Share

Bab 2

Author: Darina Vanessa
last update Last Updated: 2024-11-29 13:46:51
Aku duduk di antara para tamu undangan dan berusaha sekuat tenaga untuk menekan darah yang mendidih di dalam hatiku.

Dia itu anakku, anak yang kulahirkan dengan separuh nyawaku. Sekarang, dia berlutut di lantai dan memanggil orang lain dengan sebutan ibu.

Ada banyak orang yang hadir di pernikahan hari ini dan banyak orang yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Akan tetapi, karena kekuatan Jimmy untuk menghalangi terlalu besar, maka tidak ada seorang pun yang berani maju untuk membujuknya.

Di atas panggung, Jimmy mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam pekat. Meskipun usianya sudah lebih dari 50 tahun, Jimmy tetap terlihat energik, tanpa sedikit pun tanda penuaan di wajahnya.

Liana sepertinya sudah melakukan persiapan untuk hari ini. Dia mengenakan gaun terusan berwarna merah dan selendang berwarna putih beras yang tersampir di bahunya.

Jimmy dan Liana tampak seperti pasangan suami istri yang saling mencintai selama bertahun-tahun.

Di sisi lain, aku mengenakan gaun merah muda dan duduk sendirian di sudut, seperti anjing liar.

Tidak berlebihan untuk mengatakan jika ayam betina tua yang kalah bertarung itu terlihat sedikit memiliki karakter yang kuat dibanding diriku.

Jimmy memeluk erat wanita itu sambil menangis seperti wanita yang juga menangis di dalam pelukannya itu. Rasa sayang di matanya, akhirnya tidak bisa lagi disembunyikan.

"Liana, jangan menangis. Anak kita sudah dewasa, kamu seharusnya merasa bahagia."

"Kamu ibunya, wajar kalau dia memanggilmu begitu."

Ryan terus mengiakan kata-kata ayahnya dari samping. Bahkan, dia juga menarik menantuku untuk ikut berlutut bersamanya.

Menantuku menjadi agak bingung. Ditambah lagi, dia belum pernah bertemu denganku sebelumnya.

Ryan mendesak menantuku dari samping. Akhirnya, menantuku mengubah panggilannya kepada Liana menjadi "ibu".

Melihat Liana menangis sampai napasnya tersengal-sengal, Jimmy dan Ryan menjadi begitu cemas dan buru-buru melangkah maju untuk menenangkannya.

Jimmy membujuk Liana dengan suara pelan dan tanpa sengaja matanya melirik ke arahku. Mata kami berpapasan. Hanya sesaat saja, Jimmy buru-buru mengalihkan tatapan matanya.

Pada titik itu, aku jelas-jelas melihat kilatan rasa bersalah di mata Jimmy.

Rasa sakit yang begitu menusuk langsung muncul di hatiku.

Jimmy tahu.

Jimmy sebenarnya mengetahui semuanya.

Jimmy memahami semua rasa malu, marah, sakit, dan pergulatan yang kurasakan.

Namun, Jimmy tetap memilih Liana dan melihatku yang susah payah mencari jalan keluar dari dalam rawa, dengan tatapan tak berdaya.

Di atas panggung, Ryan mengambil alih topik pembawa acara. Kemudian, kata demi kata, Ryan menceritakan masa lalu dan masa muda Jimmy juga Liana.

Di akhir pidatonya, tanpa diduga, ujung mata Ryan juga ikut memerah. "Meski ada penyesalan di masa muda, tapi untungnya segala sesuatunya kembali seperti semula."

Penyesalan?

Kembali seperti semula?

Memangnya bagaimana seharusnya semuanya ini sebelumnya?

Apakah aku harus menyerahkan tempatku dan merelakan mereka menjadi keluarga utuh dengan empat orang anggota keluarga?

Pada titik ini, aku benar-benar sedikit menyalahkan pembawa acara, kenapa dia membeli mikrofon yang bagus.

Kenapa aku harus mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Ryan?

Aku duduk dengan hampa di kursiku, seakan-akan semua tenagaku sudah terkuras habis.

Aku tidak habis pikir bagaimana aku bisa jadi seperti ini dan bagaimana hidupku bisa berakhir seperti ini?

Aku tidak tahu kapan pernikahan itu selesai dan kapan aku menyadarinya?

Aku sudah berbaring di tempat tidur, sementara yang lain belum kembali. Mereka masih ingin mengadakan tradisi pesta di kamar pengantin.

Ryan tidak rela melepaskan "ibu" barunya, sehingga dia menyeret Liana ke kamar pengantin bersamanya.

Selama semua ini berlangsung, Jimmy terus meneleponku beberapa kali. Melihatku tidak menjawab teleponnya, Jimmy pun mengirimkan beberapa pesan kepadaku secara berturut-turut.

Dari awal yang awalnya bertanya lalu menyalahkan, pada akhirnya Jimmy menimpakan semua kesalahan kepadaku.

"Kapan kamu pergi? Kenapa nggak bilang-bilang?"

"Hari ini, hari pernikahan putramu. Haruskah kamu mempermalukan semua orang hari ini? Kamu nggak ngasih seserahan untuk menantumu, sampai-sampai Liana-lah yang menggantikanmu."

"Sandra, kamu itu sudah tua. Bisakah kamu berhenti marah-marah? Aku sudah nggak punya lagi kesabaran untuk membujukmu."

"Aku sangat kecewa padamu."

Ryan sendiri sama sekali tidak meneleponku, seakan-akan aku ini benar-benar tidak ada.

Kurasa Ryan masih menungguku mengambil inisiatif untuk menemuinya, sama seperti sebelumnya. Tidak peduli siapa yang salah dan apakah itu kesalahan besar atau kecil …

Semuanya selalu menjadi kesalahanku.

Padahal, jelas-jelas sebelum berusia tiga tahun, Ryan sangat bergantung padaku dan memanggilku "Ibu" dengan manis.

Ketika Ryan memegang makanan enak, gigitan pertama pasti akan selalu diberikan kepadaku. Saat aku lelah, Ryan akan merangkak ke pangkuanku.

Dengan tangan kecilnya yang kikuk itu, Ryan akan memijat kepalaku.

Dibandingkan dengan Jimmy yang tahu betul hal itu tidak bisa dilakukan, tetapi tetap melakukannya, Ryan-lah yang paling membuatku sedih dan tidak bisa menerimanya.

Related chapters

  • Aku Pelakor?   Bab 3

    Ketika aku bangun keesokan harinya, aku secara otomatis mengulurkan tangan untuk meraba tempat di sebelahku dan ternyata memang dingin.Aku berjalan keluar kamar. Sandal masih di posisi semula dan air dalam termos di atas meja masih penuh.Butuh beberapa saat bagiku untuk menyadari jika Jimmy tidak pulang semalam.Jari-jariku gemetar tak terkendali, saat aku mengeluarkan ponselku. Kemudian, aku merasa sedih saat menyadari satu hal …Aku tidak punya keberanian untuk menelepon dan bertanya, seperti di pesta pernikahan kemarin.Aku bahkan tidak bisa membantah sepatah kata pun.Selama 25 tahun, Jimmy berhasil menjinakkanku sepenuhnya. Dari yang sebelumnya tidak menarik dan membosankan, menjadi begitu tunduk dan tidak tahu cara untuk melawan.Ponselku tergelincir. Tangan dan kakiku tiba-tiba menjadi dingin. Kemudian, aku duduk di sofa dengan tatapan kosong, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan tenang.Aku duduk di sana sepanjang hari sampai pintu dibuka pada pukul enam sore.Ak

    Last Updated : 2024-11-29
  • Aku Pelakor?   Bab 4

    Aku punya aset 60%, sementara aset Jimmy sebesar 40%. Awalnya, aku ingin membaginya rata. Namun, untuk apa?Bahkan, aku sendiri tidak menyangka di usia senjaku, aku yang selalu penakut dan penurut sepanjang hidupku, akan berani mengajukan gugatan cerai.Ketika masih muda, aku mematuhi ayahku dan menerima pengaturannya dalam hal sekolah, pergaulan, juga karier.Setelah menikah, aku mematuhi Jimmy, melahirkan anak, tinggal di rumah untuk membesarkan anak, dan memasak tiga kali sehari.Sekarang, setelah anakku dewasa, apakah aku harus mematuhi anakku?Sudah lebih dari sekali aku menanyakan pertanyaan ini pada diriku sendiri dan jawabannya selalu sama.Tidak!Aku tidak mau.Aku juga ingin hidup untuk diriku sendiri.Mereka ingin mendapatkan kembali cinta mereka yang pernah hilang dahulu.Akan tetapi, aku juga ingin menemukan diriku sendiri, diriku yang masih hidup dan penuh semangat.Malam pertama pindah ke tempat ini, aku tidak bisa tidur nyenyak di tempat tidur dan terbangun pagi-pagi se

    Last Updated : 2024-11-29
  • Aku Pelakor?   Bab 5

    Pada hari-hari berikutnya, kakak itu menatapku dengan simpati. Jika tidak ada yang lain, dia bahkan membawakan makanan yang dimasaknya dari rumah untukku.Aku juga mengucapkan terima kasih dan membawakannya beberapa hadiah sederhana sebagai balasannya.Waktu berlalu begitu cepat. Aku dan Jimmy tidak saling menghubungi satu sama lain selama setengah bulan.Aku mengetahui dari unggahan di media sosial jika "keluarga" yang beranggotakan empat orang itu pergi berlibur dengan mobil.Itu karena Liana setiap hari mengunggah di status WhatsApp, bahkan kadang juga dalam bentuk kolase dengan sembilan foto.Namun, sebagian besar foto yang diunggah adalah foto mesra dirinya dan Jimmy yang saling menautkan jari. Bahkan, ada juga foto ambigu mereka saat wajah mereka berdekatan.Putraku Ryan tidak pernah meneleponku dan aku juga membiarkannya.Setengah bulan ini, aku merasa bahagia. Lebih bahagia dari yang pernah kurasakan selama 50 tahun sebelumnya dalam hidupku.Itu karena, aku yang memilihnya send

    Last Updated : 2024-11-29
  • Aku Pelakor?   Bab 6

    "Sandra, aku nggak tahu sejak kapan kamu jadi orang yang nggak masuk akal dan merepotkan seperti ini?"Mendengar kata-kata Jimmy yang balik menyalahkanku itu, tiba-tiba saja aku menyadari jika diriku tidak pernah benar-benar bisa memahami Jimmy.Jimmy memang pandai memutarbalikkan kesalahannya, lalu menimpakannya padaku.Sebelumnya, demi Ryan dan demi keluarga ini, aku bisa menanggungnya.Namun, sekarang aku tidak mau lagi menanggungnya.Aku pun langsung memotong kata-kata Jimmy."Jimmy, ayo kita bercerai saja. Surat perjanjian cerainya sudah kuletakkan di meja kopi. Kalau nggak ada masalah, kamu bisa menandatanganinya.""Nanti, kita akan cari waktu mendapatkan akta cerainya."Setelah berkata seperti itu, aku langsung menutup teleponnya.Aku memang bodoh. Aku tidak bisa bicara dengannya. Aku tidak ingin mendapat masalah lagi.Asalkan perceraian ini bisa berjalan lancar, yang lainnya biarlah berjalan sesuka mereka.Mendengar aku ingin bercerai dan pindah rumah, Ryan pun datang menemuiku

    Last Updated : 2024-11-29
  • Aku Pelakor?   Bab 7

    Aku membuka tutup air mineralku dan meneguknya sambil menyeka keringat di dahiku."Hmm.""Apa semua ini karena aku? Sandra, sebenarnya kamu nggak perlu terlalu memedulikan keberadaanku. Hubungan kami cuma sebatas kasih sayang dan sopan santun. Sejak awal, kami nggak berniat menyakitimu."Sambil tersenyum, Sandra pun berkata, "Maafkan aku. Aku nggak pernah punya keinginan untuk merusak pernikahanmu dan Jimmy.""Kehadiranku cuma untuk menebus penyesalan di masa mudaku dulu. Aku juga nggak menyalahkanmu waktu kamu merebut Jimmy dariku.""Kamu nggak perlu merasa bersalah mengenai hal ini. Aku cuma mau pergi setelah pertemuan kali ini. Tapi, aku benar-benar mengkhawatirkan Jimmy.""Sekarang, kamu juga mau meninggalkannya. Sandra, sebagai seorang wanita, suami dan anak adalah prioritas utamamu. Jangan terlalu idealis, juga jangan tertipu cerita motivasi yang cuma mau cari untung di internet.Aku bali tersenyum kepadanya. "Penyesalanmu di masa muda nggak ada hubungannya denganku. Tapi, kalau

    Last Updated : 2024-11-29
  • Aku Pelakor?   Bab 8

    Setelah berkata seperti itu, tanpa menatapnya sedikit pun, aku langsung berbalik dan pergi.Jimmy menatap punggungku. Untuk pertama kalinya, Jimmy merasa sedikit aneh. Ini bukan Sandra yang dia kenal.Sandra yang dikenalnya selalu diam dan tidak banyak bicara. Apa pun yang dilakukan Sandra, keberadaannya nyaris tidak terasa. Saat Jimmy menikahi Sandra ….Sebagian alasannya adalah karena Liana meninggalkannya. Sebagian lagi adalah karena kesan yang diberikan Sandra kepadanya, lembut dan tenang, sehingga membuat Jimmy tersentuh.Setelah bercerai, aku mendaftar grup tur dan keliling dunia.Beberapa kenalan mendatangiku dan menanyakan apa yang terjadi, tetapi aku hanya diam saja.Aku hanya mengatakan jika kami berdua tidak cocok. Sekalipun bercerai, aku tidak mau mengatakan hal-hal buruk tentang Jimmy di belakangnya.Tidak peduli apa yang dilakukan Jimmy, bagaimanapun, dia pernah memberiku kebahagiaan dan aku sangat mencintainya.Kami berdua sudah tidak lagi tinggal bersama. Tidak perlu be

    Last Updated : 2024-11-29
  • Aku Pelakor?   Bab 9

    Ryan menundukkan kepalanya dan tidak berani menatapku. Rasa bersalah terpancar di matanya."Bu, bisakah Ibu membantuku?""Membantu merawat istrimu? Ryan, bagaimanapun kamu itu anakku. Hal yang seharusnya kubantu, tentu akan kubantu.""Istrimu bisa pindah ke rumahku dan aku akan merawatnya untuk sementara waktu."Setelah aku berkata seperti itu, Ryan makin menundukkan kepalanya."Bukan merawat istriku, tapi merawat .... Bibi Liana."Aku mengerutkan kening, lalu tersenyum tipis. Jadi, inilah tujuannya yang sebenarnya.Aku benar-benar kagum pada anakku ini. Meski mengetahui apa yang terjadi ….Dia masih saja punya keberanian untuk datang dan memohon kepadaku untuk merawat Liana.Atau, apa mereka sudah yakin jika aku akan luluh dan bersedia melakukannya?Wajahku menjadi dingin. "Ryan, sebelumnya kupikir kamu itu nggak punya otak. Memandang hubungan kita sebagai ibu dan anak, aku nggak akan berdebat denganmu.""Tapi, sekarang aku sadar. Kamu sama sekali nggak punya hati. Daripada membesarka

    Last Updated : 2024-11-29
  • Aku Pelakor?   Bab 1

    Di hari pernikahan putraku, suamiku mengusirku dari kursi utama dan duduk di kursi undangan paling belakang."Liana nggak menikah seumur hidup dan nggak punya anak karena aku.""Liana cuma mau mewujudkan mimpinya menjadi seorang ibu, hari ini saja. Apa kamu nggak bisa membiarkannya? Kenapa hari ini mesti ribut-ribut?"Aku menoleh ke arah putraku, berharap dia akan menghentikan kekonyolan ini.Akan tetapi, putraku malah berkata, "Itu benar, Bu. Aku sudah memanggilmu Ibu selama 20 tahun. Cuma hari ini saja aku akan memanggil Bibi Liana.""Aku cuma nggak akan ngasih teh ke Ibu. Jadi, bisakah Ibu nggak terlalu mempermasalahkan hal ini?"Menghadapi ayah dan putranya yang kompak ini ….Pada titik ini, tiba-tiba saja aku merasa jika 25 tahun terakhir ini hanyalah sebuah lelucon.…Setelah lelucon itu, pernikahan pun berlangsung seperti biasa.Hanya saja, aku yang semula duduk di tempat utama, yang mewakili posisiku sebagai Ibu, ditendang dan digantikan oleh orang lain untuk duduk di kursi ter

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • Aku Pelakor?   Bab 9

    Ryan menundukkan kepalanya dan tidak berani menatapku. Rasa bersalah terpancar di matanya."Bu, bisakah Ibu membantuku?""Membantu merawat istrimu? Ryan, bagaimanapun kamu itu anakku. Hal yang seharusnya kubantu, tentu akan kubantu.""Istrimu bisa pindah ke rumahku dan aku akan merawatnya untuk sementara waktu."Setelah aku berkata seperti itu, Ryan makin menundukkan kepalanya."Bukan merawat istriku, tapi merawat .... Bibi Liana."Aku mengerutkan kening, lalu tersenyum tipis. Jadi, inilah tujuannya yang sebenarnya.Aku benar-benar kagum pada anakku ini. Meski mengetahui apa yang terjadi ….Dia masih saja punya keberanian untuk datang dan memohon kepadaku untuk merawat Liana.Atau, apa mereka sudah yakin jika aku akan luluh dan bersedia melakukannya?Wajahku menjadi dingin. "Ryan, sebelumnya kupikir kamu itu nggak punya otak. Memandang hubungan kita sebagai ibu dan anak, aku nggak akan berdebat denganmu.""Tapi, sekarang aku sadar. Kamu sama sekali nggak punya hati. Daripada membesarka

  • Aku Pelakor?   Bab 8

    Setelah berkata seperti itu, tanpa menatapnya sedikit pun, aku langsung berbalik dan pergi.Jimmy menatap punggungku. Untuk pertama kalinya, Jimmy merasa sedikit aneh. Ini bukan Sandra yang dia kenal.Sandra yang dikenalnya selalu diam dan tidak banyak bicara. Apa pun yang dilakukan Sandra, keberadaannya nyaris tidak terasa. Saat Jimmy menikahi Sandra ….Sebagian alasannya adalah karena Liana meninggalkannya. Sebagian lagi adalah karena kesan yang diberikan Sandra kepadanya, lembut dan tenang, sehingga membuat Jimmy tersentuh.Setelah bercerai, aku mendaftar grup tur dan keliling dunia.Beberapa kenalan mendatangiku dan menanyakan apa yang terjadi, tetapi aku hanya diam saja.Aku hanya mengatakan jika kami berdua tidak cocok. Sekalipun bercerai, aku tidak mau mengatakan hal-hal buruk tentang Jimmy di belakangnya.Tidak peduli apa yang dilakukan Jimmy, bagaimanapun, dia pernah memberiku kebahagiaan dan aku sangat mencintainya.Kami berdua sudah tidak lagi tinggal bersama. Tidak perlu be

  • Aku Pelakor?   Bab 7

    Aku membuka tutup air mineralku dan meneguknya sambil menyeka keringat di dahiku."Hmm.""Apa semua ini karena aku? Sandra, sebenarnya kamu nggak perlu terlalu memedulikan keberadaanku. Hubungan kami cuma sebatas kasih sayang dan sopan santun. Sejak awal, kami nggak berniat menyakitimu."Sambil tersenyum, Sandra pun berkata, "Maafkan aku. Aku nggak pernah punya keinginan untuk merusak pernikahanmu dan Jimmy.""Kehadiranku cuma untuk menebus penyesalan di masa mudaku dulu. Aku juga nggak menyalahkanmu waktu kamu merebut Jimmy dariku.""Kamu nggak perlu merasa bersalah mengenai hal ini. Aku cuma mau pergi setelah pertemuan kali ini. Tapi, aku benar-benar mengkhawatirkan Jimmy.""Sekarang, kamu juga mau meninggalkannya. Sandra, sebagai seorang wanita, suami dan anak adalah prioritas utamamu. Jangan terlalu idealis, juga jangan tertipu cerita motivasi yang cuma mau cari untung di internet.Aku bali tersenyum kepadanya. "Penyesalanmu di masa muda nggak ada hubungannya denganku. Tapi, kalau

  • Aku Pelakor?   Bab 6

    "Sandra, aku nggak tahu sejak kapan kamu jadi orang yang nggak masuk akal dan merepotkan seperti ini?"Mendengar kata-kata Jimmy yang balik menyalahkanku itu, tiba-tiba saja aku menyadari jika diriku tidak pernah benar-benar bisa memahami Jimmy.Jimmy memang pandai memutarbalikkan kesalahannya, lalu menimpakannya padaku.Sebelumnya, demi Ryan dan demi keluarga ini, aku bisa menanggungnya.Namun, sekarang aku tidak mau lagi menanggungnya.Aku pun langsung memotong kata-kata Jimmy."Jimmy, ayo kita bercerai saja. Surat perjanjian cerainya sudah kuletakkan di meja kopi. Kalau nggak ada masalah, kamu bisa menandatanganinya.""Nanti, kita akan cari waktu mendapatkan akta cerainya."Setelah berkata seperti itu, aku langsung menutup teleponnya.Aku memang bodoh. Aku tidak bisa bicara dengannya. Aku tidak ingin mendapat masalah lagi.Asalkan perceraian ini bisa berjalan lancar, yang lainnya biarlah berjalan sesuka mereka.Mendengar aku ingin bercerai dan pindah rumah, Ryan pun datang menemuiku

  • Aku Pelakor?   Bab 5

    Pada hari-hari berikutnya, kakak itu menatapku dengan simpati. Jika tidak ada yang lain, dia bahkan membawakan makanan yang dimasaknya dari rumah untukku.Aku juga mengucapkan terima kasih dan membawakannya beberapa hadiah sederhana sebagai balasannya.Waktu berlalu begitu cepat. Aku dan Jimmy tidak saling menghubungi satu sama lain selama setengah bulan.Aku mengetahui dari unggahan di media sosial jika "keluarga" yang beranggotakan empat orang itu pergi berlibur dengan mobil.Itu karena Liana setiap hari mengunggah di status WhatsApp, bahkan kadang juga dalam bentuk kolase dengan sembilan foto.Namun, sebagian besar foto yang diunggah adalah foto mesra dirinya dan Jimmy yang saling menautkan jari. Bahkan, ada juga foto ambigu mereka saat wajah mereka berdekatan.Putraku Ryan tidak pernah meneleponku dan aku juga membiarkannya.Setengah bulan ini, aku merasa bahagia. Lebih bahagia dari yang pernah kurasakan selama 50 tahun sebelumnya dalam hidupku.Itu karena, aku yang memilihnya send

  • Aku Pelakor?   Bab 4

    Aku punya aset 60%, sementara aset Jimmy sebesar 40%. Awalnya, aku ingin membaginya rata. Namun, untuk apa?Bahkan, aku sendiri tidak menyangka di usia senjaku, aku yang selalu penakut dan penurut sepanjang hidupku, akan berani mengajukan gugatan cerai.Ketika masih muda, aku mematuhi ayahku dan menerima pengaturannya dalam hal sekolah, pergaulan, juga karier.Setelah menikah, aku mematuhi Jimmy, melahirkan anak, tinggal di rumah untuk membesarkan anak, dan memasak tiga kali sehari.Sekarang, setelah anakku dewasa, apakah aku harus mematuhi anakku?Sudah lebih dari sekali aku menanyakan pertanyaan ini pada diriku sendiri dan jawabannya selalu sama.Tidak!Aku tidak mau.Aku juga ingin hidup untuk diriku sendiri.Mereka ingin mendapatkan kembali cinta mereka yang pernah hilang dahulu.Akan tetapi, aku juga ingin menemukan diriku sendiri, diriku yang masih hidup dan penuh semangat.Malam pertama pindah ke tempat ini, aku tidak bisa tidur nyenyak di tempat tidur dan terbangun pagi-pagi se

  • Aku Pelakor?   Bab 3

    Ketika aku bangun keesokan harinya, aku secara otomatis mengulurkan tangan untuk meraba tempat di sebelahku dan ternyata memang dingin.Aku berjalan keluar kamar. Sandal masih di posisi semula dan air dalam termos di atas meja masih penuh.Butuh beberapa saat bagiku untuk menyadari jika Jimmy tidak pulang semalam.Jari-jariku gemetar tak terkendali, saat aku mengeluarkan ponselku. Kemudian, aku merasa sedih saat menyadari satu hal …Aku tidak punya keberanian untuk menelepon dan bertanya, seperti di pesta pernikahan kemarin.Aku bahkan tidak bisa membantah sepatah kata pun.Selama 25 tahun, Jimmy berhasil menjinakkanku sepenuhnya. Dari yang sebelumnya tidak menarik dan membosankan, menjadi begitu tunduk dan tidak tahu cara untuk melawan.Ponselku tergelincir. Tangan dan kakiku tiba-tiba menjadi dingin. Kemudian, aku duduk di sofa dengan tatapan kosong, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan tenang.Aku duduk di sana sepanjang hari sampai pintu dibuka pada pukul enam sore.Ak

  • Aku Pelakor?   Bab 2

    Aku duduk di antara para tamu undangan dan berusaha sekuat tenaga untuk menekan darah yang mendidih di dalam hatiku.Dia itu anakku, anak yang kulahirkan dengan separuh nyawaku. Sekarang, dia berlutut di lantai dan memanggil orang lain dengan sebutan ibu.Ada banyak orang yang hadir di pernikahan hari ini dan banyak orang yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Akan tetapi, karena kekuatan Jimmy untuk menghalangi terlalu besar, maka tidak ada seorang pun yang berani maju untuk membujuknya.Di atas panggung, Jimmy mengenakan pakaian tradisional berwarna hitam pekat. Meskipun usianya sudah lebih dari 50 tahun, Jimmy tetap terlihat energik, tanpa sedikit pun tanda penuaan di wajahnya.Liana sepertinya sudah melakukan persiapan untuk hari ini. Dia mengenakan gaun terusan berwarna merah dan selendang berwarna putih beras yang tersampir di bahunya.Jimmy dan Liana tampak seperti pasangan suami istri yang saling mencintai selama bertahun-tahun.Di sisi lain, aku mengenakan gaun merah mud

  • Aku Pelakor?   Bab 1

    Di hari pernikahan putraku, suamiku mengusirku dari kursi utama dan duduk di kursi undangan paling belakang."Liana nggak menikah seumur hidup dan nggak punya anak karena aku.""Liana cuma mau mewujudkan mimpinya menjadi seorang ibu, hari ini saja. Apa kamu nggak bisa membiarkannya? Kenapa hari ini mesti ribut-ribut?"Aku menoleh ke arah putraku, berharap dia akan menghentikan kekonyolan ini.Akan tetapi, putraku malah berkata, "Itu benar, Bu. Aku sudah memanggilmu Ibu selama 20 tahun. Cuma hari ini saja aku akan memanggil Bibi Liana.""Aku cuma nggak akan ngasih teh ke Ibu. Jadi, bisakah Ibu nggak terlalu mempermasalahkan hal ini?"Menghadapi ayah dan putranya yang kompak ini ….Pada titik ini, tiba-tiba saja aku merasa jika 25 tahun terakhir ini hanyalah sebuah lelucon.…Setelah lelucon itu, pernikahan pun berlangsung seperti biasa.Hanya saja, aku yang semula duduk di tempat utama, yang mewakili posisiku sebagai Ibu, ditendang dan digantikan oleh orang lain untuk duduk di kursi ter

DMCA.com Protection Status