yang semakin mempercepat laju motornya. Ia kemudian memelankan kecepatan motornya saat sudah di samping Kinan. Kinan memberi senyum terpaksa pada pacar sahabatnya itu. "Lo, mau kemana?" tanya laki-laki itu yang semakin mendempetnya. Kinan membuang muka, ia tak nyaman dengan semua ini. "Gue mau pulang," jawabnya singkat dengan mengayuh cepat sepedanya. "Oh ..

    Last Updated : 2021-09-02
  • Aku Perawan   Melamar Pekerjaan

    "Kinan ...!” Devan kembali menarik pergelangan tangan Kinan yang terus berusaha meninggalkannya. “Gue tau lo pasti bohong, ‘kan? Lo gadis baik-baik, nggak mungkin ngelakuin kayak gitu.” “Itu hanya perkiraan lo aja Van, kenyataan yang sebenarnya gue, udah nggak perawan lagi. Nggak percaya? Tanya aja sama Alya! Dia tau semua rahasia gue. Sudahlah, Van! Gue capek, mau istirahat. Jadi lo boleh pergi, bahkan lupain aja perjodohon Alya pada kita! Gue sadar diri.” Devan masih diam terpaku mendengar semua pengakuan Kinan. Gadis itu tak peduli lagi, ia membanting pintu rumahnya keras dan berlari ke dalam kamar. Panggilan dari Ibunya pun tak diindahkan. Duduk terdiam di dalam kamar, seketika membuat Kinan mengingat Kevin. Tak ada kabar darinya setelah acara perpisahan sekolah. Nomor telepon yang ia hapus dari kontaknya sedikit membuat menyesal. Apa Kevin benar-benar tak mau tau lagi dengannya? Kinan pun tak mengikuti group alumni sekolahnya dulu. Menurutnya, in

    Last Updated : 2021-09-02

Latest chapter

  • Aku Perawan   Menepati Janji (END)

    Pagi ini, Kinan tersenyum puas melihat Kevin masih tertidur lelap dengan posisi tengkurap di sampingnya. Ia memandang lekat suaminya itu dan merasa begitu bahagia bisa memiliki seutuhnya dan cintanya selama ini terbalas.Satu ciuman mendarat di pipi laki-laki yang dulunya terus membuat tersulut emosi itu. Hanya berbalutkan selimut tebal, Kinan kini menyibakkan penutup tubuhnya dan mulai memunguti lingerie di lantai yang ia kenakan semalam.Berjalan pelan ke kamar mandi karena perut bagian bawahnya terasa tak nyaman sekali. Semalam ia sampai lupa berapa kali mencapai puncak kenikmatan karena ulah suaminya itu.“Bangun!” Kinan menguncang tubuh Kevin. “Mama telepon, Khalo nyariin kita terus!”Kevin menggeliatkan tubuhnya. “Ini baru jam berapa, sih?” gerutunya.“Jam sepuluh! Ayo kita balik! Nggak enak sama Mama.”Ke

  • Aku Perawan   Mengisi Waktu Di Tengah Kemacetan

    “Kita ajak Khalo jalan-jalan habis itu, kita titipin Mama sebentar, ya!” usul Kevin dengan wajah merengut saat bersiap akan menepati janji pada Khalo untuk membelikannya mainan pagi ini.“Nggak enak lah sama Mama, pasti Mama juga sibuk ngurusin toko kue.”“Waktu kita tinggal besok, Kinan! Malam ini kita harus pergunakan dengan baik. Kamu nggak tau rasanya sakit banget ini dari semalam nggak mau tidur.” Kevin mengarahkan mata ke celananya.“Terus kita mau lakuin di mana?”Kevin mendekati Kinan dengan menyunggingkan bibir atasnya. “Kamu mau di mana?”“Cari suasana beda lah! Masak di kamar terus?” Kinan mengerucutkan bibirnya.“Kita sewa hotel di puncak, ya?” usul Kevin.Kinan tersenyum malu mengiyakannya. “Kamu siapin keperluannya. Dan ... lingerie sem

  • Aku Perawan   Gagal

    “Papa!” teriak Khalo berlari memeluk Kevin yang tiga hari ini ke luar kota meninggalkannya. Sudah tiga tahun usia anak laki-laki mereka. Kebahagiaan terus menyelimuti walaupun sikap Kevin masih saja membuat Kinan geram.“Papa kangen banget sama kamu, sayang!” Kevin mencium putra itu berkali-kali.“Papa bawa oleh-oleh?” Dari sorotan mata anak itu berharap banyak. Namun, kali ini Kevin tak membawa apapun. Ingin cepat pulang membuatnya melupakan itu semua.“Besok aja kita jalan-jalan, ya! Nanti kamu bisa milih mainan sesuka hatimu!”“Ya nggak sesuka hati juga! Kamu ngajarin nggak bener,” sindir Kinan lirih yang membuat Kevin berdecak.“Ya udah, ayo kamu bobok! Ini udah malam.” Kevin menggendong Khalo ke kamarnya.Anak itu mengerucutkan bibirnya gemas sembari menggelengkan kepalanya. “A

  • Aku Perawan   Khalo Arkananta

    Hari ini Kevin mengajak Kinan kembali ke rumah, sudah hampir dua minggu mereka tinggal di rumah Bu Melinda. Tak seperti sebelumnya, keadaan Kinan kini mulai membaik. Banyak terukir senyum di wajahnya. Kevin benar-benar memanjakan dan menghiburnya akhir-akhir ini.Laki-laki itu tiba-tiba saja mengarahkan mobilnya di rumah pemberian Sang Papa dulu. Kinan mengernyit heran, bukannya suaminya itu anti menerima pemberian dari Papanya?“Kenapa kita ke sini?” tanya Kinan.Kevin mematikan mesin mobilnya. “Kita akan tinggal kembali di sini! Kamu mau ‘kan?”Laki-laki itu keluar dari mobil dan berlari kecil membukakan pintu mobilnya. Asisten rumah tangga juga bersiap di depan membantu mereka membawa koper masuk dalam rumah.Di dalam rumah, kedatangan mereka disambut hangat oleh Papa Kevin. “Akhirnya kalian pulang juga. Papa sudah nggak sabar mau menimang c

  • Aku Perawan   Resign

    “Ka-kamu mau apa?” tanya Kinan gugup karena Kevin mendekatinya setelah mengunci rapat pintu kamar. Laki-laki itu sudah menemukan cara untuk membantu istrinya lewat informasi dari internet yang ia baca.Kevin duduk dibelakang Kinan yang menyelonjorkan kakinya di atas tempat tidur. Tiba-tiba mendekapnya erat dari belakang dan menciumi pipi lembut itu.“Aku mencintaimu,” bisiknya yang membuat Kinan bergidik geli. Ia mengernyit dengan sikap suaminya itu. “Buka kancing bajumu!”“Kamu mau apa, Vin? Aku baru melahirkan. Kenapa kamu nggak bisa menahannya?” Kinan menatap Kevin dengan raut wajah ketakutan.“Sini aku bantuin biar susumu keluar banyak!” Tanpa persetujuan Kinan, laki-laki itu membuka satu persatu kancing baju istrinya. “Keluarin dari bra!”“Kamu mau apa?” gertak Kinan tak terima.

  • Aku Perawan   Harus Bagaimana

    Beberapa hari di rumah sakit akhirnya dokter mengizinkan mereka pulang. Sikap dingin Kinan pada Kevin masih saja ditunjukan. Seberapa besar perhatian suaminya itu padanya tak membuat Kinan tersentuh. Ia merasa berada dititik rendahnya saat ini.“Kita tinggal di apartemen saja, ya?” Kevin menawarkan. Namun, Kinan menggelengkan kepalanya tak setuju.“Aku mau ke rumahku saja!” jawabnya lirih. Kevin mengangguk mengiyakan. Sebenarnya Bu Melinda menawarkan untuk sementara mereka tinggal di rumahnya sampai keadaan Kinan benar-benar pulih. Namun, tolakan yang selalu terdengar.Salah satu baby sitter disewa Bu Melinda untuk membantu Kinan dan tinggal di rumahnya. Rasanya tak tega melihat kedua anaknya itu kerepotan berjuang sendiri.Kinan berdiri terdiam di depan kaca riasnya. Melihat tubuhnya yang masih dipenuhi lemak, serta wajah yang tak terawat semakin membuatnya berkecil hati.

  • Aku Perawan   Pukulan Keras Dari Papa

    “Keanu?”“Ayo cepat, Kean! Air ketuban Kinan keluar terus!” Desakan Clara membuat Keanu bertambah gugup.“Ada apa ini?” Papa Kevin berjalan mendekati mobil Keanu.“Kinan harus segera dibawa ke rumah sakit, Pa!” Wajah khawatir tersirat jelas pada Papa Kevin. Tanpa berlama-lama Keanu masuk ke dalam mobil dan disusul oleh Sang Papa.Perasaan tak enak terus mengganggu pikiran Kevin di kantor. Ia berusaha beberapa kali menelepon Kinan, tapi tak diangkat. Jelas saja, keadaan Kinan saat ini sedang tak baik-baik saja. Bahkan ponselnya pun terjatuh di lantai kamarnya.Diva dengan nekat menemui Kevin di depan kantornya. Kevin yang tengah berjalan cepat menuju tempat parkir tiba-tiba dihadang oleh wanita itu.“Vin, aku mau bicara serius!”“Ada apa lagi, sih?” Kevin terlihat risi

  • Aku Perawan   Perubahan Sikap

    “Halo ... kamu lagi sibuk, Vin?” tanya Diva yang sedari meneleponnya, tapi dibiarkan saja oleh Kevin. Semenjak reuni empat bulan lalu, wanita itu terus mencoba menghubunginya. Obsesi memiliki Kevin sudah tertanam dalam di dalam hatinya sejak dulu. Tak peduli apa status Kevin sekarang, ia hanya ingin mewujudkan keinginannya.“Nggak, ada apa? Aku lagi baru pulang kerja.” Kevin berjalan keluar kamar. Ia selesai mandi dan melihat Kinan sudah memejamkan matanya.Laki-laki itu sudah berusaha sebisa mungkin untuk menghindari Diva. Tawaran untuk berselingkuh terus Kevin abaikan, ini membuatnya merasa bersalah pada Kinan yang kini tengah mengandung calon buah hatinya.Kinan membuka matanya lebar setelah Kevin keluar kamar. Ia tak sanggup menahan laju air mata setiap mendengar telepon dari wanita yang terus berusaha menggoda suaminya itu. Berusaha tetap baik-baik saja dan tak mengetahui apa dibalik semua in

  • Aku Perawan   Lepas Dari Genggaman

    “Aku janji akan membahagiakan kalian! Tanpa mengharap harta dari Papa. Percayalah, aku bisa, Kinan!” Kevin menyelipkan anak rambut Kinan ke telinga kiri dan kanannya.Kinan mengangguk pasrah dengan terus aktif bergerak naik turun memposisikan di pangkuan Kevin. Sementar Kevin mengeratkan pelukannya ke pinggang Kinan. Kinan juga menyesapi bibir suaminya itu dengan lembut. Rasa manis dari filter rokok yang dihisapnya sebenarnya masih terus membekas di bibir itu. Namun, ia seperti sudah terbiasa.Tatapan sendu penuh gairah ada dalam mata mereka. “Kamu janji, besok jangan dekati wanita-wanita masa lalumu!” Kinan menghentikan gerakannya yang membuat Kevin berdecak kesal.“Kan ada kamu. Kenapa pikiranmu buruk sekali? Mereka bukan masa laluku. Masa laluku kamu!” Kevin kembali menyatukan bibir mereka. Suara kecupan bibir dan rintihan tertahan yang menggema di seluruh sudut kamar semakin menamb

DMCA.com Protection Status