Share

Penyesalan

Penulis: Okta Diana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semenjak ciuman yang diberikan Kevin pada Kinan, hubungan mereka semakin lama semakin dekat. Kevin lebih sering menghabiskan waktu istirahat dan pulang sekolah bersamanya. Namun, mereka masih merahasiakan kedekatan mereka dari Alya. Bersikap seolah-olah dingin di depan sahabatnya itu setiap kali bertemu sebenarnya membuat Kinan tak enak hati. Ia seperti membohongi Alya, tapi kenyamanan saat bersama Kevin juga ia butuhkan sampai sekarang.

Saat mereka pulang bersama, dari arah berlawanan tampak Rivan, teman kelas sebelah dengan wajah geram melangkahkan kaki lebar mendekati mereka. Kinan menjerit saat tonjokan keras Rivan lemparkan ke wajah Kevin dan membuat laki-laki yang dekat dengannya itu jatuh tersungkur. Ini membuat Kinan tidak bisa berdiam diri, menyaksikan Rivan yang mencengkeram kerah baju Kevin dan akan memukulnya lagi.

"Berhenti, Van! Lo, apa-apaan sih?" teriak Kinan yang mendorong Rivan menjauhi Kevin.

“Gue tau lo siapa, Vin. Tapi jangan sesuka hati lo, ngencani semua cewek! Lo tau, 'kan Sonya itu cewek gue?" bentaknya dengan mengguncang tubuh Kevin.

Kevin hanya tersenyum setengah dan membuang mukanya. "Lo salah sangka. Gue sama Sonya, nggak ada hubungan apa-apa."

"Nggak ada hubungan apa-apa lo bilang?" tanya Rivan dengan bola mata yang hampir keluar. Ekspresi wajahnya mengeras. Pembuluh darah tampak tegang di lehernya.

Kinan menggelengkan kepala tak percaya. "Rivan, kalau lo masih nekat memukuli Kevin, bakal gue laporkan ke BK!" ancam Kinan yang mampu membuat laki-laki itu melepaskan Kevin.

"Lo ngapain belain cowok kayak dia Kin?” sindir Rivan. “Awas aja kalau lo berani ngulangi lagi!" ancamnya pada Kevin. Ia pergi begitu saja dari mereka. Kinan membantu Kevin berdiri dan memeriksa bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.

"Gue, nggak apa-apa kok! Makasih ya, lo udah nolongin gue!"

Kinan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Membantu Kevin berdiri dan mereka berjalan kembali menuju tempat parkir. Gadis itu tidak curiga dan sangat percaya jika Kevin seburuk yang di pikirkan Rivan.

"Vin ...!" teriak Diva yang menghentikan langkah Kinan dan Kevin yang sedang berjalan beriringan menuju tempat parkir. Mereka menoleh ke arah suara itu. Wajah Kinan berkerut saat Diva berlari kecil mendekati Kevin. "Nanti malam ada acara, nggak? Eh tunggu, lo kenapa?" tanya Diva dengan memegangi pipi Kevin.

"Gue nggak apa-apa kok." Kevin berusaha menepis tangan Diva. "Kebetulan nggak ada acara, kenapa?" tanya Kevin dengan memiringkan kepala.

"Papa ngundang Om Daniel makan malam di rumah, kamu ikutan, ya!" pinta Diva.

"Memang boleh?"

"Boleh dong, ini cuma makan malam biasa. Bukan soal bisnis."

Hati Kinan seperti tercubit. Ia ingin pergi menjauhi mereka. Menunduk terdiam, tidak tau apa yang harus dilakukan. Haruskah pura-pura tidak mendengarkan?

"Ya udah deh. Gue pulang dulu, ya!" Kevin mengangguk dan tersenyum. Diva berjalan pergi meninggalkan Kinan dan Kevin.

Wajah Kinan semakin cemberut. Ia kemudian melangkahkan kaki pelan menjauhi Kevin. "Tungguin gue dong!" Laki-laki itu berlari kecil mengikuti Kinan. "Lo, kenapa?" tanyanya.

"Enggak," jawab Kinan singkat.

"Mukanya kok ditekuk gitu?"

"Gue, nggak apa-apa kok."

Di perjalanan pulang Kinan hanya terdiam. Sampai halaman rumahnya gadis itu masih menekuk wajahnya. Hanya ucapan terima kasih yang keluar dari mulutnya.

***

Keesokan harinya Kinan melihat Kevin dan Diva bercanda tawa menuju kelasnya. Ia semakin melebarkan langkah kakinya untuk sampai dulu di kelas sebelum Kevin datang.

Ia membuang muka saat Kevin menyapanya pelan. Laki-laki itu hanya merasa ada yang aneh pada Kinan. "Nanti ke kantin bareng ya, Al!" ajak Kinan yang membuat Alya keheranan.

"Tumben?" Alya memundurkan kepalanya dengan dahi berkerut. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Kinan. Ia terdiam sampai bel istirahat berbunyi.

Kinan menarik tangan Alya keluar kelas. Sudah tergambar jelas di pikirannya semalam pasti Kevin dan Diva sangatlah mesra, seperti dirinya yang menghabiskan waktu bersama Kevin selama ini.

Setelah dari kantin dan berjalan beriringan bersama Alya ke kelas, ada perasaan tak enak di hatinya. Kevin tak ada di kelas, ke mana dia?

“Gue mau ke taman sebentar, Al!" pamit Kinan dengan tergesa-gesa. Alya mengerutkan kening penasaran, ia diam-diam mengikuti Kinan dari belakang.

Kinan berjalan cepat menuju taman sekolah di mana Kevin sering mengajaknya setiap hari. Di kursi itu ia melihat laki-laki yang dicarinya sedang duduk berdua bersama Sonya yang tak lain adalah pacar Rivan.

Kevin tampak begitu mesra dengan menyelipkan anak rambut gadis di sampingnya. Hal itu sama persis yang ia lakukan pada Kinan. Kinan tak mampu berpikir jernih lagi. Pasti Kevin sudah melakukan hal yang lebih dari sekadar ini pada gadis itu.

Penglihatan Kinan menjadi buram karena air mata yang tiba-tiba keluar. Ia menyapu dan berusaha mencoba tenang. Melihat mereka, begitu menyakitkan membuatnya tak kuat dan ingin segera pergi dari sana.

"Alya?" Kinan terlonjak mengetahui Alya tiba-tiba ada di belakangnya. Sejak kapan sahabatnya itu ada di sana?

Kinan membuang muka dan berusaha membersihkan air mata yang belum mengering agar Alya tak mengetahuinya.

"Kenapa? Lo sakit hati Kevin bersama cewek lain? Bukankah, itu hal yang biasa dia lakukan selama ini?" sindir Alya dengan menyunggingkan bibir sebelah.

Kinan menggelengkan kepalanya. "Enggak, gu-gue ...."

"Lo cemburu?" sambar Alya. Alya memberikan senyum setengah pada Kinan. Lalu membalikkan badan Kinan ke arah Kevin dan Sonya. "Lo, lihat mereka!" tunjuk Alya.

Ia menoleh ke belakang. Mata Kinan terbelalak, hatinya seperti dihujam puluhan pisau saat melihat Kevin mencium bibir Sonya sama persis yang ia lakukan pada Kinan. Air mata Kinan mengalir lagi. Penyesalan akan memberikan bibirnya secara cuma-cuma pada laki-laki semakin membuatnya terpuruk.

Kevin yang ia pikir perhatian dan mulai berubah ternyata masih sama. Seperti gadis bodoh, Kinan mengumpat dirinya sendiri. Ia tak sanggup lagi. Berlari ke dalam kelas diikuti oleh Alya.

Terdiam, gadis itu masih terdiam. Pertanyaan Alya seperti tak ia hiraukan. Sampai pelajaran dimulai dan Kevin mulai berjalan tanpa dosa masuk ke kelas, Kinan masih dengan tatapan yang kosong.

"Al nanti tolong anterin aku pulang, ya!" ucapnya lirih. Alya mengangguk. Kinan tak sedikit pun melirik ke arah Kevin. Ia tak peduli lagi. Hatinya sudah hancur. Baginya kesucian dan ciuman pertamanya telah hilang oleh laki-laki yang selama ini ia mulai percayai.

Saat bel pulang berbunyi. Dengan tergesa-gesa Kinan membereskan semua buku-bukunya. Memasukkan ke dalam tas, dan menggandeng tangan Alya keluar kelas.

Kevin yang melihat sikap aneh Kinan menjadi penasaran. Ia berjalan mengikuti mereka dan menghentikan langkah mereka dengan berteriak, "Kinan, berhenti!"

Laki-laki itu berlari mendekati mereka. Tatapan mata penuh amarah Kinan dan Alya tunjukan padanya. Kevin mengerutkan dahi bingung, tak tau apa salah yang ia perbuat.

"Mau apa lagi lo?" gertak Kinan

Bab terkait

  • Aku Perawan   Menjauh

    “Lo kenapa seharian ngejauhin gue? Gue juga beberapa kali ngirim pesan, tapi nggak lo balas." Kinan membuang muka geramnya. Ia mengusap gusar bibirnya jika mengingat ciumannya dulu bersama Kevin. Begitu menjijikannya bibir laki-laki itu tidak hanya menyentuh bibirnya saja."Lo itu jahat, Vin!" teriak Kinan yang diikuti isak tangis. "Jadi selama ini lo deketin gue, cuma untuk manfaatin gue?" tanya gadis itu dengan mengangkat kedua alis.Kevin mengerutkan kening seolah bingung dengan ucapan Kinan. "Manfaatin, apa maksud lo?"Kinan menyapu air matanya dengan cepat. Ia seperti tak ingin menangis di depan laki-laki seperti Kevin. "Gue bodoh, memang bodoh. Tapi, gue nggak akan lagi tertipu sama sikap lo. Mulai sekarang

  • Aku Perawan   Membuka Hati Untuk Yang Lain

    Hari berganti begitu cepat. Keinginan Kinan untuk melepas seragam dan membantu Ibunya mencari uang akan segera terwujud. Ujian berjalan dengan baik. Walaupun nilai yang didapat gadis itu tak sempurna, tapi ia puas akan usaha maksimal yang diraihnya. Kevin benar-benar menjauhi Kinan, begitu pula sebaliknya. Semua menjadi dingin. Tak ada tegur sapa. Kevin tak berubah. Ia masih saja mendekati teman wanita lain tanpa memusingkan status hubungannya. Itu yang membuat Kinan harus yakin menutup rapat pintu hatinya. Namun, apa ia bisa semudah itu? Jika setiap malam ia masih terus memikirkannya. "Nanti kita rayain kelulusan bareng, ya!" ajak Alya yang kini berjalan berdampingan dengan Kinan menuju tempat parkir. Sahabat Kinan itu memutuskan untuk kuliah di luar kota, pasti akan membuatnya rindu kebersamaan mereka selama ini. "Berdua aja?" "Sama cowok gue. Kita 'kan bakal jarang ketemu, ya?" rengek Alya dengan wajah memelas. Kinan memundurkan kepal

  • Aku Perawan   Acara Perpisahan

    Ini adalah hari terakhir bagi Kinan dan semua siswa kelas dua belas. Hari perpisahan yang dihadiri oleh para wali murid juga di sebuah gedung sekolah ini. Dengan memakai kebaya berwarna abu-abu ditambah riasan wajah membuat Kinan sangat cantik. Semua tertegun padanya. Pasalnya, baru sekarang gadis itu tampil dengan begitu anggunnya. Tak terkecuali dengan Kevin yang mata elangnya terus tertuju pada Kinan. Alya dan Kinan tampak bersenda gurau dengan penampilan mereka. Ini juga hari di mana mereka akan berpisah. Menikmati waktu sembari berfoto bersama tak mereka lupakan begitu saja. Kinan yang merasa diawasi Kevin seketika dirinya canggung. Ia menarik Alya menjauh dari tempat di mana mereka berdiri dan duduk di tempat duduk yang disediakan. "Kenapa?" tanya Alya keheranan. Kinan menoleh ke arah Kevin yang ternyata masih memperhatikannya. Alya pun ikut menoleh. "Oh ... jadi lo gugup diawasi buaya itu? Takut diterkam? Atau takut masuk lubangnya lagi? Ngomong-ngomon

  • Aku Perawan   Rayuan Gino

    Hari begitu cepat berganti. Pagi ini Kinan bersiap membantu Ibunya menjual semua makanan. Ia juga tak malu memakai sepedanya berkeliling menjajakan makanan itu pada setiap orang yang ia temui. Berjualan di taman yang kebetulan ini adalah hari libur membuat dagangannya laris tak bersisa. Ia bangga akan hal ini dan tak sabar untuk segera pulang. Ia mengayuh sepedanya dengan wajah berseri. Keranjang yang kosong membuatnya sepedanya ringan dan semakin bersemangat pulang. Bernyanyi seraya melirik kiri kanan. Mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan terakhirnya kini. "Kinan!" teriak Gino yang semakin mempercepat laju motornya. Ia kemudian memelankan kecepatan motornya saat sudah di samping Kinan. Kinan memberi senyum terpaksa pada pacar sahabatnya itu. "Lo, mau kemana?" tanya laki-laki itu yang semakin mendempetnya. Kinan membuang muka, ia tak nyaman dengan semua ini. "Gue mau pulang," jawabnya singkat dengan mengayuh cepat sepedanya. "Oh ..

  • Aku Perawan   Melamar Pekerjaan

    "Kinan ...!” Devan kembali menarik pergelangan tangan Kinan yang terus berusaha meninggalkannya. “Gue tau lo pasti bohong, ‘kan? Lo gadis baik-baik, nggak mungkin ngelakuin kayak gitu.” “Itu hanya perkiraan lo aja Van, kenyataan yang sebenarnya gue, udah nggak perawan lagi. Nggak percaya? Tanya aja sama Alya! Dia tau semua rahasia gue. Sudahlah, Van! Gue capek, mau istirahat. Jadi lo boleh pergi, bahkan lupain aja perjodohon Alya pada kita! Gue sadar diri.” Devan masih diam terpaku mendengar semua pengakuan Kinan. Gadis itu tak peduli lagi, ia membanting pintu rumahnya keras dan berlari ke dalam kamar. Panggilan dari Ibunya pun tak diindahkan. Duduk terdiam di dalam kamar, seketika membuat Kinan mengingat Kevin. Tak ada kabar darinya setelah acara perpisahan sekolah. Nomor telepon yang ia hapus dari kontaknya sedikit membuat menyesal. Apa Kevin benar-benar tak mau tau lagi dengannya? Kinan pun tak mengikuti group alumni sekolahnya dulu. Menurutnya, in

  • Aku Perawan   Gadis Polos

    Aldo dan Gino sudah berjanjian malam ini di salah satu klub yang berada di kota ini. Menghabiskan malam di tempat hiburan ini, berkumpul bersama teman-teman mereka.Sambil menghisap kuat nikotin itu, Kevin yang kebetulan adalah teman Aldo dan Gino saat kuliah sekarang, tersenyum menyeringai saat mengetahui dua temannya itu datang.“Lama banget, kalian? Gue udah jamuran nungguinnya!” tanya Kevin dengan jari yang kini menjepit puntung rokok itu kemudian menghisapnya kembali. Asap dari rokok itu ia tiupkan pada Aldo saat duduk mendekatinya, yang membuatnya refleks memukul bahu Kevin.Ruang VIP ini seperti sudah menjadi langganan mereka bersenang-senang bersama. Kevin mematikan rokoknya yang masih setengah ke dalam asbak. Ia kemudian menuang wine ke gelas cantik berkaki yang disediakan klub ini.Saat akan meneguk minuman berwarna merah gelap itu, tiba-tiba Diva datang mengagetkan mereka bertiga. Ia berlari kecil dan duduk di antara Kevin dan Aldo.

  • Aku Perawan   Ajakan Selingkuh

    Gino terus menelepon Kinan sepulang dari klub. Ia sudah berusaha berkali-kali mengirim pesan sejak Kinan pulang sendiri tadi siang. Namun, tak ada jawaban dari gadis itu.Waktu sudah sangat larut. Sebenarnya, Gino tak sabar untuk menemui Kinan di rumahnya. Tidak peduli apakah mengganggu atau tidak, ia mengemudikan mobilnya ke arah rumah Kinan.Ponsel yang bergetar langsung ia sambar. Berharap Kinan yang memberi balasan, tapi nyatanya Alya yang dari pagi ia abaikan. Gino melempar kembali ponselnya. Keputusan Alya untuk memilih kuliah jauh darinya, membuat Gino kesal.Tak satu dua kali, ponselnya terus mengganggu konsentrasinya menyetir. Ia terpaksa mengangkat telepon Alya. “Ada apa sih, Yang?” tanyanya dengan wajah cemberut.“Lo kemana aja? Akhir-akhir ini susah banget dihubungi,” gerutu Alya.“Gue, diperjalanan. Mau balik. Nanti kalau nyampe rumah, gue telpon lagi.” Gino langsung mematikan ponsel dan membantingny

  • Aku Perawan   Kepulangan Alya

    Sudah beberapa bulan ini Gino berusaha mendekati Kinan. Namun, gadis itu semakin membuatnya geram. Kinan terus menolak cinta Gino, mengabaikan perhatiaannya dan juga terus menghindar.Kinan merasa tak enak hati pada Alya, membuatnya malu untuk menghubungi bahkan, hanya menanyakan kabar pada sahabatnya itu.Kinan sepulang dari bekerja bergegas mandi dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Ibunya kini sudah terbiasa sendiri untuk berjualan. Kesibukan Kinan bekerja, membuatnya jarang membantu pekerjaan Ibunya.“Kinan ... ada Gino tuh!” teriak Ibunya dari balik pintu kamar. Kinan berdecak kesal. Bagaimana caranya agar laki-laki itu menjauhinya?Gadis itu membuka pintu kamarnya. “Biarin aja, Bu! Kinan lagi males ketemu sama dia.”“Nggak boleh gitu, lah! Ayo sana temuin!”Gadis itu memamerkan wajah cemberut pada Ibunya. Namun, sepertinya percuma. Ibunya menarik tangannya untuk keluar menemui Gino.“Ke

Bab terbaru

  • Aku Perawan   Menepati Janji (END)

    Pagi ini, Kinan tersenyum puas melihat Kevin masih tertidur lelap dengan posisi tengkurap di sampingnya. Ia memandang lekat suaminya itu dan merasa begitu bahagia bisa memiliki seutuhnya dan cintanya selama ini terbalas.Satu ciuman mendarat di pipi laki-laki yang dulunya terus membuat tersulut emosi itu. Hanya berbalutkan selimut tebal, Kinan kini menyibakkan penutup tubuhnya dan mulai memunguti lingerie di lantai yang ia kenakan semalam.Berjalan pelan ke kamar mandi karena perut bagian bawahnya terasa tak nyaman sekali. Semalam ia sampai lupa berapa kali mencapai puncak kenikmatan karena ulah suaminya itu.“Bangun!” Kinan menguncang tubuh Kevin. “Mama telepon, Khalo nyariin kita terus!”Kevin menggeliatkan tubuhnya. “Ini baru jam berapa, sih?” gerutunya.“Jam sepuluh! Ayo kita balik! Nggak enak sama Mama.”Ke

  • Aku Perawan   Mengisi Waktu Di Tengah Kemacetan

    “Kita ajak Khalo jalan-jalan habis itu, kita titipin Mama sebentar, ya!” usul Kevin dengan wajah merengut saat bersiap akan menepati janji pada Khalo untuk membelikannya mainan pagi ini.“Nggak enak lah sama Mama, pasti Mama juga sibuk ngurusin toko kue.”“Waktu kita tinggal besok, Kinan! Malam ini kita harus pergunakan dengan baik. Kamu nggak tau rasanya sakit banget ini dari semalam nggak mau tidur.” Kevin mengarahkan mata ke celananya.“Terus kita mau lakuin di mana?”Kevin mendekati Kinan dengan menyunggingkan bibir atasnya. “Kamu mau di mana?”“Cari suasana beda lah! Masak di kamar terus?” Kinan mengerucutkan bibirnya.“Kita sewa hotel di puncak, ya?” usul Kevin.Kinan tersenyum malu mengiyakannya. “Kamu siapin keperluannya. Dan ... lingerie sem

  • Aku Perawan   Gagal

    “Papa!” teriak Khalo berlari memeluk Kevin yang tiga hari ini ke luar kota meninggalkannya. Sudah tiga tahun usia anak laki-laki mereka. Kebahagiaan terus menyelimuti walaupun sikap Kevin masih saja membuat Kinan geram.“Papa kangen banget sama kamu, sayang!” Kevin mencium putra itu berkali-kali.“Papa bawa oleh-oleh?” Dari sorotan mata anak itu berharap banyak. Namun, kali ini Kevin tak membawa apapun. Ingin cepat pulang membuatnya melupakan itu semua.“Besok aja kita jalan-jalan, ya! Nanti kamu bisa milih mainan sesuka hatimu!”“Ya nggak sesuka hati juga! Kamu ngajarin nggak bener,” sindir Kinan lirih yang membuat Kevin berdecak.“Ya udah, ayo kamu bobok! Ini udah malam.” Kevin menggendong Khalo ke kamarnya.Anak itu mengerucutkan bibirnya gemas sembari menggelengkan kepalanya. “A

  • Aku Perawan   Khalo Arkananta

    Hari ini Kevin mengajak Kinan kembali ke rumah, sudah hampir dua minggu mereka tinggal di rumah Bu Melinda. Tak seperti sebelumnya, keadaan Kinan kini mulai membaik. Banyak terukir senyum di wajahnya. Kevin benar-benar memanjakan dan menghiburnya akhir-akhir ini.Laki-laki itu tiba-tiba saja mengarahkan mobilnya di rumah pemberian Sang Papa dulu. Kinan mengernyit heran, bukannya suaminya itu anti menerima pemberian dari Papanya?“Kenapa kita ke sini?” tanya Kinan.Kevin mematikan mesin mobilnya. “Kita akan tinggal kembali di sini! Kamu mau ‘kan?”Laki-laki itu keluar dari mobil dan berlari kecil membukakan pintu mobilnya. Asisten rumah tangga juga bersiap di depan membantu mereka membawa koper masuk dalam rumah.Di dalam rumah, kedatangan mereka disambut hangat oleh Papa Kevin. “Akhirnya kalian pulang juga. Papa sudah nggak sabar mau menimang c

  • Aku Perawan   Resign

    “Ka-kamu mau apa?” tanya Kinan gugup karena Kevin mendekatinya setelah mengunci rapat pintu kamar. Laki-laki itu sudah menemukan cara untuk membantu istrinya lewat informasi dari internet yang ia baca.Kevin duduk dibelakang Kinan yang menyelonjorkan kakinya di atas tempat tidur. Tiba-tiba mendekapnya erat dari belakang dan menciumi pipi lembut itu.“Aku mencintaimu,” bisiknya yang membuat Kinan bergidik geli. Ia mengernyit dengan sikap suaminya itu. “Buka kancing bajumu!”“Kamu mau apa, Vin? Aku baru melahirkan. Kenapa kamu nggak bisa menahannya?” Kinan menatap Kevin dengan raut wajah ketakutan.“Sini aku bantuin biar susumu keluar banyak!” Tanpa persetujuan Kinan, laki-laki itu membuka satu persatu kancing baju istrinya. “Keluarin dari bra!”“Kamu mau apa?” gertak Kinan tak terima.

  • Aku Perawan   Harus Bagaimana

    Beberapa hari di rumah sakit akhirnya dokter mengizinkan mereka pulang. Sikap dingin Kinan pada Kevin masih saja ditunjukan. Seberapa besar perhatian suaminya itu padanya tak membuat Kinan tersentuh. Ia merasa berada dititik rendahnya saat ini.“Kita tinggal di apartemen saja, ya?” Kevin menawarkan. Namun, Kinan menggelengkan kepalanya tak setuju.“Aku mau ke rumahku saja!” jawabnya lirih. Kevin mengangguk mengiyakan. Sebenarnya Bu Melinda menawarkan untuk sementara mereka tinggal di rumahnya sampai keadaan Kinan benar-benar pulih. Namun, tolakan yang selalu terdengar.Salah satu baby sitter disewa Bu Melinda untuk membantu Kinan dan tinggal di rumahnya. Rasanya tak tega melihat kedua anaknya itu kerepotan berjuang sendiri.Kinan berdiri terdiam di depan kaca riasnya. Melihat tubuhnya yang masih dipenuhi lemak, serta wajah yang tak terawat semakin membuatnya berkecil hati.

  • Aku Perawan   Pukulan Keras Dari Papa

    “Keanu?”“Ayo cepat, Kean! Air ketuban Kinan keluar terus!” Desakan Clara membuat Keanu bertambah gugup.“Ada apa ini?” Papa Kevin berjalan mendekati mobil Keanu.“Kinan harus segera dibawa ke rumah sakit, Pa!” Wajah khawatir tersirat jelas pada Papa Kevin. Tanpa berlama-lama Keanu masuk ke dalam mobil dan disusul oleh Sang Papa.Perasaan tak enak terus mengganggu pikiran Kevin di kantor. Ia berusaha beberapa kali menelepon Kinan, tapi tak diangkat. Jelas saja, keadaan Kinan saat ini sedang tak baik-baik saja. Bahkan ponselnya pun terjatuh di lantai kamarnya.Diva dengan nekat menemui Kevin di depan kantornya. Kevin yang tengah berjalan cepat menuju tempat parkir tiba-tiba dihadang oleh wanita itu.“Vin, aku mau bicara serius!”“Ada apa lagi, sih?” Kevin terlihat risi

  • Aku Perawan   Perubahan Sikap

    “Halo ... kamu lagi sibuk, Vin?” tanya Diva yang sedari meneleponnya, tapi dibiarkan saja oleh Kevin. Semenjak reuni empat bulan lalu, wanita itu terus mencoba menghubunginya. Obsesi memiliki Kevin sudah tertanam dalam di dalam hatinya sejak dulu. Tak peduli apa status Kevin sekarang, ia hanya ingin mewujudkan keinginannya.“Nggak, ada apa? Aku lagi baru pulang kerja.” Kevin berjalan keluar kamar. Ia selesai mandi dan melihat Kinan sudah memejamkan matanya.Laki-laki itu sudah berusaha sebisa mungkin untuk menghindari Diva. Tawaran untuk berselingkuh terus Kevin abaikan, ini membuatnya merasa bersalah pada Kinan yang kini tengah mengandung calon buah hatinya.Kinan membuka matanya lebar setelah Kevin keluar kamar. Ia tak sanggup menahan laju air mata setiap mendengar telepon dari wanita yang terus berusaha menggoda suaminya itu. Berusaha tetap baik-baik saja dan tak mengetahui apa dibalik semua in

  • Aku Perawan   Lepas Dari Genggaman

    “Aku janji akan membahagiakan kalian! Tanpa mengharap harta dari Papa. Percayalah, aku bisa, Kinan!” Kevin menyelipkan anak rambut Kinan ke telinga kiri dan kanannya.Kinan mengangguk pasrah dengan terus aktif bergerak naik turun memposisikan di pangkuan Kevin. Sementar Kevin mengeratkan pelukannya ke pinggang Kinan. Kinan juga menyesapi bibir suaminya itu dengan lembut. Rasa manis dari filter rokok yang dihisapnya sebenarnya masih terus membekas di bibir itu. Namun, ia seperti sudah terbiasa.Tatapan sendu penuh gairah ada dalam mata mereka. “Kamu janji, besok jangan dekati wanita-wanita masa lalumu!” Kinan menghentikan gerakannya yang membuat Kevin berdecak kesal.“Kan ada kamu. Kenapa pikiranmu buruk sekali? Mereka bukan masa laluku. Masa laluku kamu!” Kevin kembali menyatukan bibir mereka. Suara kecupan bibir dan rintihan tertahan yang menggema di seluruh sudut kamar semakin menamb

DMCA.com Protection Status